Pujiono Wahyu Purnomo
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 98 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

KELAYAKAN KUALITAS AIR BAGI BEBERAPA PERUNTUKAN DI KAWASAN PESISIR (STUDI KASUS: DESA PESANTREN DAN DESA MOJO, KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG) Puspita, Like Viantika Jala; Afiati, Norma; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 1 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.897 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i1.22531

Abstract

Permasalahan sediaan air di kawasan pesisir sangat kompleks sesuai dengan ragam peruntukan seperti halnya di Desa Pesantren dan Desa Mojo. Penelusuran tentang kualitas air untuk ragam peruntukan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sosial dan ekonomi masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji kelayakan sumber daya air untuk beberapa peruntukan dan menganalisis variabel penurun kualitas air di kawasan pesisir. Penelitian didasarkan kepada metode survei dan dilaksanakan pada bulan Mei 2017 di Desa Pesantren dan Desa Mojo, Ulujami, Pemalang. Pengambilan sampel mengacu pada metode purposive sampling di 3 lokasi sungai, 2 lokasi sumur, 1 lokasi sawah, serta 2 lokasi tambak. Variabel yang diukur adalah bau, warna, rasa, suhu, TDS, kekeruhan air, debit sungai, kesadahan, pH, amonia, nitrit, nitrat, Cd, dan Pb. Mutu air dievaluasi berdasarkan Indeks Pencemaran (IP) sesuai KEPMEN LH No.115 Tahun 2003 dan PP No.82 Tahun 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tambak, sawah, dan sungai dinyatakan tidak memenuhi  kelayakan air, dengan status tambak 1 yang terletak cukup jauh dari laut telah tercemar berat (IP= 21,17), tambak 2 yang terletak dekat dengan laut memiliki status tercemar sedang (IP= 8,18), sawah yang terletak cukup jauh dari laut dinyatakan tercemar ringan (IP= 3,88), sungai 1 yang letaknya kearah kawasan hulu tergolong tercemar ringan (IP= 3,14), sungai 2  yang terletak di tengah dan dekat dengan cabang Sungai Comal telah tercemar sedang (IP= 5,12), sungai 3 yang letaknya dekat dengan laut yaitu tercemar ringan (IP= 4,99), sedangkan mutu air sumur 1 dan 2 yang terletak di kawasan pemukiman cukup jauh dari laut dinyatakan layak karena masih memenuhi baku mutu (IP= 0,91 dan 0,85). Warna, kekeruhan air, amonia, TDS, logam Pb dan Cd merupakan variabel penurun kualitas air di tambak, sawah, sungai dan sumur. Warna, kekeruhan air, amonia, dan TDS kemungkinan besar berasal dari sisa pakan ikan di tambak dan pupuk di sawah yang tidak terserap oleh padi, sedangkan logam Pb dan Cd dalam penelitian ini kemungkinan berasal dari limbah domestik di kawasan hulu yang terbawa oleh Sungai Comal. Water supply problems in the coastal areas are very complex in accordance with the variety of designation as well as in the Pesantren and Mojo Villages. The study of water quality for various purposes is very important in improving the social and economic quality of the community. The aim of this study is to assess the feasibility of water resources for several designations and to analyze the variables that cause water degradation in coastal areas. This study was based on survey method and was conducted in May 2017 at Pesantren and Mojo Villages, Ulujami, Pemalang. Sampling refers to purposive sampling method in 3 rivers location, 2 wells location, 1 rice field location, and 2 ponds location. The measured variables are odour, colour, taste, temperature, TDS, turbidity, river discharge, hardness, pH, ammonia, nitrite, nitrate, Cd, and Pb. Water quality was evaluated based on Pollution Index (PI) according to KEPMEN LH No.115 of 2003 and PP No.82 of 2001. The results showed that ponds, rice fields, and rivers were not found to meet water quality standard, with the status of pond 1 being heavily polluted (PI = 21,17), medium polluted ponds (PI = 8,18), lightly polluted rice fields (PI = 3,88), river 1 was lightly polluted (PI = 3,14), medium polluted river 2 (PI = 5.12), lightly polluted river 3 (PI = 4,99), while water quality for wells 1 and 2 was eligible because it still meets the quality standard (PI = 0,91 and 0,85). Ammonia, TDS, color, turbidity, Pb and Cd are water quality-lowering variables in ponds, fields, rivers and wells. Ammonia, TDS, color and water turbidity are most likely derived from the remain of fish feed in ponds and fertilizers in paddy fields that are not absorbed by rice; whereas Pb and Cd in this study might originate from domestic waste in the upstream areas carried by the Comal river. 
HUBUNGAN ANTARA TEKSTUR VERTIKAL SEDIMEN DENGAN BAHAN ORGANIK DAN KEANEKARAGAMAN MAKROBENTOS DI MUARA SUNGAI TUNTANG MORODEMAK Winarto, Kharisma Aji; Muskananfola, Max Rudolf; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.139 KB)

