Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTESKTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEYAKINAN (BELIEF) MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BAYANG Dina Amsari
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.346 KB) | DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.140

Abstract

This study was begun at finding description about the mathematics’ teacher did not make relationship between new information to real situation of students and the students’ ability in problem solving was still lower. This problem certainly impacts to mathematics’ belief of students. For making out this problem, a contextual approach in mathematics learning has been being applied. The goals of this research were to know students’ ability in problem solving between contextual and conventional approach and also mathematics’ belief of students after studied using contextual approach. The kind of this research was a quasi experiment. The population was the students of class IX Junior High School 1 Bayang. The research’s instruments are problem solving tests and questionnaire sheets. The result of this research showed the mean of final test in experiment class is higher than control class and also mathematics’ belief of student. Based on the result of the research could be conclude that students’ ability in problem solving and mathematics’ belief with using contextual approach better than conventional approach both high and low prior knowledge’s students.  
IMPLIKASI TEORI BELAJAR E.THORNDIKE (BEHAVIORISTIK) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Dina Amsari
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.168

Abstract

Teori belajar Behavioristik merupakan teori yang berpandangan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui stimulus respon. Dengan kata lain,belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya yangbertujuan merubah tingkah laku dengan cara interaksi antara stimulus dan respon.Dalam konsep belajar behavioristik, siswa dikatakan belajar jika terjadi perubahan prilaku ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh pengusung teori ini adalah Edward Thorndike yang dikenal dengan teori Koneksionisme. Menurut Thorndike, belajar merupakan proses koneksi antara stimulus respon yang berujung kepada perubahan tingkah laku. Hubungan stimulus respon ini menurut Thorndike dapat diperkuatdengan adanya kesiapan dalam menerima perubahan tingkah laku tersebut (Law of Readiness), diberikan pengulangan (Law of Exercise) dan diberikan penghargaan (Law of Effect). Dalam pembelajaran khususnya matematika, guru memastikan kesiapan siswa dalam belajar, agar stimulus yang diberikan dapat diterima baik oleh siswa dan memunculkan respon yang diinginkan. Stimulus yang diberikan hendaknya sering diulang agar hubungan stimulus respon semakin kuat salah satunya dengan memberikan latihan ataupun penekanan konsep oleh guru. Selain itu, hubungan ini juga dapat diperkuat dengan memberikan penghargaan kepada siswa. Sehingga menimbulkan kepuasan bagi mereka
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTESKTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEYAKINAN (BELIEF) MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BAYANG Dina Amsari
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.140

Abstract

This study was begun at finding description about the mathematics’ teacher did not make relationship between new information to real situation of students and the students’ ability in problem solving was still lower. This problem certainly impacts to mathematics’ belief of students. For making out this problem, a contextual approach in mathematics learning has been being applied. The goals of this research were to know students’ ability in problem solving between contextual and conventional approach and also mathematics’ belief of students after studied using contextual approach. The kind of this research was a quasi experiment. The population was the students of class IX Junior High School 1 Bayang. The research’s instruments are problem solving tests and questionnaire sheets. The result of this research showed the mean of final test in experiment class is higher than control class and also mathematics’ belief of student. Based on the result of the research could be conclude that students’ ability in problem solving and mathematics’ belief with using contextual approach better than conventional approach both high and low prior knowledge’s students.  
Pelatihan Alat Peraga Berbasis Integrated Learning untuk Guru SD di Kabupaten Pariaman Risda Amini; Usmeldi Usmeldi; Nurhastuti Nurhastuti; Dina Amsari; Afriza Media; Yarisda Ningsih
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 3 (2024): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v6i3.864

Abstract

Berdasarkan wawancara dan penyebaran angket kepada guru-guru Sekolah Dasar (SD) Gugus 1 Kecamatan Pariaman timur ditemukan permasalahan bahwa kurangnya pengetahuan guru SD Gugus 1 Kecamatan Pariaman timur Kabupaten Pariaman mengenai alat peraga berbasis integrated learning untuk siswa SD, kurangnya keterampilan guru SD Gugus 1 Kecamatan Pariaman timur Kabupaten Pariaman mengenai pembuatan alat peraga berbasis integrated learning untuk siswa SD, dan kurangnya informasi serta referensi mengenai alat peraga berbasis integrated learning. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah: (1) Seminar mengenai alat peraga berbasis integrated learning. (2) Pelatihan pembuatan alat peraga berbasis integrated learning. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan guru SD mengenai alat peraga berbasis integrated learning. Hasil kegiatan pelatihan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan guru tentang alat peraga pembelajaran berbasis integrated learning.