Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Implementasi Otonomi Daerah Dalam Mewujudkan Good Governance di Daerah Sumatera Barat Dewirahmadanirwati Dewirahmadanirwati
Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic Vol 2 No 3 (2018): Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.169 KB) | DOI: 10.36057/jips.v2i3.336

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan otonomi daerah di Sumatera Barat dalam kaitannya dengan Good Gavernance. Konsep otonomi ataudesentralisasi tidak hanya sekedar penyerahan dan pelaksanaan urusan, tetapi lebih mendekati makna sesungguhnya yaitu pemberian kewenangan pemerintah.Otonomi daerah merupakan proses desentralisasi kewenangan yang semula berada di pusat, kemudian diberikan ke daerah, dengan tujuan supaya pelayanan lebih dekat kepada masyarakat, dapat mempercepat pertumbuhan pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memprcepat proses demokrasi. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan otonomi daerah, yaitu demokrasi, peran serta masyarakat,pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keragaman daerah. Pemberian kewenangan tersebut diikuti dengan perimbangan keuangan antara pusat daerah. Pelaksanaan pemerintah daerah yang melibatkan partisipasi masyarakat memungkinkan terciptanya pemerintahan daerah yang demokratis, menuju terciptanya pemerintahan yang baik. Berkaitan dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, ada empat faktor yang perlu diperhatikan, yaitu;(a) Akuntabilitas, (b) Transparansi, (c) keterbukaan, (d) aturan hukum. Di samping faktor tersebut, untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, ada beberapa elemen penting dari otonomi daerah yang perlu diperhatikan dalam upaya pencapaian pemerintahan yang baik Good governance,yaitu:1). Otonomi berhubungan dengan dematisasi. 2)Dalam otonomi terkandung makna self-initiative, 3). Konsep otonomi mengandung kebebasan dan kemandirian masyarakat untuk mengambil keputusan, 4). Daerah otonomiharus memiliki power. 5). Otonomi tidak hanya dipengaruhioleh faktor internal, tetapi juga faktor eskternal.
Meningkatkan Karakter Kebangsaan di Kalangan Mahasiswa Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Dewirahmadanirwati Dewirahmadanirwati
Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic Vol 2 No 3 (2018): Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.62 KB) | DOI: 10.36057/jips.v2i3.339

Abstract

Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi diberikan untuk menigkatkan karakter kebangsaan dikalangan mahasiswa,yaitu karakter atau watak bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila yaitu: Berketuhanan (Religius), Berkemanusiaan(manusiawi), Persatuan(nasional), Musyawarah dan Mufakat (demokratis), serta Berkeadian Sosial. Pendidian Karakter kebangsaan adalah pendidikan yang bertujuan menanamkan nilai-nilai dan prilaku baik secara kolektif agar setiap warga negara mampu hidup rukun, damai, bekerja sama dan berjuang secara kolektif untuk kemajuan bangsa Indonesia. Untuk meningkatkan karakter kebangsaan di kalangan mahasiswa agar menjadi sarjana yang profesional, maka pengajaran Pendidikan Kewarganegraan diperguruan Tinggi harus seimbang antara teori dan praktek. Artinya harus menggunakan metode yang tepat yang dapat meningkatkan karakter kebangsaan di kalangan mahasiswa sebagai sarjana professional. Sepertimenggunakan metode “inquiry learning,discovery learning, problem solving learning, and reseach-oriented learning.
Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Menumbuhkan Semangat Nasionalisme Dikalangan Genarasi Muda Harapan Bangsa Dalam Era Globalisasi Dewirahmadanirwati Dewirahmadanirwati
Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic Vol 3 No 3 (2019): Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.882 KB) | DOI: 10.36057/jips.v3i3.380

Abstract

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang mencintai tanah air, dan menghargai nilai-nilai luhur budaya bangsa. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, dan teknologi di era globalisasi sekarang ini, telah membuat dunia semakin transparan, seolah-olah dunia sudah menjadi struktur baru, yaitu struktur global. Pekembangan teknologi informasi,komunikasi dan transportasi, akan membawa pengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara, serta akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan tidakan masyarakat Indonesia. Hal ini tentu sangat berdampak terhadap semangat nasionalisme dikalangan generasi muda harapan bangsa. Untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dikalangan generasi muda maka perlu adanya pembinaan mentalitas dikalangan generasi muda, agar mereka memiliki jiwa kebangsaan yang tinggi, mencintai tanah air dan bangsanya, serta rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara. Untuk menumbuhkan semangat nasionalisme yang tinggi bagi generasi muda tersebut.., maka perlu dilakukan dengan memberikan pembekalan terhadap generasi muda melalui pendidikan kewarganegaraan.
Peranan Komunikasi Interpersonal Dilingkungan Keluarga Dalam Membentuk Pola Komunikasi Anak Dengan Lingkungan Sosialnya Dewirahmadanirwati Dewirahmadanirwati
Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic Vol 3 No 3 (2019): Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.734 KB) | DOI: 10.36057/jips.v3i3.381

