- Supriharyono
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

LAJU FILTRASI KERANG HIJAU (Perna viridis) TERHADAP Skeletonema costatum PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS Hutami, Febry Entya; Supriharyono, -; Haeruddin, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.796 KB)

Abstract

Kerang hijau (Perna viridis) merupakan organisme filter feeder dimana dalam mendapatkan  makanannya dilakukan dengan cara menyaring makanan berupa plankton di perairan. Kemampuan filtrasi akan mempengaruhi kuantitas makanan yang masuk ke dalam organ pencernaan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pertumbuhan kerang itu sendiri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju filtrasi kerang hijau pada berbagai tingkat salinitas dan mengetahuihubungan antara salinitas media penelitian terhadap laju filtrasi.Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga kali pengulangan. Perlakuan A (penggunaan kerang hijau dengan kepedatan plankton 5.000.000 sel/L pada salinitas 25‰), B (pengunaan kerang hijau dengan kepadatan plankton 5.000.000 sel/L pada salinitas 30‰), dan C (pengunaan kerang hijau dengan kepadatan plankton 5.000.000 sel/L pada salinitas 35‰). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata laju fiktrasi kerang hijau (Perna viridis) pada t1 untuk salinitas 25‰ diperoleh sebesar 0,071 L/jam, salinitas 30‰ diperoleh sebesar 0,052 L/jam, dan salinitas 35‰ diperoleh sebesar 0,083 L/jam. Pada t2 salinitas 25‰ diperoleh sebesar 0,046 L/jam, salinitas 30‰ diperoleh sebesar 0,024 L/jam, dan salinitas 35‰ diperoleh sebesar 0,049 L/jam. Berdasarkan analisa anova satu arah antara nilai laju filtrasi dan salinitas tidak diperoleh nilai signifikan, sedangkan analisa anova satu arah antara laju filtrasi dan waktu diperoleh nilai signifikan yaitu 0,013.Salinitas 35‰ menunjukkan laju tertinggi filtrasi kerang hijau (Perna viridis). Green mussel (Perna viridis) is a filter feeder organism which get food by filtering plankton from the waters. Filtration ability will effect in food quantity which enter throught digestion and finally will effect on mussel growth. The objective of this study is to investigate the ratio of the value of filtration rate of Perna viridis and to find the correlation between variousof salinity level on filtration rate of green mussel (Skeletonema costatum). This study used laboratories experimental method, using Completely Randomize Design (RAL) with 3 (three) treatments and 3 (three) replications. Treatment A (using 5000000 sel/L density of green mussel on 25‰), B ( using 5000000 sel/L density of green mussel on 30‰), and C ( using 5000000 sel/L density of green mussel on 35‰). Result of the study shows that the average of filtration rate Perna viridis on t1; salinity of 25‰ was 0,071 L/hour, salinity of 30‰ was 0,052 L/hour, and salinity of 35‰ was 0,083 L/hour. While on t2; salinity of 25‰ was 0,046 L/hour, salinity of 30‰ was 0,024 L/hour, and salinity of 35‰ was 0,049 L/hour. According to ANOVA with one way analisys between filtration rate and salinity showed that not significant different (p<0,05), while  analysis between  filtration rate and time showed significantly different (p>0,05). The highest filtration rate of green mussel (Perna viridis) occurred on salinity 35‰. 
HUBUNGAN VARIABEL SUHU PERMUKAAN LAUT, KLOROFIL- a DAN HASIL TANGKAPAN KAPAL PURSE SEINE YANG DIDARATKAN DI TPI BAJOMULYO JUWANA, PATI Akhlak, Miladiyah Ahsanul; Supriharyono, -; Hartoko, Agus
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.875 KB)

