Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI GULA DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU PADA PEMBUATAN SIRUP MARKISA KERING Sitohang, Apul
MEDIA UNIKA - Majalah Ilmiah Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula dan suhu pengeringan terhadap perubahan vitamin C, rendemen, total asam, dan warna pada pembuatan sirup kering dari buah markisa. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan dan Pengelolaan Hasil Pertanian dan Laboratorium instrumen, Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik St.Thomas SU Medan. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu: Konsentrasi Gula dengan sandi G, terdiri dari 4 taraf yakni : K1 = 40%; K2 = 50%; K3 = 60%; K4 = 70% dan suhu dengan sandi T, terdiri dari 4 taraf yakni: T1 = 40°C; T2 = 45°C; T3 = 50°C dan T4 = 55°C. Penelitian ini dilakukan dengan dua kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi gula yang ditambahkan kadar vitamin C, total asam, rendemen dan nilai organoleptik semakin meningkat. Semakin tinggi suhu pengeringan kadar vitamin C, total asam dan rendemen semakin menurun, sedangkan rendemen semakin menurun, sedangkan nilai organoleptik semakin meningkat. Memperoleh mutu sirup markisa kering yang baik, dilakukan dengan penambahan konsentrasi gula 70 % dan suhu pengeringan 40° C.
Determinasi formula sari biji nangka (Arthocarpus heterophyllus) dan sari buah stroberi (Fragria ananassa) pada pengolahan susu Nangstro Apul Sitohang; Priscila Simorangkir
Journal of Tropical AgriFood Volume 2, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.2.2.2020.4920.66-71

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula sari biji buah nangka dan sari buah stroberi pada pengolahan susu Nangstro. Penelitian ini terdiri dari dua tahapan penelitian terpisah yang masing-masing dilakukan dengan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Penelitian tahap pertama adalah menentukan formula biji nangka (SBN) dan sari buah stroberi (SBS) dengan perlakuan SBN 80%, SBS 20%; SBN 70%, SBS 30%; SBN 60%, SBS 40%; dan SBN 50%, SBS 50%. Penelitian tahap kedua menentukan umur simpan susu Nangstro dengan perlakuan 0, 3, 6 dan 9 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu Nangstro dengan formula SBN 80% dan SBS 20% dapat diterima oleh panelis. Semakin tinggi kadar SBS dalam formula susu Nangstro akan menurunkan kadar protein, kadar kalsium, total padatan terlarut, dan penerimaan sensorisnya. Kadar SBS yang tinggi akan meningkatkan total asam susu Nangstro. Selama penyimpanan, susu Nangstro mengalami penurunan kadar protein, kalsium dan total padatan terlarut, dilain pihak total asamnya semakin meningkat.
Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Sebagai Bahan Pembuatan Pelet Sitohang, Apul; Panjaitan, Delima; Tanjung , Roiman; Sitohang, Aryanto Y
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 3 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/retipa.v3i2.2642

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang Raja sebagai bahan pembuatan pellet dan mengetahui bagaimana cara pembuatan pellet kulit pisang raja dan untuk mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada kulit pisang Raja. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam bentuk faktorial. Faktor pertama adalah persentase tepung kulit pisang Raja dengan tepung kedelai dengan sandi K terdiri dari : K0 = 100% tepung Kulit Pisang Raja, K1 = 90% tepung Kulit Pisang Raja, dengan 10% tepung kedelai, K2 = 80% tepung Kulit Pisang Raja, dengan 20% tepung kedelai, K3 = 70% tepung Kulit Pisang Raja, dengan 30% tepung kedelai, K4 = 60% tepung Kulit Pisang Raja, dengan 40% tepung kedelai dan K5v = 50% tepung Kulit Pisang Raja, dengan 50% tepung kedelai. Faktor kedua adalah lama penyimpanan 6 taraf perlakuan dengan sandi L terdiri dari : L0 = 0 minggu, L1 = 2 minggu, L2 = 4 minggu, L3 = 6 minggu, L4 = 8 minggu dan L5 = 10 minggu. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan kulit pisang raja dengan tepung kedelai sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar serat dan pH, berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar air, serta berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar abu pellet. Penggunaan tepung kedelai yang semakin tinggi maka kadar air, kadar protein, kadar lemak dan pH pellet semakin meningkat, sedangkan kadar abu dan kadar serat kasar pellet semakin menurun. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar serat kasar dan pH pellet. Semakin lama penyimpanan maka kadar air pellet semakin meningkat, sedangkan kadar abu, kadar protein, kadar serat kasar, kadar lemak dan pH semakin menurun. Interaksi perlakuan perbandingan kulit pisang raja dengan tepung kedelai dan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap pH, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar serat kasar pellet. Mutu pellet terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan K5L0.
Pemanfaatan Ikan Louhan (Amphilophus labiatus) Sebagai Sumber Asam Lemak Omega 3 dan 6 Pandiangan, Maruba; Sitohang, Apul; Sihombing , Dewi Restuana; Sitanggang, Lasmianna
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 3 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/retipa.v3i2.2646

