Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Prevalensi Premenstrual Syndrome dan Premenstrual Dysphoric Disorder Siswi Asrama dan Non Asrama Pasca Covid-19 Tri Kesuma Dewi; Shinta Arini Ayu; Indhit Tri Utami; Widiyono Widiyono
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.448 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i2.9670

Abstract

 ABSTRACT Premenstrual Syndrome (PMS) and Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) are disorders that occur in adolescent girls every month.  Symptoms that occur in PMS and PMDD will interfere with daily adolescent  activities, and will even  reduce their quality of life. In research, one of  the  factors associated with PMS and PMDD is  stress. Teenagers  who live in dormitories according to research have higher  stress levels than non-dormitory students. This study aims to determine the  difference in  the prevalence of PMS and PMDD that occur in  dormitory  and non-dormitory students. This study used a  quantitative descriptive method where data was taken at a time  using a questionnaire. This study  there is no difference in the  prevalence of PMDD  in dormitory and non-dormitory students, but the  rate of PMS  is higher in   non-dormitory students.  This study  also found that the impact of  PMS and PMDD can interfere with students' daily activities and can even  reduce their quality of life. PMS and  PMDD can occur in female students  both living  in dormitories and  non-dormitories,  health workers,  especially those  in the  school environment, should be  able to  provide treatment for the symptoms of  PMS and PMDD     appears so that it does not interfere with the quality of  life of  female students. Keywords: PMS,PMDD, Teen,Dormitory,Non-dormitory ABSTRAK Premenstrual Syndrome (PMS) dan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) adalah gangguan yang terjadi pada remaja wanita setiap bulannya. Gejala yang terjadi pada PMS dan PMDD tersebut akan menganggu aktifitas remaja sehari-hari, bahkan akan menurunkan kualitas hidup mereka. Pada penelitian salah satu faktor yang berhubungan dengan PMS dan PMDD ini adalah stress. Pada remaja yang tinggal diasrama menurut penelitian memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan siswi yang non asrama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prevalensi PMS dan PMDD yang terjadi di siswi asrama dan non asrama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dimana data diambil dengan sekali waktu menggunakan kuesioner. Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan prevalensi terjadinya PMDD pada siswi asrama dan non asrama, namun tingkat PMS lebih tinggi pada siswi non asrama. Penelitian ini juga menemukan bahwa dampak PMS dan PMDD dapat menganggu kegiatan siswi sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidup mereka. PMS dan PMDD dapat terjadi pada siswi baik yang tinggal diasrama maupun non asrama, hendaknya tenaga kesehatan khususnya yang berada dilingkungan sekolah dapat memberikan penanganan terhadap gejala PMS dan PMDD yang muncul sehingga tidak menggangu kualitas hidup siswi. Kata Kunci: PMS,PMDD, Remaja,Asrama,Non-asrama
DAMPAK KEBIASAAN SARAPAN TERHADAP GIZI LEBIH DAN OBESITAS PADA REMAJA Fitri Annisa; Indhit Tri Utami
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 7, No 1 (2024): Mei 2024
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v7i1.2329

Abstract

Sarapan merupakan kegiatan penting bagi remaja yang menyokong aktivitas, fungsi kognitif, dan kesehatan fisik. Namun, kegiatan sarapan untuk remaja masih sering tidak dilakukan dan dianggap kurang penting, padahal sarapan memiliki banyak manfaat dan dapat menimbulkan beberapa dampak negatif di kemudian hari, termasuuk obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi pada remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitis deskriptif potong lintang dengan uji statistik chi square untuk menguji variabel kebiasaan sarapan dan status gizi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 125 remaja di wilayah Jakarta dengan metode convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan disebarkan melalui google form. Hasil penelitian menunjukan bahwa 54,4% remaja memiliki kebiasaan sarapan dan 45,6% tidak memiliki kebiasaan sarapan. Kemudian 81,6% status gizi remaja normal dan 18,4% status gizi abnormal. Pada data bivariat, didapatkan hasil adanya korelasi antara kebiasaan sarapan dengan status gizi pada remaja (p= 0,041), dengan 65% remaja yang tidak memiliki kebiasaan sarapan memiliki status gizi abnormal (obesitas dan gizi lebih). Sarapan yang reguler dan berkualitas adalah hal yang perlu menjadi kebiasaan bagi remaja, karena dapat mencegah obesitas dan penyakit kardiometabolik di kemudian hari.
Permainan Selaras Warna Pada Anak Berkebutuhan Khusus (Tunagrahita) Di SLB Wiyata Dharma Immawati Immawati; Sapti Ayubbana; Uswatun Hasanah; Indhit Tri Utami; Ludiana Ludiana
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 3 No. 3 (2024): Agustus
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/hd1njr56

Abstract

Anak tunagrahita membutuhkan suatu upaya/usaha yang berkaitan dengan pengembangan diri, salah satunya dengan  aktivitas  yang  dapat  meningkatkan keterampilan gerak dan mengenal warna dalam bentuk permainan.  Salah satu permainan yang dapat dilakukan untuk anak tunagrahita adalah pengembangan model permainan selaras warna dalam bentuk games pada siswa tunagrahita. Pengabdian yang dilakukan yaitu melakukan suatu bentuk permainan selaras warna dengan tujuan meningkatkan kemampuan anak tunagrahita dalam membedakan warna.. Kegiatan pengabdian masyarakat ini ditujukan bagi anak anak di SLB Wiyata Dharma dengan kondisi tunagrahita. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat di SLB Wiyata Dharma menujukkan bahwa 84,6 % minat siswa baik dalam mengikuti kegiatan bermain selaras warna dan bola estafet. Hasil observasi kegiatan kemampuan motorik kasar dalam kegiatan bermain selaras warna dan bola estafet menunjukkan 100% baik. Permainan selaras warna  secara berkelanjutan dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motoric halus dan kasar anak-anak tunagrahita di SLB