Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Hubungan Antara Taman Bacaan Masyarakat dan Minat Baca (Sebuah Penelitian) Fakhruddin Arbah; Henny Herawati
Jurnal AKRAB Vol. 4 No. 1 (2013): Desember 2013
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v4i1.73

Abstract

Satuan, jenis dan lingkup pendidikan nonformal terdiri atas keluarga, kelompok belajar, lembaga kursus dan pelatihan, majelis taklim, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan lembagalembaga yang menyelenggarakan pendidikan yang sejenis. Salah satu program kegiatan dalam PKBM ini adalah adanya Taman Bacaan Masyarakat. Pada PKBM Al-Ishlah, Taman Bacaan ini sudah berfungsi mendorong semangat warga belajar untuk memiliki kesadaran membaca secara relatif optimal, terutama bagi warga belajar Keaksaraan Fungsional. Masalahnya adalah bahwa pengelolaan TBM ini kurang profesional, dan pengelola pun kurang mengerti bagaimana harus melaksanakan program taman bacaan masyarakat. Warga belajar pun belum terpanggil nuraninya khususnya warga belajar keaksaraan fungsional tentang pentingnya kegiatan membaca. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris mengenai ada tidaknya hubungan antara fungsi pendirian taman bacaan dengan minat baca warga belajar KF di TBM Al-Ishlah. Penelitian ini dan Minat Baca Sebuah Penelitian Fakhruddin Arbah dan Henny Herawaty *) berlangsung dari bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Februari 2011. Subjek penelitiannya adalah warga belajar program Keaksaraan Fungsional berjumlah 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan taman bacaan masyarakat sebagai penunjang pembelajaran bagi warga belajar keaksaraan fungsional merupakan wahana berbagai sumber pengetahuan, bacaan dari berbagai macam/ variasi buku, baik buku cerita, resep-resep masakan, pengetahuan umum, pengetahuan agama dan juga buku pelajaran. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara fungsi Taman Bacaan Masyarakat dengan minat baca warga belajar dapat diterima. Pola hubungan antara kedua variabel ini dinyatakan dengan persamaan regresi Y = 44,95 +0,53 X. Persamaan ini menginformasikan bahwa setiap perubahan satu tingkat variabel X (fungsi Taman Bacaan Masyarakat) dapat mengakibatkan terjadinya perubahan variabel Y (Minat Baca Warga Belajar) sebesar 0,53 pada konstanta 44,59.
ANALISIS LAJU SEDIMENTASI DI SUNGAI SILAT KECAMATAN SILAT HILIR oneciencius febryoga; Kartini Kartini; Henny Herawati
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 4 (2022): JeLAST Desember 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i4.58377

Abstract

Sedimentasi merupakan salah satu penyebab berkurangnya kapasitas tampung sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan laju sedimentasi. Karakteristik sedimen pada Nanga Silat memiliki gradasi butiran   berkisar antara 0,017 mm sampai 0,066 mm, rata-rata berat jenis sebesar 2,48 gr/cm³, sedangkan kecepatan jatuh berkisar antara 0,0002 m/detik sampai 0,0037 m/detik. Nanga Nuar memiliki gradasi butiran   berkisar 0,084 mm sampai 0,105 mm, rata-rata berat jenis sebesar 2,60 gr/cm³, sedangkan kecepatan jatuh berkisar antara 0,0060 m/detik sampai 0,0102 m/detik. Nanga Dangkan memiliki gradasi butiran   berkisar antara 0,105 mm sampai 0,163 mm, rata-rata berat jenis sebesar 2,61 gr/cm³ sedangkan kecepatan jatuh berkisar antara 0,0099 m/detik sampai 0,0226 m/detik. Analisis laju sedimentasi menggunakan metode, L. C. Van Rijn, Meyer Peter Muller, Einstein dan DuBoys. Dari keempat metode yang digunakan, metode Duboys yang memenuhi persyaratan gradasi, dimana untuk Nanga Silat laju angkutan sedimen terbesar di titik 2 sebesar 51,97 ton/hari dan terkecil di titik 5 sebesar 10,199 ton/hari, untuk Nanga Nuar laju angkutan sedimen terbesar di titik 2 sebesar 137,81 ton/hari dan terkecil terjadi di titik 5 sebesar 29,30 ton/hari, Nanga Dangkan laju angkutan sedimen terbesar  di titik 3 sebesar 843,35 ton/hari dan terkecil terjadi di titik 5 sebesar 440,82 ton/hari.Kata Kunci: Karakteristik sedimen, Laju angkutan Sedimentasi, Nanga Silat
Kajian aspek hidrolika pertemuan sungai kapuas dan sungai silat menggunakan metode Hec-Ras Gondo Wicaksono; Henny Herawati; Kartini Kartini
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 4 (2022): JeLAST Desember 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i4.60396