Abstract

Sumberdaya perikanan tersebar berdasarkan karakteristik perairan yang berbeda-beda. Faktor fisik yang sering berkaitan dengan pola persebaran sumberdaya perikanan adalah suhu permukaan laut (SPL) yang memiliki hubungan dengan produktivitas periaran (klorofil-a). Saat ini, pengukuran SPL dan klorofil-a sudah dapat dilakukan dengan mudah. Kemudahan tersebut hadir dengan pemakaian penginderaan jarak jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dengan mudah dapat mengetahui dinamika-dinamika oseanografi perairan yang sangat dinamis. Sebagai alternatif Sistem Informasi Geografis berbasis komputer dapat digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang lebih optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran SPL dan klorofil-a serta sebaran lokasi tangkapan di wilayah penangkapan kapal purse seine yang didaratkan di TPI Unit II Bajomulyo Juwana yang meliputi perairan Laut Jawa dan selat Makassar dan mengidentifikasi hubungan antara SPL dan klorofil-a terhadap produksi/ hasil tangkapan ikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatif dan metode untuk pengambilan sampel dilakukan metode purposive sampling. Teknik ini digunakan peneliti karena adanya pertimbangan-pertimbangan tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran dominan SPL di wilayah perairan Laut Jawa dan Selat Makassar pada musim barat adalah 28⁰C - 30⁰C dan pada musim timur adalah 27⁰C - 30⁰C. Nilai kisaran klorofil-a di perairan tersebut pada musim barat yaitu 0,147 mg/L – 1,581 mg/L dan pada musim timur yaitu 0,093 mg/L – 0,745 mg/L. Lokasi penangkapan kapal purse seine terdapat 33 titik koordinat pada musim barat dengan produksi/ hasil tangkapan sebesar 4.084 ton dan 367 trip serta 40 titik koordinat pada musim timur dengan produksi/ hasil tangkapan sebesar 2.162 ton dan 612 trip Lebih lanjut diperoleh bahwa adanya korelasi antara SPL dengan hasil tangkapan, korelasi yang sama antara klorofil-a dengan hasil tangkapan. Selain itu regresi ganda antara SPL dan klorofil-a teradap produksi/ hasil tangkapan ikan kapal purse seine diperoleh korelasi yang signifikan. Scattered fishery resources based on the characteristics of different water. Physical factors are often associated with the distribution pattern of fisheries resources is sea surface temperature (SST) linked to marine productivity (chlorophyll-a). Measurements of SST and chlorophyll-a can be performed with the use of remote sensing and geographic information system based computer are can be used for the management and utilization of fisheries resources more optimaly. The purpose of these study was to determine the distribution of SST, chlorophyll-a and distribution of purse seine fishing area and fish catch landed in TPI Unit II Bajomulyo Juwana includes Java sea, Makassar Strait and identify the relationship between SST, chlorophyll-a and fish catch. The method of this research are explanatory method and purposive sampling. The technique was used with some considerations. The results showed that the dominant range of SST in Java Sea and Makassar Strait on the west season is 28⁰C-30⁰C and on the east season is 27⁰C-30⁰C. Range value of chlorophyll-a in there on the west season is 0,147 mg/m3 – 1,581 mg/ m3 and on the east season is 0,093 mg/ m3 – 0,745 mg/ m3. Fishing location of purse seine are 33 coordinate points on the west season with the catches of 4.084 tons and 367 trips, then 40 coordinate points on the east season with the catches of 2.162 tons and 612 trips. Moreover it is also resulted that the correlation between SST with fish catch, as well between chlorophyll-a with fish catch. Multiple regression analysis it’s found that SST, Chlorophyll-a and fish catch of purse seine were significanly correlated.
KELIMPAHAN ZOOXANTHELLAE PADA Acropora sp. BERDASARKAN KEDALAMAN PERAIRAN DAN NAUNGAN YANG BERBEDA DI PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU JAKARTA Rauf, Khaslinda Pratiwi; Supriharyono, -; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.14 KB)

Abstract

Zooxanthellae merupakan mikroalga yang hidup bersimbiosis dengan karang. Acropora sp. merupakan salah satu jenis karang yang dapat hidup dan berkembang mulai dari rataan terumbu (reef flat) hingga tubir (slope), baik dalam keadaan ternaung maupun tidak. Tipe naungan akan mempengaruhi simbiosisnya dengan zooxanthellae. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran karang Acropora sp. yang ada di pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta, dan menganalisis perbedaan kelimpahan zooxanthellae karang Acropora sp. berdasarkan kedalaman dan tipe naungan yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di 3 stasiun selatan pulau Pari, berlangsung antara 20-23 Juni 2014. Pada Penelitian ini diukur penutupan terumbu karang khususnya Acropora sp yang hidup, kualitas air dan kelimpahan zooxanthellae. Analisis perbedaan kelimpahan zooxanthellae menggunakan uji chi-kuadrat. Persentase penutupan Acropora sp. di selatan pulau Pari mendominasi jenis karang hidup dengan persentase 30,6 % sampai dengan 41,6 % di reef flat dan 29,5 % sampai dengan 50,1 % di slope. Kelimpahan zooxanthellae pada tipe naungan non-shading lebih tinggi dan terdapat perbedaan yang sangat nyata dibandingkan tipe naungan shading. Berdasarkan kedalaman perairan yang berbeda, kelimpahan zooxanthellae yang ditemukan pada level kedalaman reef flat lebih tinggi dan terdapat perbedaan yang sangat nyata daripada level kedalaman slope. Kelimpahan zooxanthellae berdasarkan stasiun menunjukkan bahwa kelimpahan tertinggi terdapat pada staiun I kemudian stasiun III dan yang terendah pada stasiun II, hal ini terjadi dikarenakan kondisi lingkungan antar stasiun yang berbeda.  Zooxanthellae is a microalga lived inside the coral’s tissue by symbiotic system. Acropora sp. is one of those species that can live and develop from the reef flat to slope, both in shading or not. The difference of shading will affect the symbiotic between coral and zooxanthellae. The purposes of this study were to determine the distribution of Acropora sp. in Pari Island and analyze the differences abundance of zooxanthellae inside Acropora sp based on depth  and  shading’s type. This research had been carried out in three stations in south of Pari island from 20 to 23 June 2014. This study measured the covering of living coral especially Acropora sp., water quality and zooxanthellae's abundance. Analysis for differences of zooxanthellae's abundance used chi-square test. Percentage of coral cover, Acropora sp., in the south of Pari Island was dominated by living coral species, at 30.6-41.6% in the reef flat area and 29.5-50.1% in the slope area. Zooxanthellae's abundance on non-shading part was highly significant higher than shading part. As well based on the depth, the abundance of zooxanthellae on reef flat was highly significant higher (P > 0.01) than on  the slope. Abundance of zooxanthellae based on station showed that the highest abundance found in station I, station III and the lowest one appeared at station II, because the environmental condition in every stations were different.
PENGARUH JARAK PANTAI DAN TIPE SUBSTRAT DASAR PERAIRAN TERHADAP KELIMPAHAN DAN JENIS EPIFAUNA DI PERAIRAN PULAU PANJANG SEBELAH BARAT DAN SELATAN JEPARA Setyaboma, Dyaning Betari; Supriharyono, -; Ruswahyuni, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.718 KB)

