Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG YUDISTIRA RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2013 Suerni, Titik; Keliat, Budi Anna; C.D, Novy Helena
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Jiwa
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Klien dengan harga diri rendah kronis di Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 58,33% dari 60 klien yang dirawat. Tujuan Karya Ilmiah Akhir ini untuk menggambarkan penerapan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga pada  klien harga diri rendah. Metode yang dipakai adalah studi kasus. Pada 15 klien diberikan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif serta pada 20 klien diberikan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata 54,94%; peningkatan kemampuan rata-rata 89,57%; lama rawat ratarata 37 hari.Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata  71,2%; peningkatan kemampuanklien rata-rata 100%; peningkatan kemampuan keluarga rata-rata 98%;lama rawat rata-rata 26 hari. Berdasarkan penurunan tanda dan gejala,peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta lama hari rawat makaterapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada klien dengan harga diri rendah.
HUBUNGAN LAMA RAWAT INAP DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL PASIEN SKIZOFRENIA BERSTATUS MENIKAH Tubagus, Muhammad Safaat Agung; Suerni, Titik; Tubagus, Muhammad Safaat Agung; Susanto, Wigyo; Susanto, Wigyo
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 4, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.262 KB)

Abstract

Rawat inap adalah bentuk perawatan pasien yang dirawat dan tinggal di rumah sakit dalam waktu tertentu. Pelayanan rawat inap yang berkualitas dicirikan dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pasien. Kebutuhan fisiologi menempati peringkat pertama dalam hirarki Maslow yang di dalamnya terdapat kebutuhan akan seksual. Pemenuhan akan kebutuhan seksual harus tetap diperhatikan, karena pasien dengan skizofrenia tidak kehilangan akan keinginan atau hasrat dalam pemenuhan kebutuhan seksualnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama rawat inap dengan pemenuhan kebutuhan seksual pasien skizofrenia berstatus menikah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Analitik Observasi dengan menggunakan desain pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampling menggunakan Probability Sampling jenis Simple Random Sampling. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 60 responden didapatkan karakteristik lama rawat inap yang terbanyak yaitu dengan kategori perawatan singkat sebanyak 35 responden atau sebesar 58,3 %, dan karakteristik lama rawat inap terbanyak pada kategori perawatan sedang sebanyak 25 orang atau sebesar 41,7%. Secara keseluruhan mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan seksualnya. Kategori perawatan singkat sebanyak 23 orang (65,7 %) kurang terpenuhi dan kategori perawatan sedang sebanyak 18 orang (72 %) tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya. Hasil penelitian dengan uji Chi-Square  menunjukan nilai P Value = 0,004 ( <0,05), maka ada hubungan lama rawat inap dengan pemenuhan kebutuhan seksual pasien skizofrenia berstatus menikah. Kata Kunci: Rawat inap, Kebutuhan seksual, Skizofrenia RELATED RELATIONSHIP WITH FULFILLMENT OF SEXUAL SKIZOFRENIA PATIENTS WITH MARRIED STATUS ABSTRACTHospitalization is a form of care for patients who are treated and stay in the hospital for a certain period of time. Quality inpatient services are characterized by meeting the basic needs of patients. Physiological needs are ranked first in Maslow's hierarchy in which there are sexual needs. Fulfillment of sexual needs must be considered, because patients with schizophrenia do not lose the desire or desire to fulfill their sexual needs. This study aims to determine whether there is a relationship between the length of stay with the fulfillment of the sexual needs of married schizophrenic patients. This study is a type of Observational Analytical research using the Cross Sectional approach design. The sampling technique uses the Probability Sampling type of Simple Random Sampling. The data obtained was processed statistically using the Chi-Square test. Based on the results of the analysis, it was found that from the 60 respondents the characteristics of the longest hospitalization were obtained with the short care category of 35 respondents or 58.3%, and the characteristics of the highest length of stay in the moderate care category were 25 people or 41.7%. Overall experience a disruption in fulfilling sexual needs. The short care category of 23 people (65.7%) was less fulfilled and the moderate care category was 18 people (72%) whose sexual needs were not met. The results of the study with the Chi-Square test showed the value of P Value = 0.004 (<0.05), so there was a relationship between length of stay and fulfilling the sexual needs of married schizophrenic patients Keywords: Hospitalization, Sexual Needs, Schizophrenia
PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG YUDISTIRA RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2013 Suerni, Titik; Keliat, Budi Anna; C.D, Novy Helena
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 1, No 2 (2013): November 2013
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.243 KB)

