Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Desain Manajemen Pendidikan dengan Model Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP Afif Lailatil Fitriyah; Miftakhul Ilmi S Putra; Mujianto Solichin; Amrulloh Amrulloh; M Ansor Anwar
Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 6, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/dirasat.v6i2.2220

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan desain manajemen pendidikan dengan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Mojokerto. Sampel penelitian adalah 34 siswa kelas VIII G SMP Negeri 5 Kota Mojokerto. Penelitian pengembangan ADDIE dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2019 menggunakan metode eksperimen dengan teknik pengumpulan data melalui tes kognitif, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Mojokerto. Motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan PBL adalah valid dan positif.
Efektivitas Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Model Immersed untuk Meningkatkan Respons Belajar Mahasiswa PGMI Miftakhul Ilmi Suwignya Putra; M. Ansor Anwar; Mujianto Solichin; Amrulloh Amrulloh
Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 4, No 1 (2018): June
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/dirasat.v4i1.1229

Abstract

This study was aimed to describe the efectivity of science integrated learning with immersed model to increase student responses in PGMI. Students of 4th semester majoring in PGMI Unipdu Jombang, were subjected with the tested learning method. The study was conducted in February-June 2018 with experimental method. Students’ performance was assesed through cognitive tests, observation, and interviews. Results of this study indicate that science integrated learning with immersed model to improve students responses. Student responses to science integrated learning with immersed model is positive.
Implementasi Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Berbasis Sistem Zonasi pada Tingkat Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Mujianto Solichin; Imama Kutsi
Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 5, No 1 (2019): June
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/dirasat.v5i1.1627

Abstract

The new policy in “Implementation of New Students” (PPDB) 2018 concerning the zoning system is implemented by the government. Student domicile with distance will be one of the considerations in PPDB. The research objective is to find out how the implementation of the Minister of Education and Culture’s policy on PPDB using the zoning system in Jombang. This study uses a qualitative method with a descriptive approach. This research shows that the implementation of the Minister of Education and Culture’s policy on zoning systems based on zoning systems at Madrasah Ibtidaiyah (Islamic Primary School) and Primary School levels in Jombang runs in accordance with the guidelines of each school due to differences in guidelines for conducting PPDB. The application of this policy has both positive and negative effects that are felt by the school and student guardians. Based on these impacts, the researcher conducted an analysis of the measurement of policy implementation and obtained the results that the implementation of the policy on the zoning system in elementary schools in Jombang went well.
Perkembangan Pendidikan Meunasah dan Dayah di Aceh Mujianto Solichin
Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/dirasat.v1i1.509

Abstract

Meunasah dan Dayah dalam masa perjalanannya tumbuh seiring perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Aceh yang memiliki peran strategis dalam pembentukan kebudayaan Islam di wilayah kekuasaan mereka masing-masing. Ini membuktikan bahwa kerajaan-kerajaan Melayu baik di Malaka (Malaysia) maupun di Aceh (Nangroe Aceh Darussalam) memiliki jaringan arkeologi sejarah kebudayaan dan peradaban yang terbentuk berdasarkan motivasi agama dan menjadikan tradisi Melayu sebagai identitas pemersatu mereka. Kehadiran lembaga-lembaga klasik Islam tersebut di atas terus mengalami perluasan secara fungsional, pergeseran sistem karena tuntutan perkembangan zaman, pun juga tuntutan sosial kehidupan masyarakat yang saat ini tidak lagi membutuhkan pemecahan problematika kehidupan melalui ilmu-ilmu agama semata, namun juga integrasi antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi. Memodernisasikan Meunasah dan Dayah sebagai upaya menyelamatkan institusi Islam tua ini agar tidak menjadi “cagar budaya”, tentu bisa belajar dari pengalaman model-model modernisasi madrasah berdasarkan pengalaman Mesir (Masjid-Madrasah-Universitas al-Azhar), Turki (Maktab-Sekolah Remaja-Sekolah perempuan-Sekolah Imam-Khatib), dan Saudi Arabia (Madrasah-Sekolah Hasyimiyah).Meunasah and Dayah in their development along with Islamic kingdoms in Aceh have a strategic role in the formation of Islamic culture in their own territories. This proves that the Malay kingdoms either in Malacca (Malaysia) as well as in Aceh (NAD) had a network of archaeological history of culture and civilization formed based on religious motivation and made the Malay tradition as their unifying identity. The existence of the classical Islamic institutions mentioned above continue to functionally expand and the system shifted because of the demands of the current time. It was also because of the social demands of the society that is no longer in need of solving the problems of life through a mere religious science, but also the integration of religion, science and Technology. To modernize Meunasah and Dayah in an effort to save this old Islamic institutions from becoming "cultural heritage", could certainly be learned from the experience of modernization models of madrasa in Egypt (Mosque-Madrasa-al Azhar University), Turkey (Maktab- Teenagers Schools-Girls Schools-Imam Schools-Khatib), and Saudi Arabia (Madrasah-Hashimiyah schools).
Gerakan Sosial Keagamaan Pendidikan Islam Masa Kolonialisme Mujianto Solichin; M. Ansor Anwar
Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 6, No 1 (2020): June
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/dirasat.v6i1.1967