Abstract

Perairan Morodemak merupakan daerah muara yang diduga mengalami perubahan kondisi ekologi perairan disebabkan karena pengaruh sedimentasi dan masukkan bahan organik yang berasal dari akumulasi aktivitas masyarakat. Makrobentos merupakan salah satu hewan yang dapat dijadikan indikator. Hewan ini sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat hidupnya sehingga akan berpengaruh terhadap komposisi dan distribusinya. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui tekstur vertikal sedimen dan kandungan bahan organik serta keanekaragaman makrobentos di Muara Sungai Tuntang, Morodemak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, pengambilan sampel dilakukan di 8 titik sampling di sekitar muara. Pengambilan sampel meliputi sedimen dasar perairan dan makrobentos, kemudian dilakukan analisa di laboratorium. Hasil penelitian dari 8 titik sampling di Muara Sungai Tuntang, Modrodemak struktur sedimen mempunyai kriteria lumpur dan liat. Kandungan bahan organik pada lapísan atas berkisar antara 5,36 – 8,16%, lapisan tengah berkisar antara 4,7 – 9,06%, dan lapisan bawah antara 4,13 – 8,58%. Keanekaragaman makrobentos dari 8 titik sampling ditemukan sebanyak 10 spesies dari 3 kelas yang termasuk dalam 2 filum yaitu moluska (5 spesies) dan polychaeta (5 spesies). Nilai kelimpahan makrobentos pada seluruh pengambilan sampel berkisar antara 0 – 1232 idividu/m2. Indeks keanekaragaman berkisar antara 0 – 1,33. Indeks keseragaman 0 – 1. Parameter kualitas perairan menunjukkan variasi dan dinamika yang masih dalam toleran dan mendukung kehidupan makrobentos. Morodemak waters is an estuary area which is suspected of changing ecological water conditions due to the influence of sedimentation and organic matter that enter from the accumulation of society activities. Makrobentos is one of the animals that can be used as an indicator. These organisms are very sensitive to changes of water quality where they live that will affect their composition and distribution. This research was conducted with the purpose of knowing the vertical structure of sediment and organic matter content as well as diversity of makrobentos in the estuary of Tuntang, Morodemak. The methods of this research is descriptive, sampling was performed in 8 sampling points around the estuary. Sampling includes the bottom sediment and makrobentos, then analyzed in the laboratory. The results of the 8 sampling points in Tuntang estuary Modrodemak, sedimentary structures has mud and clay criteria. The content of organic matter in the upper layer ranges between 5,36 to 8,16%, the middle layer ranges from 4,7 to 9,06%, and the bottom layer between 4,13 to 8,58%. Diversity of makrobentos of 8 sampling points are found as many as 10 species of 3 classes included in the phylum mollusk 2 (5 species) and Polychaeta (5 species). The abundance values of Makrobentos across all samples ranged from 0 – 1232 ind/m2. Diversity index ranged from 0 – 1,33. Uniformity index of 0 - 1. Water quality parameters showed variations and dynamics which are still in a tolerant and support makrobentos life.
POLA OSMOREGULASI DAN FAKTOR KONDISI UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) YANG DIKULTIVASI DI TAMBAK INTENSIF MOJO ULUJAMI PEMALANG Osmoregulation Patterns and Factors of Vaname Shrimp Conditions (Litopenaeus vannamei) Cultivated in Intensive Mojo Ulujami Pemalang Maghfiroh, Ana; Anggoro, Sutrisno; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 3 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.229 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i3.24253

