Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pertumbuhan fitoplankton Tetraselmis sp di wadah terkontrol dengan perlakuan cahaya lampu TL Anita Padang; Sinta La Djen; Tahir Tuasikal
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.1.21-26

Abstract

Tetraselmis sp merupakan jenis fitoplankton dari kelas Clorophyceae yang digunakan sebagai pakan larva ikan dan non ikan. Pertumbuhan Tetraselmis sp sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan salah satunya adalah cahaya. Intensitas cahaya sangat diperlukan dalam proses fotosintesis, karena hal ini berhubungan dengan jumlah energi yang diterima oleh Tetraselmis sp untuk melakukan fotosintesis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan Tetraselmis sp di wadah terkontrol dengan perlakuan cahaya lampu TL. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di Laboratorium Pakan Alami UPT Balai Konservasi Biota Laut LIPI Ambon. Penelitian ini dilakukan dengan tiga perlakuan cahaya lampu TL yaitu cahaya 20 Watt, 40 Watt dan 60 Watt. Setiap perlakuan dimasukkan inokulum dengan kepadatan awal 40.000 sel/ml. perhitungan kepadatan dilakukan setiap 24 jam selama 21 hari. Sampel dianalisa dengan menggunakan haemocytometer dan mikroskop NIKON SF dengan pembesaran 200x sebanyak 3 kali ulangan. Pertumbuhan Tetraselmis sp selama 21 hari kultur pada ketiga perlakuan cahaya memperlihatkan hasil yang berbeda. Dimana pencapaian puncak pertumbuhan tertinggi tertinggi pada perlakuan cahaya lampu 60 Watt dan hasil uji ANOVA One Way menunjukkan bahwa ada pengaruh cahaya lampu TL terhadap pertumbuhan Tetraselmis sp.
Kandungan Gizi Bulu Babi (Echinoidea) Anita Padang; Nurlina Nurlina; Tahir Tuasikal; Rochman Subiyanto
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 12, No 2 (2019)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1345.102 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.12.2.220-227

Abstract

Bulu babi (Echinoidea) merupakan kelompok hewan lunak bercangkang, tidak memiliki tulang belakang dan termasuk  dalam filum Echinodermata. Tubuhnya berbentuk seperti bola dengan cangkang yang keras berkapur dan dipenuhi dengan duri-duri. Bagian tubuh bulu babi yang biasa dimanfaatkan untuk dimakan adalah gonad atau telurnya. Gonad bulu babi merupakan makanan laut  yang bergizi. Perairan Tanjung Metiella merupakan perairan yang produktif serta kaya akan sumberdaya laut salah satunya bulu babi. Tujuan penelitian untuk mengetahui kandungan gizi bulu babi di perairan Tanjung Metiella. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu : 1) Koleksi sampel bulu babi di perairan Tanjung Metiella, 2) Uji kandungan gizi di Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Ambon. Hasil analisa  diperoleh kandungan gizi bulu babi jenis Diadema setosum yaitu kadar air 77,56%, kadar abu 2,54%, kadar lemak 2,36%, kadar protein 14,57% dan kadar karbohidrat 3,17% sedangkan bulu babi jenis Echinotrix calamaris yaitu kadar air 79,41%, kadar abu 2,42%, kadar lemak 2,68%, kadar protein 14,07% dan kadar karbohidrat 6,14%. Parameter lingkungan yang terukur selama pengambilan sampel yaitu suhu 28-30°C, salinitas 31-32‰, pH 6-7, kecerahan 100% dan kedalaman perairan 1 m.
Inventarisasi Alat Tangkap Ramah Lingkungan di Desa Werinama Tahir Tuasikal
Jurnal Agrohut Vol 11 No 1 (2020): Agrohut
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/agh.v11i1.3

