Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

HUBUNGAN NILAI CBR LABORATORIUM DAN DCP PADA TANAH YANG DIPADATKAN PADA RUAS JALAN WORI–LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA Lengkong, Prisila Immakulata Lesi; Monintja, Sartje; Sompie, Oktovian B. A.; Sumampouw, J. E. R.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 5 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Cara uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP). merupakan suatu prosedur yang cepat untuk melaksanakan evaluasi kekuatan tanah dasar dan lapis pondasi jalan dengan biaya yang relatif kecil. Tulisan ini membahas hubungan nilai CBR laboratorium dan DCP pada tanah yang dipadatkan di ruas jalan Wori–Likupang Kabupaten Minahasa Utara. Dari hasil analisa data pada lima tempat yang berbeda baik di lapangan maupun di laboratorium, diperoleh 4 titik penelitian yang memiliki nilai hampir sama yaitu pada STA 28+200, STA 28+300, STA 28+400 dan STA 29+000, sehingga penggunaan alat DCP untuk penentuan CBR tanah (CBR perkiraan awal) di lapangan di Ruas Jalan Wori-Likupang dapat dipakai sebagai suatu data perencanaan konstruksi jalan tanpa harus melakukan pengujian CBR lebih lanjut di laboratorium. Kata kunci:DCP, CBR, CBR Lapangan, CBR Laboratorium, tanah, pemadatan tanah.ABSTRACT Dynamic Cone Penetrometer (DCP) test method is a fast procedure to carry out the evaluation of subgrade strength and the foundation layer with a relatively small cost. This research examines the relationship of laboratory CBR and DCP values on compacted soil in road Wori-Likupang North Minahasa regency. From the analysis of the data at five different places both in the field and in the laboratory the results obtained 4 points of research that has almost the same value at STA 28+200, STA 28+300, STA 28+400 and STA 29+000, so the use of a DCP for the determination of CBR soil (CBR preliminary estimates) in the field at Wori-Likupang road can be used as a road construction planning data without having to perform further CBR testing in the laboratory. Keywords:DCP, CBR, CBR Field, CBR Laboratories, soil, soil compaction.
UJI KONSOLIDASI DEPOSIT TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN HORIZONTAL DRAIN Sutrianingsih, Ni Wayan; Rondonuwu, Steeva G.; Sompie, Oktovian B. A.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 12 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Uji konsolidasi satu dimensi dengan menggunakan odometer dilakukan di laboratorium mengikuti standart ASTM. Beban diaplikasikan secara bertahap setiap 24 jam, berturut–turut 1, 2, 4, 8, 16 dan 32 kg. Pengujian dilakukan pada lempung lunak dengan dan tanpa menggunakan karung goni sebagai permeable layer (horizontal drain) pada tengah lapisan. Dimensi benda uji adalah 60 mm untuk diameter dan 20 mm untuk ketebalan. Hasil uji konsolidasi menunjukkan bahwa dengan menggunakan karung goni proses konsolidasi menjadi lebih cepat. Dengan karung goni diperoleh cv = 0.1485 mm2/detik sedangkan tanpa karung goni  cv = 0.1378 mm2/detik. Kata kunci: odometer, konsolidasi, horizontal drain, penurunan
ANALISIS KEKUATAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN PERKUATAN BERLAPIS KARUNG GONI DAN KARUNG PLASTIK Slat, Pethreesia; Sompie, Oktovian B. A.; Rondonuwu, Steeva G.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 2 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah adalah material dasar dalam pembangunan suatu konstruksi. Keadaan tanah yang kurang baik dapat berakibat kurang baik juga bagi kostruksi di atasnya. Salah satu perkuatan yang digunakan untuk menstabilkan yaitu dengan menggunakan karung goni dan karung plastik.Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui perilaku mekanis tanah yang ada di kawasan Royal Teracce Citra Land untuk dibuat perkuatan dengan karung goni dan karung plastik. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan tanah yang menggunakan perkuatan dan tanah yang tidak menggunakan perkuatan.Parameter tanah yang diperoleh dari laboratorium dimodelkan ke dalam program PLAXIS 2D v.8.2 untuk mendapatkan faktor keamanan (Msf), penurunan (Uy). Setelah itu dimodelkan lagi ke dalam program PLAXIS 2D v.8.2 dengan menggunakan perkuatan karung goni dan karung plastik.Dari pemodelan pada program PLAXIS 2D v.8.2 diperoleh bahwa dengan menggunakan perkuatan karung goni dan karung plastik, faktor keamanaan (Msf) menjadi meningkat, dan penurunan (Uy) menjadi kecil. Kata kunci : Kekuatan tanah, Perkuatan karung goni dan karung plastic, Plaxis 2D v.8.2.