Abstract

ABSTRAK Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh keseimbangan antara kandungan ion cairan tubuh dengan kandungan ion lingkungannya. Apabila gradient osmotik antara cairan tubuh dengan media lingkungan terlalu tinggi maka menyebabkan proses fisiologis terganggu, stress bahkan mengalami kematian (mortality) massal. Tujuan Penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kelayakan kualitas air untuk budidaya udang vaname, menganalisis hubungan osmolaritas dan Tingkat Kerja Osmotik (TKO) pada udang vaname, dan mengetahui faktor kondisi udang vaname dalam kaitannya dengan TKO dan osmolaritas media. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dan metode deskriptif dengan metode pengukuran osmolaritas menggunakan alat Automatic Microosmotic Roebling. Sampel udang yang digunakan sebanyak 30 ekor udang vaname yang berasal dari 3 tambak yang ada di desa Mojo Ulujami Pemalang. Hasil penelitian ini menunjukkan osmolaritas media sangat berpengaruh terhadap tingkat kerja osmotik pada udang vaname di tambak intensif desa Mojo. Pertumbuhan udang vaname pada tambak intensif desa Mojo bersifat allometrik positif  dengan pola osmoregulasi hipoosmotik dengan nilai b=3.0618 dan nilai  faktor kondisi (Kn) = 1,621637. Hasil penelitian didapatkan nilai osmolaritas media pada tambak intensif udang vaname di Mojo pada salinitas 200/00 berkisar 616-618 (mOsm/l H2O) dan rata-rata TKO sebesar 37,36 (mOsm/l H2O). Tingkat kelayakan perairan pada tambak intensif udang vaname desa Mojo dikategorikan cukup mendukung tetapi perlu adanya perlakuan lebih lanjut. ABSTRACT The survival of an organism is affected by a balance between the content of ionic body fluids and the ion content of the environment. If the osmotic gradient between body fluids and environmental media is too high, the physiological process will be disrupted, stress will even experience mass mortality. The purpose of this study was to determine the level of feasibility of water quality for vaname shrimp farming, analyze the relationship of osmolarity and Osmotic Working Level (TKO) in vaname shrimp, and determine the factors of vaname shrimp conditions in relation to TKO and media osmolarity. This research was conducted in November-December 2018. The research method used was a case study method and descriptive method with a method of measuring osmolarity using an Automatic Microosmotic Roebling tool. Shrimp samples were used as many as 30 vaname shrimp from 3 ponds in Pemalang Mojo Ulujami village. The results of this study indicate that the osmolarity of the media greatly influences the level of osmotic work in vaname shrimp in Mojo intensive ponds. The growth of vaname shrimp in intensive ponds in Mojo village is allometric positive with a hypoosmotic osmoregulation pattern with a value of b = 3.0618 and a ponderal index (Kn) = 1 , 621637. The results showed that the media osmolarity values in the vaname shrimp intensive ponds in the Mojo at 200/00 salinity ranged from 616-618 (mOsm /l H2O) and the average TKO was 37.36 (mOsm / H2O). The level of feasibility of waters in intensive ponds of vaname shrimp in Mojo village is categorized as sufficiently supportive but needs further treatment.
RASIO C/N TERHADAP BAHAN ORGANIK DAN TOTAL BAKTERI PADA SEDIMEN DI HABITAT RAJUNGAN (Portunus pelagicus) PANTAI BETAHWALANG, KABUPATEN DEMAK Putri, Megawati Arsita; Afiati, Norma; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.793 KB)

Abstract

Salah satu indikasi konstribusi bahan organik terhadap kesuburan perairan adalah rasio C/N. Karbon dan nitrogen adalah dua komponen pokok bahan organik. Kandungan karbon organik dalam sedimen berkaitan dengan faktor karakteristik sedimen, laju degradasi mikroba, produktivitas kolom air. Pantai Betahwalang direncanakan menjadi kawasan lindungan laut daerah untuk komoditas rajungan (Portunus pelagicus). Oleh karena itu, ingin dipelajari bagaimana kondisi/status dekomposisi di lingkungan sedimen pantai Betahwalang berdasarkan kandungan bahan organik, rasio C/N, jumlah total bakteri sedimen dan korelasi antar ketiga komponen tersebut. Untuk itu digunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel bersifat purposive random. Dalam penelitian ini digunakan data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan chi kuadrat, regresi dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan status dekomposisi sedimen pantai Betahwalang, Kabupaten Demak berlangsung relatif sempurna ditinjau dari rasio C/N yang lebih kecil dari angka 20  yaitu berkisar antara 4,36 – 5,27 yang menunjukkan terjadinya proses mineralisasi N (nitrogen), dengan kandungan bahan organik (4 – 7%) dan total bakteri berkisar antara 7,4 x 105 – 17,25 x 105 cfu/ml. One of indication of contribution organic materials to water fertility is the C/N ratio. Carbon and nitrogen are two main component of organic material. Among others, content of organic carbon in sediment related to the sediment characteristic factors, rate of microbial degradation productivity of the water column.. Therefore, need a study to see how much the decomposition process in the Betahwalang coastal sediment based on organic materials content, C/N ratio and the total number of bacteria sediment. The purpose of this study to determine the condition of coastal sediments Betahwalang decomposition, Demak district based on organic materials, C/N ratio and total bacteria in the sediment. The method used in this study is survey which conduct towards a set of objects with the assumption that object under study has represented the area observed. Data retrieval include research data and sampling. Research data were used primary and secondary data. The method sampling used purposive random sampling. Data analysis used chi squared, regression and correlation. The results showed decomposition status sediments Betahwalang Beach, Demak is perfect decomposition views of C/N ratio content, organic matter and total bacteria. The content of organic matter is relatively low ranging between 4 – 7%. The content of the C/N ratio ranged between 4,36 – 5,27 including high level category into decomposition, because the ratio C/N is smaller than figure 20 showed occurrence process of mineralized N (nitrogen). The average concentration of bacteria ranged between 7,4 x 105 – 17,25 x 105 cfu/ml.
KESUBURAN PERAIRAN BERDASARKAN NITRAT, FOSFAT, DAN KLOROFIL-a DI PERAIRAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG PULAU KARIMUNJAWA Isnaeni, Nurannisa; Suryanti, -; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.041 KB)