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk melihat potensi lain dari ikan louhan (Amphilophus labiatus) selain sebagai ikan hias sekaligus sebagai alternatif pemanfaatan ikan louhan yang saat ini dianggap sebagai hama dan berbahaya untuk ikan endemik di Danau Toba. Dalam penelitian ini dilakukan analisis karakteristik sifat fisika kimia minyak ikan louhan dan mendapatkan komposisi asam lemak pada minyak ikan louhan dengan menggunakan alat gas kromatografi. Hasil analisis sifat fisika kimia minyak ikan louhan yaitu: titik keruh adalah 360C, total padatan adalah 340 Brix, kadar asam lemak bebas sebesar 3,35 mg KOH/g, bilangan peroksida sebesar 7,3 meq/kg, bilangan jodium sebesar 45 mg/100g dan bilangan penyabunan sebesar 198 mg KOH/g. Hasil analisis GC menunjukkan bahwa kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dibandingkan asam lemak jenuh. Ditemukan asam lemak omega 3 yaitu asam linolenat, dan asam omega 6 yaitu asam linoleat. Dilihat dari komposisi asam lemak minyak ikan louhan berpotensi sebagai sumber asam lemak omega 3 dan 6 yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan manusia.
Pemanfaatan Limbah Kulit Ari Kopi (Spermoderm) Untuk Mengurangi Penggunaan Tepung Terigu Dalam Pembuatan Bolu Sitohang, Apul; Daniela, Connie; Pandiangan, Maruba; Telaumbanua, Agusmerlina; Sitohang , Aryanto Y.
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 4 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/retipa.vi.3175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung kulit ari kopi dan lama penyimpanan  sebagai bahan pembuatan bolu, mengetahui bagaimana cara pembuatan bolu dari kulit ari kopi dan mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada bolu berbahan dasar kulit ari kopi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam bentuk faktorial. Faktor pertama adalah persentase tepung kulit ari kopi dengan tepung terigu dengan sandi K terdiri dari :  K0 = 100% : 0%, K1 = 80%  : 20%, K2 = 70%: 30%, K3  =  60%  : 40%, K4  =  50%  : 50%, K5  =  40%  : 60%, K6  =  30%  : 70%, K7  =  20%  : 80% dan K8  =  0%  : 100%. Faktor kedua adalah lama penyimpanan 6 taraf perlakuan dengan sandi L yaitu : L0 = 0 hari, L1 = 2 hari, L2 = 4 hari, L3 =  6 hari, L4 = 8 hari dan L5 = 10 hari. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tepung kulit ari kopi dengan tepung terigu memberi pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein, kadar air, kadar abu, pH, nilai organoleptik warna, rasa aroma dan tekstur bolu. Semakin tinggi persentase tepung kulit ari kopi dan semakin rendah persentsae tepung terigu, maka kadar protein, kadar abu dan  pH semakin meningkat, sedangkan kadar air, nilai organoleptik warna, rasa, aroma dan tekstur semakin menurun.  Peningkatan persentase tepung terigu akan menurunkan maka kadar protein, kadar abu dan  pH, tetapi meningkatkan kadar air, nilai organoleptik warna, rasa, aroma dan tekstur. Lama penyimpanan memberi pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein, kadar air, kadar abu, pH,  nilai organoleptik warna, rasa aroma dan tekstur bolu. Semakin tinggi persentase tepung kulit ari kopi dan semakin rendah persentsae tepung terigu, maka kadar protein, kadar abu dan  pH semakin meningkat, sedangkan kadar air, nilai organoleptik warna, rasa, aroma dan tekstur semakin menurun.  Peningkatan persentase tepung terigu akan menurunkan maka kadar protein, kadar abu dan  pH, tetapi meningkatkan kadar air, nilai organoleptik warna, rasa, aroma dan tekstur. Kombinasi perlakuan persentase tepung kulit ari kopi dengan tepung terigu dan lama penyimpanan memberi pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein, kadar air, kadar abu, nilai organoleptik rasa, nilai organoleptik aroma dan nilai organoleptik tekstur, tetapi berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap pH dan nilai organoleptik warna.. Bolu dengan persentase tepung kulit ari kopi dengan tepung terigu 50 %:50 % (K4) masih menghasilkan memiliki mutu yang baik hingga penyimpanan selama 4 hari.
Potensi Limbah Kulit Ari Kopi Sebagai Bahan Substitusi Tepung Terigu Dalam Pembuatan Biskuit Rasa Kopi Sitohang, Apul; Tampubolon, Sanggam Dera Rosa; Sinaga, Doni
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 4 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/retipa.vi.3717

