I Ketut Suratha
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

KRISIS PETANI BERDAMPAK PADA KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA Suratha, I Ketut
Media Komunikasi Geografi Vol 16, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.361 KB) | DOI: 10.23887/mkg.v16i1.10172

Abstract

Petani memiliki peranan penting dalam perkembangan suatu bangsa. Oleh karena setiap manusia hidup memerlukan berbagai kebutuhan hidupnya, petani berperan penting bagi penyedia berbagai keperluan tersebut. Di dalam suatu negara, petani membantu memenuhi kebutuhan pangan bagi kebutuhan negaranya. Indonesia merupakan  negara agraris. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani di Indonesia tahun 2013 mencapai 31, 70 juta orang yang terbagi ke dalam sektor tanaman pangan, holtikultural, perkebunan, peternakan, budidaya ikan,  penangkapan ikan dan kehutanan. Indonesia sebagai negara agraris, yang sebagaian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian, tergantung pada keberhasilan petaninya untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Petani yang ada di Indonesia membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, petani yang ada di Indonesia harus diperhatikan dengan baik agar Indonesia yang sebagai negara agraris dapat terus memasok pangan yang bersumber dari petani dalam negeri.
Eksistensi Sistem Subak Di Era Modern Suratha, I Ketut
Media Komunikasi Geografi Vol 14, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v14i2.2195

Abstract

Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur system pengairansawah yangdigunakan dalam bercocok tanam padi di Bali. Sebagai suatu organisasi, subakmempunyai pengaruh dengan awig-awig (aturan-aturan keorganisasian), baik tertulis maupuntidak tertulis. Subak memiliki sumber air bersama. Sumber air bersama ini dapat berupaempelan (bendungan) di sungai, mata air, air tanah, ataupun saluran utama suatu systemirigasi yang melengkapi beberapa subak.Secara eksternal, subak mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting salampembangunan pertanian dan pedesaan di Bali yaitu pelaksanaan berbagai pembangunanpertanian lahan basah serta dalam hal menunjang pembangunan KUD.Secara internal, subak mempunyai peranan, fungsi dan tugas yang sangat penting danmutlak bagi kehidupan anggota-anggotanya dalam hubungan dengan pertanian. Untukmenjaga subak supaya tetap eksis, perlu adanya transformasi pada organisasi tersebut tanpamengubah nilai-nilai budayanya. Seperti mendorong dan memfasilitasi pembentukan wadahkordinasi antar subak dalam lingkungan suatu tujuan-tujuannya yaitu mencegah timbulnyakonflik dalam pemanfaatan air antar subak dengan pada bendungan yang sama,mengkoordinasikan pengalokasian air secara lebih adil, pengaturan pola tanam dan jadwaltanam antar subak yang terkait.Kata kunci: eksistensi subak, era modern
DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN Suratha, I Ketut
Media Komunikasi Geografi Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.45 KB) | DOI: 10.23887/mkg.v15i2.11429

Abstract

Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk sangat besar. Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kepadatannya dapat dlihat pada tahun 2000 adalah 108 jiwa per km persegi. Jumlah ini meningkat menjadi 116 orang per kilometer persegi pada tahun 2005. Sejak manusia pertama kali menempati bumi, lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kelangsungan kehidupan atau lahan difungsikan sebagai tempat manusia beraktivitas. Aktifitas yang pertama kali dilakukan adalah pemanfaatan lahan untuk bercocok tanam (pertanian). Seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan peradaban manusia, penguasaan dan penggunaan lahan mulai terusik. Keterusikan ini akhirnya menumbuhkan kompleksitas permasalahan akibat pertambahan penduduk, penemuan dan pemanfaatan teknologi, serta dinamika pembangunan. Lahan yang semula berfungsi sebagai media bercocok tanam (pertanian) berangsur-angsur berubah menjadi multifungsi pemanfaatan, serta berdampak terhadap ketahanan pangan di Indonesia.
NASIB PERTANIAN DI TENGAH ANCAMAN IKLIM GLOBAL Suratha, I Ketut
Media Komunikasi Geografi Vol 14, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v14i1.1749