Abstract

Perairan Pulau Karimunjawa banyak dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan manusia yang tentunya berpengaruh terhadap kesuburan perairan, salah satunya pada ekosistem terumbu karang yang kemudian akan berpengaruh juga pada biota karang yang ada di dalamnya. Kesuburan suatu perairan dipengaruhi oleh unsur hara (nitrat dan fosfat), klorofil-a, serta variabel fisika kimia perairan. Penelitian dilakukan pada bulan November – Desember 2014 di Pulau Karimunjawa, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesuburan perairan berdasarkan kandungan NO3, PO4, dan klorofil-a di beberapa wilayah ekosistem terumbu karang Pulau Karimunjawa dan mengetahui keterkaitan antara klorofil-a dengan nitrat dan fosfat. Metode  yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik purposive sampling. Lokasi sampling ditentukan berdasarkan 3 stasiun dengan aktivitas pemanfaatan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuburan perairan berdasarkan kandungan nitrat di  stasiun zona inti dan zona budidaya tergolong mesotrofik, sedangkan zona pariwisata tergolong oligotrofik. Berdasarkan kandungan fosfatnya, ketiga stasiun pengamatan tergolong dalam kategori tingkat kesuburan sangat baik sekali. Ketiga stasiun tergolong dalam kategori oligotrofik berdasarkan kandungan klorofil-a. Hubungan antara klorofil-a dengan nitrat lebih kuat daripada klorofil-a dengan fosfat yang dibuktikan pada hasil regresi linear dimana nilai (r) klorofil-a dengan nitrat sebesar 0,995 sedangkan nilai (r) klorofil-a dengan fosfat sebesar 0,143.    The marine area in Karimunjawa Island is widely-used for human activities. It influences the marine fertility as well; one of them is on the coral ecosystem which also will influence the coral biota within the area. The fertility of a marine area is also affected by the hara unsure (nitrate and phosphate), chlorophyll-a, as well as the variable of marine’s physics and chemist. This research was done on November-December 2014 in Karimunjawa Island, which was aimed to identify the level of fertility based on NO3, PO4, and Chlorophyll-a in the several zone on marine area of coral ecosystem in Karimunjawa Island, and to identify the relationship between Chlorophyll-a with NO3 and PO4. This research used the descriptive method using purposive sampling. The location of sampling was then identified based on 3 stations which have different application activities. The result of the study shows that the marine’s fertility based on the nitrate substance in the primary zone station and conservative zone were categorized as mesotropic, while in the tourism zone was categorized as oligotropic. Based on the phosphate substance, those three stations were categorized in the extremely good fertility level. In addition, the three stations were categorized as oligotropic category based on the chlorophyll-a substance. The relationship between chlorophyll-a and nitrate was stronger than the chlorophyll-a and phosphate. It can be proven by using the result of linear regression, where the score (r) of chlorophyll-a and nitrate was as much as 0,995, whereas the score (r) of chlorophyll-a and phosphate was as much as 0,143.
POLA PERUBAHAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DI SUNGAI BANJIR KANAL BARAT SEMARANG BERDASARKAN PASANG SURUT Khaqiqoh, Nurul; Purnomo, Pujiono Wahyu; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.581 KB)