Abstract

Klien dengan harga diri rendah kronis di Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 58,33% dari 60 klien yang dirawat. Tujuan Karya Ilmiah Akhir ini untuk menggambarkan penerapan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga pada  klien harga diri rendah. Metode yang dipakai adalah studi kasus. Pada 15 klien diberikan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif serta pada 20 klien diberikan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata 54,94%; peningkatan kemampuan rata-rata 89,57%; lama rawat ratarata 37 hari.Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata  71,2%; peningkatan kemampuanklien rata-rata 100%; peningkatan kemampuan keluarga rata-rata 98%;lama rawat rata-rata 26 hari. Berdasarkan penurunan tanda dan gejala,peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta lama hari rawat makaterapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada klien dengan harga diri rendah.
HUBUNGAN ANTARA GOLONGAN DARAH DENGAN RETARDASI MENTAL PADA SISWA DI SLB Atmojo, Fajar Widhi; Suerni, Titik; Susanto, Wigyo
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 4, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.83 KB)

Abstract

Golongan darah adalah sebuah ciri khusus darah berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen (protein, glikoprotein, glikolipid) yang menempel pada permukaan sel darah merah. Dari keempat jenis golongan darah (A, B, O dan AB) memiliki susunan glikoprotein yang berbeda yang diatur dalam sistem alel ganda. Pada retardasi mental ditemukan gen CHRNA7 yang menghambat fungsi protein penting untuk menghantarkan informasi ke otak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Analitik Observasi dengan menggunakan desain pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total sampling. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 38 responden, sebagian besar memiliki jenis golongan darah A 42,1% responden, golongan darah O 31,6% responden, golongan darah B 21,1% responden dan golongan darah AB 5,3% responden. Hasil penelitian juga menunjukkan retardasi mental berat 50,0% responden, retardasi mental sedang 31,6% responden dan retardasi mental ringan 18,4% responden. Golongan darah A sebanyak 68,75% mengalami retardasi mental berat. Hasil penelitian dengan uji Chi-Square  menunjukan nilai P Value = 0,027 (<0,05), maka ada hubungan antara golongan darah dengan retardasi mental pada siswa di SLB Negeri Batang. Kata Kunci: Golongan Darah, Komposisi Glikoprotein, Kelainan Genetik, Retardasi Mental. RELATIONSHIP BETWEEN BLOOD COLLECTION WITH MENTAL RETARDATION IN STUDENTS IN SPECIAL SCHOOL ABSTRACTBlood type is a special feature of blood based on the presence or absence of antigen substances (proteins, glycoproteins, glycolipids) that attach to the surface of red blood cells. Of the four types of blood groups (A, B, O and AB) have different arrangements of glycoproteins arranged in a double allele system. In mental retardation the CHRNA7 gene was found which inhibits the function of proteins important for delivering information to the brain. This study is a type of Observational Analytical research using the Cross Sectional approach design. The sampling technique in this study used the Total sampling technique. The data obtained was processed statistically using the Chi-Square test. Based on the results of the analysis, it was found that out of 38 respondents, most had blood type A 42.1% of respondents, blood group O 31.6% of respondents, blood group B 21.1% of respondents and blood group AB 5.3% of respondents. The results also showed severe mental retardation of 50.0% of respondents, moderate mental retardation of 31.6% of respondents and mild mental retardation of 18.4% of respondents. Blood type A as many as 68.75% have severe mental retardation. The results of the study with the Chi-Square test showed the value of P Value = 0.027 (<0.05), so there was a relationship between blood groups and mental retardation in students at Batang State Special School. Keywords: Blood Type, Glycoprotein Composition, Genetic Disorders, Mental Retardation.
EFEKTIVITAS SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION DAN TERAPI KOLASE TERHADAP MOTORIK HALUS PADA ANAK RETARDASI MENTAL Setyanti, Purwa Risma Vike; Suerni, Titik; Kandar, Kandar
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.957 KB)

