Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

PENGARUH ELEMEN INTERIOR STUDIO ANIMAXX TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN Justice, Ronald; Suprapti, Atik; Sudarwanto, Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5 No 3 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Dynamic education must be able to follow the progress of the times that continue to develop. The demands of 21st century skills have an impact on improving the quality of vocational education through innovation of educational facilities and infrastructure that are in line with sustainable development goals in realizing quality education. To achieve this goal, the school seeks to improve the quality of learning through structuring the interior elements of the learning space. The purpose of this study was to describe the interior elements of Animaxx studio in terms of lighting, color, shape, and material aspects and to determine the effect of interior elements on the learning process in terms of motifs, affective, and learning achievement. Combined research methods (mix methods) were used in this study, quantitative methods were used to collect data about user perceptions of interior elements and responses to motives, affective, and learning achievement through questionnaire collection. Strengthened by qualitative methods with data collection techniques through interviews, literature studies and direct observation to the object of research. The data collected were analyzed descriptively and hypothesis testing through regression analysis. From this research, it was found that the effect of user perception on Animaxx studio interior elements had an effect on motive and affective. While the motive and affective simultaneously affect the achievement of learning. So it can be concluded that there is a significant influence between Animaxx studio interior elements on the learning process.Abstrak: Pendidikan yang dinamis harus dapat mengikuti kemajuan zaman yang terus berkembang. Tuntutan keterampilan abad 21 berdampak pada peningkatan mutu pendidikan kejuruan melalui inovasi sarana dan prasarana pendidikan yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam mewujudkan pendidikan berkualitas. Maka dari itu sekolah berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penataan elemen interior ruang pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan elemen interior studio Animaxx ditinjau dari aspek pencahayaan, warna, bentuk, dan material dan mengetahui pengaruh elemen interior terhadap proses pembelajaran yang dilihat dari motif, afektif, dan ketercapaian pembelajaran. Metode penelitian kombinasi (mix methods) digunakan dalam penelitian ini, metode kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi pengguna terhadap elemen interior dan respon tentang motif, afektif, dan ketercapaian pembelajaran melalui pengumpulan kuesioner. Dikuatkan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi literatur dan observasi langsung ke obyek penelitian. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan uji hipotesis melalui analisis regresi. Dari penelitian ini diperoleh hasil penelitian adanya pengaruh persepsi pengguna terhadap elemen interior studio Animaxx berpengaruh terhadap motif dan afektif. Sedangkan motif dan afektif secara simultan berpengaruh terhadap ketercapaian pembelajaran. Sehingga disimpulkan ada pengaruh signifikan antara elemen interior studio Animaxx terhadap proses pembelajaran.
KONSEP KOTA KOMPAK DALAM KAMPUNG TRADISIONAL KAUMAN SEMARANG Hafidzah, Asri Amalia; Sudarwanto, Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6 No 3 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: If the compact city concept is a modernization of the city concept, therefore in the context of a traditional city that has been developed for centuries could be claimed to have the opposite concept. This study is going to explain that the compact city concept can be found in the traditional city. The purpose of this study is to identify the traditional Kauman village which is a heritage village, according to the compact city aspects, using descriptive qualitative method within the Kauman heritage area of Semarang. The results of this study show that Kauman, when measured using a compact city assessment according to Lim's Theory, has met several criteria even though it is still in the form of a traditional village. However, in terms of mobility and accessibility, Kauman has not met the qualifications. It turns out that cities that have been built traditionally, in their development have adopted several sustainable compact city concepts in their own way in terms of sustainability and maintenance of the village as a heritage area.Abstrak: Jika konsep kota kompak adalah gagasan modernisasi pada konsep kota, maka dalam konteks kota tradisional yang sudah berkembang dalam hitungan abad, konsep ini dapat dikatakan berlawanan. Penelitian ini akan mengkaji tentang bagaimana konsep kota kompak ditemukan dalam kota tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kampung tradisional Kauman yang merupakan kampung heritage, terhadap aspek-aspek yang ada dalam kota kompak, menggunakan metode kualitatif deskriptif di lingkup wilayah heritage Kauman Semarang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kauman, jika diukur menggunakan penilaian kota kompak menurut Teori Lim, sudah memenuhi beberapa kriteria walaupun masih dalam bentuk kampung tradisional. Namun dalam aspek mobilitas dan aksesibilitas, Kauman belum memenuhi kualifikasi. Ternyata kota yang dibangun secara tradisional, dalam pembangunannya sudah mengadopsi beberapa konsep kota kompak yang berkelanjutan dengan cara mereka sendiri dalam keberlangsungan dan pemeliharaan kampung sebagai kawasan heritage.
PENGARUH SUN SHADING TERHADAP KENYAMANAN THERMAL DAN VISUAL PADA RUANG BACA GEDUNG AUDITORIUM POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM SEMARANG Arrahman, Delano Pasha; Sudarwanto, Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 8 No 3 (2024): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2024
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The use of Sunshading elements is often applied by Architects in designing building facades to respond to solar heat radiation entering the building and is an important element that influences the temperature in the room and the intensity of light entering the room. By using quantitative methods with OTTV OTTV ( Overall thermal transfer Value )  calculation simulations and software dialux according to SNI 6389-2020 regulations with a standard of 35 watts / m2 and SNI 6197:2020 Energy conservation in natural lighting systems with a standard of 350 lux to determine the optimal design and adapt to the facade that has been implemented so that it will produce a space standard that meets the thermal comfort criteria and visual so that it has a good impact on activities in the room as well as saving electrical energy loads because the intensity and propagation of solar heat radiation can be responded to optimally using a sun shading design.Keywords: sun shading, thermal Comfort ,Visual ComfortAbstrak: Penggunaan elemen Sunshading sering diterapkan oleh Arsitek dalam merancang fasade bangunan untuk merespon terhadap radiasi panas matahari yang masuk ke dalam bangunan dan menjadi elemen penting yang berpengaruh terhadap temperatur didalam ruangan dan intensitas cahaya yang masuk kedalam ruangan.Dengan menggunakan metoda kuantitatif dengan simulasi  perhitungan OTTV ( Overall thermal transfer Value ) dan software dialux  sesuai peraturan SNI 6389-2020 Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan Gedung dengan standar 35 watt /m2 dan SNI 6197:2020 Konservasi energi pada sistem pencahayaan alami dengan standar 350 lux untuk menentukan desain yang optimal dan menyesuaikan pada fasade yang sudah diterapkan sehingga akan mengahasilkan standar ruang yang memenuhi kriteria kenyamanan thermal dan visual sehingga memberikan dampak yang baik pada aktivitas di ruangan tersebut disamping akan menghemat beban energi listrik karena intensitas maupun rambatan dari radiasi panas matahari dapat direspon secara optimal menggunakan desain sun shading.Kata Kunci: Naungan matahari,Kenyamanan Thermal,Kenyamanan Visual
Evaluasi Konfigurasi Spasial pada Fasilitas Umum di Rumah Susun Pekunden Semarang Menggunakan Pendekatan Space Syntax Hasna Salsabila Mumtaz; Sudarwanto, Budi
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 12 No 1 (2025): June
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v12i1a5

