Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

KELIMPAHAN EPIFAUNA DI SUBSTRAT DASAR DAN DAUN LAMUN DENGAN KERAPATAN YANG BERBEDA DI PULAU PAHAWANG PROVINSI LAMPUNG Prakoso, Kukuh; Supriharyono, -; Ruswahyuni, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.864 KB)

Abstract

Pulau Pahawang merupakan salah satu pulau kecil yang terdapat di kawasan Teluk Lampung yang memiliki ekosistem lamun. Lamun di Pulau Pahawang merupakan salah satu habitat yang mendukung kehidupan biota akuatik salah satunya epifauna. Epifauna yang hidup di lamun tersebut memanfaatkan lamun sebagai habitat dan juga memanfaatkan nutrisi dari serasah lamun sebagai makanannya, dimana parameter lingkungan dan predasi mempengaruhi distribusi lamun dan kehidupan epifauna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis lamun dengan kerapatan yang berbeda, mengetahui kelimpahan epifauna di substrat dasar daun lamun, dan mengetahui hubungan kelimpahan epifauna di substrat dasar dan daun lamun dengan kerapatan lamun yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 dengan menggunakan metode deskriptif. Langkah penelitian yang dilakukan yaitu sampling, identifikasi, analisis data dan evaluasi data. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu dua jenis lamun, tujuh jenis epifauna di daun lamun dan enambelas jenis epifauna di substrat dasar. Lamun jenis Enhalus sp mendominasi nilai terbesar didapatkan di kerapatan padat 8615 ind/25m2, epifauna di daun lamun yang paling banyak ditemukan yaitu jenis Cerithium sp 22 ind/15m2 dan Rhinoclavis sp 20 ind/15m2 pada kerapatan padat, sedangkan epifauna di substrat dasar yang paling banyak ditemukan yaitu jenis Cerithium sp sebesar 91 ind/15m2 dan Cronia sp sebesar 26 ind/15m2 pada kerapatan padat. Berdasarkan hasil regresi terdapat hubungan antara kelimpahan epifauna di substrat dasar dan daun lamun dengan kerapatan yang berbeda dimana kenaikan kerapatan lamun akan menyebabkan kenaikan kelimpahan epifauna di substrat dasar dan daun lamun. Pahawang Island is a small island located in the Gulf region which grows seagrass Lampung. Seagrass Pahawang Island is one of the habitats that support aquatic biota one epifauna. Epifauna uses seagrass as habitat and also uses the nutrition from the litter seagrass as food, where the environmental parameters and predation affect seagrass distribution and epifauna life. The purpose of this study was to find the species of seagrass with different densities, knowing the abundance of epifauna in seagrass leaves the base substrate, and to analyze the relationship in the base substrate epifauna abundance and seagrass leaves with different seagrass density. This study was conducted in March-April 2015 by using descriptive method. Measurment includes of sampling, identification, data analysis and evaluation of data. The study resulted that there are two species of seagrass, seven types of epifauna in seagrass leaf and sixteen types of epifauna in the base substrate. Seagrass tspecies Enhalus sp dominates in the solid density 8615 ind / 25m2, epifauna on seagrass leaves most commonly found are the species Cerithium sp 22 ind / 15m2 and Rhinoclavis sp 20 ind / 15m2 at solid density, while the base substrate epifauna at most found that many species of Cerithium sp was 91 ind / 15m2 and Cronia sp by 26 ind / 15m2 on a solid density. Based on the results of regression there is a relationship between the abundance of epifauna in the base substrate and seagrass leaves with different densities of sea grass where the increase in density will lead to a rise in the base substrate epifauna abundance and seagrass leaves.
ANALISIS PEMANFAATAN EKOSISTEM LAMUN DI PERAIRAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA Prakoso, Kukuh; Haeruddin, Haeruddin; Rahman, Arif
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 20, No 2 (2024): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.20.2.52-58

