Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penguatan Daya Tahan Ekonomi Rumah Tangga Pelaku Industri Batubata Rakyat Melalui Usaha Budidaya Jamur Tiram Ardi Novra; Jul Andayani; Indra Sulaksana
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 3 No. 2 (2019): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.147 KB) | DOI: 10.24903/jam.v3i2.497

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi rumah tangga pelaku industri kecil dan menengah (IKM) batubata pada umumnya adalah frekuensi penerimaan yang tidak stabil dan cenderung dengan frekuensi waktu cukup panjang. Proses produksi batubata mulai dari penggalian tanah sampai siap jual membutuhkan waktu relatif cukup lama dan bahkan bulanan. Tujuan utama kegiatan adalah memperkuat daya tahan ekonomi rumah tangga pelaku IKM Batubata melalui diversifikasi usaha budidaya Jamur Tiram. Kegiatan menggunakan Pendekatan Partisipatif (Participatory Rural Appraisal) dengan Sistem Modal Bergulir Internal (Internal Revolving Capital System). Program penguatan daya tahan ekonomi rumah tangga pelaku IKM Batubata ini masih pada tahap pengenalan sehingga ruang lingkup kegiatan untuk sementara masih terbatas aspek budidaya. Pengembangan lanjutan pada masa akan datang akan mengarah ke sektor hulu (pembuatan baglot sebagai input primer dan sektor hilir berupa industri pengolahan hasil pasca panen. Program lanjutan pada masing-masing kelompok sasaran akan menggunakan sumberdana lain dan sangat tergantung pada motivasi dan keberhasilan program budidaya jamur tiram. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui 4 (empat) tahapan yaitu tahapan persiapan, budidaya dan perguliran modal kelompok serta pelaporan. Berdasarkan evaluasi terhadap hasil kegiatan dengan berbagai kendala teknis dan non-teknis yang dihadapi selama proses pelaksanaan, maka dapat disimpulkan bahwa program pengabdian kepada masyarakat ini belum memberikan hasil optimal bagi penguatan ekonomi rumah tangga dan usaha kelompok pengrajin batubata rakyat. Meskipun demikian, model pengembangan kumbung diatas kolam bekas galian (KBG) telah mampu menarik motivasi rumah tangga untuk memanfaatkan KBG mereka. Program ini telah menjadi embryo dan layak untuk ditindaklanjuti melalui program lainnya baik dalam bentuk riset (peneltiian) maupun pemberdayaan masyarakat.
Pemanfaatan Lingkungan Iklim Mikro Lahan Sela Perkebunan Sawit Tua untuk Pengembangan Usaha Berbasis Jamur Ardi Novra; Bagus Pramusintho; Indra Sulaksana; Abdul Latief; Suhessy Syarief
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 5 No. 02 (2021): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program peremajaan sawit rakyat (PSR) merupakan program untuk membantu perkebunan rakyat untuk memperbaharui tanaman kelapa sawit agar produktifitas dapat berkelanjutan dan mengurangi resiko pembukaan lahan baru secara ilegal. Lahan tanaman sawit tua (umur > 25 tahun) disamping memiliki produktivitas rendah juga dalam pemungutan TBS membutuhkan sumber daya lebih besar baik berupa tenaga maupun biaya. Kegiatan PPM bertujuan untuk memanfaatkan kondisi lingkungan mikro dibawah tegakan pohon kelapa sawit tua untuk budidaya jamur sebagai sumber pendapatan tambahan bagi rumah tangga. Kegiatan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dengan mitra Kelompok Tani Karya Trans Mandiri Dataran Kempas. Metode kegiatan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dimana proses pemberdayaan ditekankan pada keterlibatan sasaran pada keseluruhan kegiatan yang diimplementasikan melalui aksi kolektif (collective action). Hasil pelaksnaan kegiatan menunjukkan bahwa pengembangan usaha berbasis jamur disambut baik oleh rumah tangga sebagai sumber pendapatan alternatif dalam menghadapi kehilangan pendapatan selama proses peremajaan sawit rakyat. Pengembangan dilakukan secara terpadu dari sektor hulu (industri baglog), budidaya (kumbung jamur) sampai pada pengolahan hasil (pasca panen) dengan berbasis pada potensi sumberdaya lokal. Pengelolaan usaha dilakukan secara kolektif atas nama kelompok tetapi dalam operasionalnya langsung oleh rumah tangga dengan komposisi yang berimbang antara ketiga sektor yaitu beberapa kelompok usaha baglog, mayoritas disektor budidaya dan dilengkapi 1 atau 2 unit usaha pengolahan hasil. Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa optimalisasi rantai nilai dalam pemberdayaan rumah tangga berbasis jamur diperlukan pendekatan terspesialisasi dan terpisah antara produksi baglog, budidaya jamur dan industri pengolahan.
AN Pengembangan Media Tumbuh (Baglog) Jamur Tiram Berbasis Sumberdaya Limbah Lokal Ardi Novra; Indra Sulaksana; Wiwaha Sumdjaja
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 6 No. 02 (2022): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/jam.v6i02.1334

