Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Profil Permeabilitas Berdasarkan Struktur Morfologi Membran Polietersulfon pada Pemekatan Larutan Tokoferol Nasrul Arahman; Bastian Arifin; Fachrul Razi
agriTECH Vol 36, No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.506 KB) | DOI: 10.22146/agritech.16765

Abstract

Separation technique by membrane technology has been widely applied for separation and purification of minor  components from vegetable oil. Membrane was prepared and modified in several way in order to improve the filtration performance in purification process of vegetable oil. In this work, the filtration performance of three types of polyethersulfone hollow fiber membrane was investigated. The main objective of this research was to study the effect of membranes type on the filtration performance of tocopherol solution. Three series of filtration experiment were conducted by using fabricated membrane by dissolving of polyethersulfone (PES) in N-methyl pyrrolydone (NMP) with different polymer composition. The membranes was M1 = PES 20 % + NMP, M2 = PES 18 % + NMP, and M3= PES 20 %+ Polyvinyl pyrrolidone (PVP 5 %) + NMP.  The difference structure of membrans was confirmed by scanning electron microscopy measurement. The permeability profile of tocopherol solution of 500 ppm was observed by using a single module of hollow fiber membrane with filtration flow of pressure driven inside (PDI). It is shown that, the permeability of tocopherol solution was maximum and stable using PES membrane was composed by M3 system. Moreover, the improvement of tocopherol concentration in retentate solution was about two times higher than that the original solution that was obtained from filtration system of M1 membrane.ABSTRAKTeknik separasi dengan membran teknologi telah diaplikasikan secara luas untuk pemisahan dan pemurnian komponen minor dari minyak tumbuh-tumbuhan. Membran telah dibuat dan dimodifikasikan dengan berbagai cara untuk meningkatkan kinerja filtrasi pada proses pemurnian minyak tumbuh-tumbuhan. Pada penelitian ini, dipelajari kinerja filtrasi tiga jenis membran hollow fiber yang terbuat dari polimer polietersulfon. Tujuan utama penelitian adalah untuk melihat pengaruh jenis membran terhadap kinerja filtrasi larutan tokoferol. Tiga seri penelitian ultrafiltrasi telah dirancang dengan menggunakan membran yang dibuat dengan melarutkan polietersulfon (PES) dalam N-metil pirolidon (NMP) dengan komposisi polimer yang berbeda. Ketiga jenis membran yang digunakan adalah M1 = PES 20 % + NMP, M2 = PES 18 % + NMP, dan M3 = PES 20 % + Polivinil pirolidon (PVP 5 %) + NMP.  Perbedaan struktur morfologi membran telah dikonfirmasikan dengan analisis scanning electron microscopy. Profil permeabilitas larutan tokoferol 500 ppm diobservasi menggunakan modul tunggal membran hollow fiber dengan tipe aliran pressure driven inside (PDI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa permeabilitas larutan tokoferol tertinggi dihasilkan dengan menggunakan membran M3. Lebih lanjut, peningkatan konsentrasi larutan tokoferol sekitar dua kali lebih tinggi dari konsentrasi awal dicapai dari proses filtrasi dengan membran M1.
Karakterisasi Adsorben dari Kulit Manggis dan Kinerjanya pada Adsorpsi Logam Pb(II) dan Cr(VI) - (Adsorbent Characterization from Mangosteen Peel and Its Adsorption Performance on Pb(II) and Cr(VI)) Ulfa Haura; Fachrul Razi; Hesti Meilina
Biopropal Industri Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.374 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v8i1.2590