Abstract

Sungai Banjir Kanal Barat merupakan salah satu sungai terbesar di Kota Semarang. Sungai ini mempunyai banyak fungsi yaitu selain sebagai drainase, pembuangan limbah rumah tangga dan limbah pabrik di sisi lain sebagai tempat pemancingan dan penangkapan ikan. Sungai ini ditetapkan oleh Pemerintah Kota Semarang sebagai lokasi wisata air. Namun kurangnya pengelolaan dan fenomena alam yang berupa pasang surut dapat mempengaruhi kualitas air di Sungai Banjir Kanal Barat yang secara langsung mempengaruhi kondisi fitoplankton sebagai produsen dalam rantai makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pasang surut terhadap kelimpahan, komposisi fitoplankton, klorofil-a dan untuk mengetahui kualitas lingkungan perairan berdasarkan fitoplankton serta kadar klorofil-a. Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampel. Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan tiga stasiun, dimana setiap stasiun dilakukan tiga kali pengulangan saat pasang dan saat surut. Kelimpahan fitoplankton dan klorofil-a dianalisa menggunakan metode ANOVA faktorial. Fitoplankton yang ditemukan selama pasang dan surut terdiri dari 4 Kelas yaitu Baccilariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Dinophyceae dan 15 genus saat pasang serta 19 genus saat surut. Kelimpahan fitoplankton pada pasang 1.124 – 1.678 individu/L surut berkisar antara 1.151 – 3.863 individu/L, klorofil-a saat pasang berkisar 0,11 – 0,54 µg/L dan surut 0,12 – 2,14 µg/L, SI berkisar 0,5 – 1 dan TSI berkisar 1,07 – 1,49. Berdasarkan ANOVA faktorial kelimpahan fitoplankton dan klorofil-a terdapat interaksi yang nyata antara pasang surut dan stasiun. Berdasarkan klorofil-a Sungai Banjir Kanal Barat tergolong perairan yang bersifat oligotrofik sampai mesotrofik dan berdasarkan dari nilai SI dan TSI tergolong perairan yang tercemar ringan sampai sedang. Banjir Kanal Barat River is one of the largest rivers in the city of Semarang. This river has many functions such as drainage, disposal of household waste, industrial waste, but there are also activities such as bait fishing and trammel net fishing. This river is designated by the government Semarang City as a tourist water location. But the lack of management and natural phenomena such as tides can affect water quality of the Banjir Kanal Barat River that directly affect phytoplankton as produces of aquatic ecosystem. The purpose of this study was to determine the effect of the tides on the abundance, composition of phytoplankton, chlorophyll-a and to determine the quality of the aquatic environment by phytoplankton and chlorophyll-a levels. This was a descriptive study and purposive sampling method was applied to collect samples. Sampling was carried out in three stations, three replications at high tide and at low tide. Abundance of phytoplankton and chlorophyll-a were analyzed using factorial ANOVA. Phytoplankton during high tide and low tide was composed of 4 classes i.e. Baccilariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae and Dinophyceae, whereas 15 genera at high tide and 19 genera at low tide. Phytoplankton abundance in high tide were 1.124 – 1.678 individuals/L, whereas in low tide were 1.151 – 3.863 individuals/L, chlorophyll-a in high tide ranged from 0,11 to 0,54 µg/L and at low tide were 0,12 to 2,14 µg/L, SI ranged from 0,5 to 1 and TSI ranged from 1,07 to 1,49. Factorial ANOVA showed significant interaction between ebb and stations to chlorophyll-a. Based on the abundance of phytoplankton and chlorophyll-a waters were classified to be oligotrofik until mesotrofik and based on the value of SI and TSI was classified as moderate polluted waters.
PERUBAHAN TUTUPAN TERUMBU KARANG DITINJAU DARI BANYAKNYA WISATAWAN DI TANJUNG GELAM KEPULAUAN KARIMUNJAWA MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8 OLI Farid, Moch; Purnomo, Pujiono Wahyu; Supriharyono, Supriharyono
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 1 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.41 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i1.22521

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu sumberdaya pesisir dan lautan yang mempunyai produktifitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Keberadaan terumbu karang banyak memberikan pengaruh pada masyarakat Karimunjawa, sebagai panorama alam yang menarik untuk kegiatan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan wisata, tingkat sensitifitas dan kondisi terumbu karang serta perubahan luasanya di kawasan Tanjung Gelam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 bertempat di kawasan pemanfaatan bahari Tanjung Gelam, Kepulauan Karimunjawa Jepara. Metode pengukuran sensitifitas mengacu pada pengukuran kerentanan ekosistem terumbu karang parameter pengamatan yang diambil yaitu kondisi tutupan karang hidup, kerapatan terumbu karang, kelimpahan ikan, tipe pertumbuhan terumbu karang, status perlindungan, spesies yang dilindungi, dan kelandaian. Kuesisoner digunakan untuk mengetahu respon dan prilaku wisatawan pada kawasan tanjung gelam dengan jumlah responden yang diambil yaitu 25 wisatawan, 10 pedagang dan 10 operator wisata. Pengolaan citra satelit menggunakan transformasi Lyzenga. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan wisata di Kepulauan karimunjawa dari tahun 2014-2016 mencapai kenaikan sebanyak 39.178 orang, sedangkan tingkat sensitifitas ekosisitem terumbu karang di kawasan tanjung gelam berada pada kategori rendah dengan nilai 2,14, dengan kondisi tutpan karang hidup pada kriteria rusak buruk dengan nilai rata rata 10,28% dan perubahan luasan tutupan terumbukarang di Tanjung Gelam didapatkan perubahan luasan habitat terumbu karang yang berkurang sebesar 4,22 Ha dari tahun 2015-2017. Coral reefs are one of the coastal and ocean resources that have high productivity and biodiversity. The existence of coral reefs give much influence to the people of Karimunjawa, as an interesting natural panorama for tourism activities. This research aims to determine the level of tourism development, the level of sensitivity and condition of coral reefs and changes in the area of Tanjung Gelam. The research was conducted in August 2017 located in Tanjung Gelam marine utilization area, Karimunjawa island of Jepara. Methods of measurement of sensitivity include the measurement of living coral cover conditions, coral reef density, fish abundance, coral growth type, protection status, protected species, and cleverness. Questionnaires are used to find out the responses and behavior of tourists in the region of Tanjung Pinam with the number of respondents taken are 25 tourists, 10 merchants and 10 tour operators. Satellite image managers use the Lyzenga transformation. The results showed that the development of tourism in Karimunjawa Islands from 2014-2016 reached as much as 39,178 people, while the level of coral reef ecosystem sensitivity in the region of Tanjung Pinang was in the low category with a value of 2.14, with the living coral study on badly damaged criteria with value the average of 10.28 and the change of cover area in Tanjung Gelam found a change in coral reef habitat area which decreased by 4.22 Ha from 2015-2017 year.
TINGKAT PENCEMARAN DETERJEN PADA SEDIMEN MENGGUNAKAN INDIKATOR KIMIA-BIOLOGI DI SUNGAI SAYUNG Putri, Dwi Santi; Haeruddin, -; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.373 KB)