Abstract

Komunikasi adalah suatu prosen penyampaian pesan dari seorang kepadaorang lain,baik secara lisan, tulisan atau pun melalui bahasa isyarat. Dalam lingkungan keluarga komunikasi sangat memegang peran penting, karena pola komunikasi yang baik dalam lingkungan keluarga akan menentukan pola prilaku anak dengan lingkugan sosialnya. Komunikasi dalam keluarga adalah bentuk komunikasi yang paling ideal, karena hirarki antara orang tua dan anak ada, tetapi tidak menyebabkan formalitas komunikasi di antara mereka. Perbedaan latar belakang budaya, pendidikan,usia, kebiasaan dan kepribadian antar suami dan isteri tidak menjadi penghalang untuk berkomunikasi dalam lingkungan keluarga. Salah satu bentuk pola komunikasi yag paling efektif dalam lingkungan keluarga adalah komunikasi interpersonal antara sesama anggota keluarga. Komunikasi interpersonal yang terjadi dalam keluarga bisa dalam bentuk komunikasi verbal, dan non verbal. Keluarga merupakan suatu sistem, yang terikat dengan aturan-aturan komunikasi dan variable-variabel komunikasi dalam bentuk kohesi dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan, dan juga tahap-tahap perkembangan keluarga.
Strategi Meningkatkan Minat Berwirausaha di Lingkungan Mahasiswa Masa Pandemi Covid-19 Dewirahmadanirwati Dewirahmadanirwati
Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36057/jips.v4i2.410

Abstract

The problems underlying this problem are the high rate of unemployment and poverty that hit Indonesia, due to the Covid-19 pandemic, this has an impact on the difficulty of college graduates to find the desired job. And the low interest in entrepreneurship among students after graduating from college, due to a lack of self-confidence in entrepreneurship, causes the need for universities to change the mindset of students in order to become entrepreneurs. Strategies that can foster interest in entrepreneurship in students during the Covid-19 pandemic are changing the mindset of students from looking for work to creating jobs, explaining the advantages and advantages of becoming entrepreneurs, providing motivation and hone student business ideas, making business plans, making future targets and plans. forward, make financial reports, and explain the risks in business.
Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Solok Selatan Dewirahmadanirwati Dewirahmadanirwati; Dasril Dasril
Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36057/jips.v5i1.453

Abstract

Agencies engaged in public works, infrastructure and housing development for the South Solok Regency area. However, there are still many complaints that are felt by the employees of the Public Works, Spatial Planning and Land Office of South Solok Regency. This study aims to determine the Motivation, Discipline and Employee Performance of the Public Works, Spatial Planning and Land Service Office of South Solok Regency. The samples were determined by using saturated sampling technique, with a total of 64 employees. The data were collected through questionnaires and then analyzed statistically descriptive and Independent-Sample T-Test with the SPSS version 16 program. The results of data analysis showed that motivation and discipline had a positive effect on the performance of the employees of the Public Works, Spatial Planning and Land Office of South Solok Regency.
Peningkatan Kemampuan Berbahasa Indonesia dalam Membentuk Karakter Mahasiswa Era Revolusi Industri 5.0 Dewirahmadanirwati Dewirahmadanirwati
Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic Vol 5 No 3 (2021): Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36057/jips.v5i3.503

Abstract

The improvement of language skills in the higher education environment is expected to be able to help students get to know themselves, their culture, and the culture of others, so that they can form polite and polite language characters. The era of the industrial revolution 5.0 which first appeared in Japan in 2015, brought a new civilization in the educational environment, which made humans the center of innovation by deepening the integration of technology in improving the quality of life, sustainable social responsibility. The vision of society 5.0 demands a transformation in learning, especially in terms of the needs of students, the preparation and organization of teaching materials, and the pattern of mix in learning. This study describes the improvement of Indonesian language skills in shaping the character of students in the Industrial Revolution era 5.0, which is viewed from the needs of students. Lecturers as agents of change in forming smart, skilled, innovative and creative young people need to make changes in preparing lecture materials based on current technological developments.
Strategi Meningkatkan Kemampuan Soft skill Mahasiswa STIE KBP dalam Berwirausaha Dewirahmadanirwati Dewirahmadanirwati
Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic Vol 5 No 3 (2021): Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36057/jips.v5i3.506

