Chairil Anwar Siregar
Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

POTENSI BIOMASA KARBON HUTAN ALAM DAN HUTAN BEKAS TEBANGAN SETELAH 30 TAHUN DI HUTAN PENELITIAN MALINAU, KALIMANTAN TIMUR Samsoedin, Ismayadi; Dharmawan, I Wayan Susi; Siregar, Chairil Anwar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAK Hutan alam memiliki fungsi ekologis yang sangat vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem.  Salah satu di antaranya adalah fungsi hutan alam dalam menjaga iklim di dalam kawasan hutan maupun di luar hutan. Hal ini terkait dengan kemampuan tegakan hutan untuk menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen dalam proses fotosintesis. Semakin banyak karbondioksida yang diserap oleh tanaman dalam bentuk biomasa karbon maka semakin besar pengaruh buruk efek gas rumah kaca dapat ditekan. Dalam tulisan ini, akan dibahas tentang potensi biomasa karbon hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun di Hutan Penelitian Malinau, Kalimantan Timur. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan membuat lima titik sampling tanah secara  acak  dengan kedalaman 20  cm  masing-masing di  hutan alam  dan  hutan bekas tebangan setelah 30 tahun. Pengukuran biomasa karbon di atas permukaan tanah, dilakukan dengan membuat empat plot dan masing-masing plot dibuat subplot sebanyak 25 dengan ukuran 20 m x 20 m pada masing- masing hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun. Pohon dengan diameter setinggi dada  ≥ 10 cm diukur dan dicatat diameter dan tingginya. Biomas diukur dengan menggunakan metode Brown dan Chave. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbon tanah sedalam 20 cm di hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun masing-masing adalah sebesar 37,86 tonC/ha dan 30,58 tonC/ha. Kandungan karbon di atas permukaan tanah pada hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun masing-masing   adalah   sebesar   264,70   tonC/ha   dan   249,10   tonC/ha.   Dengan   demikian,   serapan karbondioksida pada hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun masing-masing adalah sebesar970,57 tonCO2 /ha dan 913,37 tonCO2 /ha.   Potensi hutan alam dalam menyerap karbondioksida di Hutan Penelitian Malinau sangat tinggi dan apabila hutan alam ini ditebang dengan memperhatikan asas-asas pengelolaan hutan lestari, maka setelah 30 tahun ternyata memiliki potensi biomasa karbon yang mendekati potensi biomasa karbon di hutan alam.
PERTUMBUHAN ANAKAN MANGROVE PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN TINGKAT PENGGENANGAN AIR LAUT DI PEMALANG, JAWA TENGAH Siregar, Chairil Anwar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Salah satu faktor penyebab kegagalan dalam penanaman mangrove adalah kurang sesuainya pemilihan jenis mangrove, yang ada kaitannya dengan frekuensi penggenangan oleh air laut.   Penelitian penanaman ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh berbagai tingkat penggenangan dan jarak tanam terhadap parameter pertumbuhan anakan Rhizophora mucronata Lamk. dan Avicennia marina (Forsk.) Vierh. yang ditanam di desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang.   Perlakuan tingkat penggenangan terdiri atas penanaman pada tapak sedalam 0,4 m; 0,6 m; 0,8 m; dan 1,0 m dari batas air pasang maksimum, sedangkan perlakuan jarak tanam terdiri atas 1 m x 1 m; 1 m x 0,5 m; 1 m x 1 m berseling; dan 1 m x 0,5 m berseling.   Hasil penelitian setelah 2,5 tahun penanaman menunjukkan bahwa tingkat penggenangan berpengaruh nyata terhadap persen tumbuh dan pertambahan tinggi kedua jenis mangrove serta terhadap diameter batang anakan untuk A. marina. Tingkat penggenangan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah akar penunjang pada R. mucronata.  Persen tumbuh cenderung mengecil dengan makin dalam atau tingginya frekuensi penggenangan. Walaupun demikian, R. mucronata masih dapat tumbuh baik pada kedalaman 1,0 m, sedangkan A. marina hanya sampai kedalaman 0,6 m. Perbedaan jarak tanam hanya berpengaruh nyata terhadap persen tumbuh anakan R. mucronata dengan kecenderungan meningkat dengan makin rapatnya jarak tanam.