Abstract

Dewasa ini tingkat pencemaran air mengalami peningkatan secara tajam seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Zat pencemar yang berasal dari deterjen ini masuk ke lingkungan perairan dan akan tersebar ke air, terabsorsi oleh biota laut serta terakumulasi dalam sedimen. Oleh karena itu perlunya penelitian tentang tingkat pencemaran deterjen pada sedimen mengunakan indikator kimia dan biologi. Tujuan dari penelitian ini antara lain mengetahui konsentrasi deterjen didalam sedimen, KR dan H’ makrozoobentos, mengkaji hubungan antara konsentrasi deterjen didalam sedimen dengan kelimpahan individu makrozoobentos dan menentukan tingkat pencemaran sedimen berdasarkan konsentrasi deterjen dan struktur komunitas makrozoobentos. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik penentuan lokasi pengambilan sampel Purposive sampling. Sampling dilakukan dua kali dengan 2 kali pengulangan. Pengukuran konsentrasi deterjen dalam sedimen, identifikasi makrozoobentos Setelah dilakukan identifikasi dan penghitungan jumlah spesies, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai Kelimpahan individu dan Kelimpahan Relatif (KR), Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (e), serta Indeks Dominasi (D). Hasil nilai konsentrasi deterjen  pada sampling I dan II yaitu stasiun 1 berkisar 0,18 – 5,53 mg/kg, stasiun 2 berkisar 47,21 – 123,17 mg/kg, stasiun 3 berkisar 2,30 – 5,50 mg/kg, stasiun 4 0,02-0,96 mg/kg. Nilai KR pada stasiun 1 sampling I dan II adalah 87% dan 94%; stasiun 2 sampling I dan II adalah 97% dan 98%; stasiun 3 sampling I dan II adalah 88%, dan 82%; stasiun 4 sampling I dan II adalah 46% dan 43%. Nilai H’ stasiun 1 sampling I dan IIadalah 0,44 dan 0,25; stasiun 2 sampling I dan II adalah 0,14 dan 0,09;  stasiun 3 sampling I dan II adalah 0,51 dan 0,49; stasiun 4 sampling I dan II adalah 1,49 dan 1,28. Kesimpulan yang didapat yaitu sedimen sungai Sayung tercemar oleh deterjen, struktur komunitas makrozoobentos dengan melihat indeks keanekaragaman berkisar 0,14 – 1,49 yang menunjukkan bahwa kemampuan perairan sungai Sayung untuk mendukung kelangsungan hidup makrozoobentos tergolong rendah dan dilihat kondisi kestabilan suatu komunitas dalam keadaan tidak stabil.
KADAR LOGAM BERAT Pb, Cd DAN KELIMPAHAN PERIFITON PADA EKOSISTEM LAMUN DI TELUK JEPARA Febriana, Himatul Aliyah; Purnomo, Pujiono Wahyu; Suryanti, Suryanti
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 3, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.425 KB)