Abstract

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem yang produktif dan mendukung kehidupan masyarakat di pesisir yaitu, dengan memanfaatkan biota ekonomis yang hidup di ekosistem lamun untuk dijual maupun dikonsumsi pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber daya lamun dan pola pemanfaatannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan data lamun menggunakan transek kuadrat berukuran 50x50cm dan pengambilan data sosial dengan metode wawancara menggunakan kuesioner di dua desa di Perairan Mlonggo Kabupaten Jepara. Hasil penelitian menunjukan ada empat jenis lamun yang ditemukan diantaranya Enhalus acoroides Thalassia. Hemprichii, Oceana serrulata, Cymodocea rotundata. Nilai tutupan kondisi lamun di Kabupaten Jepara termasuk dalam kategori jarang yaitu dengan nilai tutupan 20,86% di Desa Jambu dan 22,18% di Desa Mororejo. Pola pemanfaatan ekosistem lamun di Desa Jambu dan Mororejo, Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara memiliki pola pemanfaatan ekosistem lamun yang sama, yaitu ekosistem lamun menjadi tempat untuk nelayan tradisional menangkap biota laut kemudian hasil tangkapannya dijual sebagai sumber pendapatan dan juga sebagian dari hasil tangkapannya di konsumsi pribadi. Mayoritas nelayan tradisional memanfaatkan lamun untuk menangkap ikan dan rajungan, dengan menggunakan alat tangkap jaring dan anco. Seagrass ecosystem is one of the productive ecosystems and supports the lives of coastal communities, by utilizing biota that live in seagrass ecosystems for sale or personal consumption. This study aims to identify seagrass resources and their utilization patterns. The method used in this research is survey method. Seagrass data were collected using a 50x50cm quadratic transect and social data were collected using an interview method using a questionnaire in two villages in the Mlonggo Waters of Jepara Regency. The results showed that there were four types of seagrasses found including Enhalus acoroides Thalassia. Hemprichii, Oceana serrulata, Cymodocea rotundata. The cover value of seagrass conditions in Jepara Regency is included in the sparse category with a cover value of 20.86% in Jambu Village and 22.18% in Mororejo Village. The pattern of seagrass ecosystem utilization in Jambu and Mororejo Villages, Mlonggo District, Jepara Regency has the same seagrass ecosystem utilization pattern, namely the seagrass ecosystem becomes a place for traditional fishermen to catch marine biota then the catch is sold as a source of income and also some of the catch is for personal consumption. The majority of fishermen utilize seagrass to catch fish and crab with nets and anco fishing gear.
Analisis Pertumbuhan dan Mortalitas Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Perairan Kendal, Jawa Tengah Rini, Annisa Sulistya; Saputra, Suradi Wijaya; Prakoso, Kukuh
Jurnal Pasir Laut Vol 7, No 2 (2023): September
Publisher : Master Program of Aquatic Resources Management, Department of Aquatic Resources, Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpl.2023.60860

Abstract

Kepiting bakau (Scylla spp.) merupakan komoditas perikanan pantai yang banyak terdapat di wilayah hutan bakau atau mangrove. Kepiting bakau memiliki kontribusi yang berpengaruh terhadap perikanan di wilayah pesisir. Kegiatan penangkapan kepiting bakau untuk memenuhi kebutuhan pangan mengakibatkan terjadinya peningkatan eksploitasi kepiting bakau di wilayah Kendal. Pemanfaatan kepiting bakau yang ada di Perairan Kendal, dapat diketahui melalui informasi tentang pertumbuhan, mortalitas serta tingkat eksploitasi kepiting bakau. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui struktur ukuran kepiting bakau, parameter pertumbuhan, laju mortalitas kepiting bakau dan laju eksploitasi kepiting bakau. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Desember 2022 di Perairan Kendal. Pengambilan sampel dengan metode acak dalam suatu keranjang sampel. Data primer yang dikumpulkan yaitu lebar karapas (mm). Analisis data menggunakan software FISAT II. Hasil penelitian diperoleh 79 ekor, dengan ukuran lebar karapas berkisar 72 – 140 mm. Koefisien pertumbuhan kepiting bakau (K) = 2,4/tahun dengan lebar karapas asimtotik (CW∞) 150,15 mm. Mortalitas total kepiting yang diamati sebesar 6,54/tahun dengan mortalitas alami (M) = 2,02/tahun dan mortalitas penangkapan (F) = 4,52/tahun. Tingkat eksploitasi kepiting bakau telah melewati batas optimum (over exploited) yaitu mencapai E = 0,69. Jumlah tangkapan kepiting bakau terbanyak pada bulan September. Oleh karena itu diperlukan upaya lebih lanjut mengenai pengelolaan sumber daya kepiting bakau di daerah Kendal.
Analisis Hubungan Kualitas Air Tambak Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus) Baihaqi, Rafnandito Humam; Haeruddin, Haeruddin; Prakoso, Kukuh
Jurnal Pasir Laut Vol 8, No 2 (2024): September
Publisher : Master Program of Aquatic Resources Management, Department of Aquatic Resources, Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpl.2024.63545