Abstract

The usage of biomass waste-based adsorbent for the adsorption of hazardous metal in wastewater is not only reducing waste but also lowering adsorbent price. This research aims to study the characteristics of adsorbent from mangosteen peel (Garcinia Mangostana L.) and activated charcoal from mangosteen peel, also to compare the adsorption performance on metal ion Pb(II) and Cr(VI). Synthetic wastewater used from a solution of Pb(NO3)2 and K2Cr2O7 with variations in initial concentration of 20, 40, 80, 100 and 200 mg/L. Adsorption performed at pH 5, ratio of adsorbent and waste solution 1/200 (w/v), 60 rpm, 0.5 gs nano-sized adsorbent. Characterization using SEM, FTIR and SEM-EDS showed that both adsorbents characteristics met the requirements of SNI 06-3730-1995. The highest adsorption capacity of activated carbon to adsorb Pb(II) and Cr(VI) were 38.543 mg/g and 36.838 mg/g while biosorbent adsorb Pb(II) and Cr(VI) respectively 3.98 mg/g and 36.12 mg/g.Keywords: adsorption, biosorbent, Cr(VI), mangosteen peel, Pb(II)ABSTRAKPenggunaan adsorben berbasis limbah biomassa untuk adsorpsi kandungan logam berbahaya dari limbah cair industri selain dapat mengurangi limbah juga dapat menekan harga jual adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik adsorben yang terbuat dari limbah kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dan arang aktif dari limbah kulit manggis serta membandingkan kinerja kedua jenis adsorben tersebut pada proses adsorpsi ion logam Pb(II) dan Cr(VI). Limbah sintetis yang digunakan berupa ion dari Pb(II) dan Cr(VI) dari larutan Pb(NO3)2 dan K2Cr2O7 dengan variasi konsentrasi awal 20, 40, 80, 100 dan 200 mg/L. Proses adsorpsi dilakukan pada pH 5, rasio perbandingan berat adsorben dan volume larutan limbah 1:200, kecepatan pengadukan 60 rpm, adsorben berukuran nano dengan berat adsorben 0,5 g. Masing-masing adsorben dikarakterisasi menggunakan SEM untuk mengetahui sturktur morfologi, FTIR untuk mengetahui gugus fungsi dan SEM-EDS untuk mengetahui komponen kimia yang terkandung dalam adsorben tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kedua jenis adsorben memenuhi syarat mutu sesuai SNI 06-3730-1995. Kapasitas adsorpsi tertinggi dari karbon aktif untuk menyerap Pb(II) dan Cr(VI) masing-masing 38,543 mg/g dan 36,838 mg/g, sedangkan kapasitas adsorpsi tertinggi biosorben untuk menyerap Pb(II) dan Cr(VI) masing-masing 36,98 mg/g dan 36,12 mg/g.Kata kunci: adsorpsi, biosorben, Cr(VI), kulit manggis, Pb(II)
Karakteristik Membran Asimetris Polietersufone (PES) dengan Pelarut Dimetil Formamide dan N-Metil-2-Pyrolidone - (Characteristic of Poliethersulfone (PES) Asymmetric Membrane with Dimethyl Formamide and N-Methyl Pyrolidone as Solvent) Sri Mulyati; Fachrul Razi; Zuhra Zuhra
Biopropal Industri Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.947 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v8i1.1617

Abstract

Membrane that is generally used for separation process could be made using phase inversion technique. This research aims to create polyethersulfone (PES) asymmetric membranes via phase inversion technique using solvent and Trans Membrane Pressure (TMP) as variable. SEM analysis indicated that membranes had asymmetric structure that consits of two layers which denser skin layer on the top surface and the porous support on the bottom. PES/DMF membrane showed larger pore structure than PES/NMP. The permeability coefficients of both membranes were in the ultrafiltration range. The coefficient permeability (Lp) of PES/DMF membrane was 35.769 L/m2.hour, much greater compared to PES/NMP membrane which was 15.364 L/m2.hour.bar. Molecular Weight Cut-Off (MWCO) of PES/DMF membrane was 177 Kda, meanwhile PES/NMP was 186 Kda. Performances of the membranes were evaluated  using dextrane as feed solution. PES/DMF membrane resulted in an higher flux and lower rejection than PES/NMP.Keywords: asymmetric membrane, membrane performance, Molecular Weight Cut-Off (MWCO), morphology, permeability ABSTRAKMembran yang umumnya digunakan untuk proses pemisahan dapat dibuat menggunakan teknik inversi fasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik membran asimetris polietersulfone (PES) yang dibuat menggunakan teknik inversi fasa dengan variabel jenis pelarut dan Trans Membrane Pressure (TMP). Hasil analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) terhadap morfologi membran membuktikan bahwa membran yang dihasilkan merupakan membran asimetris yang terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas merupakan lapisan tipis dan lapisan bawah adalah lapisan berpori. Membran PES/DMF memiliki struktur pori yang lebih besar dibandingkan membran PES/NMP. Koefisien permeabilitas kedua membran yang dihasilkan berada dalam jangkauan ultrafiltrasi. Koefisien permeabilitas (Lp) membran PES/DMF sebesar 35,769 L/m2.jam, nilai ini jauh lebih besar dibandingkan PES/NMP yaitu 15,364 L/m2.jam.bar. Molecular Weight Cut-Off (MWCO) dari membran PES/DMF yaitu 177 Kda sedangkan membran PES/NMP sebesar 186 Kda. Kinerja membran PES/DMF terhadap pemisahan larutan dekstran memberikan nilai fluks yang lebih tinggi daripada membran PES/NMP sedangkan rejeksi yang dihasilkan lebih rendah. Fluks tertinggi diperoleh pada TMP 2 bar sebesar 11,4 L/m2.jam untuk membran PES/DMF dan 10,2 L/m2.jam untuk membran PES/NMP.Kata kunci:          kinerja membran, membran asimetris, Molecular Weight Cut-Off (MWCO), morfologi, permeabilitas
Pemanfaatan Limbah Kertas dan Sekam Padi Sebagai Filler Papan Partikel dengan Menggunakan Limbah Botol Plastik dan Urea Formaldehida Sebagai Perekat Devita Ramadina; Maizatul Hafiza; Zuhra Zuhra; Fachrul Razi
Jurnal Serambi Engineering Vol 7, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v7i2.4083