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis alat tangkap ikan ramah lingkungan yang di gunakan oleh nelayan di Desa Werinama. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Data yang berhasil dikumpulkan dan disesuaikan dengan kriteria keramahan lingkungan alat tangkap. Hasil penelitian inventarisasi alat tangkap ramah lingkungan menunjukan bahwa Jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Desa Werinama adalah pancing, jaring insang dasar (bottom gillnet), dan jaring bobo (pukat cincin). Alat penangkapan ikan yang termasuk katagori sangat ramah lingkungan yaitu pancing tegak, jaring insang dasar (bottom gillnet), dan jaring bobo (pukat cincin). Hasil skor keramahan alat tangkap ikan yang digunakan di Desa Werinama pada alat tangkap pancing tegak, jaring insang dasar (bottom gillnet), dan jaring bobo masing-masing adalah 31,2, 27,8, dan 25,7.
Kerapatan Ekosistem Mangrove di Dusun Wael, Kabupaten Seram Bagian Barat Tahir Tuasikal
Jurnal Agrohut Vol 11 No 1 (2020): Agrohut
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/agh.v11i1.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, kerapatan, dan pola zonasi vegetasi mangrove di Pantai Wael. Lokasi penelitian dibagi menjadi dua stasiun dan estimasi komposisi dan kerapatan vegetasi mangrove menggunakan sistematik random sampling dengan bantuan transek dan kuadran dengan ukuran kuadran untuk kriteria pohon 10x10m, pancang 5x5m, dan anakan 2x2m. Hasil penelitian pada stasiun ditemukan komposisi dan kerapatan tertinggi kriteria pohon adalah Rhizophora apiculata sebesar 31,6 % dan 433,7 ind/ha, komposisi dan kerapatan terendah adalah jenis Soneratia alba 0,2 % dan 2,1 ind/ha. Kriteria pancang komposisi dan kerapatan tertinggi adalah jenis Rhizophora apiculata 35,5 %, dan 374,7 ind/ha, sedangkan komposisi dan kerapatan terendah adalah jenis Scyphipora hydrophylaceae 1,6 % dan 16,8 ind/ha. Kriteria anakan komposisi dan kerapatan tertinggi adalah jenis Bruguiera sexangula 25,3 % dan 2131,6 ind/ha, sedangkan komposisi dan kerapatan terendah adalah jenis lumnitzera rasemoza 0,6 % dan 52,6 ind/ha. Untuk stasiun II komposisi dan kerapatan tertinggi kriteria pohon adalah jenis Rhizophora apiculata 31,4 % dan 296,8 ind/ha, dan komposisi dan kerapatan terendah adalah Limnotzera litorea 0,3 % dan 3,2 ind/ha. Kriteria pancang komposisi dan kerapatan tertinggi adalah jenis Rhizophora apiculata 29,3 % dan 262,4 ind/ha, dan komposisi terendah Lumnitzara litorea 1,4 % dan 12,9 ind/ha. Kriteria anakan komposisi tertinggi adalah jenis Rhizophora apiculata 32,8 % dan 2096,8 ind/ha, dan komposisi terendah Ceriops decandra 1,7 % dan 107,5 ind/ha. Pola zonasi yang terbentuk pada stasiun I dari arah laut menuju daratan untuk kriteria pohon adalah zona Rhizophora, zona Ceriops, zona Scyphipora dan Zona Acroticum. Kriteria pancang adalah zona Rhizophora, zona Ceriops, dan zona Avicennia. Untuk kriteria anakan adalah zona Rhizophora, zona Ceriops, zona Avicennia dan Bruguiera. Sedangkan pada stasiun II, untuk kriteria pohon adalah zona Rhizophora, zona Ceriops, zona Scyphiphora, dan zona Acrosticum. Zona kriteria pancang adalah zona Rhizophora, zona Ceriops, dan zona Avicennia. Kriteria anakan adalah zona Rhizophora, zona Ceriops, dan zona Rhizophora.
Strategi Pengembangan Ekowisata Pantai Nitanghahai di Desa Morela, Kabupaten Maluku Tengah Tahir Tuasikal
Jurnal Agrohut Vol 11 No 1 (2020): Agrohut
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/agh.v11i1.28