ANALISIS KESTABILAN PONDASI JEMBATAN STUDI KASUS : JEMBATAN ESSANG-LALUE Lapis, Julfrenly Onding; Balamba, Sjachrul; Sompie, Oktovian B. A.; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 11 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara struktural jembatan dipisahkan menjadi bangunan atas dan bangunan bawah. Sesuai fungsinya, bangunan bawah jembatan menopang dan meneruskan beban dari bangunan atas jembatan ke lapisan tanah yang kuat dan stabil/solid. Bangunan bawah jembatan terdiri dari abutmen dan pondasi, dimana abutmen bisa juga berfungsi sebagai pondasi jembatan. Ketinggian abutmen minimum 1 m di atas tinggi air saat banjir, sedangkan kedalaman minimum ditentukan dengan menghitung kedalaman gerusan.Metode yang digunakan untuk analisis kestabilan abutmen pada penelitian ini adalah metode pendekatan berdasarkan IRC78/1983. Tahap perancangan abutmen, seperti pada struktur dinding penahan tanah pada dasarnya menggunakan sistim coba-coba (trial), kemudian dianalisa kestabilannya dengan syarat harus memenuhi nilai faktor keamanan FS Geser> 1.5, FS Guling>1.5, FS DDT>3.Pada contoh kasus jembatan Essang-Lalue direncanakan abutmen dengan ketinggian 3.46m dari permukaan tanah, dan tertanam sedalam 5,54m. Hasil analisis kestabilan pada abutmen menyatakan bahwa tanah dapat menahan gaya geser, dan guling yang bekerja pada struktur, tetapi daya dukung tanah tidak dapat memikul struktur diatasnya, sehingga diperlukan pondasi dibawahnya. Pondasi yang dianalisis adalah pondasi kaison diameter 2.0, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0, 4.5,dan 5.0m. Dari hasil analisis, pondasi kaison dengan diameter 4.0, 4.5,dan 5.0 m, adalah pondasi yang bisa menahan beban-beban struktur bangunan atas jembatan, dan abutmen.Kata kunci : Kestabilan terhadap geser, guling, daya dukung, penurunan
PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN TRAS PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR Walewangko, Bill Yohanes; Sompie, Oktovian B. A.; Sumampouw, Joseph E. R.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 1 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah dasar memiliki peran yang sangat  penting, karena tanah dasar akan memikul seluruh beban lalu lintas yang berada diatas suatu perkerasan. Lempung merupakan jenis tanah yang sangat dipengaruhi oleh kadar air dan mempunyai sifat yang cukup kompleks. Kadar air mempengaruhi sifat kembang susut dan kohesinya, Oleh karena itu, diperlukan stabilisasi untuk memperbaiki sifat –sifat tanah tersebut. Parameter yang dapat diketahui apakah tanah tersebut daya dukungnya baik atau tidak bisa dilihat dari nilai CBR.Penelitian ini menggunakan fly ash dan tras sebagai bahan stabilisasi, yaitu dengan menambahkan fly ash dan tras dengan variasi campuran 5%, 10%, 15%, dan 20% fly ash dan tras terhadap berat contoh tanah. Tujuannya untuk meningkatkan nilai CBR tanah lempung. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium, Analisis Hasil Penelitian Dengan Teori Formula, Tabel dan Grafik untuk memudahkan dalam memberi kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian, tanah lempung yang distabilisasi dengan fly ash 2.5% + Tras 2.5% nilai CBR = 1,72%, fly ash 5%  +  tras 5%  nilai CBR = 2,00%, fly ash 7,5%  + tras 7,5%  nilai CBR = 2,52% dan fly ash 10% + tras 10% nilai CBR = 3,24%. Dari hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan nilai CBR rendaman pada   penambahan fly ash 2.5% + Tras 2.5% sampai dengan fly ash 10% + tras 10% mengikuti persamaan y = 0,0037x2 + 0,0113x + 1,5342, dapat disimpulkan bahwa semakin besar (%) penambahan Fly Ash dan tras  maka semakin besar pula nilai CBR (daya dukung tanah). Kata kunci: CBR , fly ash, tras , tanah lempung , stabilitas
ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI TANAH BERDASARKAN DATA STANDART PENETRATION TEST (SPT) STUDI KASUS : DERMAGA BITUNG, SULAWESI UTARA Tijow, Kurnia Christy; Sompie, Oktovian B. A.; Ticoh, Jack H.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 7 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu dampak yang disebabkan oleh gempa bumi adalah fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat getaran yang disebut dengan likuifaksi. Likuifaksi biasanya terjadi pada tanah pasir yang bersifat lepas (loose). Analisis ini bertujuan untuk mengetahui potensi terjadinya likuifaksi pada Dermaga Bitung, Sulawesi Utara. Analisis potensi likuifaksi dilakukan dengan menggunakan metode yang diusulkan oleh Seed dan Idriss (1981), yaitu pertama mengumpulkan data pengujian tanah SPT di lokasi tersebut, serta melihat data percepatan gempa di lokasi tersebut. berdasarkan data tersebut kemudian dihitung nilai Cyclic Stress Ratio (CSR) yang merupakan nilai perbandingan antara tegangan geser rata-rata yang diakibatkan oleh gempa dengan tegangan vertikal efektif di setiap lapisan serta nilai Cyclic Resistance Ratio (CRR) yaitu besarnya ketahanan tanah terhadap likuifaksi. Dari nilai-nilai tersebut ditarik satu angka keamanan yang menentukan apakah lapisan tanah yang ditinjau itu berpotensi terjadi likuifaksi atau tidak. Berdasarkan analisis perhitungan yang dilakukan melalui dua titik hasil pengujian tanah yaitu titik bor BH-01 dan titik bor BH-02, dapat disimpulkan bahwa kondisi tanah di Dermaga Bitung, Sulawesi Utara tidak memiliki lapisan tanah yang berpotensi terjadi likuifaksi. Kata kunci : Gempa bumi, Likuifaksi, Cyclic Stress Ratio, Cyclic Resistance Ratio
ANALISIS PENURUNAN PADA PONDASI RAKIT JENIS PELAT RATA DENGAN METODE KONVENSIONAL Mentang, Olivia Stephani; Balamba, Sjachrul; Sompie, Oktovian B. A.; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 11 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan bertingkat tinggi biasanya dibangun di atas pondasi dalam, seperti pondasi tiang pancang atau pondasi sumuran,tetapi banyak juga yang dibangun di atas pondasi dangkal seperti pondasi rakit. Pondasi ini berupa plat beton besar yang berfungsi meneruskan beban melalui sekumpulan kolom atau dinding ke lapisan tanah di bawahnya. Menurut asumsi kekakuan pondasi dan pengaturan jarak antara kolom atau beban kolom yang berdekatan, pondasi rakit dapat dirancang dengan berbagai metode. Perancangan pondasi rakit pada penelitian ini menggunakan metode Konvensional.Perancangan dilakukan mulai dari menentukan resultan beban kolom, menghitung beban kolom yang termodifikasi, menghitung tebal pondasi, hingga menghitung gaya dalam di setiap strip yang dibagi menurut arah X dan Y yang kemudian akan menjadi acuan untuk menghitung tulangan pondasi. Selanjutnya dihitung daya dukung tanah menggunakan Analisis Terzaghi, Analisis Meyerhof, Persamaan Brinch Hansen, dan Persamaan Vesic. Sedangkan penurunan tanah khususnya penurunan segera dihitung menggunakan teori dari Timoshenko dan Goodier.Pondasi rakit dengan beban bangunan dan