Abstract

Historically, Ulema play an important role in religious-social movement and Islamic education. They have well established social and intellectual basis in maintaining their key position to spread Islam in Indonesia. During Islamic Monarchy throughout pre-colonialism in archipelago, their key positions have been described an elite religious leader and being a part of the ruler at that period. At the beginning, the Dutch as the colonialist, did not interfere on Islamic education system. However, step by step they interfered by giving pressure and confronting on the monarchy power, especially religious social institution. During colonialism period, the growth of religious social institution, therefore has led to the establishing of religious authority. Furthermore, this become institutional basis for the ulema to spread Islam. Moreover, they also have important contributions in religious practice, build up religious social movement, including Islamic education in their regions. During 17 till 19 century, as mecca became the religious spirit in east Hindia, their networking with ulema from Middle East intensively spread the intellectual kernel as well as building Islamic transmission. They use their intellectual to spread the Islam across archipelago.
Analisis Daya Beda Soal, Taraf Kesukaran, Validitas Butir Tes, Interpretasi Hasil Tes dan Validitas Ramalan dalam Evaluasi Pendidikan Mujianto Solichin
Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/dirasat.v2i2.879

Abstract

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pintar (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi, yang mana berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Validitas ramalan (predictive validity) merupakan suatu tes yang diharapkan mampu meramalkan keberhasilan studi para calon mahasiswa dalam mengikuti program pendidikan di suatu perguruan tinggi pada masa-masa yang akan datang. Adapun yang menjadi permasalahan di sini adalah bagaimana cara yang dapat ditempuh agar kita dapat sampai pada kesimpulan bahwa suatu tes telah memiliki validitas ramalan? Analisis soal sesungguhnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan “petunjuk” untuk mengadakan perbaikan dalam pembelajaran. Kualitas tes dan butir soal sangat ditentukan oleh: (1) validitas, (2) reliabilitas, (3) objektivitas, (4) praktikabilitas, (5) daya pembeda, (6) taraf atau derajad kesukaran, (7) efektivitas pilihan, dan (8) efisiensi.What is meant here is the ability of the question to distinguish between clever students and not-clever students. Figures indicating the magnitude of discriminating ability are called discriminative indices, which range from 0.00 to 1.00. Numbers that indicate difficult and easy questions are called difficulty indexes. The magnitude of the index of difficulty between 0.00 to 1.0. This difficult index indicates the difficulty level of the question. Questions with a .07 difficult index suggest that the question is too difficult, otherwise index 1.0 indicates that the question is too easy. Predictive validity is a test that is expected to predict the success of the study of students in following the education program in college in the future. As for the problem here is how do we get to the conclusion that a test has had the validity of the prediction? Question analysis aims to identify good and bad questions. The analysis of the questions obtained informations about the badness of questions and “guidance” to make improvements in learning. The quality of tests and questions is largely determined by: (1) validity, (2) reliability, (3) objectivity, (4) practice, (5) distinguishing ability, (6) level or degree of difficulty, (7) effective option (8) efficiency.
Studi Hadis Pendidikan di Perguruan Tinggi: Realitas, Problematika dan Solusi Amrulloh Amrulloh; Mujianto Solichin
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol. 8 No. 1 (2018): JUNI
Publisher : Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/mutawatir.2018.8.1.46-74