Abstract

Salah satu kawasan wisata pantai yang terletak di pesisir pantai Desa Morella, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah adalah wisata Pantai Nitanghahai. Kawasan wisata ini memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi salah satu objek wisata yang sering dikunjungi oleh masyarakat di pulau Ambon dan sekitarnya termasuk wisatawan mancanegara karena itu perlu dilakukan studi untuk mengembangkan kawasan wisata ini pada waktu yang akan datang. Metode yang digunakan adalah survey kondis lokasi dan dilanjutkan dengan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu dilakukan beberapa strategi, antara lain (1) Pemanfaatan ekowisata dengan menarik investasi dan menjadikan aset daerah dengan menjaga dan melestarian potensi perikanan. (2) Pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan ekowisata dan pelestarian lingkungan serta saling koordinasi dalam pengembangan ekowisata secara lintas sektor dalam mengelola kawasan ekowisata pantai Nitanghahai. (3) Pemanfaatan lahan sesuai dengan potensi ekowisata untuk meningkatkan kontribusi secara ekonomi bagi pengelola dan masyarakat secara berkelanjutan dan peningkatan koordinasi lintas sektor dari proses perencanaan, implementasi serta evaluasi. (4) Pengelolaan potensi lahan sesuai dengan peruntukannya agar dapat mendukung upaya konservasi lahan secara berkelanjutan. (5) Pembangunan fasilitas penunjang ekowisata oleh pengelola harus benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat dan pengunjung.
Pemanfaatan Penggunaan Fish Finder Bagi Nelayan Bubu Tradisional Desa Assilulu Agung K Henaulu; Tahir Tuasikal; Aliah Rahman; Rapiah Sarfa Marasabessy; Indra Wahyudi; Yenni Sofyan; John Waldi Ch. Karuwal; Yudhy Muhtar Latuconsina; Ferdimon Kainama; Ahmad A. Latuponu; Rina Latuconsina; Awia Conang; Tri Siwi Nasrulyati; Akbar Rumuar; Masda Tuhuteru; Abd. Samad Rumagia; Maulana Nur Fazri Angkotasan; Muhammad Ramdhani Ohorella; Rahma W. Sowakil; Sri Pitrianti Marasabessy; Kisman Ady
Jurnal Aplikasi Dan Inovasi Ipteks SOLIDITAS Vol 5, No 1 (2022): Jurnal Aplikasi Dan Inovasi Ipteks SOLIDITAS
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/js.v5i1.3278

Abstract

Nelayan tradisional negeri Assilulu sering mengalami pasang surut dalam meningkatkan omset pendapatan, salah satu faktor penyebab dari permasalahan ini adalah proses awal dan akhir dari penangkapan yang masih sangat tradisional terutama pada proses penentuan lokasi tangkap dan proses pencarian keberadaan bubu. Untuk menjawab permasalahan ini maka dalam kegiatan pengabdian ini akan dibantu dalam pengadaan alat bantu deteksi ikan fish finder. Sebelum proses penyerahan alat bantu, Tim pengabdian akan melakukan pelatihan, pendampingan, dan evaluasi dari kegiatan. Hasil pelatihan dan pendampingan menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias dalam mengikuti proses pelatihan hingga pendampingan. Dari hasil uji coba proses tracking dilihat pada tingkat produktivitas proses waktu pencarian mengehmat waktu rata-rata 60% -70% sedangkan hasil tracking penentuan lokasi tangkap yang berdampak pada peningkatan hasil tangkap sebesar 39,47%
KODAM 4.0 (Kolaborasi Desa Adat, Karang Taruna, dan Pemda): Strategi Optimalisasi Potensi Kearifan Lokal Sasi sebagai Branding Provinsi Maluku guna Mensukseskan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional di Era Revolusi Industri 4.0 Dita Fomara Tuasikal; Tahir Tuasikal
Jurnal Agrohut Vol 12 No 1 (2021): Agrohut
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/agh.v12i1.124