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh tepung kulit ari kopi dan lama penyimpanan sebagai bahan pembuatan biskuit rasa kopi, mengetahui bagaimana cara pembuatan biskuit rasa kopi dari kulit ari kopi dan mengetahui kandungan gizi yang terdapat padabiskuit rasa kopiberbahan dasar kulit ari kopi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam bentuk faktorial. Faktor pertama adalah persentase tepung kulit ari kopi dengan tepung terigu dengan sandi K terdiri dari : K0 = 100% : 0%, K1 = 90% : 10%, K2 = 80%: 20%, K3 = 70% : 30%, K4 = 60% : 40%, K5 = 50% : 50%. Faktor kedua adalah lama penyimpanan 5 taraf perlakuan dengan sandi L yaitu : L0 = 10 hari, L1 = 20 hari, L2 = 30 hari, L3 = 40 hari dan L4 = 50 hari. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tepung kulit ari kopi dengan tepung terigu memberi pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein, kadar air, kadar abu, kadar lemak, pH dan nilai organoleptik biskuit. Semakin rendah persentase tepung kulit ari kopi dan semakin tinggi persentase tepung terigu, maka kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan nilai organoleptik semakin meningkat, sedangkan pH semakin menurun. Lama penyimpanan memberi pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein, kadar air, kadar abu, kadar lemak, pH dan nilai organoleptik biskuit. Semakin lama penyimpanan maka kadar protein, kadar abu, kadar lemak, pH dan nilai organoleptik semakin menurun, sedangkan kadar air semakin meningkat. Kombinasi perlakuan persentase tepung kulit ari kopi dengan tepung terigu dan lama penyimpanan memberi pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap abu, tetapi berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar protein, kadar air, kadar lemak, pH dan nilai organoleptik. Biskuit dengan persentase tepung kulit ari kopi dengan tepung terigu 50 %: 50 % (K4) memiliki mutu biskuit yang terbaik dan masih memiliki mutu yang baik disimpan selama 50 hari.
Pemanfaatan Ikan Belut Sawah (Monopterus albus) Sebagai Sediaan Bahan Pangan Konsentrat Protein Ikan Pandiangan, Maruba; Sihombing, Dewi Restuana; Sitohang, Apul; manurung, widya asdelina
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 4 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/retipa.vi.3817

Abstract

Konsentrat protein ikan adalah sediaan bahan protein kering yang diekstrak dengan cara menghilangkan lemak dan air. Tujuan penelitian mengetahui potensi belut sawah sebagai sediaan bahan pangan sumber protein hewani berbentuk konsentrat protein ikan. Ekstraksi dilakukan menggunakan etanol dengan perbandingan 3:1 antara pelarut dan daging ikan. Selanjutnya tepung konsentrat protein ikan belut dianalisis sifat fisika kimia. Sifat fisika konsentrat protein ikan belut sawah seperti daya serap air 1,21 g/ml, daya serap minyak 1,58 g/g, dan densitas kamba 0,47 g/ml, serta sifat kimia yaitu kadar lemak 6,0%, kadar protein 76,0%, kadar air 3,6%, dan kadar abu 2,22%. Dari hasil analisis sifat fisika kimia, menunjukkan bahwa konsentrat protein ikan belut sawah masuk golongan konsentrat protein ikan tipe A dan berpotensi sebagai sediaan bahan pangan berprotein yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi, fortifikasi dan penambahan pada produk-produk olahan pangan rendah protein. Konsentrat protein ikan adalah sediaan bahan protein kering yang diekstrak dengan cara menghilangkan lemak dan air. Tujuan penelitian mengetahui potensi belut sawah sebagai sediaan bahan pangan sumber protein hewani berbentuk konsentrat protein ikan. Ekstraksi dilakukan menggunakan etanol dengan perbandingan 3:1 antara pelarut dan daging ikan. Selanjutnya tepung konsentrat protein ikan belut dianalisis sifat fisika kimia. Sifat fisika konsentrat protein ikan belut sawah seperti daya serap air 1,21 g/ml, daya serap minyak 1,58 g/g, dan densitas kamba 0,47 g/ml, serta sifat kimia yaitu kadar lemak 6,0%, kadar protein 76,0%, kadar air 3,6%, dan kadar abu 2,22%. Dari hasil analisis sifat fisika kimia, menunjukkan bahwa konsentrat protein ikan belut sawah masuk golongan konsentrat protein ikan tipe A dan berpotensi sebagai sediaan bahan pangan berprotein yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi, fortifikasi dan penambahan pada produk-produk olahan pangan rendah protein.
Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan terhadap Mutu Bubuk Andaliman Sitohang, Apul; Marbun, Baang Soyun
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 1 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.994 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v1i1.909

