Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Penciptaan Naskah Drama Pemberontakan Sisifus RANO SUMARNO
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts) Vol 10, No 1 (2009): Juni 2009
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v10i1.473

Abstract

The Rebellion of Syssiphus. The Rebellion of Syssiphus play script is an effort to response suicide phenomenonin Indonesia. Joining two different social lives among human life in Indonesia and Greek mythology constructsthis creation as a surrealism play script. The purpose of this creation is: 1) to create a joint script of two differentrealms between Sissyphus’ life and recent reality of Indonesian people’s life in surrealist plot, (2) to produce a scriptconstantly contextual with man’s problem in life, (3) to enrich Indonesia Drama documentation through a scriptwith high motivational contents as an alternative of destiny. As a anti-suicide campaign for Indonesians, the authorinvokes a brilliant thinking of existentialist philosopher, Albert Camus, within the script to be performed andwatched. The implementation is not wholesome, but adapting Pancasila values. Therefore, this script is importantas a reference for students who teach and perform absurd scripts. Most drama observers say that the emergence ofabsurd script proposed by group of dramatist in 1950’s could not be released from Camus’ thought
PENCIPTAAN TEATER BERDASARKAN KASUS MONEY POLITIC PADA PEMILU LEGISLATIF DI INDONESIA Rano Sumarno
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v16i2.3108

Abstract

Abstrak: Legislatif Celeng merupakan hasil dari proses perancangan dan peciptaan karya naskah dan konsep pertunjukan teater. Kerja kreatif ini merupakan suatu kritik terhadap perilaku jahat para calon anggota legislatif yang menggunakan politik uang untuk menjadi seorang dewan. Penciptaan naskah dan karya teater ini merupakan kritik politik, dan bagian dari ikhtiar penyadaran bahaya money politic dalam bentuk kesenian. Metode psikologi seni Graham Wallas (1926) digunakan dalam proses penyusunan perancangan ini. Tahapan proses berfikir kreatif Wallas membantu penciptaan naskah drama beserta perancangan teater yang berjudul Legislatif Celeng. Tokoh-tokoh, plot naskah, dan semua material pelengkap dipadukan sehingga menghasilkan sebuah karya yang sesuai dengan kebutuhan pertunjukan. Kata kunci: penciptaan teater, politik uang, kritik politik, naskah drama Abstract: Legislatif Celeng is the result of designing and creation of theatre performance. This creative work is a criticism of the evil behavior of legislative council  candidate who use money politics to become a council. The creation of the script and theatrical work constitutes political critics, and an effort to raise awareness of the dangers of money politics in the form of art. Graham Wallas’ (1926) Art of Thought was used in the process of preparing this design. Stages of Wallas's creative thinking process helped in the creation of theatre scripts along with the theater design entitled Legislatif Celeng. Characters, script plots, and all supplementary materials are combined to produce a work that suits the performance needs. Key words: theatre creation, money politics, political criticism, drama play
Gojeg Lesung: Pengembangan Seni Gejog Lesung Hasil Penyuluhan Seni Teater di Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta Rano Sumarno
Jurnal Pengabdian Seni Vol 2, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v2i1.5738

Abstract

Gojeg Lesung pengembangan dari seni Gejog Lesung merupakan strategi mempromosikan Desa Sabdodadi dalam aktivitasnya di bidang seni budaya. Penyuluhan seni ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kualitas kelompok teater Sanggar Kolingin menjadi kelompok kesenian yang mandiri dan lebih diterima di tengah masyarakat; (2) memberikan pemahaman yang tepat bagi masyarakat tentang arti pentingnya seni-budaya lokal sebagai penyeimbang masuknya budaya asing; (3) melestarikan dan menumbuhkan minat terhadap seni dan budaya lokal; dan (4) membangun kebersamaan dan menciptakan kreativitas masyarakat setempat. Metode yang digunakan dalam penyuluhan seni ini melalui tiga tahapan, yakni penanaman konsep, penanaman minat, dan penanaman bakat. Hasil yang dicapai dari penyuluhan seni ini telah melahirkan kreasi baru seni pertunjukan bernama Gojeg Lesung dalam genre teater rakyat yang memiliki struktur pertunjukan: tetalu, bubuka, tarian komedi, lakon, dan penutup. Peran serta pemerintah dan institusi seni diperlukan dalam kelanjutan penyuluhan seni ini karena masyarakat setempat membutuhkan ruang pentas untuk melanjutkan eksistensinya memasyarakatkan seni Gojeg Lesung.
Merangkai Nusantara Melalui Seni Wadantara Ni Luh Sustiawati; I Gede Oka Surya Negara; Rano Sumarno; Arthur Supardan Nalan
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 35 No 2 (2020): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v35i2.1063