Abstract

Terdapat 11 wilayah pengembangan perikanan (WPP) di Indonesia dan 3 di antaranya ada di Maluku. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Maluku telah menggalakkan proyek mercusuar bertajuk Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (M-LIN). Seiring berjalannya waktu, pasang surut pengelolaan perikanan terintegrasi melalui M-LIN belum membuahkan hasil yang maksimal. Sintesa ini berusaha untuk menawarkan KODAM (Kolaborasi Desa Adat, Karang Taruna, dan Pemda) untuk mensukseskan M-LIN. Kolaborasi ini berbasis pelaksanaan “sasi” sebagai kearifan lokal di Maluku. Proyek yang ditawarkan akan berlangsung tiga tahap, mulai dari pelaksanaan kebijakan khusus dari Pemda, dilanjutkan dengan sosialisasi kepada Karang Taruna dan unsur terkait, pelaksanaan sasi secara serempak pada beberapa Desa, publikasi, hingga evaluasi keberhasilan program. Tahap berikutnya adalah analisa dan perbaikan terhadap aktifitas KODAM di tahun pertama. Harapannya adalah pelaksanaan KODAM di tahun kedua lebih terukur, ideal dan sukses.
Pertumbuhan fitoplankton Tetraselmis sp di wadah terkontrol dengan perlakuan cahaya lampu TL Anita Padang; Sinta La Djen; Tahir Tuasikal
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.1.21-26

Abstract

Tetraselmis sp merupakan jenis fitoplankton dari kelas Clorophyceae yang digunakan sebagai pakan larva ikan dan non ikan. Pertumbuhan Tetraselmis sp sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan salah satunya adalah cahaya. Intensitas cahaya sangat diperlukan dalam proses fotosintesis, karena hal ini berhubungan dengan jumlah energi yang diterima oleh Tetraselmis sp untuk melakukan fotosintesis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan Tetraselmis sp di wadah terkontrol dengan perlakuan cahaya lampu TL. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di Laboratorium Pakan Alami UPT Balai Konservasi Biota Laut LIPI Ambon. Penelitian ini dilakukan dengan tiga perlakuan cahaya lampu TL yaitu cahaya 20 Watt, 40 Watt dan 60 Watt. Setiap perlakuan dimasukkan inokulum dengan kepadatan awal 40.000 sel/ml. perhitungan kepadatan dilakukan setiap 24 jam selama 21 hari. Sampel dianalisa dengan menggunakan haemocytometer dan mikroskop NIKON SF dengan pembesaran 200x sebanyak 3 kali ulangan. Pertumbuhan Tetraselmis sp selama 21 hari kultur pada ketiga perlakuan cahaya memperlihatkan hasil yang berbeda. Dimana pencapaian puncak pertumbuhan tertinggi tertinggi pada perlakuan cahaya lampu 60 Watt dan hasil uji ANOVA One Way menunjukkan bahwa ada pengaruh cahaya lampu TL terhadap pertumbuhan Tetraselmis sp.
Evaluasi Pengembangan Ekowisata pantai Batu Kuda Di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Tahir Tuasikal
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 2 No. 1 (2021): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1607.255 KB) | DOI: 10.51135/justevol2issue1page78-89