Abstract

Sungai Silat merupakan anak Sungai dari Sungai Kapuas dimana titik pertemuan antara Sungai Kapuas dan Sungai Silat berada di Kecamatan Silat Hilir. Dengan adanya pertemuan Sungai tersebut menyebabkan perbedaan karakteristik aliran, karena aliran sungai pada titik pertemuan mempunyai pola aliran yang berbeda denga aliran yang lurus. Selain itu, adanya pertemuan sungai mempunyai indikasi bahwa penampang sungai di area tersebut akan mengalami pelearan dari tahun ke tahun. Hal tersebut menyebabkan perlu dilakukan kajian dari aspek hidrolika. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik aliran pertemuan Sungai Silat dan Sungai Kapuas seta mengetahui debit banjir rencana Sungai Silat. Metode dalam analisis hodrolika menggunakan software Hec-ras 5.0.7 dengan skenario unsteady flow. Untuk boundary cindition menggunakan debit sesaat dan kemiringan saluran pada sungai Kapuas sedangkan Sungai Silat menggunakan flow hydrograph hasil analisis menggunakan metode HSS Nakayasu. Hasil analisis menggunakan software Hec-ras bahwa Sungai Kapuas dan Sungai Silat mempunyai aliran yang sub-kritis dengan nilai froude kurang dari 1. Hasil analisis debit banjir menggunakan metode melchior sebesar 502.5 m3/s periode 2 tahun; 662,7 m3/s periode 5 tahun; 768,8 m3/s periode 10 tahun; 869,27 m3/s periode 20 tahun; 1002,3 m3/s periode 50 tahun; 1101.1 periode 100 tahun.
EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI RAWA DESA SUNGAI ITIK KECAMATAN SUNGAIKAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Dea Indri Saputri; Azwa Nirmala; Henny Herawati
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 3 (2022): JELAST EDISI AGUSTUS 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i3.56586

Abstract

Kondisi jaringan irigasi rawa di Sungai Itik tidak berfungsi secara optimal. Permasalahannya adalah beberapa saluran, bangunan ditemui kerusakan jaringan irigasi. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi dan menentukan tingkat kinerja jaringan irigasi rawa. Penelitian menggunakan data primer (kondisi eksisting saluran, bangunan air, tanggul pelindung) dan data sekunder (data skema jaringan saluran irigasi dan peta daerah irigasi rawa). Untuk analisa data menggunakan Surat Edaran Menteri PU No. 02/SE/M/2011, terdiri dari penilaian kondisi saluran, indeks saluran, kondisi bangunan (pintu air, gorong-gorong, dan jembatan), indeks bangunan, indeks saluran dan bangunan, tanggul pelindung, dan kinerja jaringan irigasi rawa. Hasil penelitian fungsi saluran keseluruhan sebesar 64,8% direkomendasikan pemeliharaan rutin, fungsi  pintu air terbesar 77,8% (indeks 2), terkecil 22,2% (indeks 1), fungsi gorong-gorong terbesar 60,7% (indeks 1), terkecil 25% (indeks 2), dan 14,3% (indeks 3), fungsi jembatan terbesar 87,5% (indeks 1), yang terkecil 12,5% (indeks 2), fungsi keseluruhan bangunan sebesar 88,6% direkomendasikan pemeliharaan rutin, tanggul pelindung berfungsi baik direkomendasikan pemeliharaan. Dari penilaian indeks dan fungsi jaringan diperoleh maka kinerja jaringan irigasi rawa di Sungai Itik dikategorikan kinerja baik.Kata kunci : Indeks, Jaringan Irigasi Rawa, Kinerja Jaringan, Sungai Kakap
PEMETAAN ZONA KERAWANAN BANJIR DESA WAJOK HILIR DAN KONSEP PENANGANANNYA Laila Yullia; Henny Herawati; Kartini Kartini
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 3 (2022): JELAST EDISI AGUSTUS 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i3.58316