Abstract

Retardasi mental merupakan kondisi yang mengalami keterlambatan perkembangan dimulai pada masa anak, ditandai kemampuan kognitif di bawah normal dan terdapat kendala pada perilaku adaptif sosial. Masalah yang diakibatkan karena retardasi mental yaitu  cara  berfikirnya  terlalu  sederhana  atau  mengalami  keterlambatan  dalam  berfikir  dan menulis sehingga dalam bidang akademik sangat lemah, anak retardasi mental juga memiliki permasalahan  pada  aspek  motorik  halusnya.  Banyak metode yang dapat diberikan pada anak retardasi mental seperti senam otak melalui gerakan arm activation da terapi kolase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas senam otak melalui gerakan arm activation dibandingkan  terapi  kolase  terhadap  motorik  halus  pada  anak  retardasi  mental. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experiment dengan desain penelitian two group pre-post test design. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon dan untuk mengetahui perbedaan efektifitas menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji statistik didapatkan hasil p value 0.000 (p>0.05) hal ini dapat disimpulkan terapi kolase lebih efektif dari pada pemberian senam otak melalui gerakan arm activation terhadap motorik halus pada anak retardasi mental di SLB Negeri Ungaran. Diharapkan peneliti selanjutnya bisa memodifikasi  pada  prosedur  terapi  kolase  untuk  meningkatan  motorik  halus  anak  retardasi mental. Kata kunci : senam otak, arm activation, terapi kolase, motorik halus, anak retardasi mental THE EFFECTIVENESS OF THE BRAIN GYM THROUGH ARM ACTIVATION MOVEMENT COMPARED TO KOLASE THERAPY ON FINE MOTORIC IN CHILDREN WITH MENTAL RETARDATION ABSTRACTMental retardation is a condition when someone is experiencing a retarded development which starts from the children period that is characterized by below normal cognitive abilities and constraints on social adaptive behavior. The prevalence of mental retardation in Indonesia is 5.250.000 people suffering from mental retardation. Problems caused by mental retardation are the way of thinking that is too simple or experiencing a retardation in thinking and writing that it makes someone poor in academics. Also, a child  with mental retardation has a problem in the fine motoric aspect. Many methods can be given to children with mental retardation such as a brain gym through arm activation movement and kolase therapy. The study aims at determining the effectiveness of the brain gym through arm activation movement compared to kolase therapy on fine motoric in children with mental retardation. The study uses quasy experiment with two group pre-post test research design. The statistical test used is Wilcoxon test and Mann-Whitney test to determine the difference of the effectiveness. The statistical test result in p value 0,000 (p>0,05). It can be concluded that kolase therapy is more effective than the brain gym through arm activation movement on the fine motoric in children with mental retardation at SLB Negeri Ungaran. it is suggested to the next researcher to modify the procedure of the kolase therapy to improve the fine motoric of the children with mental retardation. Keywords : brain gym, arm activation, kolase therapy, fine motoric, children with mental retardation
PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG YUDISTIRA RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2013 Titik Suerni; Budi Anna Keliat; Novy Helena C.D
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 1, No 2 (2013): November 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.243 KB) | DOI: 10.26714/jkj.1.2.2013.%p