Abstract

Keterbatasan bahan baku kayu merupakan permasalahan yang kini dialami oleh pengusaha furniture dikarenakan pemanfaatan kayu yang tidak seimbang dengan kecepatan pembangunan. Solusi dari permasalahan diatas yaitu mencoba untuk memanfaatkan limbah biomassa menjadi papan partikel sebagai alternatif kayu. Tujuan penelitian ini adalah pembuatan papan partikel dengan memanfaatkan limbah botol plastik sebagai matriks, limbah kertas dan sekam padi sebagai filler dan urea formaldehida sebagai resin. Variabel yang digunakan pada pembuatan papan partikel yaitu persentase berat sekam padi terhadap limbah kertas sebesar 30%:0%; 20%:10%; 15%:15%; 10%:20% dan 0%:30% (w/w) yang diberi kode secara berturut-turut adalah A1, A2, A3, A4, dan A5. Papan partikel dibuat dengan pengepresan panas pada tekanan 25 kg/cm2 dan temperatur 100°C selama 15 menit. Selanjutnya papan partikel dikeringkan selama 2 minggu. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sampel A3 telah memenuhi sifat analisis fisik berdasarkan SNI 03-2105-2006 yaitu memiliki nilai kerapatan, kadar air, dan pengembangan tebal berturut-turut sebesar 0,78 g/cm3, 5,54%, dan 7,2%. Namun, belum memenuhi sifat mekanik berdasarkan SNI.
Green Synthesis Nanopartikel Perak Menggunakan Bioreduktor Ekstrak Biji Buah Bungong Jeumpa Aceh sebagai Antibakteri pada Hand Sanitizer End Ready Jannah Mangkay; Alfarel Octa Setiawan; Fachrul Razi
Jurnal Serambi Engineering Vol 8, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v8i2.5994

Abstract

Senyawa terpenoid yang ditemukan dalam tumbuhan dapat mengurangi ukuran partikel perak menjadi ukuran nanometer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek dari konsentrasi AgNO3 pada ukuran nanopartikel perak, serta mempelajari sifat dan aktivitas antibakteri nanopartikel perak yang dihasilkan dari bioreduktor ekstrak biji buah Bungong Jeumpa (Michelia champaca). Green synthesis pada penelitian ini dilaksanakan dengan variasi konsentrasi AgNO3 sebesar 0,5 mM, 1.0 mM, dan 1,5 mM. Nanopartikel perak yang dihasilkan selanjutnya dievaluasi menggunakan PSA dan spektrofotometer UV-Vis. Karakterisasi menggunakan spektrofotometer Uv-Vis mengungkapkan bahwa absorbansi maksimum nanopartikel perak terjadi pada panjang gelombang 366 nm. Karakterisasi distribusi ukuran nanopartikel perak menggunakan particel size analyzer (PSA) menunjukkan bahwa konsentrasi prekursor AgNO3 1,0 mM menghasilkan ukuran nanopartikel perak yang paling baik (distribusi ukuran sebesar 345,4 nm). Nanopartikel perak yang bersifat antibakteri diformulasikan ke dalam hand sanitizer, hasil uji aktivitas antibakteri nanopartikel perak menunjukkan bahwa formulasi hand sanitizer yang paling optimal adalah dengan penambahan nanopartikel perak dengan konsentrasi prekursor AgNO3 1,0 mM. Formulasi tersebut menghasilkan persentase penurunan koloni bakteri sebesar 64,76%.
Pengembangan Minyak Nilam Sebagai Aromaterapi Dan Potensinya Sebagai Produk Obat Dewi Ermaya; Anshar Patria; Fadlan Hidayat; Fachrul Razi
Rona Teknik Pertanian Vol 12, No 2 (2019): Volume 12, No. 2, Oktober 2019
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v12i2.14612