Abstract

This research is motivated by a number of discrepancies between the reality of educational h}adi>th quotation and the standard of the hadith quotation of the hadith. These divergences include the differences in the reference to educational hadith, assessment and process of understanding. This study aims to explain the motivation behind the citation of the educational hadith; classifying forms of educational hadith references, managing the validity of the educational hadith, categorizing the process of understanding the hadith; identifying the problems faced by educational hadith quoters, and then submitting the solution. This research applies integrative design between field research and library research. This study argues that the background of the educational hadith quotation revolves around the belief in the relevance between hadith and education; there are many discrepancies between the reality of the educational hadith quotation and the standard excerpt of the hadith; the problem of the educational hadith citation revolves around the ignorance of the hadith sciences and the difficulty of access to the primary reference to the hadith. This article then offers a solution that is to use the digital library of the hadith.
PARADIGMA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA Mujianto Solichin
CENDEKIA Vol. 7 No. 01 (2015): Cendekia March 2015
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (P3M) SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-FATTAH SIMAN LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37850/cendekia.v7i01.10

Abstract

Paradigma merupakan intelektual komitmen suatu citra fundamental dari pokok permasalahan dari suatu ilmu. Kuhn misalnya, menekankan sifat revolusioner dari kemajuan ilmiah yang dilakukan dengan membuang bangunan teori lama dan menggantikannya dengan struktur pengetahuan baru. Memahami paradigma dalam lingkaran revolusi ilmu berarti memiliki sikap saling terbuka dalam sifat open–ended, bersedia menadah ilmu pengetahuan baru. Pendidikan Islam memiliki peran sentral dalam rangka mencurahkan kontribusi pembangunan dan perwujudan masyarakat yang didasarkan pada paradigma-paradigma baru yang yang senantiasa bertujuan menjaga kemuliaan manusia dalam menggunakan akal fikirannya, mengasah intelektualitasnya, menambah wawasan dan pengalamannya dalam rangka proses penghambaan dan fungsi sebagai pemimpin di muka bumi serta proses penyebaran pesan-pesan ajaran agama Islam dan mendalami ilmu agama itu sendiri. Paradigma pendidikan Islam menjadi kunci utama yang akan mengarahkan perilaku ilmiah untuk menyelidiki, dan menemukan solusi pemecahan masalah di dalamnya. Menyatukan paradigma Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan paradigma bangsa Indonesia sesungguhnya terideologikan ke dalam sistem pendidikan nasional yaitu ideologi pendidikan yang berdasarkan Pancasila. Integrasi antara ilmu dan agama memungkinkan bagi kita menemukan sebuah paradigma milik kita sendiri “Pendidikan (Agama) Islam”. Ilmu Pendidikan (Agama) Islam sendiri merupakan penyatuan dari “Ilmu – Pendidikan – Agama – Islam”.
MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER SISWA BERBASIS ISLAMIC BOARDING SCHOOL Mujianto Solichin, Mukhlisin, Dhikrul Hakim, Laila, Uswatun Qoyyimah,
At-Tazakki: Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Islam dan Humaniora Vol 8, No 2 (2024): AT-TAZAKKI: Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Islam dan Humaniora
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47006/attazakki.v8i2.21385