Abstract

Pekunden Vertical Housing is one of the urban slum upgrading programs initiated by the City of Semarang between 1990 and 1992. As the oldest public housing complex in Semarang, it has experienced significant deterioration and changes in the function of its public facilities over time. These emerging issues need to be evaluated to ensure that Pekunden Vertical Housing can be realigned with its original design objectives—not only as a place of shelter, but also as a space that supports the social and economic needs of its residents. This study aims to apply the space syntax method to evaluate the spatial configuration of public facilities within Pekunden Vertical Housing. A quantitative approach with a spatial focus was adopted, utilizing DepthMapX to analyze connectivity, accessibility, and visibility values. Visibility Graph Analysis (VGA) was selected for its ability to provide insights into how spaces are perceived and accessed from various points within the spatial configuration. The results reveal that the communal spaces within Pekunden Vertical Housing are suboptimal in terms of connectivity, accessibility, and visibility. The public facilities located on the ground floor demonstrate the highest integration values across the complex. In particular, the circulation paths leading to and from Taman Pekunden, as well as the parking area adjacent to Rumah Pintar, have high integration values, making them highly suitable for communal functions and as gathering points for disaster mitigation.
KONSEP PLACEMAKING ELEMEN COMFORT AND IMAGE PADA RUANG PUBLIK TAMAN JOGGING TRACK UNDIP Rifli, Daffa Maulana; Sudarwanto, Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 9 No 3 (2025): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2025
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v9i3.4073