data tanah yang ada lokasi gedung perkantoran BANK SULUT, Manado, Sulawesi Utara, dapat dirancang dengan metode konvensional karena memenuhi syarat antara lain tebal pondasi (h) = 1.028 m > hmin = 0.963 m. Sedangkan perhitungan tulangan berdasarkan momen per satuan lebar maksimum dan minimum yaitu untuk arah X diperoleh momen per satuan lebar maksimum sebesar 26.77 tm/m dan minimum sebesar 25.14 tm/m, serta untuk arah Y momen per satuan lebar maksimum sebesar 26.996 tm/m dan minimum sebesar 25,275 tm/m sehingga untuk arah X dan Y dipakai tulangan yang sama yaitu Ø 20 sebanyak 3 buah. Daya dukung tanah (qult) berdasarkan data N-SPT tanah di lokasi, pada kedalaman 4.528 m (dasar pondasi), menghasilkan qult terbesar yaitu 1067.743 t/m² dengan metode Vesic. Sedangkan pada lapisan-lapisan dibawahnya yaitu pada kedalaman 5 - 25 m, qult terus bertambah yakni untuk kedalaman 25 m (tanah keras), qult terbesar yaitu 7009.431 t/m² dari metode Meyerhof. Melihat qult hasil perhitungan maka untuk beban kolom total ditambah dengan pondasi, tanah dinilai mampu mendukungnya. Penurunan total yang diperoleh dari setiap lapisan tanah adalah sebesar 4.70 cm.Kata kunci: pondasi rakit, metode konvensional, daya dukung tanah, penurunan tanah
ANALISIS STABILITAS TANAH DENGAN MODEL MATERIAL MOHR COULOMB DAN SOFT SOIL Sompie, Gracia Mizuno Elisa; Sompie, Oktovian B. A.; Rondonuwu, Steeva G.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 10 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah sebagai media untuk memikul beban yang ada harus memiliki kekuatan atau persyaratan agar dapat memikul beban yang ada diatasnya Keadaan tanah yang kurang baik dapat berakibat kurang baik juga bagi konstruksi di atasnya. Oleh karena itu perlu untuk menganalisis stabilitas pada tanah untuk mengetahui besarnya faktor keamanan serta penurunan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui parameter tanah yang ada di kawasan ringroad untuk di hitung berapa besar penurunan dan faktor keamanannya. Parameter tanah yang dipeoleh dari laboratorium dimodelkan kedalam program plaxis 2d v.8.6 untuk mendapatkan faktor keamanan (Msf), penurunan total (Utotal). Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang didapat dengan menggunakan model material mohr coulomb model dan soft Soil model dengan  variasi muka air tanah.Dari pemodelan pada program plaxis 2d v.8.6 diperoleh bahwa semakin tinggi muka air tanah maka semakin besar faktor keamanan. Pada model material mohr coulomb nilai faktor keamanan terbesar yaitu 1,598 pada muka air tanah 10 meter dan yang terkecil yaitu 1,200 pada muka air tanah 2 meter. Dan penurunan yang terbesar yaitu 7,72 meter pada muka air tanah 2 meter dan yang terkecil yaitu 5,32 meter pada tinggi muka air tanah 10 meter. Sedangkan pada pemodelan soft soil nilai faktor keamanan terbesar ada pada tinggi muka air tanah 10 meter sebesar 1,696 dan terkecil yaitu pada muka air tanah 2 meter dengan nilai faktor keamanan 1,309. Pada soft soil model analisis penurunan terbesar diperoleh 0,30477 meter pada tinggi muka air tanah 4 meter dan terkecil ada pada tinggi muka air tanah 10 meter yaitu 0,10149 meter Kata kunci:  Analisis Stabilitas Tanah, Penurunan, Faktor Keamanan, Mohr Coulomb Model, Soft Soil Model, Plaxis
ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE FELLENIUS (Studi Kasus: Kawasan Citraland) Pangemanan, Violetta Gabriella Margaretha; E., Turangan A.; Sompie, Oktovian B. A.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 1 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Longsor dapat terjadi pada hampir setiap kasus lereng alami atau lereng buatan secara pelan atau tiba-tiba dengan atau tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya. Penyebab utama terjadinya keruntuhan lereng adalah meningkatnya tegangan geser, menurunnya kuat geser pada bidang longsor atau keduanya secara simultan.Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor yang potensial, yaitu dengan menghitung besarnya kekuatan geser untuk mempertahankan kestabilan lereng dan menghitung kekuatan geser yang menyebabkan kelongsoran kemudian keduanya dibandingkan. Dari perbandingan yang ada didapat nilai Faktor Keamanan yang merupakan nilai kestabilan lereng yang dinyatakan dalam angka.Dari analisis yang dilakukan di Kawasan Citraland Manado didapat nilai Faktor Keamanan yaitu 0,193 yang menunjukkan bahwa keadaan lereng tersebut tidak stabil. Kemudian dilakukan perbaikan dengan menggunakan soil nail. Soil nail adalah salah satu cara perbaikan lereng dengan cara memperkecil gaya penggerak atau momen penyebab longsor. Sehingga dapat diperoleh nilai Faktor Keamanan 1,926 yang menunjukkan kondisi lereng dalam keadaan stabil.Kata kunci: kestabilan, lereng, keruntuhan, faktor keamanan, kuat geser
PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN SEMEN, TRAS DAN BATU APUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG Mukramin, Suci Cahyani; Sompie, Oktovian B. A.; Sumampouw, Joseph E. R.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 7 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekuatan tanah dasar memegang peranan penting dalam mendukung beban konstruksi. Seringkali tanah belum tentu langsung dapat digunakan. Masalah tersebut biasanya terdapat pada tanah lempung yang umumnya memiliki kuat geser yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan stabilisasi untuk memperbaiki sifat–sifat tanah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan campur semen, tras dan batu apung terhadap kuat geser tanah lempung dengan perbandingan variasi semen: tanah: tras dan batu apung yaitu 1:3:4, 1:4:3, 1:5:2 dan 1:6:1. Hasil dari penelitian pemadatan yang dilakukan, menunjukan bahwa penambahan bahan campur terjadi peningkatan ɣdmax  menjadi 1.378 gr/cm3 pada campuran 1:6:1. Nilai maksimum tegangan geser dan sudut geser dalam terjadi pada campuran 1:3:4 dengan nilai τ = 15.938 t/m2 dan sudut geser dalam φ = 38°. Nilai kohesi tanah mencapai maksimum pada campuran 1:6:1 dengan c = 2.3990 t/m2. Semakin besar nilai kadar air optimum maka semakin besar pula nilai kohesi sedangkan nilai sudut geser dalam dan tegangan geser semakin kecil. Nilai kadar air optimum terbesar berada pada campuran 1:5:2. Analisis kestabilan menggunakan metode Janbu dengan program Rocsience Slide 6.0 didapatkan pada keadaan tanah asli menunjukkan kondisi stabil menengah. Kemudian, setelah penambahan bahan campur, Faktor Keamanan meningkat menjadi 2.621 pada campuran 1:5:2. Hal ini dikarenakan semakin besar nilai berat isi kering dan kohesi maka semakin besar pula faktor keamanan dan semakin besar nilai sudut geser dalam maka semakin kecil faktor keamanan. Dengan demikian terjadi peningkatan kuat geser dari kondisi tanah asli. Kata Kunci : Stabilisasi Tanah, Semen, Tras, Batu Apung, Kuat Geser, Faktor Keamanan