Abstract

Klien dengan harga diri rendah kronis di Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 58,33% dari 60 klien yang dirawat. Tujuan Karya Ilmiah Akhir ini untuk menggambarkan penerapan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga pada  klien harga diri rendah. Metode yang dipakai adalah studi kasus. Pada 15 klien diberikan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif serta pada 20 klien diberikan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata 54,94%; peningkatan kemampuan rata-rata 89,57%; lama rawat ratarata 37 hari.Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata  71,2%; peningkatan kemampuanklien rata-rata 100%; peningkatan kemampuan keluarga rata-rata 98%;lama rawat rata-rata 26 hari. Berdasarkan penurunan tanda dan gejala,peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta lama hari rawat makaterapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada klien dengan harga diri rendah.
EFEKTIVITAS SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION DAN TERAPI KOLASE TERHADAP MOTORIK HALUS PADA ANAK RETARDASI MENTAL Purwa Risma Vike Setyanti; Titik Suerni; Kandar Kandar
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 6, No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.957 KB) | DOI: 10.26714/jkj.6.1.2018.46-52

Abstract

Retardasi mental merupakan kondisi yang mengalami keterlambatan perkembangan dimulai pada masa anak, ditandai kemampuan kognitif di bawah normal dan terdapat kendala pada perilaku adaptif sosial. Masalah yang diakibatkan karena retardasi mental yaitu  cara  berfikirnya  terlalu  sederhana  atau  mengalami  keterlambatan  dalam  berfikir  dan menulis sehingga dalam bidang akademik sangat lemah, anak retardasi mental juga memiliki permasalahan  pada  aspek  motorik  halusnya.  Banyak metode yang dapat diberikan pada anak retardasi mental seperti senam otak melalui gerakan arm activation da terapi kolase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas senam otak melalui gerakan arm activation dibandingkan  terapi  kolase  terhadap  motorik  halus  pada  anak  retardasi  mental. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experiment dengan desain penelitian two group pre-post test design. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon dan untuk mengetahui perbedaan efektifitas menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji statistik didapatkan hasil p value 0.000 (p>0.05) hal ini dapat disimpulkan terapi kolase lebih efektif dari pada pemberian senam otak melalui gerakan arm activation terhadap motorik halus pada anak retardasi mental di SLB Negeri Ungaran. Diharapkan peneliti selanjutnya bisa memodifikasi  pada  prosedur  terapi  kolase  untuk  meningkatan  motorik  halus  anak  retardasi mental. Kata kunci : senam otak, arm activation, terapi kolase, motorik halus, anak retardasi mental THE EFFECTIVENESS OF THE BRAIN GYM THROUGH ARM ACTIVATION MOVEMENT COMPARED TO KOLASE THERAPY ON FINE MOTORIC IN CHILDREN WITH MENTAL RETARDATION ABSTRACTMental retardation is a condition when someone is experiencing a retarded development which starts from the children period that is characterized by below normal cognitive abilities and constraints on social adaptive behavior. The prevalence of mental retardation in Indonesia is 5.250.000 people suffering from mental retardation. Problems caused by mental retardation are the way of thinking that is too simple or experiencing a retardation in thinking and writing that it makes someone poor in academics. Also, a child  with mental retardation has a problem in the fine motoric aspect. Many methods can be given to children with mental retardation such as a brain gym through arm activation movement and kolase therapy. The study aims at determining the effectiveness of the brain gym through arm activation movement compared to kolase therapy on fine motoric in children with mental retardation. The study uses quasy experiment with two group pre-post test research design. The statistical test used is Wilcoxon test and Mann-Whitney test to determine the difference of the effectiveness. The statistical test result in p value 0,000 (p>0,05). It can be concluded that kolase therapy is more effective than the brain gym through arm activation movement on the fine motoric in children with mental retardation at SLB Negeri Ungaran. it is suggested to the next researcher to modify the procedure of the kolase therapy to improve the fine motoric of the children with mental retardation. Keywords : brain gym, arm activation, kolase therapy, fine motoric, children with mental retardation
HUBUNGAN ANTARA GOLONGAN DARAH DENGAN RETARDASI MENTAL PADA SISWA DI SLB Fajar Widhi Atmojo; Titik Suerni; Wigyo Susanto
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 4, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.83 KB) | DOI: 10.26714/jkj.4.2.2016.105-113