Abstract

This study aims to determine the effect of packaging types and storage duration on the quality of andaliman powder. The study was conducted at the Laboratory of Processing and Management of Agricultural Products, Agricultural Product Technology Study Program, Faculty of Agriculture, Catholic University of St. Thomas Medan. This research was conducted using Factorial Complete Random Design method. The first factor is packaging with a password (K), consisting of 4 types, namely: K1 is Glass bottle, K2 is Plastic bottle, K3 is Flip plastic and K4 is Paper. The second factor is the storage time with L code which consists of four levels, namely: L0 is 0 weeks, L1 is 2 weeks, L2 is 4 weeks and L3 is 6 weeks. The results showed that the type of packaging had a very significant effect on water content, total acid, oleoresin content and organoleptic value, but it was not significant for ash content. The highest water content, ash content and total acid were found in paper plastic packaging, while the lowest was in glass bottle packaging, while the highest oleoresin content and highest organoleptic value were found in glass bottle packaging, while the lowest was on paper packaging. Storage time has a very significant effect on water content, total acid, oleoresin content and organoleptic value, but not significant to ash content. The longer the storage, the moisture content, ash content and total acid content increase, while the oleoresin content and organoleptic values decrease. The interaction between the type of packaging and storage duration gave no significant effect on water content, ash content, total acid, oleoresin content and organoleptic value. The best quality of andaliman powder is obtained in the type of glass bottles and plastic bottles which can be seen from the water content, oleoresin content and organoleptic value.  
Pemanfaatan Biji Salak (Salacca edulis) dan Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum rhizoma) sebagai Minuman Alternatif Pengganti Kopi Robusta (Coffea canephora) Sitohang, Apul; Sihombing, Dewi Restuana; Daniela, Connie; Situmorang, Reonaldo
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 1 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.888 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v1i2.1204

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui manfaat  biji salak  sebagai alternatif pengganti kopi robusta dan mengetahui cara pembuatan kopi dari biji salak dengan penambahan ekstrak jahe merah. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Faktor pertama adalah bubuk kopi biji salak dengan sandi (S), terdiri dari 4 taraf, yaitu: S1 = 2%, S2 = 2,5%, S3 = 3% dan S4 = 3,5%.  Faktor kedua adalah bubuk ekstrak jahe merah dengan sandi (J), terdiri dari 4 taraf, yaitu: J1 = 1%, J2 = 1,5%, J3 = 2% dan J4 = 2,5%. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi bubuk kopi biji salak maka total asam, kadar oleoresin, kadar oleoresin, kadar kafein kasar, kadar vitamin C dan nilai organoleptik semakin meningkat, sedangkan pH semakin menurun. Semakin tinggi konsentrasi bubuk ekstrak jahe maka total asam, kadar oleoresin, kadar kafein kasar, kadar vitamin C dan nilai organoleptik semakin meningkat, sedangkan pH semakin menurun. Kombinasi perlakuan konsentrasi bubuk kopi biji salak dan ekstrak jahe memberi pengaruh tidak nyata terhadap total asam, kadar oleoresin, pH, kadar kafein, kadar vitamin C dan nilai organoleptik. Mutu minuman terbaik diperoleh pada konsentrasi bubuk kopi biji salak 3,5% % dengan konsentrasi bubuk ekstrak jahe 2,5 %, karena memiliki nilai organoleptik yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lainnya.
Pengaruh Variasi Konsentrasi Tepung Kulit Ari Kopi Pada Tepung Terigu terhadap Mutu Biskuit Sitohang, Apul; Sihombing, Dewi Restuana; Daniela, Connie; Einsten, Albert
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 2 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.232 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v2i1.1493

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kulit ari kopi dengan tepung terigu menjadi roti biskuit. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode ekploratif dengan perbandingan persentase dengan tepung terigu. Penelitian ini dilakukan dengan perbandingan persentase tepung terigu 90% dengan 10% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 80% dengan 20% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 70% dengan 30% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 60% dengan 40% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 50% dengan 50% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 40% dengan 60% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 30% dengan 70% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 20% dengan 80% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 10% dengan 90% tepung kulit ari kopi. Perbandingan persentase ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan konsentrasi yang baik dalam penggunaan tepung kulit ari kopi sebagai bahan dalam pembuatan biskuit. Perbandingan persentase terbaik dalam pembuatan roti biskuit terdapat pada konsentrasi tepung terigu 90% dengan 10% tepung kulit ari kopi.