Abstract

Abstrak. Aromaterapi adalah suatu bentuk terapi atau pengobatan menggunakan bahan tanaman volatil, yang bertujuan untuk mengatur fungsi kognitif, mood, dan kesehatan. Tanaman volatil dikenal juga minyak atsiri. Minyak atsiri biasa diperoleh dari tanaman dengan berbagai cara yang berbeda-beda seperti ekstraksi, penyulingan dan distilasi fraksinasi.  Salah satu minyak atsiri adalah minyak nilam. Kandungan minyak nilam yang utama yaitu patchouli alcohol (40-50%) digunakan sebagai bahan baku, bahan pencampur dan fixative (pengikat wangi-wangian) dalam industri parfum, kosmetik, dan obat-obatan. Pengembangan minyak atsiri sebagai aromaterapi perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan pemanfaatan dari produk minyak atsiri. Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur aktifitas lokomotor pada mencit untuk melihat efek yang ditimbulkan setelah di inhalasi dengan minyak nilam. Hasil menunjukkan adanya penurunan aktifitas setelah diinhalasi dengan minyak nilam. Ini menunjukkan minyak nilam memberikan efek depresi sistem syaraf pusat terhadap mencit. Persentase penurunan aktifitas gerak terbesar pada dosis 0,5 ml.Development of Patchouli Oil as Aromatherapy and Its Potential as Medicinal ProductsAbstract. Aromatherapy is a form of therapy or treatment using material from a volatile plant, intended to regulate cognitive, mood, and health function. Volati is also known for essential oil. Essential oil is often obtained from plants in various ways such as extraction, distillation and distillation of fractures. One essential oil is patchouli oil. The primary patchouli oil content is alcohol (40-50%), which is used as a ingredient, mixative and fixative in the perfume, cosmetics, and drugs industry. Commercial loans grew by 14 percent to RPM from the same period last year. Essential oil scent components must interact quickly when inhaled. The study was done to measure the locomotive activities of er er er to see the effect that was caused after inhalation with patouli oil. Results indicate a decrease in activity following inhalation with sapphire oil. This suggests patchouli oil, giving a depressed effect of the central nervous system on chiming. It's the largest drop in activity at a 0.5 ml dose.
Green Synthesis Nanopartikel Perak Menggunakan Bioreduktor Ekstrak Biji Buah Bungong Jeumpa Aceh sebagai Antibakteri pada Hand Sanitizer End Ready Jannah Mangkay; Alfarel Octa Setiawan; Fachrul Razi
Jurnal Serambi Engineering Vol 8, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v8i2.5994

Abstract

Senyawa terpenoid yang ditemukan dalam tumbuhan dapat mengurangi ukuran partikel perak menjadi ukuran nanometer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek dari konsentrasi AgNO3 pada ukuran nanopartikel perak, serta mempelajari sifat dan aktivitas antibakteri nanopartikel perak yang dihasilkan dari bioreduktor ekstrak biji buah Bungong Jeumpa (Michelia champaca). Green synthesis pada penelitian ini dilaksanakan dengan variasi konsentrasi AgNO3 sebesar 0,5 mM, 1.0 mM, dan 1,5 mM. Nanopartikel perak yang dihasilkan selanjutnya dievaluasi menggunakan PSA dan spektrofotometer UV-Vis. Karakterisasi menggunakan spektrofotometer Uv-Vis mengungkapkan bahwa absorbansi maksimum nanopartikel perak terjadi pada panjang gelombang 366 nm. Karakterisasi distribusi ukuran nanopartikel perak menggunakan particel size analyzer (PSA) menunjukkan bahwa konsentrasi prekursor AgNO3 1,0 mM menghasilkan ukuran nanopartikel perak yang paling baik (distribusi ukuran sebesar 345,4 nm). Nanopartikel perak yang bersifat antibakteri diformulasikan ke dalam hand sanitizer, hasil uji aktivitas antibakteri nanopartikel perak menunjukkan bahwa formulasi hand sanitizer yang paling optimal adalah dengan penambahan nanopartikel perak dengan konsentrasi prekursor AgNO3 1,0 mM. Formulasi tersebut menghasilkan persentase penurunan koloni bakteri sebesar 64,76%.