Abstract

ABSTRAK Ekosistem padang lamun merupakan ekosistem yang memiliki produktivitas primer yang tinggi, hal tersebut didukung oleh keberadaan perifiton yang melekat pada permukaan daun lamun. Pengaruh tersebut dapat berkurang akibat adanya kegiatan perikanan atau aktivitas antropogenik yang menyebabkan pencemaran kandungan logam berat seperti Pb dan Cd. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis lamun, kelimpahan perifiton dan kandungan logam berat pada daun lamun serta hubungan kelimpahan perifiton dengan kandungan logam berat di Teluk Jepara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016 di Teluk Jeparapada lingkungan lamun padat (368 ind/m2), sedang (240 ind/m2), dan jarang (178 ind/m2). Sampling menggunakan metode purposive random sampling dengan menentukan obyek yang diambil sebagai sampel berdasarkan kerapatan lamun. Jenis lamun yang ditemukan di Teluk Jepara adalah Thalassia sp. Rata-rata kelimpahan perifiton pada kerapatan lamun padat, sedang dan jarang adalah 1742 ind/cm2, 1481 ind/cm2, dan 1249 ind/cm2. Perifiton yang ditemukan dari kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae, Rodhophyceae, Dinophyceae dan Chlorophyceae. Hasil logam berat  Pb dan Cd selama tiga kali sampling diperoleh nilai yang sama yaitu Pb <100 mg/gr dan Cd <10 mg/gr Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa adanya kandungan logam berat Pb dan Cd tidak mempengaruhi keberadaan perifiton pada daun lamun di perairan Teluk Jepara. Kata kunci: Lamun; Perifiton; Logam Berat Pb dan Cd; Teluk Jepara ABSTRACT Seagrass ecosystem is one of the ecosystems that has high primary productivity, supported by the presence of periphyton which attached to the seagrass leaf surface. The influence can less result of fishing activity or anthropogenic activities can also cause contamination of heavy metals like a Pb and Cd. The purpose of this research were to determine the type of seagrass, the abundance of perifiton and heavy metal content in the seagrass leaves and relationship periphyton abundance to the heavy metal content in the Gulf of Jepara. This research uses descriptive method. Research activities carried out arround March-April 2016 in the Gulf of Jepara in dense seagrass environment (368 ind/m2), moderate (240 ind/m2), dan rare (178 ind/m2).    Determining location of sampling using purposive random sampling method to determine the object sampled by different densities of the seagrass. Seagrass species found in the Gulf of Jepara is Thalassia sp. The average abundance of periphyton in dense, medium and rare seagrass density are 1742 ind/cm2, 1481 ind/cm2, and 1249 ind/cm2. Periphyton types were found came from class of Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae, Rodhophyceae, Dinophyceae and Chlorophyceae. The result of heavy metals Pb and Cd for three times of the sampling obtained similar content of heavy metals which are Pb <100 mg/gr and Cd <10 mg/gr. Based on the research results concluded that content of Pb and Cd heavy metals is not affect the existence periphyton on leaves of seagrass in the Gulf waters Jepara.  Key Words: Seagrass; Periphyton; Heavy Metal of Pb and Cd; Gulf of Jepara 
ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN SEKITAR MUARA SUNGAI TUNTANG, MORODEMAK BERDASARKAN HUBUNGAN ANTARA NILAI PRODUKTIVITAS PRIMER DENGAN NO3 dan PO4 Purba, Devi Kristi; Purnomo, Pujiono Wahyu; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.696 KB)