Abstract

Ikan nila salin termasuk jenis ikan dengan nilai ekonomis dan pasar yang cukup tinggi. Budidaya ikan nila salin memiliki prospek cukup bagus dalam bidang perikanan dengan hasil produksi yang optimal. Kualitas air menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan budidaya ikan nila salin. Penelitian ini dilakukan di salah satu tambak ikan nila salin Desa Turunrejo, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan November-Desember 2023 sebanyak lima kali setiap minggu dan pada tiga stasiun berbeda, yaitu pada bagian inlet, bagian tengah, dan bagian outlet tambak. Data parameter kualitas air yang dianalisis meliputi suhu, pH, DO, salinitas, amonia dan nitrit, sedangkan data pertumbuhan ikan nila salin yaitu pertumbuhan panjang dan berat ikan. Hasil parameter kualitas air di lokasi penelitian masih berada dalam baku mutu optimal untuk budidaya tambak ikan nila salin. Hasil hubungan panjang berat ikan nila salin menunjukkan hubungan yang kuat pada ketiga stasiun. Analisis pola pertumbuhan menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan ikan termasuk allometrik positif. Variabel kualitas air yang memiliki pengaruh secara nyata atau signifikan terhadap pertumbuhan panjang ikan adalah amonia, sedangkan variabel kualitas air yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan berat ikan adalah amonia dan nitrit. Hubungan paling kuat terhadap panjang dan berat ikan diperoleh pada variabel suhu dengan angka korelasi 0,718 dan 0,637, sedangkan hubungan paling rendah diperoleh pada variabel nitrit dengan angka korelasi 0,016 dan 0,206. Semakin baik dan optimal parameter kualitas air, maka semakin maksimal juga pertumbuhan ikan yang terjadi pada tambak budidaya ikan nila salin.
Analisis Kesesuaian Pengembangan Wisata Pantai Blebak Kabupaten Jepara Wardhani, Pramudia; Purwanti, Frida; Prakoso, Kukuh; Haeruddin, Haeruddin; Rahman, Arif
Jurnal Pasir Laut Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Master Program of Aquatic Resources Management, Department of Aquatic Resources, Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpl.2024.60307

Abstract

Pantai Blebak adalah salah satu destinasi wisata pantai yang ada di Kabupaten Jepara yang terletak di Desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Pantai ini memiliki pemandangan pantai yang indah dengan air yang cukup jernih dan ombak yang sangat tenang sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi responden terhadap potensi dan ancaman di Pantai Blebak dan mengetahui Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Pantai Blebak. Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2023. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) menggunakan analisis kuantitatif. Analisis persepsi wisatawan, masyarakat dan pengelola terkait potensi dan ancaman wisata menggunakan analisis kualitatif. Kuesioner disebarkan kepada 50 responden wisatawan menggunakan teknik accidental sampling, serta 30 responden masyarakat dan 10 responden pengelola menggunakan teknik purposive sampling. Persepsi wisatawan, masyarakat dan pengelola terkait potensi dan ancaman wisata Pantai Blebak memberikan nilai yang baik. Hasil perhitungan IKW Pantai Blebak sebesar 2,76 sehingga sangat sesuai untuk dijadikan sebagai wisata rekreasi pantai.
Strategi Pengelolaan Sumber Daya Teripang Ekonomis Penting di Kepulauan Karimunjawa Putri, Amanda Nerissa; Hartoko, Agus; Prakoso, Kukuh
Jurnal Pasir Laut Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Master Program of Aquatic Resources Management, Department of Aquatic Resources, Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpl.2024.60742

