Endang Sutedja
Universitas Padjadjaran Bandung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perbandingan penggunaan Media Video dan Metode Ceramah Dampak Perilaku Seksual Pranikah Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja di Kabupaten Rejang Lebong Eva Susanti; Endang Sutedja; Tita Husnitawati Madjid; Farid Husin; Ponpon S Idjradinata; Elsa P Setiawati
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia (Indonesian Journal of Education and Midwifery Care Vol 2, No 3 (2015): September
Publisher : Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.3 KB) | DOI: 10.24198/ijemc.v2i3.60

Abstract

Perilaku seksual remaja saat ini sudah sangat berisiko, salah satunya disebabkan minimnya informasi yangbenar mengenai kesehatan reproduksi sehingga menimbulkan ancaman terhadap kesehatan reproduksi.Banyak remaja telah melakukan perilaku seksual berisiko yang ditandai dengan meningkatnya kejadiankehamilan remaja dan infeksi menular seksual. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desainquasi eksperimen terhadap dua kelompok remaja, yaitu kelompok yang mendapat perlakuan media videodan metode ceramah. Penelitian melibatkan 120 remaja di SMKN 1 Selupu Rejang dan SMAN 1 SindangKelingi Kabupaten Rejang Lebong pada periode 4−20 November 2015. Data dianalisis dengan uji MannWhitney untuk menguji perbandingan pengetahuan dan sikap remaja. Untuk mengetahui peran dari mediavideo terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dihitung besarnya Rasio Risk (RR) dan intervalkepercayaan 95%. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan daftar tilik.Hasilpenelitian menunjukkan remaja yang diberikan media video memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yanglebih baik dari remaja yang diberikan metode ceramah (p<0,05). Penggunaan media video memberikanpeluang peningkatan pengetahuan sebesar 1,52 kali dan peluang peningkatan sikap sebesar 1,57 kalidibandingkan menggunakan metode ceramah. Simpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan mediavideo mempunyai pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remajadibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.
Analisis Kualitas AlatUji Objective Structure Clinical Examination(OSCE) di Pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes Rajawali Intan Karlina; Tina Dewi Judistiani; Yuni Susanti Pratiwi; Dany Hilmanto; Endang Sutedja; Oki Suwarsa
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia (Indonesian Journal of Education and Midwifery Care Vol 3, No 2 (2016): Juni
Publisher : Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.904 KB) | DOI: 10.24198/ijemc.v3i2.13

Abstract

Penilaian kemajuan pendidikan perlu dilakukan untuk mengevaluasi kinerja peserta didik dan institusi pendidikan, apakah program pendidikan menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan standar kompetensi bidan yang telah ditetapkan. OSCE merupakan salah satu alat untuk menguji kompetensi keterampilan mahasiswa secara komprehensif meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang dibentuk melalui penjabaran kurikulum institusi. Kualitas alat uji OSCE mempunyai peran penting dalam menilai keterampilan klinik. Validitas alat uji perlu dianalisis oleh para penguji hingga didapatkan kesepakatan tentang mutu alat uji tersebut.STIKes Rajawali adalah satu dari tujuh institusi kebidanan Jawa Barat yang telah melaksanakan ujian akhir program dengan OSCE sejak 2012, tetapi belum pernah dilakukan evaluasi terhadap alat uji OSCE. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Wawancara mendalam dilakukan kepada empat dosen yang sudah menerapkan OSCE di Universitas Padjadjaran selama bulan Mei−Desember 2015 untuk mengetahui kualitas alat uji OSCE yang sudah diterapkan di STIKes Rajawali. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis isi.Alat uji OSCE yang sudah ada di STIKes Rajawali mengalami beberapa perbaikan: area kompetensi dalam blueprintharus mencakup perilaku profesional, jenis kasus yang diujikan harus dituliskan dengan jelas dalam blueprint. Penentuan jumlah station dilakukan berdasarkan jumlah kasus dan kompetensi yang akan diujikan. Waktu ujian harus disesuaikan dengan keterampilan yang diujikan sehingga perlu dilakukan uji coba pada kasus yang akan diujikan. Daftar tilik yang digunakan sebelumnya diubah ke dalam bentuk rubrik penilaian, diperlukannya standar pasien saat pelaksanaan OSCE. Bahasa dalam skenario kasus masih kurang jelas.Kualitas alat uji OSCE belum sesuai standar karena kelengkapan, keluasan dan kejelasan dari segi materi dan bahasa masih kurang. Berdasarkan simpulan tersebut maka perlu diadakan workshop mengenai persiapan dan pelaksanaan OSCE.
Hubungan Kinerja Tutor dan Kualitas Kasus Skenario Terhadap Keefektifan Kelompok pada Metode Belajar Problem Based Learning Imelda M.G Sianipar; Dany Hilmanto; Ike MP Siregar; Farid Husin; Endang Sutedja; Hadyana Sukandar
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia (Indonesian Journal of Education and Midwifery Care Vol 3, No 2 (2016): Juni
Publisher : Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.387 KB) | DOI: 10.24198/ijemc.v3i2.9