Abstract

Perairan Pulau panjang sebelah selatan banyak dikunjugi oleh para wisatawan, karena banyak aktivitas yang terjadi termasuk lalu lalang kapal penangkapan ikan maupun kapal wisata. Berbeda dengan pantai yang berada di sebelah selatan, Pulau Panjang sebelah barat yang berbatasan dengan laut lepas dan letaknya jauh dari dermaga sehingga tidak banyak aktivitas. Potensi yang ada adalah karang dan rumput laut dimana dapat menyokong kelimpahan epifauna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis epifauna yang terdapat di Pulau Panjang sebelah barat dan selatan, pengaruh jarak pantai dan tipe substrat dasar perairan terhadap kelimpahan epifauna serta untuk mengetahui hubungan antara jarak dari pantai dan tipe substrat dasar perairan. Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif. Aktivitas penelitian yang dilakukan meliputi survey lokasi penelitian, sampling, identifikasi dan analisis data. Hasil penelitian diperoleh sebelas jenis epifauna pada sebelah barat dan sepuluh jenis epifauna pada sebelah selatan. Kelimpahan tertinggi pada kedua lokasi adalah jenis Turbo sp. Berdasarkan uji regresi linier hubungan jarak dari pantai dengan kelimpahan epifauna diperoleh nilai signifikan 0,012 pada sebelah barat dan tidak signifikan 0,298 pada sebelah selatan. Hasil uji T one-sample test untuk tipe substrat di dapatkan hasil p> 0,05 menunjukkan adanya beda nyata antar tipe substrat dengan epifauna. Epifauna banyak ditemukan pada substrat pecahan karang, pasir dan rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara tipe substrat dasar perairan terhadap kelimpahan epifauna serta adanya pengaruh jarak pantai dengan faktor tipe substrat dasar yang terdapat pada setiap meter jarak terhadap epifauna pada sebelah barat tetapi tidak ada pengaruh pada sebelah selatan. Panjang Island waters, mainly in the south coast is the destination area of the tourists to visit. Therefore many activities may occured, including passing fishing and tourism boats. Unlike in the south coast, in the west coast of Panjang Island which face to the sea is not a lot of activity, may due to far from the pier. Potential of this tourism area is coral and seaweed which very supporting of abundance epifauna. The purpose of this study is to determine the type of epifauna contained in both the west and the south Panjang Island waters, the influences of distance of the coast and the type substrate bottom waters on the abundance of epifauna and to investigate the relationship between the distance from the coast and the type of substrate. This study uses explanatory method.  Activities of the study include survey of study location, sampling, identification, and data analysis. The study resulted that there eleven types of epifauna on the west coast and ten types of epifauna in the south. The highest abundance in the both sites (the west and thes outh coast) is Turbo sp.. Based on linear regression of the distance from the coast with abundance of epifauna it is  obtained signicantly correlation (sig=0,012) in the west and not significant (sig= 0,298) in the south. T test results of one-sample test for the type of substrate indicates significant difference between the type of substrate with epifauna (P>0,05). Epifauna substrates majority were found in the rubble, sand and seaweed. Based on the results of this study concluded that there is a very strong influence of the type of substrate on the abundance of epifauna waters, as well the effect of distance on the coast to the west epifauna but no influence on the south.