Abstract

Golongan darah adalah sebuah ciri khusus darah berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen (protein, glikoprotein, glikolipid) yang menempel pada permukaan sel darah merah. Dari keempat jenis golongan darah (A, B, O dan AB) memiliki susunan glikoprotein yang berbeda yang diatur dalam sistem alel ganda. Pada retardasi mental ditemukan gen CHRNA7 yang menghambat fungsi protein penting untuk menghantarkan informasi ke otak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Analitik Observasi dengan menggunakan desain pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total sampling. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 38 responden, sebagian besar memiliki jenis golongan darah A 42,1% responden, golongan darah O 31,6% responden, golongan darah B 21,1% responden dan golongan darah AB 5,3% responden. Hasil penelitian juga menunjukkan retardasi mental berat 50,0% responden, retardasi mental sedang 31,6% responden dan retardasi mental ringan 18,4% responden. Golongan darah A sebanyak 68,75% mengalami retardasi mental berat. Hasil penelitian dengan uji Chi-Square  menunjukan nilai P Value = 0,027 (<0,05), maka ada hubungan antara golongan darah dengan retardasi mental pada siswa di SLB Negeri Batang. Kata Kunci: Golongan Darah, Komposisi Glikoprotein, Kelainan Genetik, Retardasi Mental. RELATIONSHIP BETWEEN BLOOD COLLECTION WITH MENTAL RETARDATION IN STUDENTS IN SPECIAL SCHOOL ABSTRACTBlood type is a special feature of blood based on the presence or absence of antigen substances (proteins, glycoproteins, glycolipids) that attach to the surface of red blood cells. Of the four types of blood groups (A, B, O and AB) have different arrangements of glycoproteins arranged in a double allele system. In mental retardation the CHRNA7 gene was found which inhibits the function of proteins important for delivering information to the brain. This study is a type of Observational Analytical research using the Cross Sectional approach design. The sampling technique in this study used the Total sampling technique. The data obtained was processed statistically using the Chi-Square test. Based on the results of the analysis, it was found that out of 38 respondents, most had blood type A 42.1% of respondents, blood group O 31.6% of respondents, blood group B 21.1% of respondents and blood group AB 5.3% of respondents. The results also showed severe mental retardation of 50.0% of respondents, moderate mental retardation of 31.6% of respondents and mild mental retardation of 18.4% of respondents. Blood type A as many as 68.75% have severe mental retardation. The results of the study with the Chi-Square test showed the value of P Value = 0.027 (<0.05), so there was a relationship between blood groups and mental retardation in students at Batang State Special School. Keywords: Blood Type, Glycoprotein Composition, Genetic Disorders, Mental Retardation.
HUBUNGAN LAMA RAWAT INAP DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL PASIEN SKIZOFRENIA BERSTATUS MENIKAH Titik Suerni; Muhammad Safaat Agung Tubagus; Wigyo Susanto
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 4, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.262 KB) | DOI: 10.26714/jkj.4.2.2016.126-131