Abstract

Merangkai Nusantara melalui Seni Wadantara merupakan Penelitian Penugasan dalam bentuk skema Konsorsium Riset Unggulan Peguruan Tinggi (KRU-PT) tahun 2019 s.d tahun 2021. Tujuan penelitian menghasilkan satu model seni pertunjukan yang mengkolaborasikan jenis kesenian dari multi etnis dalam satu kemasan seni pertunjukan wayang, drama, karawitan dan tari Nusantara dalam satu repertoar bernama Seni Wadantara. Dampak positif yang diperoleh adalah penguatan ideologi bangsa dan ekonomi melalui pengembangan seni pertunjukan panggung terkoneksi secara digital untuk memudahkan akses dan mutu pertunjukan. Desain penelitian yang digunakan adalah research and development, sedangkan desain manajemen produksinya melalui tiga tahapan yaitu tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi. Dalam proses penciptaan berintikan ekplorasi, improvisasi, pembentukan. Teknik pengumpulan data digunakan wawancara, observasi, dokumentasi, angket, catatan lapangan.Teknik analisis data digunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penyekoran, sedangkan data berupa komentar dan saran dianalisis secara kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan (1) hasil need assessment (a) bangsa Indonesia yang sedang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia memerlukan dukungan untuk kebersamaan yang dilandasi oleh toleransi bermasyarakat yang dapat ditawarkan oleh seni pertunjukan dengan muatan budaya lokal sebagai ungkapan budaya Nusantara; (b) kesenian selalu tumbuh dan berkembang dan memerlukan adanya perubahan dalam memproduksi seni baru bersifat kolaborasi; (c) hadirnya revolusi industri 4.0 menjadi peluang dalam menciptakan seni pertunjukan secara kolaboratif antara tradisi dan kontemporer. (2) Seni pertunjukan Wadantara Satria Nusantara Mahawira dengan struktur tiga babak mengangkat lakon Sumpah Palapa Gajah Mada. (3) Hasil uji efekivitas terhadap produk seni pertunjukan Wadantara Satria Nusantara Mahawira melalui FGD dan Uji Lapangan Terbatas, responden yang berjumlah 50 orang sebagian besar menyatakan sangat baik.
Wadantara: Refleksi Multikultur dan Kearifan Lokal Ni Luh Sustiawati; I Gede Oka Surya Negara; Rano Sumarno; Arthur Supardan Nalan
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 1 (2021): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasionar Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ide digarapnya karya seni pertunjukan Wadantara (Wayang, Drama, Karawitan, Tari Nusantara) untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI memerlukan dukungan untuk kebersamaan yang dilandasi oleh toleransi bermasyarakat. Seni pertunjukan yang sarat dengan muatan budaya lokal dapat memberikan sumbangsih dengan mengupayakan kedayaan nilai kelokalan (indigenous), dapat mempertebal penghargaan masyarakat terhadap kebhinekaan budaya Nusantara, dan menjadi kepanjangan norma serta nilai yang diharapkan oleh masyarakat dalam menjaga kebersamaan dan harmoni bermasyarakat. Penelitian ini berpendekatan research and development. Produksinya melalui tahap pra produksi, produksi, pasca produksi, dan digunakan konsep Hibriditas dalam membuka wacana mengenalkan bentuk produksi seni kolaborasi yang menggabungkan secara bersama-sama potensi berbagai etnik (Chris Barker). Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, angket, dan datanya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini mengangkat lakon Sumpah Palapa Gajah Mada diiringi musik tradisi dipadukan dengan mutimedia, narasi dan vokal. Hasil uji efektivitas produk menunjukkan seni pertunjukan Wadantara sangat bagus, sangat menarik karena memberikan kesan dan pesan persatuan Nusantara dan kaya dengan inovasi yaitu perpaduan antara seni tradisi dan kontemporer didukung musik digital dan multimedia.
Evaluation of the Management of Performing Arts Creation Learning Sustiawati, Ni Luh; Negara, I Gede Oka Surya; Sumarno, Rano; Nalan, Arthur Supardan
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 23, No 1 (2023): June 2023
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v23i1.43486

Abstract

The purpose of this study is to evaluate the learning management in the creation of performing arts at the Performing Arts Education Study Program at ISI Denpasar. The evaluation results of the learning management in the performing arts creation can be used as input for improving the learning management related to performing arts courses, which in turn can enhance students’ competence in the field of performing arts. The learning of performing arts creation is directed towards the development of nationalism among the next generation towards the cultural heritage of the nation in the field of arts. The research design used is an evaluative research design with the CIPP model. The research subjects consist of program managers, lecturers of the performing arts creation course, and students who have taken or are currently taking the performing arts creation course. Data collection is done using questionnaires, observations, and interviews. The data is analyzed using quantitative descriptive analysis. The research findings indicate that: (1) the quality of the Context Aspect of the learning management in the Performing Arts Education at ISI Denpasar is classified as good; (2) the quality of the Input Aspect of the learning management in the Performing Arts Education at ISI Denpasar is classified as fairly good; (3) the quality of the Process Aspect of the learning management in the Performing Arts Education at ISI Denpasar is classified as not good or poor; and (4) the quality of the Product Aspect of learning management in the Performing Arts Education at ISI Denpasar is classified as fairly good improved; (2) maximizing the use of technology in the learning process; (3) facilitating collaborative learning among students from different study programs or universities.
Pemeranan Tokoh Sherina dalam Drama Musikal Petualang Sherina-2 Karya Riri Riza Noviandri, Ramanda; Sumarno, Rano; Rahmah, Fitri
Ekspresi Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ekp.v13i2.14142