Abstract

Abstrak: Pendidikan karakter merupakan bagian integral yang sangat penting dalam satuan pendidikan Indonesia. Oleh sebab itu diperlukan manajemen pendidikan karakter yang baik secara keseluruhan. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis konsep perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi manajemen program pendidikan karakter berbasis Islamic boarding school di MI Unggulan Annur Peterongan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif berjenis penelitian lapangan. Sedangkan Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik yaitu observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data dengan empat tahapan yaitu: (1) pengumpulan data, (2) kondesasi data, 3) penyajian data, dan 4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan manajemen program pendidikan karakter siswa diawali dengan adanya rapat awal tahun, dan dilanjutkan dengan menetapkan visi misi madrasah, memasukan program pendidikan karakter pada visi madrasah dan kurikulum pembelajaran yang terdokumentasi dalam dokumen kurikulum madrasah, dan mensosialisasikan program pendidikan karakter kepada seluruh warga sekolah. Implementasi manajemen program pendidikan karakter di MI Unggulan Annur Peterongan adalah mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran, mengintegrasikan pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakurikuler, menerapkan keteladanan, dan pembiasaan rutin sehari-hari di asrama. Evaluasi manajemen program pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Annur Peterongan dilakukan evaluasi secara formal, evaluasi dari pihak kepala sekolah hingga guru, dan evaluasi yang terintegrasi dengan asrama dan kegiatan siswa di madrasah.Kata Kunci: Manajemen, Pendidikan Karakter, Islamic Boarding School. Abstract: The results of the research show that planning for student character education program management begins with a meeting at the beginning of the year, and continues with establishing the madrasah vision and mission, including the character education program in the madrasah vision and learning curriculum documented in the madrasah curriculum document, and socializing the character education program to all residents school. The implementation of character education program management at MI Unggulan Annur Peterongan is integrating character education into subjects, integrating character education into extracurricular activities, implementing role models, and getting used to daily routines in the dormitory. The evaluation of the management of the character education program at the Annur Peterongan Superior Madrasah Ibtidaiyah was carried out by a formal evaluation, an evaluation from the principal to the teachers, and an evaluation that was integrated with the dormitories and student activities at the madrasah.Keywords: Management, Character Education, Islamic Boarding School.
PARADIGMA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA Solichin, Mujianto
CENDEKIA Vol. 7 No. 01 (2015): Cendekia March 2015
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Billfath

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.296 KB) | DOI: 10.37850/cendekia.v7i01.10

Abstract

Paradigma merupakan intelektual komitmen suatu citra fundamental dari pokok permasalahan dari suatu ilmu. Kuhn misalnya, menekankan sifat revolusioner dari kemajuan ilmiah yang dilakukan dengan membuang bangunan teori lama dan menggantikannya dengan struktur pengetahuan baru. Memahami paradigma dalam lingkaran revolusi ilmu berarti memiliki sikap saling terbuka dalam sifat open–ended, bersedia menadah ilmu pengetahuan baru. Pendidikan Islam memiliki peran sentral dalam rangka mencurahkan kontribusi pembangunan dan perwujudan masyarakat yang didasarkan pada paradigma-paradigma baru yang yang senantiasa bertujuan menjaga kemuliaan manusia dalam menggunakan akal fikirannya, mengasah intelektualitasnya, menambah wawasan dan pengalamannya dalam rangka proses penghambaan dan fungsi sebagai pemimpin di muka bumi serta proses penyebaran pesan-pesan ajaran agama Islam dan mendalami ilmu agama itu sendiri. Paradigma pendidikan Islam menjadi kunci utama yang akan mengarahkan perilaku ilmiah untuk menyelidiki, dan menemukan solusi pemecahan masalah di dalamnya. Menyatukan paradigma Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan paradigma bangsa Indonesia sesungguhnya terideologikan ke dalam sistem pendidikan nasional yaitu ideologi pendidikan yang berdasarkan Pancasila. Integrasi antara ilmu dan agama memungkinkan bagi kita menemukan sebuah paradigma milik kita sendiri “Pendidikan (Agama) Islam”. Ilmu Pendidikan (Agama) Islam sendiri merupakan penyatuan dari “Ilmu – Pendidikan – Agama – Islam”.