Abstract

Rawat inap adalah bentuk perawatan pasien yang dirawat dan tinggal di rumah sakit dalam waktu tertentu. Pelayanan rawat inap yang berkualitas dicirikan dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pasien. Kebutuhan fisiologi menempati peringkat pertama dalam hirarki Maslow yang di dalamnya terdapat kebutuhan akan seksual. Pemenuhan akan kebutuhan seksual harus tetap diperhatikan, karena pasien dengan skizofrenia tidak kehilangan akan keinginan atau hasrat dalam pemenuhan kebutuhan seksualnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama rawat inap dengan pemenuhan kebutuhan seksual pasien skizofrenia berstatus menikah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Analitik Observasi dengan menggunakan desain pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampling menggunakan Probability Sampling jenis Simple Random Sampling. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 60 responden didapatkan karakteristik lama rawat inap yang terbanyak yaitu dengan kategori perawatan singkat sebanyak 35 responden atau sebesar 58,3 %, dan karakteristik lama rawat inap terbanyak pada kategori perawatan sedang sebanyak 25 orang atau sebesar 41,7%. Secara keseluruhan mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan seksualnya. Kategori perawatan singkat sebanyak 23 orang (65,7 %) kurang terpenuhi dan kategori perawatan sedang sebanyak 18 orang (72 %) tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya. Hasil penelitian dengan uji Chi-Square  menunjukan nilai P Value = 0,004 ( <0,05), maka ada hubungan lama rawat inap dengan pemenuhan kebutuhan seksual pasien skizofrenia berstatus menikah. Kata Kunci: Rawat inap, Kebutuhan seksual, Skizofrenia RELATED RELATIONSHIP WITH FULFILLMENT OF SEXUAL SKIZOFRENIA PATIENTS WITH MARRIED STATUS ABSTRACTHospitalization is a form of care for patients who are treated and stay in the hospital for a certain period of time. Quality inpatient services are characterized by meeting the basic needs of patients. Physiological needs are ranked first in Maslow's hierarchy in which there are sexual needs. Fulfillment of sexual needs must be considered, because patients with schizophrenia do not lose the desire or desire to fulfill their sexual needs. This study aims to determine whether there is a relationship between the length of stay with the fulfillment of the sexual needs of married schizophrenic patients. This study is a type of Observational Analytical research using the Cross Sectional approach design. The sampling technique uses the Probability Sampling type of Simple Random Sampling. The data obtained was processed statistically using the Chi-Square test. Based on the results of the analysis, it was found that from the 60 respondents the characteristics of the longest hospitalization were obtained with the short care category of 35 respondents or 58.3%, and the characteristics of the highest length of stay in the moderate care category were 25 people or 41.7%. Overall experience a disruption in fulfilling sexual needs. The short care category of 23 people (65.7%) was less fulfilled and the moderate care category was 18 people (72%) whose sexual needs were not met. The results of the study with the Chi-Square test showed the value of P Value = 0.004 (<0.05), so there was a relationship between length of stay and fulfilling the sexual needs of married schizophrenic patients Keywords: Hospitalization, Sexual Needs, Schizophrenia
Hubungan Lama Hari Rawat dengan Kemampuan Mengontrol Marah pada Pasien Skizofrenia PH, Livana; Anantya, Avella Early; Yuniwati, Ratna; Indamah, Qonik Nur; Khasanah, Uswatun; Suerni, Titik; Marwanto, Ari Sugeng; Mubin, Mohammad Fatkhul
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 13, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.11.4.2023.1015-1022

Abstract

Baik di tingkat nasional maupun internasional, masih ada masalah kesehatan mental yang belum ditangani di masyarakat. Salah satunya penyakit skizofrenia sering kali bermanifestasi sebagai gejala positif dan negatif termasuk perilaku kekerasan, bahaya tindakan kekerasan merupakan salah satu bentuk respons marah yang dapat dikenali dengan cara mengancam, mencambuk diri sendiri, atau orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lamanya waktu perawatan di rumah sakit dengan kemampuan mengendalikan amarah pada pasien skizofrenia. Penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan menggunakan desain penelitian korelasional (correlation study). Dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, 15 responden menjadi sampel penelitian dengan pendekatan cross sectional. Kuesioner dengan pertanyaan tertutup tentang kontrol marah digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. Korelasi Kendall Tau adalah uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini. Temuan penelitian menunjukkan lama hari rawat dengan kemampuan mengontrol marah pada pasien skizofrenia saling berhubungan.