Abstract

Produktivitas primer merupakan deskripsi kuantitatif yang menyatakan kesuburan perairan, juga pemanfaatan konsentrasi unsur hara yang terdapat di dalam suatu badan air melalui laju pembentukan senyawa-senyawa organik. Nutrien sangat dibutuhkan oleh fitoplankton untuk perkembangannya dalam jumlah besar maupun dalam jumlah yang relatif kecil. Setiap unsur hara mempunyai fungsi khusus pada pertumbuhan dan kepadatan tanpa mengesampingkan pengaruh kondisi lingkungan. Unsur P dan N sangat penting untuk pembentukan protein. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan ortofosfat dan nitrat di sekitar muara sungai Tuntang; dan mengetahui hubungan antara ortofosfat, nitrat dan produktivitas perairan di muara sungai Tuntang, Morodemak.Penelitian ini dilakukan di 7 lokasi sampling perairan sekitar muara sungai Tuntang, Morodemak dan berlangsung antara 22 dan 29 Mei 2014. Pada penelitian ini diukur nilai kandungan nitrat dan ortofosfat serta nilai produktivitas primer. Analisis perbedaan kedalaman nitrat dan ortofosfat menggunakan uji chi-kuadrat.Nilai kandungan nitrat di lapisan permukaan berkisar antara 0.6– 1.6 mg/L dan lapisan dasar berkisar antara 0.6 – 2.5 mg/L. Nilai kandungan ortofosfat di lapisan permukaan berkisar antara 0.1 – 0.24 mg/L dan lapisan dasar berkisar antara 0.17 – 0.48 mg/L. Nilai produktivitas perairan berkisar antara 112.608 – 319.056 mg/C/m3/hari sehingga lingkungan muara dikategorikan mesotrofik.Terdapat hubungan kuadratik antara nitrat, fosfat dan produktivitas primer, diketahui NO3 optimum terjadi pada kadar 1.12 mg/l dan PO4 optimum terjadi pada kadar 0.168 mg/l. Primary produtivity is a quantitative description that stated tropic water status as well as the utilization of nutrients in waters through formation rate of organic matters from anorganic matters. Nutrients are needed by phytoplankton to grow  in large as well as relatively small number. Every nutrients has a special function in phytoplankton growth and density without exclusionthe influence of environmental conditions. N and P are very important element to the formation of proteins. The purpose of this study wereto determine the orthoposphate and nitrate content in the Tuntang river estuary; and to determine the relationship of nitrate, orthoposphate and water productivity in Tuntang river estuary, Morodemak. The study was conducted at 7 locations in the Tuntang river estuary, Morodemak on 22 and 29 May 2014. In this study, nitrate and orthoposphate values were measured and the value of primary productivity. Analysis of differences in the depth of nitrateand phosphate using the chi-square test.The value of  nitrate content in the surface layer ranged between 0.6 – 1.6 mg/L and the bottom layer ranged between 0.6 – 2.5 mg/L.  The value of theorthophospate contentin the surface layer ranged between 0.1 – 0.24 mg/L and the bottom range between 0.17 – 0.48 mg/L. The value of waters productivity ranging between 112.608 – 319.056 mg/C/m3/day therefore it was as categorized as mesotrophik. There are quadratic relationship between nitrate, orthoposphate and productivity primer , and optimum nitrate value on 1.12 mg/l and orthoposphate value on 0.168 mg/l.
Co-Authors - Revika, - - Ruswahyuni - Subiyanto - Supriharyono A’in, Churun Abdul Ghofar Ade Apriliana Adhitya Wijayanto, Adhitya Afifa, Fitria Hersiana agung Suryanto Agus Hartoko Alep Amaliyah Amanah Raras Nawang Kinasih, Amanah Raras Nawang Andriyanto, Wulan Oktaviasari Anhar Solichin Aninditia Sabdaningsih Anugrah Dwi Fahreza Arif Rahman Arif, Gunarso Assyifa, Siti Fatma ‘Ishmah, Amalina Zata Bambang Sulardiono Bani Setyawan Boedi Hendrarto Chiesa, Francesco Te Churun Ain Churun A’in Claudya Yolanda Iswanto, Claudya Yolanda Daud Aruan, Daud David Nugroho Desty Wahyuni Ginting Devi Kristi Purba Dewi Pertiwi Nusantara DIAH AYUNINGRUM Diah Ayuningrum, Diah Dika Nugraini Pancawati Djoko Suprapto Dwi Kritiyasari Dwi Santi Putri Dwi Tasha Maulida, Dwi Tasha Dwi Yulianto Erick Setiawan Larosa, Erick Setiawan Erviana, Renanda Nur Fajrin, Alifia Nirwana Falah, Suudul Farid, Moch Febriyanti, Leti Frida Purwanti Griselda, Adinda Putri Khairunnisa Gultom, Christine Rosaline Gustilah, Lillah Haeruddin Haeruddin Hana Nisau Shalihah Hikmah, Nur Hikmah Himatul Aliyah Febriana Himatul Aliyah Febriana, Himatul Aliyah Iin Rahmawati Kharisma Aji Winarto Khaslinda Pratiwi Rauf Kitarake, Yopi Sondy Kritiyasari, Dwi Laila, Qadarina Nur Lakastri, Lavia Lestari, Hima Desy Lulu Adilla Latifah, Lulu Adilla Luvitasari, Ayu Maro, Jahved Ferianto Martin Arianto Partogi Maslahah, Nur Hikmah Mazroatum Max Rudolf Muskananfola Megawati Arsita Putri Meliala, Elvina Gianina Melina Setya Ayuningsih Mia Arista Sari Mohamad Haekal Mulia Delvi, Betlin Indriani Mulyani, Maya Sri Mustofa Nitisupardjo Mutia Novenda Putri Niniek Widyorini Norma Afiati Novitasari, Diva Triza Nugraha, Bagas Aditya Nugroho, Restu Wahyu Nur Hidayah Nur Latifah Khuzma, Nur Latifah Nurannisa Isnaeni, Nurannisa Nurhuda, Izza Siti Nurul Khaqiqoh Oktavianto Eko Jati Pratama, Hanif Huda Prijadi Soedarsono Purnami, Adelia Puspita, Like Viantika Jala Putra, Muchamad Iqbal Widiansyah Rinaldi, Rexa Kurnia Rio Januardi, Rio Riska Apriliana Rizka Alifianita Saputri Rudolf Muskananfola, Max Ruswahyuni - Ryanditama Ardiannanto Sa’diyah, Halimatus Sahala Hutabarat Satrio, Budi Sefanya Roswaty Sena Widhitama, Sena Septian Budi Sulaksono Siahaan, Sahala Bonardo Silitonga, Yohana T. E. Siti Nur Hidayah, Siti Nur Siti Rudiyanti Slamet Budi Prayitno Supriharyono Supriharyono Supriharyono Supriharyono Suradi Wijaya Saputra Suryanti Suryanti - Sutrisno Anggoro Suwandana, Achmad Fuad Tjatur Wulandari, Tjatur Ulfitasari, Nia Urni Nurani Subarma Veithzal Rivai Zainal Wicaksono, Anangga Rifqi Yundari, Yundari Yusrianti Purwandari Yusty Amelia Yuwananda Perwira Hutama, Yuwananda Perwira Zulfana Fikru Sifa