Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbedaan Kemampuan Memori Kerja Paska Paparan Gelombang Elektromagnetik Akut dan Kronis pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Sprague dawley Anggraeni Janar Wulan; Rekha Nova Iyos; Anisa Nuraisa Djausal; Prianggara Rostu Prayoga
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1638

Abstract

Stres adalah keadaan ketidakseimbangan yang akan mengganggu homeostasis. Stres akan memengaruhi sistem organ pada tubuh, salah satunya sistem saraf. Handphone merupakan salah satu pemicu timbulnya stres. Paparan gelombang elektromagnetik terbukti akan merusak hippocampus sebagai pusat memori. Lama paparan terhadap gelombangelektromagnetik berpengaruh terhadap kemampuan memori kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai memori kerja paska paparan gelombang elektromagnetik akut dan kronik pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley. Sampel yang digunakan adalah 18 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley, berusia 2-3 minggu. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol (K), kelompok perlakuan 1 (P1) dipaparkan dengan gelombang EM handphone selama 7 hari dan P2 dipaparkan selama 21 hari. Durasi pemaparan selama 3jam/hari. Memori kerja diukur dengan menggunakan radial arm maze. Hasil pengukuran rerata memori kerja adalah sebagai berikut K1: 1.83 ± 0,7%, K2: P1: 1,33 ± 1,0%, P2: 1.33 ± 0,5%. Dari hasil analisa Kruskal Wallis didapatkan nilai p=0,55 (p>0,05).Simpulan, tidak terdapat perbedaan memori kerja paska paparan gelombang elektromagnetik pada tikus Putih (Rattus Novegicus) galur Sprague dawley. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata kunci: gelombang EM, memori kerja
Hubungan Antara Parent And Peer Attachment Terhadap Nilai Ujian Akhir Blok (UAB) Ilmu Kedokteran Komunitas Pada Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung: Hubungan Antara Parent And Peer Attachment Terhadap Nilai Ujian Akhir Blok (UAB) Ilmu Kedokteran Komunitas Pada Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung heidy putri gumandang; Dwita Oktaria; Anisa Nuraisa Djausal
Medula Vol 12 No 3 (2022): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v12i3.460

Abstract

Learning achievement is the end of result that is awaited in learning something and there are several factors that influence it, one of it is environment. The family environment consisting of economic conditions, the atmosphere of house, and parents are mentioned have a role in learning achievement. When someone is in a family or community environment, students do not escape from social situations such as peers. The aim is to find out the relationship between parent and peer attachment with the result of Community Medicine (IKKOM) block in Medical Student, Faculty of Medicine, University of Lampung. The study used a cross sectional design and conducted in October 2018. Subjects were 183 students of batch 2015, Faculty of Medicine, University of Lampung. The results were analyzed using the Fisher and Chi-square test. This study used 183 respondents who showed that the level of attachment to parents of medical student batch 2015 Lampung University was high security, which was a percentage of 93.44% and the level of attachment to friends of medical student batch 2015 Lampung University was high security a percentage of 86.34%. Furthermore, the bivariate test obtained p value> 0.05, which means that statistically there is no significant relationship between parent and peer attachment with the result of Community Medicine (IKKOM) block in Medical Student, Faculty of Medicine, University of Lampung.We concluded that there was no significant relationship between parent and peer attachment with the result of Community Medicine block in Medical Student of 2015, Faculty of Medicine, University of Lampung.
Hubungan Infeksi Helicobacter pylori dengan Kejadian Gastritis : Sebuah Tinjauan Literatur Afia Farah Nabila; Nabila, Afia Farah; Desta Bulan Cahyarani; Muhammad Hisyam Hibaturramadhan; Anisa Nuraisa Djausal
JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Vol 12 No 1 (2025): JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Vol. 12.1 (2025)
Publisher : BAPIN-ISMKI (Badan Analisis Pengembangan Ilmiah Nasional - Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53366/jimki.v12i1.841

Abstract

Pendahuluan: Helicobacter pylori (H. pylori) merupakan penyebab utama gastritis kronis dan berperan dalam perkembangan lesi prakanker serta kanker lambung. Di Indonesia, prevalensi infeksi bervariasi antara 36-46%, dengan angka lebih tinggi di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya (85,7%-93,9%). Infeksi ini menyebabkan inflamasi mukosa lambung melalui urease dan protein virulensi seperti CagA, yang merusak jaringan dan meningkatkan risiko kanker. Resistensi antibiotik terhadap terapi lini kedua menjadi tantangan dalam eradikasi. Penelitian ini mengkaji hubungan infeksi H. pylori dengan gastritis kronis, mekanisme patogenik, dan strategi eradikasi efektif di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan narrative literature review yang meninjau hubungan antara infeksi H. pylori dan gastritis berdasarkan artikel ilmiah dari PubMed dan Google Scholar yang relevan, terbit dalam lima tahun terakhir, dan tersedia dalam full text. Pembahasan: Infeksi H. pylori adalah penyebab utama gastritis kronis, dengan mekanisme patogenik melalui produksi urease dan protein virulensi seperti CagA dan VacA. Bakteri ini merusak mukosa lambung dan memicu inflamasi persisten. Densitas kolonisasi H. pylori berkorelasi dengan tingkat keparahan inflamasi dan atrofi mukosa, yang dapat berkembang menjadi lesi prakanker dan kanker lambung. Resistensi antibiotik yang meningkat menuntut strategi eradikasi dan pencegahan yang lebih efektif. Simpulan: Infeksi H. pylori berkaitan erat dengan kejadian gastritis kronis dan komplikasinya. Penanganan yang optimal membutuhkan pemahaman mekanisme patogenik, pemilihan terapi yang sesuai, serta upaya pencegahan yang terintegrasi dengan kondisi lokal di Indonesia.                         Kata Kunci: Helicobacter pylori, Gastritis, Mekanisme Patogenik, Eradikasi