Abstract

Salah satu wisata pantai yang ada di kecamatan salahutu adalah kawasan wisata Pantai Batu Kuda yang terletak di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Kawasan ini terletak di salah satu perairan eksotik di dunia dengan ciri kawasan pantai berbatu dan sebagiannya berpasir. Pantai ini juga memiliki terumbu karang, flora yang menarik. Pantai Batu kuda termasuk salah satu kawasan wisata yang sudah berkembang dengan adanya berbagai sarana dan prasarana yang menunjang pengembangan ekowisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan ekowisata Pantai Batu Kuda di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu. Metode pengumpulan data dialakukan secara acak dan secara langsung pada lokasi penelitian dengan cara wawancara dengan pengelola, pemangku kepentingan dan pengunjung serta menyebarkan kuesioner. Jumlah responden adalah 20 orang, mewakli satu orang tiap kunjungan selama 20 hari. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis deskriptif untuk mengungkapkan keadaan atau data sampel untuk masing-masing variable penelitian secara tunggal. Hasil dari penelitian ini menunjukan perkembangan yang terjadi pada ekowisata Pantai Batu Kuda ini cukup baik dengan terdapat beberapa penambahan sarana dan juga perbaikan sarana yang sudah ada agar lebih layak untuk digunakan oleh pengunjung. Penambahan sarana akan berpotensi meningkatkan kunjungan. Sementara itu pengambangan lainnya misalnya adalah rasionalisasi retribusi.
Pengaruh Lama Perendaman Jaring Insang Dasar Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Demersal di Perairan Telaga Indah, Huamual Belakang, Seram Bagian Barat Tuasikal, Tahir; Sangadji, Madehusen
Jurnal Agrohut Vol. 15 No. 2 (2024): Agrohut
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/agh.v15i2.341

Abstract

Ikan demersal merupakan ikan dasar (karang) yang bernilai ekonomis tinggi memiliki pangsa pasar ekspor luas, dengan harga yang tinggi. Kebutuhan dan permintaan pasar yang terus mengalami peningkatan sehingga membutuhkan kontinuitas bahan baku. Untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat , menyebabkan intensitas penangkapan semakin meningkat. Peningkatan intensitas penangkapan terjadi hampir di seluruh wilayah perairan indonesia termasuk di perairan Laut dusun Telaga Indah, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat. Intensitas penangkapan menyebabkan ikan Demersal mengalami penurunan ukuran stok yang tertangakap dari segi ukuran individu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pengaruh waktu perendaman jaring insang dasar (Bottom gillnet) terhadap hasil tangkapan ikan demersal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April 2018 bertempat diperairan dusun Telagah Indah. Pengambilan sampel ikan dilakukan setelah melakukan pengoperasian jaring yang didapatkan dari hasil tangkapan yang mana dalam pengoperasiannya di lakukan tiga kali sehari yaitu: Pagi, Siang, dan Malam, Analisis data pengaruh waktu perendaman jaring insang dasar terhadap hasil tangkapan ikan demersal dengan menerapkan metode eksprimen. Analisis yang digunakan adalah Analisis Varian (Anova) dengan penggunaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang sesuai dengan asumsi yang digunakan pada saat penelitian. Tiga taraf perlakuan yang digunakan adalah : Hasil tangkapan pada pagi hari, pada siang hari, dan hasil tangkapan pada malam hari. Satuan percobaan pada penelitian ini adalah alat tangkap jaring insang dasar, sedangkan respon yang di ukur adalah berat dan jumlah individu hasil tangkapan pada setiap kali operasi penangkapan. Berdasarkan hasil yang telah diuji dengan menggunakan uji ANOVA didapatkan nilai Fhitung = 3.9323 > Ftabel = 3,354 pada α 0,05, hal ini menunjukkan bahwa waktu penangkapan berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan dengan alat tangkap Bottom Gill Net. Sementara itu uji lanjutan dengan mempergunakan Uji t Student untuk melihat perbedaan waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan menunjukkan bahwa pada waktu malam berbeda nyata dengan waktu siang (2,5953 >2,2621) pada α 0,05 dan tidak berbeda nyata dengan waktu pagi (0,3701 < 2,2621) pada α 0,05. Sedangkan pada waktu pagi berbeda nyata dengan waktu siang (3,6839 > 2,2621) pada α 0,05.