Abstract

Teripang merupakan komoditas perikanan ekonomis penting yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat baik lokal maupun internasional. Permintaan yang tinggi memicu pemanfaatan teripang secara berlebihan. Kegiatan eksploitasi teripang masih mengandalkan penangkapan di alam, apabila pemanfaatannya berlebihan akan memicu penurunan jumlah populasi. Hal tersebut kurang diimbangi dengan kegiatan pengelolaan yang baik, sehingga teripang dapat terancam punah. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Agustus-September 2023 di Kepulauan Karimunjawa. Tujuan peneltian ini untuk mengetahui jenis-jenis teripang ekonomis penting, mengetahui persepsi dan partisipasi nelayan, pengepul, pengelola (stakeholders) dalam pengelolaan sumber daya teripang, serta strategi pengelolaan sumber daya teripang ekonomis penting. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan data obervasi di lapangan, sampling di lapangan, dan wawancara menggunakan kuesioner. Penentuan responden dengan metode sensus, terdapat sebanyak 30 responden. Pembobotan data menggunakan skala Likert dan analisis data menggunakan analisis SWOT. Terdapat 26 teripang hasil tangkapan yang diperoleh, diantaranya teridentifikasi 9 spesies teripang ekonomis penting yaitu Holothuria flavomaculata, Stichopus ocellatus, Holothuria pervicax, Holothuria fuscocinerea, Isostichopus badionotus, Stichopus horrens, Holothuria spinifera, Bohadschia suburbra, dan Bohadschia argus. Nelayan, pengepul dan pengelola setempat menyadari bahwa pengelolaan sumber daya teripang sangat penting untuk dilaksanakan. Alternatif strategi pengelolaan yang didapat yaitu weakness-opportunity (turnaround), diantaranya yaitu memperkenalkan metode pada teknologi budidaya teripang, menegakkan kebijakan peraturan ukuran tangkap dan musim penangkapan dengan memberikan perhatian khusus untuk sumber daya teripang dan mengoptimalkan kegiatan pendataan secara rutin untuk memperoleh informasi terkait sumber daya teripang. Strategi WO berpotensi memulihkan kembali populasi sumber daya teripang ekonomis penting di Kepulauan Karimunjawa yang menurun.
Kaitan Struktur Komunitas Fitoplankton dengan Konsentrasi Nutrien dan Kekeruhan di Waduk Kedung Ombo Mei Larasati; Rudiyanti, Siti; Rahman, Arif; Haeruddin, Haeruddin; Prakoso, Kukuh
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 29 No. 3 (2024): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.29.3.323

Abstract

Waduk Kedung Ombo banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana irigasi, sumber air minum, pembangkit tenaga listrik, pariwisata, dan KJA. Limbah bahan organik berupa sisa pakan dan kotoran ikan dari KJA menjadi isu utama terhadap penurunan kualitas perairan. Hal ini berdampak pada keragaman fitoplankton sebagai produsen primer di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi nutrien dan kekeruhan, keragaman dan struktur komunitas fitoplankton, serta kaitan nutrien dan kekeruhan dengan keragaman fitoplankton. Sampling dilakukan 3 kali dengan interval waktu 1 bulan di 3 stasiun yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat berkisar antara 0,2 – 0,7 mg/L; fosfat 0,1 – 0,87 mg/L; dan kekeruhan 3,52 – 20,18 NTU. Keragaman fitoplankton berkisar antara 17.882 – 90.280 sel/L dengan indeks keanekaragaman rendah, indeks keseragaman tinggi, dan indeks dominansi rendah. Terdapat korelasi yang kuat antara nutrien dan kekeruhan terhadap keragaman fitoplankton dengan nilai r = 0,800 dan R2 = 0,640. Keragaman fitoplankton dipengaruhi oleh nutrien dan kekeruhan sebesar 64%, sedangkan sisanya 36% dipengaruhi oleh faktor lain. Kata kunci: fitoplankton, kualitas air, nutrien, waduk kedung ombo
Profil Lingkungan dan Kesuburan Perairan di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah Astuti, Yuli; Ain, Churun; Rahman, Arif; Jati, Oktavianto Eko; Prakoso, Kukuh
Akuatiklestari Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v8i1.6934