Abstract

Drama Musikal “Petualangan Sherina 2” karya Riri Riza merupakan alih wahana dari film “Petualangan Sherina 2”. Drama musikal memaparkan tentang aksi heroik terhadap kepedulian lingkungan melalui tokoh Sherina. Teori yang dipakai dalam memerankan tokoh Sherina adalah acting in musical. Acting in musical merupakan penggabungan antara akting, tari, dan nyanyian. Ini yang menjadi tantangan bagi aktor, di mana harus menyeimbangkan ketiga unsur tersebut. Metode akting yang dipakai dalam memerankan tokoh Sherina adalah metode akting presentasi. Metode akting presentasi aktor berusaha mengidentifikasi perilaku dan intelektual dirinya sendiri dan juga tokoh yang akan diperankan. Oleh karena itu, capaian aktor bukan kapasitas menjadi ‘orang lain’ namun merupakan ‘penyesuaian’ terhadap situasi dan kondisi baru, melalui tabungan- tabungan emosi yang dimiliki penulis secara pribadi. Kata kunci: Sherina, Drama musikal, Presentasi AbstractPlaying the Character of Sherina in the Musical Drama "Petualang Sherina-2" by Riri Riza. Drama Musical “The Adventure of Sherina 2” is an adaptation of the movie “The Adventure of Sherina 2”. The drama musical describes the heroic action towards environmental awareness through the character Sherina. The theory used in portraying Sherina's character is acting in musical. Acting in musical is a combination of acting, dance, and singing. This is a challenge for actors, who must balance these three elements. The acting method used in playing the character Sherina is the presentation acting method. Presentation acting method actors try to identify the behavior and intellect of themselves and also the character they will play. So that the actor's achievement is not the capacity to become 'someone else' but is an 'adjustment' to new situations and conditions, through the emotional savings that the author personally has. Keywords: Sherina, Drama Musical, Presentation
Cyber Crime Sebagai Sumber Penciptaan Skenario Film Pendek "Pitch Bill" Mahardika, Daphne Dinda; Sumarno, Rano; Wibowo, Philipus Nugroho Hari
Ekspresi Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ekp.v13i2.14143

Abstract

Skenario dengan judul Pitch Bill merupakan sebuah karya yang berfokus pada isu cyber crime masa kini. Karya ini berangkat dari keresahan yang  tumbuh akibat melihat grafik korban penipuan online yang kian naik, serta bentuk empati kepada orang-orang terdekat yang menjadi korban dari kasus penipuan online sekaligus menjadi narasumber wawancara dalam proses pengumpulan data. Penciptaan ini menggunakan teori kriminologi untuk menciptakan latar belakang tokoh-tokoh dengan didukung oleh data dari hasil wawancara, sebelum akhirnya dikemas menjadi sebuah karya fiksi dengan format filmis. Penerapan teori kriminologi, film komedi drama, dan skenario film guna mendukung proses kreatif serta inovatif. Pengumpulan data yang dilakukan setelah terciptanya ide dan konsep cerita bermaksud untuk dijadikan sebagai kriteria dalam proses pencarian data. Hal tersebut guna membantu dalam proses pengembangan untuk dijadikan skenario film yang utuh. Pitch Bill menceritakan tentang Kaivan yang membantu Sarah dalam produksi untuk film tugas akhirnya sebagai produser, namun Kaivan menggunakan jasa pinjaman online untuk dijadikan dana produksi film Sarah. Skenario film pendek Pitch Bill diproduksi menjadi sebuah film pendek. Produksi film pendek ini berupa proyek kerja sama antara mahasiswi jurusan Teater ISI Yogyakarta dengan mahasiswi jurusan Televisi dan Film Universitas Padjajaran. Kata kunci: Cyber Crime, Film Scenario, Comedy Drama Film, Online Lending, Pitch Bill AbstractCybercrime as a Source of Inspiration for the Creation of the Short Film Script Pitch Bill. Scenario called Pitch Bill focuses on current cyber crime issues. The scenario stems from the anxiety that has grown as a result of seeing the increasing graph of online fraud victims, as well as a form of empathy for the dearest one who have become victims of online fraud cases as well as being sources in the research process. The process of creating the background for the characters uses criminology theory supported by data from interviews, before finally turned into a work of fiction in filmic format. Application of criminological theory along with comedy drama film and film scenario to support creative and innovative process. The data collection carried out after the creation of story ideas the idea is intended to be used to classify in the data search process. This is to assist in the development process to become a complete film scenario. Pitch Bill tells the story of Kaivan who helps Sarah with the production of her final film as a producer, but Kaivan uses an online loan service as the main funds for Sarah’s film production. “Pitch Bill’s” short movie scenario was produced into a short movie. The production of this short movie is a collaborative project between the sutdent of theater department of ISI Yogyakarta and the student of television and film department of Padjajaran University. Keywords: Cyber crime, Film Scenario, Comedy Drama Film, Online Lending, Pitch Bill
Kasus Bunuh Diri sebagai Sumber Penciptaan Penulisan Skenario Film Berjudul “Hari Ini; Kemudian” Hidayat, Andhika Martsanda; Wibowo, Philipus Nugroho Hari; Sumarno, Rano
Fenomen: Jurnal Fenomena Seni Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/fenomen.v1i2.11105

