N. L. G. Sumardani
Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SUPLEMENTASI PREMIX DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI BABI PERSILANGAN LANDRACE DENGAN DUROC N. S., Yosua; SUMARDANI, N. L. G.; SUMADI, I. K.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 27 No 1 (2024): Vol. 27 No. 1 (2024)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIP.2024.V27.i01.p08

Abstract

This research aims to determine the increase in reproductive performance of Landrace and Duroc cross sows given additional premix feed. This research was carried out in Br. Belong, Taro Kaja Village, Tegalalang District, Gianyar Regency, Bali Province. The crossbreed pigs used are Landrace and Duroc, 2-3 years old, or sows who have given birth 2-3 times. The experimental design used in this research was a completely Randomized Design (CRD) which consisted of 3 treatments, namely T0 feed without premix, T1 feed with premix and given to sows starting at 2 month of gestation, and T2 feed with premix and given to sows starting at 3 months of gestation. The average gestation period for the sow is 114 days and the premix dose is 1 kg/ 200 kg of feed. The results showed that the lit- ter size, birth weight, weaning weight, number of piglets weaned, and age at weaning showed significantly different results (P<0.05) in each treatment. Meanwhile, after weaning the sows re-mated, the results were not significantly different (P>0.05). The sow’s ability to maintain the litter size until weaning is very dependent on the quality of the feed given to the gestation of sow, especially feed that supports the sow’s milk production. From the results of this research, it can be concluded that giving premix to sows at 2-3 months of gestation (T2 and T3) can improve the reproduction performance of sows.
MORTALITAS DAN PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH YANG DIINJEKSI DENGAN TYSINOL PADA UMUR YANG BERBEDA TIRTA ARIANA, I N.; SUMARDANI, N. L. G.; DEWANTARI, M.; SUARTA, I G.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 15, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.032 KB) | DOI: 10.24843/mip.2012.v15.i01.p07

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui umur yang paling baik dilakukan injeksi Tysinol pada anak babi prasapih sehingga diperoleh penampilan yang terbaik dan tingkat mortalitas terendah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan 3 perlakuan yaitu tidak diinjeksi dengan Tysinol (I0), injeksi dengan Tysinol pada umur 1 hari (I1), dan injeksi dengan Tysinol pada umur 3 hari (I3). Anak babi prasapih berasal dari 4 induk (blok) dengan 3 kali ulangan, sehingga dipergunakan anak babi prasapih sebanyak 36 ekor. Hasil penelitian menunjukkan dengan injeksi Tysinol pada anak babi prasapih umur 1 hari (I1) diperoleh berat badan sapih (39%), tambahan berat badan harian (38%), lingkar dada (5,9%), dan panjang badan (6%) yang nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanpa injeksi Tysinol (Io) (P<0,05). Pada variabel yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata antara Io dan I3 (P>0,05). Untuk variabel tinggi badan dan mortalitas diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata untuk semua perlakuan yang diberikan (P>0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anak babi yang baru lahir harus diberikan Tysinol, dan sebaiknya diinjeksi pada umur 1 (satu) hari setelah kelahiran.
POPULASI DAN PERFORMA REPRODUKSI BABI BALI BETINA DI KABUPATEN KARANGASEM SEBAGAI PLASMA NUTFAH ASLI BALI Sumardani, N. L. G.; Ardika, I. N.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 19 No 3 (2016): Vol 19, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.156 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2016.v19.i03.p04

Abstract

Babi bali merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang memiliki potensi besar untukdikembangkan karena memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan, namun keberadaannya di PulauBali sangat sedikit dan hanya terdapat pada derah-daerah tertentu, seperti daerah Karangasem, Nusa Penida danBuleleng. Pemeliharaan babi bali tidak bisa terlepas dari adat sosial budaya yang ada di Pulau Bali. Dalam usahapengembangan dan peningkatan produktivitas babi bali, performa reproduksi (lama bunting, service periodedan calving interval) memegang peranan penting, dan juga produktivitas seekor induk babi ditentukan oleh littersize dan farrowing rate dalam setahunnya. Pada penelitian ini pengambilan sampel secara purposive randomsampling dan pendekatan eksploratif serta pemilihan lokasi penelitian berdasarkan waktu dan biaya penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi babi bali di Kabupaten Karangasem yang terdiri dari 8 kecamatan,setiap tahunnya mengalami penurunan rata-rata 0,063%. Lama bunting babi bali betina rata-rata 110±2.59 haridan calving intervalnya 151.06±6,30 hari. Litter size babi bali 6.98±2.37 ekor. Kesimpulan dari penelitian iniadalah performa reproduksi babi bali di Kabupaten Karangasem adalah baik, dan diperlukan usaha-usaha untukmeningkatkan populasi babi bali karena sebagai plasma nutfah babi lokal Indonesia, babi bali perlu dilestarikan,disamping upaya peningkatan manajemen pemeliharaan dan mutu genetiknya.
STUDI KHASIAT EKSTRAK DAUN BAWANG PUTIH (Allium sativum) DAN DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DAN LEMAK ABDOMEN ITIK SUMARDANI, N. L. G.; BIDURA, I G. N. G.; UTAMI, I. A. P.; UMIYATI, A. T.; PUTRI, B. R. T.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 1 (2014): Vol 17, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.588 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i01.p05

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pemberian ekstrak daun bawang putih (Allium sativum) dan katuk (Sauropus androgynus) terhadap penurunan kadar kolesterol dan lemak abdomen itik bali jantan umur 2-8 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam kali ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah itik yang diberi air minum biasa sebagai kontrol (A), itik yang diberi air minum dengan 10% ekstrak daun bawang putih (B), dan 10% daun Katuk. Pemberian ransum dan air minum secara secara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum dan air minum tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0,05) diantara perlakuan. Berat badan akhir dan pertambahan berat badan itik meningkat nyata (P<0,05) dengan pemberian ekstrak daun bawang putih dan daun katuk melalui air minum. Sebaliknya, kadar kolesterol dalam serum darah dan jumlah lemak abdomen itik menurun secara nyata (P<0,05). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian 10% ekstrak daun bawang putih (Allium sativum) dan katuk (Sauropus androgynus) dapat meningkatkan penampilan dan menurunkan kandungan serum kolesterol darah dan jumlah lemak abdomen itik bali umur 2-8 minggu.