PERTUMBUHAN ANAKAN MANGROVE PADA BERABAGAI KONDISI TAPAK BERPASIR PASCA TSUNAMI DI ACEH Siregar, Chairil Anwar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara faktor fisiografi tanah dengan pertumbuhan anakan Rhizophora stylosa Griff yang ditanam di Desa Lamnga dan Baet, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).  Parameter pertumbuhan (persen tumbuh, pertambahan tinggi dan diameter) anakan diukur dari 28 plot pengamatan berukuran 20 m x 20 m, yang tersebar pada tujuh blok penanaman yang berbeda.   Analisis tanah dari masing-masing petak pengamatan dilakukan untuk mengetahui tektstur tanah (kandungan pasir, liat, dan debu), kandungan karbon dan nitrogen serta ratio C/N, daya hantar listik (DHL), salinitas serta Kapasitas Tukar Kation (KTK).  Hasil analisis menunjukkan bahwa persen tumbuh rata-rata yang 63,50 % (45,50-89,50 %) secara nyata berbanding lurus dengan kandungan debu, liat, karbon, nitrogen, dan KTK serta berbanding terbalik dengan kandungan pasir. Pertambahan tinggi anakan yang nilai rata-rata 12,20 cm (10,25-13,55 cm) dan diameter batang dengan nilai rata-rata 2,08 cm (1,95-2,56 cm) tidak secara nyata dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh. Regresi Ganda yang digunakan untuk menetapkan persamaan persen tumbuh dan diameter anakan R. stylosa dengan unsur parameter tanahdi Desa Lamnga dan Baet adalah persen tumbuh = 29,2 + 5,32 KTK + 0,46 liat dengan R2  = 0,86 dan diameter = 1,922 + 0,016 liat dengan R2 = 0,36.
BIOMASA DAN KANDUNGAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN TUSAM (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) UMUR LIMA TAHUN DI CIANTEN, BOGOR, JAWA BARAT Heriyanto, N. M.; Siregar, Chairil Anwar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persamaan alometri dan menduga kandungan karbon pada tegakan hutan tanaman tusam (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) umur lima tahun. Penelitian  dilakukan pada  bulan Maret sampai April 2005 berlokasi di  Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cianten, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Leuwiliang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Perum Perhutani Unit III  Jawa Barat. Pengumpulan data  dilakukan dengan menggunakan metode destructive sampling melalui pemilihan pohon contoh, dari 16 plot berukuran 20 m x 30 m dan dipilih 23 pohon yang dapat mewakili tegakan tusam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat kering oven rata-rata bagian organ tanaman tusam yaitu bagian batang 6,04 kg, bagian daun 3,36 kg,  bagian cabang dan ranting 3,15 kg, dan bagian akar 1,78 kg. Persamaan alometri hubungan antara berat kering bagian atas tanah tusam dengan diameter yaitu Y = 0,17689 X2,0501     (R2  = 0,9464), hubungan antara berat kering batang tusam dengan diameter yaitu Y = 0,11467 X1,9238  (R2 = 0,9635), hubungan antara berat kering akar tusam dengan diameter yaitu Y = 0,020346 X2,1291    (R2  = 0,9163), dan hubungan antara berat kering total tusam dengan diameter yaitu Y = 0,19687X2,0611    (R2  = 0,9472). Kandungan karbon tusam paling tinggi diperoleh pada bagian batang yaitu sebanyak 5,03 ton/ha, kemudian berturut-turut bagian daun sebanyak 2,8 ton/ha, bagian cabang dan ranting 2,62 ton/ha, dan bagian akar sebanyak 1,48 ton/ha. Total kandungan karbon pada tegakan tusam umur lima tahun yaitu sebanyak 11,93 ton/ha atau setara dengan 43,74 ton CO2 /ha.Â