Abstract

Kasus Bunuh Diri Sebagai Sumber Penciptaan Penulisan Skenario Film Berjudul Hari Ini; Kemudian merupakan laporan penciptaan karya skenario film. Tujuan penciptaan skenario film Hari Ini; Kemudian adalah penulis ingin mengedukasi kepada penonton bahwa bunuh diri dengan cara apapun itu tidak dibenarkan. Melalui film Hari Ini; Kemudian diharapkan, penonton lebih peduli lagi terhadap sesama khususnya kepada orang terdekat untuk mengurangi resiko bunuh diri. Dalam proses pembuatan skripsi ini diperlukan pendekatan Psikoanalisa Sigmun Freud untuk membedah kasus bunuh diri, selain itu juga diperlukan beberapa teori seperti teori Transformasi untuk mengubah Fenomena bunuh diri dengan studi kasus Bunuh Diri Keluarga Fransiscus Xaverius Ong dari fakta menjadi fiksi. Kemudian perubahan dari fakta menjadi fiksi itu juga didukung dengan teori struktur tiga babak dan in medias res untuk memperkuat alur dalam penciptaan skenario film Hari Ini; Kemudian. Setelah skenario selesai, skenario tersebut akan diwujudkan menjadi sebuah karya film pendek dengan durasi 20 menit. Dengan sebuah premis Seorang bapak yang depresi hingga mengalami konflik batin antara harus bunuh diri meninggalkan keluarganya atau bunuh diri melibatkan keluarganya.    Suicide Case As A Source Of Creating Film Scenario Titled “TODAY; THEN”This thesis is entitled Cases of Suicide as a Source of Writing for a Film Screenplay Entitled Today; Then. The purpose of creating the screenplay for Today; Then is that the writer wants to educate the audience that suicide by any means is not justified. Through Today; Then, it is hoped that the audience will care more about others, especially those closest to them, to reduce the risk of suicide. In the process of making this thesis, Sigmund Freud's psychoanalytic approach is needed to dissect suicide cases, besides that it also requires several theories such as the Transformation theory to change the phenomenon of suicide with the case study of the Suicide of the Family of Fransiscus Xaverius Ong from fact to fiction. Then the change from fact to fiction was also supported by the three-act structure theory and in medias res to strengthen the plot in the creation of the Today; Then film scenario. After the scenario is finished, the scenario will be transformed into a short film with a duration of 20 minutes. With a premise A father who is depressed to the point where he experiences inner conflict between having to commit suicide leaving his family or committing suicide involving his family.
Cinta Satu Marga di Tanah Karo Sebagai Inspirasi Penciptaan Naskah Drama Turang Sitepu, Firety Yame L Br; Wibowo, Philipus Nugroho Hari; Sumarno, Rano
Creativity And Research Theatre Journal Vol 7, No 1 (2025): Creativity And Research Theatre Journal (CARTJ)
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/cartj.v7i1.5498

Abstract

The phenomenon of one clan's love in Tanah Karo is still alive and continues to develop in the current era. This is interesting to present from the perspective of a drama script, considering that drama performances are reflective and contentive in nature. Lajos Egri's writing theory is used as a theoretical framework for creating drama scripts, while the creation method used refers to Graham Wallas' creative method which consists of preparation, incubation, illumination and verification.  The Wallas method was chosen because there is a work testing point at the verification section, so that the drama script created can be refined based on constructive input.  The result of the creation is a manuscript entitled Turang which tells the story of a pair of lovers whose love is hindered by customs. They are unable to reject the understanding of their ancestors which states that love of one's clan will lead to a bad life.