Abstract

Danau Rawa Pening merupakan danau yang berada di Kabupaten Semarang Jawa Tengah tepatnya di Kecematan Ambarawa, Bawen, Tuntang dan Banyubiru. Danau Rawa Pening dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi keperluan air irigasi, air baku untuk minum, PLTA, perikanan, obyek wisata. Tujuan penelitian mengetahui status kesuburan perairan serta hubungan nitrat dan fosfat dengan klorofil-a. Analisis kesuburan perairan menggunakan metode Trophic State Index dan Trophic Index. Analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan status kesuburan perairan Danau Rawa Pening metode TSI termasuk eutrofik sedangkan menggunakan metode TRIX termasuk oligotrofik-mesotrofik. Hasil regresi antara nitrat dan ortofosfat dengan klorofil-a menunjukkan hubungan yang kuat dengan persamaan: Y=23,84+2,19NO3+5,77PO4.
SHARK SPECIES COMPOSITION AND DISTRIBUTION OF FISHING GROUND BASED ON FISHING GEAR IN CILACAP OCEAN FISHERY PORT Novianto, Dian; Widiarto, Santoso Budi; Muslim, Anhar; Aji, Miftah Wahyu Purnomo; Prakoso, Kukuh
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 20, No 4 (2024): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.20.4.197-206

Abstract

This study focuses on shark species composition, fishing techniques, and geographical distribution in the South Java Waters of Cilacap Ocean Fishing Port (COFP) during 2023. From the data collected, 18 shark species from 8 families were landed, with Alopias superciliosus as the dominant species (29%), followed by Carcharhinus falciformis (25%), and Alopias pelagicus (18%). Shark fishing was conducted with various gears such as tuna longline, drift longline, longline, drift gillnet, and bottom gillnet, with drift longline being the most effective gear with the largest contribution to the catch. Most of the sharks caught were categorized as endangered (EN) and vulnerable (VU) based on the IUCN conservation list, and listed in Appendix II of CITES. The results show that the geographic distribution of shark fishing grounds covers a wide area from the coast to the Indian Ocean, with high concentrations in the waters around Kebumen to the south of Yogyakarta. Fishing activities often overlap between fishing gears, increasing the risk of overfishing. Length distributions and maturity rates of sharks also indicate that many mating-ready adults are being caught, threatening slow population regeneration. To ensure the sustainability of shark populations and maintain the balance of marine ecosystems, a holistic and data-driven management strategy is needed. This includes strengthening regulations, raising public awareness through conservation education, and developing collaborative approaches involving fishers, government, and conservation organizations. Consistent law enforcement is also key in minimizing violations and ensuring the sustainability of shark fisheries in Indonesia.
Enhancing Tilapia Pond Productivity Through Carrying Capacity Engineering in Turunrejo Village, Kendal Regency Haeruddin, Haeruddin; Mudzakir, Abdul Kohar; Rahman, Arif; Werdani, Riandhita Eri; Prakoso, Kukuh
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 11, No 1 (2025): March
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpkm.101369

Abstract

Our community engagement (CE) activity aimed to increase productivity in the Nile tilapia pond managed by POKDAKAN Berkah 2 in Turunrejo Village, Kendal Regency. This was achieved through carrying capacity engineering of ponds, mechanization of facilities, probiotic application, and enhancing the knowledge and skills of cultivators in managing pond water quality to meet the Indonesian National Standard (SNI) for tilapia rearing. Knowledge and skills improvement was facilitated through counseling sessions and technical assistance provided during the Nile tilapia rearing activities at Dempond Berkah 2. The community service team provided support by assisting with the procurement of two water pumps and pump holders, constructing inlet and discharge sluices, supplying 20,000 Nile tilapia fry measuring 2–3 cm, and providing factory feed. Fish stocking was conducted in the morning under optimal conditions: water salinity of 8–10 o/oo, neutral pH, and dissolved oxygen levels exceeding 3 mg/L. Factory feeding began on the 15th day after the fry were released into the pond. The results indicated that the fish grew well due to water quality management that met the standards for tilapia maintenance. This success was attributed to effective management of water and feed quality, as well as the provision of adequate cultivation facilities and infrastructure. Pond productivity exceeded the target of 1.5 tons, contributing to increased income for the farming community and improved knowledge and competence of fish farmers in Good Fish Farming Practices (CBIB).