Abstract

Desa Wajok Hilir merupakan salah satu desa di Kabupaten Mempawah yang sering terjadi banjir ketika musim hujan. Selain curah hujan yang tinggi, beberapa parameter lain seperti kemiringan lahan, jenis tanah dan penggunaan lahan juga mempengaruhi kelas kerawanan banjir. Penelitian ini menggunakan metode overlay atau tumpang susun dengan scoring keempat parameter penentu banjir. Dari semua parameter ini nantinya akan diberikan bobot dan skor, kemudian dilakukan overlay menggunakan software ArcMap GIS 10.8. Kerawanan banjir Desa Wajok Hilir dibagi menjadi empat kelas yaitu kelas sangat rawan dengan luas 827,25 ha atau seluas 10,38% dari total luas wilayah, kelas rawan dengan luas 2101,22 ha atau seluas 26,36%, kelas cukup rawan dengan luas 1086,03 ha atau seluas 13,63%, dan kelas tidak rawan dengan luas 3955,38 ha atau seluas 49,63%. Konsep penanganan banjir yang dapat diterapkan di Desa Wajok Hilir yaitu: a) untuk kawasan perkebunan menggunakan konsep wind-water break/buffer zone dan PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat). b) kawasan pemukiman dengan normalisasi fungsi parit dengan membersihkan tanaman gulma serta sampah-sampah agar air dapat mengalir dengan baik tanpa adanya hambatan, apabila masyarakat ingin membeton halaman rumahnya sebaiknya menggunakan paving block agar masih ada celah air untuk menembus ke tanah. c) kawasan pertanian menggunakan kawasan persawahan dengan sistem pematang sawah dengan kotak-kotak sawah beririgasi. Kata Kunci: Kerawanan Banjir, Konsep Penanganan Banjir, Wajok Hilir
KAJIAN PENENTUAN LOKASI PINTU KLEP PARIT JERUJU LAUT DESA JERUJU BESAR KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Eriani Eriani; Henny Herawati; Azwa Nirmala
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 3 (2022): JELAST EDISI AGUSTUS 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i3.57238

Abstract

Perkebunan di Desa Jeruju Besar mengalami permasalahan banjir yang diakibatkan oleh pasang dan curah hujan tinggi. Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, dibangun kisdam penahan air. Dalam 2 tahun terakhir kisdam mengalami kerusakan sehingga dilakukan rehabilitasi kisdam menjadi bangunan pintu klep. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung debit aliran yang terjadi dan menentukan lokasi bangunan pintu klep yang tepat pada Parit Jeruju Laut.  Metode yang dilakukan dimulai dari analisa curah hujan, analisa intensitas dengan metode Mononobe, analisa hujan rencana periode ulang 2, 5 dan 10 tahun dengan metode Distribusi Normal, serta analisa debit aliran dengan metode HSS Snyder. Analisa pemodelan menggunakan software HEC-RAS 5.0.6. Penelitian dilakukan pada kondisi pasang tanpa hujan dan kondisi pasang disertai hujan periode ulang 10 tahun. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa lokasi yang tepat berada pada lokasi eksisting pintu klep dengan debit maksimum 4,1982 m3/detik serta elevasi muka air maksimum 2,31 m. Saat kondisi pasang tanpa hujan, elevasi muka air telah berada diatas penampang Parit Jeruju Laut yang menyebabkan terjadinya banjir di perkebunan kelapa setinggi 17,92 cm hingga 33,53 cm. Sedangkan saat kondisi pasang disertai hujan periode ulang 10 tahun, banjir di perkebunan kelapa mencapai 50,23 cm hingga 80,53 cm.
KAJIAN METODE EMPIRIS UNTUK MENGHITUNG DEBIT BANJIR SUNGAI MENYUKE KABUPATEN LANDAK - Suriansyah; Henny Herawati; Kartini Kartini
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48366

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Menyuke memiliki luas daerah pengaliran 999 km2 dengan panjang sungai sekitar 118 km merupakan daerah yang rentan terhadap banjir. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui metode empiris yang cocok untuk menghitung debit banjir sesuai dengan luasan DAS Menyuke. Debit banjir dihitung berdasarkan curah hujan dan elevasi muka air. Pada penelitian ini menggunakan metode empiris dan program HEC-RAS. Berdasarkan luas DAS Menyuke metode yang cocok digunakan menganalisis debit banjir yaitu metode Melchior. Hasil analisis debit banjir menggunakan metode Melchior adalah sebesar 439 m3/detik untuk periode 2 tahun, 555 m3/detik untuk periode 5 tahun, 632 m3/detik untuk periode 10 tahun, 705 m3/detik untuk periode 20 tahun, 801 m3/detik untuk periode 50 tahun, 872 m3/detik untuk periode 100 tahun. Sedangkan permodelan dengan program HEC-RAS, elevasi muka air banjir yaitu 0,70 – 4 meter untuk tiap periode ulang. Kata kunci: banjir, daerah aliran sungai, debit air,  steady flow, sungai menyuke
KAPASITAS DAN DEBIT BANJIR SUNGAI MAHAP SERTA PERMODELAN ALIRANNYA MENGGUNAKAN HEC-RAS Cristoforus Leonardo; Henny Herawati; - Kartini
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 2 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i2.42470