Abstract

Penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) di Program Studi D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel dirasakan belum memberi dampak yang positif terhadap kemampuan mahasiswa. Kualitas kasus pada skenario dan kinerja tutor merupakan faktor penyebab yang berpengaruh terhadap keefektifan kelompok dan berdampak pada pencapaian hasil prestasi belajar. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan kinerja tutor dan kualitas kasus pada skenario terhadap keefektifan kelompok pada metode belajar PBL. Metode penelitian adalah cross- sectional study terhadap 83 responden dari populasi mahasiswa semester III yang mengikuti pembelajaran PBL pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan, Bayi Baru Lahir, dan Kegawatdaruratan. Penelitian ini mengukur kinerja tutor, kualitas kasus, dan keefektifan kelompok berdasarkan persepsi responden. Analisis data menggunakan uji chi-kuadrat untuk melihat ada tidaknya hubungan dan regresi logistik untuk melihat faktor yang paling berpengaruh terhadap keefektifan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan kinerja tutor yang baik menghasilkan keefektifan kelompok yakni 75% responden bekerja kelompok dengan efektif dan hanya 25% responden bekerja kurang efektif dengan nilai p<0,001 dan kualitas kasus yang baik menghasilkan keefektifan kelompok, yakni 73,2% responden bekerja kelompok dengan efektif dan hanya 26,8% responden bekerja dengan kurang efektif dengan nilai p<0,005. Kinerja tutor memiliki ratio prevalence 5,750 pada IK 95% dengan interval 2,210−14,958.  Hal ini dikarenakan peran tutor dalam proses tutorial sebagai fasilitator dalam mengaktifkan kelompok sehingga memungkinkan kelompok dapat berjalan efektif. Demikian juga masalah dalam skenario merupakan pemicu dalam merangsang mahasiswa untuk belajar bekerjasama dan aktif. Simpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kinerja tutor dan kualitas kasus pada skenario dengan keefektifan kelompok, dan hubungan kinerja tutor lebih besar dibandingkan dengan kualitas kasus pada metode belajar PBL di Program DIII Kebidanan.
Pengaruh Implementasi Praktik Community Based Medical Education (CBME) terhadap Peningkatan Kemampuan Soft Skills Kepemimpinan dan Komunikasi pada Mahasiswa DIII Kebidanan Evi Sri Suryani; Endang Sutedja; Tita Husnitawati Madjid; Farid Husin; Dasim Budimansyah; Jusuf S Effendi; Firman Fuad Wirakusumah
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia (Indonesian Journal of Education and Midwifery Care Vol 2, No 3 (2015): September
Publisher : Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.795 KB) | DOI: 10.24198/ijemc.v2i3.53