Abstract

Abstract: Public space is one of the important things that need to be considered in improving the quality in urban areas. The quality of public space itself can be improved by strengthening the relationship between public space and its users. In this case it can be in the form of increasing the comfort of the public space itself. By using the Placemaking approach, public spaces can be designed by emphasizing on the Image and Comfort of the place towards the users themselves. This research uses descriptive qualitative method with descriptive analysis of Comfort and Image elements as a comparative study in identifying placemaking elements in the object. Placemaking is a concept of public space design approach that becomes the parent concept used, while Comfort and Image is an element that forms Placemaking itself which explains more about the comfort and image of an object. This research aims to find out the character of the placemaking concept in public buildings by reviewing one of the public spaces in Semarang City. Public space itself is the choice of research because many community activities are carried out in that place. The results showed that there is a close relationship between the components in public space design. These elements are very important to reinforce the character of a place and provide an overview and meaning of public space to provide shared comfort for the Community. Keyword: Comfort and Image, Placemaking Concept, Public Space Abstrak: Ruang Publik merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas di perkotaan. Peningkatan kualitas dari ruang publik dapat dilakukan dengan cara mempererat hubungan antara ruang publik dan penggunanya. Dalam hal ini dapat berupa meningkatkan kenyamanan dari ruang publik itu sendiri. Dengan menerapkan pendekatan Placemaking, ruang publik dapat dirancang dengan penekanan terhadap aspek Citra dan Kenyamanan tempat terhadap pengguna itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif dengan analisis deskriptif terhadap elemen Comfort and Image sebagai studi banding dalam mengidentifikasi elemen placemaking pada objek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter dari konsep placemaking pada bangunan publik dengan meninjau salah satu ruang publik yang berada di Kota Semarang. Ruang publik sendiri menjadi pilihan penelitian karena banyak kegiatan masyarakat yang dilakukan ditempat tersebut. Hasil yang didapat dalam penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara komponen dalam desain ruang publik. Elemen-elemen ini sangat penting untuk memperkuat karakter suatu tempat dan memberikan gambaran dan makna ruang publik untuk memberikan kenyamanan bersama bagi Masyarakat. Kata Kunci: Comfort and Image, Konsep Placemaking, Ruang Publik
Pengaruh Gaya Hidup urban Terhadap Desain Arsitektur Pusat Perbelanjaan Dalam Aspek Budaya Konsumtif -, Elang Ilham muchamad; sudarwanto, Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 9 No 3 (2025): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2025
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v9i3.4273

Abstract

Abstract: The impact of urban lifestyles on the architectural design of shopping centers in Semarang, focusing on consumerist cultural patterns through case studies of Uptown Mall, Paragon Mall, The Park Mall, and Queen City Mall. In the context of a fast-paced and consumption-oriented urban society, shopping malls have evolved beyond their commercial function to become social, recreational, and lifestyle spaces. Architectural design is therefore required to be adaptive, integrating aesthetics, comfort, and functionality to meet diverse user needs. Elements such as modern interiors, communal spaces, and entertainment facilities are essential in attracting visitors and shaping urban social identity. The findings highlight that urban lifestyles significantly influence consumer preferences, with architectural quality playing a vital role in both the appeal and sustainability of malls. This research offers a valuable reference for future shopping center development, particularly in rapidly urbanizing cities. Keyword: Urban Lifestyle, Shoping Center, architecture,consumerism Abstrak: Pengaruh gaya hidup urban terhadap desain arsitektur pusat perbelanjaan di Kota Semarang lalu di kaji dalam budaya konsumtif pada gaya hidup urban  melalui studi kasus empat mall: Uptown Mall, Paragon Mall, The Park Mall, dan Queen City Mall. Dalam masyarakat urban yang konsumtif dan dinamis, Pusat perbelanjaan kini berperan tidak hanya sebagai lokasi transaksi ekonomi, tetapi juga sebagai ruang interaksi sosial, sarana hiburan, serta representasi gaya hidup. Oleh karena itu, desain arsitektur mall harus bersifat fleksibel, memadukan estetika, kenyamanan, dan fungsi yang mendukung beragam aktivitas pengunjung.. Desain interior yang modern, ruang komunal yang nyaman, serta fasilitas hiburan yang lengkap menjadi faktor penting dalam menarik minat masyarakat. Mall juga menjadi bagian dari identitas sosial masyarakat urban, sehingga peran desain sangat penting dalam menciptakan pengalaman ruang yang berkesan. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa gaya hidup urban sangat memengaruhi preferensi masyarakat terhadap pusat perbelanjaan, dan keberhasilan desain arsitektur berkontribusi besar terhadap daya tarik serta keberlanjutan mall. Studi ini diharapkan menjadi referensi bagi pengembangan desain pusat perbelanjaan di masa depan, terutama di kota-kota dengan tingkat urbanisasi tinggi. Kata Kunci: Gaya Hidup Urban; Pusat perbelanjaan; Arsitektur; Konsumtif