Abstract

Desa Nanga Mahap berada di Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat. Desa ini dilewati Sungai Mahap dan Sungai Sekadau. Pertemuan dua sungai ini mengakibatkan Desa Nanga Mahap rentan terkena banjir, bila hujan dengan intensitas tinggi dan menyebabkan kedua sungai tersebut meluap dan menggenangi desa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kapasitas tampung Sungai Mahap, debit yang mengalir ke Sungai Mahap akibat curah hujan dan mengetahui tinggi muka air banjir. Permodelan yang dilakukan adalah simulasi aliran tidak tetap (unsteady flow), dari hasil permodelan akan didapatkan ketinggian muka air banjir. Hasil perhitungan debit maksimum menggunakan HSS Nakayasu didapat debit maksimum periode ulang 2, 5, 10 dan 20 tahun berturut-turut adalah 521,4 m3/det; 777 m3/det; 942,3 m3/det dan 1.103,2 m3/det. Dari hasil perhitungan didapatkan kapasitas tampung Sungai Mahap berkisar antara 5,3 – 334,8 m3/detik. Tinggi muka air saat banjir terhadap muka tanah bervariasi tergantung tinggi elevasi permukaan tanah penampang saluran. Dari permodelan diperoleh tinggi muka air saat banjir untuk periode ulang 2 tahun  antara 0,17 – 3,88 meter, 5 tahun 0,04 – 4,30 meter, 10 tahun 0,27 – 4,58 meter, dan periode ulang 20 tahun 0,17 – 4,88 meter.Kata kunci : banjir, debit , HEC-RAS, hujan, Sungai Mahap.
ANALISIS KAPASITAS PENAMPANG PARIT NANAS PONTIANAK UTARA Widaya Rizky Nugraha; Eko Yulianto; Henny Herawati
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 3 (2022): JELAST EDISI AGUSTUS 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i3.56601

Abstract

Parit Nanas yang terletak di Kecamatan Pontianak Utara dengan panjang saluran 4,6 km dan catchment area 4,5 km2 memiliki potensi banjir yang disebabkan pengaruh pasang surut dan curah hujan yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui berapa besar curah hujan rencana, debit yang masuk ke Parit Nanas akibat curah hujan dan merumuskan pengaruh pasang surut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi aliran tidak tetap (Unsteady Flow) dengan program HEC-RAS yang menggunakan input kondisi pasang surut serta debit periode ulang 2, 5 dan 10 tahun dari metode HSS Snyder. Hasil perhitungan hujan rencana periode ulang 2 tahun, 5 tahun dan 10 tahun yaitu 119,1 mm/jam, 147,3 mm/jam dan  165,9 mm/jam. Debit banjir rencana periode ulang 2 tahun berkisar antara 0,4 - 0,9 m3/detik, periode ulang 5 tahun berkisar antara 0,5 – 1,2 m3/detik, dan periode ulang 10 tahun berkisar antara 0,6 – 1,3 m3/detik. Dari simulasi pemodelan untuk kondisi pasang dan kondisi surut tidak terjadi genangan, periode ulang 2 tahun 0,10 km2, periode ulang 5 tahun 0,10 km2 dan periode ulang 10 tahun 0,26 km2.Kata kunci: Kapasitas Saluran, Banjir, Drainase Pasang Surut, Parit Nanas.
ANALISIS KEHILANGAN AIR JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM TIRTA MELAWI Lalan Deriana; - Kartini; Henny Herawati
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 1 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.902 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i1.32316

Abstract

Pentingnya kebutuhan air bersih mengakibatkan sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Pengelolaan pelayanan air bersih untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten Melawi dilaksanakan oleh PDAM Tirta Melawi yang merupakan perusahaan milik pemerintah Kabupaten Melawi. Dengan sistem distribusi pipa yang ada, PDAM diharapkan mampu untuk mendistribusikan dan memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dengan baik dan merata. Tujuan makalah adalah untuk mengetahui besarnya angka kehilangan air, kebutuhan air penduduk Desa Paal untuk 20 tahun yang akan datang dan analisis parameter aliran hidrolis.Untuk mengetahui jumlah kehilangan air ,kebutuhan air Desa Paal serta analisis parameter aliran hidrolis digunakan program Epanet 2.0. Dari hasil analisis diperoleh besar kehilangan air pada sistem distribusi sebesar  24,11% dan pada sistem produksi sebesar 6%. Kebutuhan air untuk Desa Paal pada tahun 2038 adalah sebesar 48,72 lt/detik. Hasil analisis simulasi parameter dengan program Epanet 2.0 diperoleh parameter kecepatan (velocity) telah memenuhi syarat yaitu antara 0,3 - 3 m/detik, parameter tekanan (pressure) juga diperoleh sesuai ketentuan yaitu antara 10 – 80 m, sedangkan parameter kehilangan tekan (headloss) sebesar 0 - 10 m/Km. Kata Kunci : PDAM, jaringan distribusi pipa, kebutuhan air, kehilangan air, tekanan, Epanet 2.0