Abstract

Pendidikan kesehatan berbasis masyarakat/ Community Based Medical Education (CBME) diperlukanuntuk meningkatkan kompetensi mahasiswa kebidanan. Mahasiswa kebidanan harus mempunyaikemampuan hard skills dan soft skills yang unggul untuk bisa menjadi bidan profesional yangkompeten mampu memberikan intervensi berbasis bukti, mampu berkomunikasi, mampu memimpindan bekerjasama dalam tim, serta mampu memberikan solusi pada permasalahan yang sulit dalampelayanan kebidanan. Implementasi program tersebut selama ini belum pernah dianalisis lebih lanjutterutama tercapainya tujuan pembelajaran soft skills meliputi kepemimpinan dankomunikasi.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh implementasi praktik CBMEterhadap peningkatan kemampuan kepemimpinan dan komunikasi mahasiswa kebidanan. Penelitianini merupakan penelitian kuantitatif dengan pre eksperimen one group pre-post test design.Subjekdalam penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan semester VI di Akademi Kebidanan YLPPPurwokerto. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner.Terdapat pengaruh implementasi praktikCommunity Based Medical Education terhadap peningkatan kemampuan soft skills kepemimpinan dankomunikasi mahasiswa kebidanan yang dilihat dari nilai p-value (0.000) kurang dari nilai α (0.05).Simpulan CBME merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkankemampuan kepemimpinan dan komunikasi mahasiswa kebidanan
Persepsi Dosen tentang Kemampulaksanaan Evaluasi 360° dan OSCE sebagai Alat Penilaian Keterampilan Komunikasi Mastiur Julianti; Tina Dewi Judistiani; Yuni Susanti Pratiwi; Dany Hilmanto; Farid Husin; Endang Sutedja
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia (Indonesian Journal of Education and Midwifery Care Vol 3, No 2 (2016): Juni
Publisher : Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.252 KB) | DOI: 10.24198/ijemc.v3i2.14

Abstract

Komunikasi merupakan salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh lulusan Prodi Diploma III Kebidanan yang mencakup pengetahuan, keterampilan klinis, dan perilaku. Metode penilaian keterampilan komunikasi mahasiswa yang banyak digunakan adalah Objective Structure Clinical Examination (OSCE). Terdapat alternatif metode penilaian keterampilan komunikasi, yakni metode evaluasi 360°.Mengingat metode evaluasi 360° merupakan alat penilaian yang baru di institusi kesehatan di Indonesia terutama di institusi kebidanan, pengkajian terhadap kemampulaksanaan evaluasi 360° dan OSCE ini perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampulaksanaan evaluasi 360° dan OSCE sebagai alat penilaian keterampilan komunikasi. Rancangan Penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam. Analisis data yang dilakukan dimulai dengan pembuatan catatan lapangan, transkripsi hasil wawancara, reduksi, koding, kategorisasi, tema, dan interpretasi data. Hasil penelitian didapatkan penguji dalam melaksanakan evaluasi 360° adalah orang yang berinteraksi langsung dengan yang dinilai pada saat mahasiswa memberikan asuhan terhadap pasien seperti dosen, CI lapangan, pasien, keluarga pasien, mahasiswa yang dinilai, dan teman mahasiswa yang dinilai, sedangkan penguji OSCE adalah dosen dari pendidikan sesuai dengan bidang keilmuan. Penilaian OSCE dipengaruhi oleh perbedaan jumlah penguji, jumlah mahasiswa, dan jumlah kompetensi yang akan diuji. Durasi untuk mempersiapkan penilaian evaluasi 360° sebagai alat penilaian keterampilan komunikasi singkat, tetapi durasi pelaksanaan ujian dengan metode evaluasi 360° independen/tidak terbatas sesuai dengan kasus yang ditemukan, sedangkan waktu untuk mempersiapkan penilaian dengan metode OSCE lama dan waktu pelaksanaan penilaian ditentukan 5−10 menit setiap pojok uji. Dana operasional untuk melaksanakan evaluasi 360° sebagai alat penilaian keterampilan komunikasi ekonomis, sedangkan untuk OSCE biayanya mahal. Sarana prasarana untuk melaksanakan evaluasi 360° sebagai alat penilaian keterampilan komunikasi minim, sedangkan untuk melaksnakan OSCE banyak. Keberhasilan pelaksanaan sebuah metode penilaian apabila adanya ketersediaan sumber daya, biaya, waktu, dan logistik yang baik.