Abstract

Salah satu usaha untuk mengurangi tingkat pengangguran terdidik di Indonesia adalah dengan menciptakan lulusan-lulusan yang tidak hanya memiliki orientasi sebagai job seeker, namun juga perlu untuk menjadi job maker atau disebut dengan berwirausaha. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan untuk menjadi seorang wirausaha tidak hanya ditentukan dengan memahami pengetahuan kewirausahaan saja, tatapi juga harus memiliki softskill yang baik untuk menjadi seorang entrepreneur atau wirausaha. Dengan kemampuan softskill yang baik, maka lulusan akan dapat bersaing menjadi seorang entrepreneur baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk mewujudkan hal tersebut praktisi pendidikan perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan softskill dikalangan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Kemampuan softskill dikalangan mahasiswa STIE KBP dalam berwirausaha. Untuk meningkatkan softskill dikalangan mahasiswa ada beberapa strategi yang perlu dilakukan, diantaranya; melatih mahasiswa untuk berpikir secara analisis, melatih mahasiswa menyelesaikan masalah dengan baik, berkomunikasidengan baik, melatih kemampuan bernegosiasi,melatih jiwa kepemimpinan dilingkungan mahasiswa, serta menerapkan rasa tanggung jawab dan komitmen yang tinggi dalam mengembangkan usaha.
Penerapan Nilai-Nilai Karakter Melalui Pengajaran Bahasa Indonesia Dilingkungan Mahasiswa Dewirahmadanirwati Dewirahmadanirwati
Jurnal Ilmiah Langue and Parole Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Langue and Parole
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36057/jilp.v6i1.557

Abstract

Pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu diterapkan kepada mahasiswa diperguruan tinggi. Penerapan pendidikan karakter dapat dilakukan melalui empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Seorang dosen dalam mengajarkan bahasa Indonesia di perguruan tinggi dapat menyisipkan nilai –nilai karakter melalui komunikasi saat proses belajar mengajar berlansung. Dosen dapat berperan sebagai model dalam merajut karakter bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Ada pun peran seorang dosen dalam merajut karakter di perguruan tinggi adalah keteladanan, ispirator, motivator, dinamisator dan evaluator.
From Bilingualism to Code Mixing and Code Switching Uttered by Indonesian Youth Dewirahmadanirwati Dewirahmadanirwati; Mac Aditiawarman
Jurnal Ilmiah Langue and Parole Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Langue and Parole
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36057/jilp.v6i2.589

Abstract

Indonesian people tend to use code-mixing or code-switching in every language activity. Language/Code or is a way that is used to express something. For people who are used to being bilingual/multilingual, it will be seen how they speak. The way they speak sounds sometimes their speech is mixed with foreign languages. This language mixing is known as code mixing. Code mixing occurs when someone who is fluent in both languages ​​uses elements of the two languages ​​intentionally and simultaneously incorporates elements of one language into another in one utterance. In addition, code switching also occurs when someone uses language elements in the form of sentences or clauses to exchange with other language elements in different languages. Such symptoms are often carried out by educated people, public figures, politicians, and government officials. The subject of this research is the conversation between Maudy Ayunda and Robert in an interview at Perspektif Metro TV on Monday, December 30, 2019. There are the research questions in this research, first to find the types of code-mixing and code-switching, second, the reasons for code-mixing/code-switching, and the last, to indicate the matrix language in the interview. To answer the research questions, the researcherss applied sociolinguistic theory, especially the theories on types and reasons of code-mixing and code-switching proposed by Hoffman (1991) and how many codes in their uttarences based on Myers-Scotton theory (2006). This research using a qualitative approach and observation method from Sudaryanto (2015) which is an uninvolved interview observation technique. In this technique, the researcherss does not get involved directly in the dialogue in the interview between Maudy Ayunda and Robert. Then, the researcherss uses the note-taking, of the uttarences that is produced by Maudy and Robert in the interview. Then, the researcherss classified those code-mixing and code-switching in a table to find the type of code-mixing and code-switching. After analyzing the data, there are 139 cases of code-mixing and 72 cases of code-switching. For the types of code-mixing, there is 108 intra-sentential, 28 intra-lexical and 3 involving a change in pronunciation. For types of code-switching, there is 68 inter-sentential, and 4 establishing with the previous speaker. For the reasons of code-mixing/code-switching, the researcherss found 31 data of talking about a particular topic, 1 data of quoting somebody else, 3 being emphatic about something, 6 of repetition used for classification and 1 of clarifying the speech content for the interlocutor. For the matrix in code-mixing, Indonesian 82% as matrix language and English 18% as an embedded language, and in code-switching, Indonesian 54% as matrix language and English 46%as an embedded language.