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Desa Labortaorium Terpadu (PPM-DLT) dilaksanakan selama 4 (empat) bulan di Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barar Provinsi Jambi. PPM-DLT dengan mitra kerjasama Kelompok Tani Karya Trans Mandri ini bertujuan untuk menindaklanjuti hasil aspirasi masyarakat pada kegiatan tahun sebelumnya untuk mendorong kemandirian desa dalam menjamin ketersediaan media tumbuh jamur (baglog) untuk mendukung bertumbuh kembangnya budidaya dan pengolahan hasil komoditas jamur tiram. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa program pengembangan agroindustri jamur tiram ramah lingkungan dan berbasis sumberdaya limbah lokal yang dilakukan secara bertahap berpotensi untuk menjadi solusi alternatif dalam mendorong kemandirian rumah tangga terkena dampak negatif program peremajaan sawit rakyat dalam menghadapi kehilangan pendapatan sementara. Pengintegrasian tiga komponen tatakelola rantai pasokan (Supply Chain Management) dalam agroindustri jamur, yaitu industri baglog (downstream supply chain), budidaya (internal supply chain) dan industri pengolahan hasil (upstream supply chain) akan memberikan rantai nilai (value chain) berupa peningkatan nilai tambah (value added) baik dari aspek finansial maupun penyediaan kesempatan kerja dan berusaha cukup signifikan.
ANALISIS KOMPARASI PERKEMBANGAN, PERILAKU DAN VOLATILITAS HARGA DAGING AYAM PADA PASAR-PASAR TRADISIONAL TERBESAR DI KOTA JAMBI Firmansyah Firmansyah; Afriani H; Jul Andayani; Indra Sulaksana; Filawati Filawati; Fatati Fatati; Lailal Gusri
JAS (Jurnal Agri Sains) Vol 7, No 2: Desember 2023
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jas.v7i2.1222

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan perkembangan, perilaku dan volatilitas harga daging ayam pada pasar-pasar tradisional terbesar di Kota Jambi. Metode penelitian menggunakan analisis data sekunder berupa data time series yaitu harga daging ayam pada pasar tradisional Angso Duo dan pasar Talang Banjar di Kota Jambi yang bersumber dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasionalselama periode Januari s/d Agustus 2023. Analsis data yang digunakan terdiri dari koefisien variasi (CV), volatilitas historis dan uji beda Independent sample t-test. Harga daging ayam pada pasar-pasar tradisional terbesar di Kota Jambi masih di bawah normal yaitu di bawah harga acuan penjualan sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional.Perilaku harga daging ayam pada pasar-pasar  tradisional terbesar Kota Jambi adalah tidak stabil atau berfluktuasi tinggi dengan voltalitas harga daging ayam cukup besar. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan antara rata-rata hargadaging ayam, perkembangan harga daging ayamdan volatilitasharga daging ayam antara pasar-pasar tradisional terbesar di Kota Jambi.
STRUKTUR KOMUNITAS IKAN HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI SUNGAI BATANG TEBO DESA BUNGKAL KECAMATAN TEBO TENGAH KABUPATEN TEBO Abdurrahman Madani; Nurhayati Nurhayati; Mairizal Mairizal; Lisna Lisna; M Hariski; Indra Sulaksana
JURNAL AKUAKULTUR, TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP, ILMU KELAUTAN Vol 5 No 2 (2022): JOINT-FISH - Jurnal Akuakultur, Teknologi Dan Manajemen Perikanan Tangkap, Ilmu K
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar, Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/joint-fish.v5i2.139

Abstract

One of the largest tributaries in the Batanghari area is the Batang Tebo River which passes through Bungkal Village. Currently, the Batang Tebo River is a place for waste disposal, garbage, oil spills, and even the biggest illegal gold mining (PETI). This resulted in a drastic decrease in fishermen in Batang Tebo waters using gill nets. The purpose of the study was to determine the structure of the fish community in Batang Tebo from the catch when using gill nets. This research was started on April 18, 2022 - May 31, 2022, and is located on the Batang Tebo River, Bungkal Village, Tebo Regency. The researcher thus causes the survey method and random sampling as the data collection. Collection of data from this research activity included the structure of the community caught by fishermen using gill nets. The catch data includes fish size, fish weight, total fish weight, and the fish species. The supporting data collect environmental parameters (temperature, pH, current speed, brightness). The number of fish catches produced during the research activity reached 292, with the composition of the catch consisting of 5 species, namely: Baung Fish (Hemibagrus Menerus), Sand Lambak Fish (Labiobarbus Festivus), Lais Fish (Cryptopterus Sp), Kapiat Fish (Barbonymus schwanenfeldi), Juaro Fish (Pangasius polyuranodon). The highest catch was Baung fish many as 89 fish lowe catch was Juaro fish as many as 17 dominant index was 0.23. Community structure of fish caught by Baung Fish, Flat Lambak Fish, Lais Fish, Kapiat Fish, and Juaro Fish. Community structure of fish caught by Baung Fish, Flat Lambak Fish, Lais Fish, Kapiat Fish, juror fish. With diversity with medium, uniformity with (high), on dominance with (low), there are fish that dominate in the catch and are also supported by environmental parameters in the form of temperature, pH, brightness, and speed of current.