Abstract

Sampai saat ini Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Mengingat negara Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan dengan sumber daya alam yang melimpah, memungkinkan bangsa Indonesia tidak kekurangan bahan pangan. Namun, realita membuktikan sampai saat ini Indonesia masih bergantung pada produk impor, bahkan produk-produk imporitu mampu mengalahkan produk dalam negeri. Perubahan iklim merupakan perubahan unsur-unsur iklim dalam jangka waktu panjang (50-100 tahun) yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia yang menghasilkan gas rumah kaca. Perubahan iklim global merupakan salah satu buah kemajuan peradaban manusia, yakni masyarakat industrial yang dilandasi iptek modern. Semakin meningkatnya suhu permukaan bumi sebagai akibat remisi rumah kaca yang berlebihan menimbulkan fenomena yang disebut pemanasan global (global warming), menyebabkan terjadinya perubahan iklim global, regional dan lokal. Fenomena ini yang amat dikhawatirkan banyak pihak, mengingat dampaknya dapat mengancam kelangsungan aktivitas pertanian. Kata kunci: pertanian, iklim global.
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ARUNG JERAM DI DESA MUNCAN, KECAMATAN SELAT, KABUPATEN KARANGASEM (TINJAUAN GEOGRAFI PARIWISATA) Muliana, I Made Wahyudi; suratha, i ketut; sutarjo, sutarjo
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v4i2.20546

Abstract

Muncan; (2) mengetahui keterlibatan masyarakat dalam pengembangan objek wisata arungjeram di Desa Muncan; (3) menawarkan strategi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat di DesaMuncan, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif. Objek penelitian ini adalah strategi pengembangan objek wisata arung jeram,sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah para pelaku di objek wisata arungjeram, dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 54 orang. Pengumpulan data dalampenelitian ini dilakukan dengan metode (1) kuesioner, (2) observasi dan (3) pencatatan dokumenyang selanjutnya dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) potensi alam yang dimiliki oleh Desa Muncan sangat cocok untuk dikembangkan sebagaiobjek wisata arung jeram; (2) peran masyarakat dalam mendukung pengembangan objek wisataarung jeram masih sangat kurang baik dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjangobjek wisata arung jeram; (3) strategi dalam mengembangkan objek wisata arung jeram yaitumemberdayakan masyarakat di Desa Muncan sehingga nantinya akan mampu mengelola sungaiTlaga Waja sehingga akan berpengaruh kepada pendapatan pelaku usaha di objek wisata arungjeram.
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM PERTANIAN TERINTEGRASI (SIMANTRI) TERHADAP EKSISTENSI PERTANIAN DI KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG Hayati, Lina Nur; Suratha, I Ketut; Sriartha, I Putu
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol 5, No 2 (2017): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v5i2.20664

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Gerokgak dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui pelaksanaan program simantri di Kecamatan Gerokgak (2) mengetahui eksistensi pertanian di Kecamatan Gerokgak (3) Menganalisis hubungan pelaksanaan program simantri terhadap eksistensi pertanian di Kecamatan Gerokgak. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan teknik purposive random sampling. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan kuesioner, yang selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif, analisis product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Pelaksanaan simantri di Kecamatan Gerokgak secara kelompok maupun secara individu sudah tergolong dalam pelaksanaan yang cukup baik (2). Eksistensi pertanian di Kecamatan Gerokgak mengalami peningkatan setelah adanya program simantri peningkatan tersebut terlihat dari produktivitas tanaman pangan setelah 4-5 tahun berjalannya program simantri (3). Terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan simantri dengan eksistensi pertanian di Kecamatan Gerokgak.
TINGKAT PRODUKTIVITAS BUDIDAYA RUMPUT LAUT PADA PERAIRAN PANTAI DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG Armiyanti, Ni Putu Nita Novi; sutarjo, sutarjo; suratha, i ketut
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v3i1.20452

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Tujuan penelitian adalah, untuk: (1) mendeskripsikan parameter perairan untuk budidaya rumput laut di Kecamatan Nusa Penida (2) menganalisis tingkat produktivitas budidaya rumput laut terhadap pendapatan petani di Kecamatan Nusa Penida. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif, dengan pengambilan sampel secara area sampling (Clusster Sampling) yaitu sebesar 81 orang yang diambil 10% dari keseluruhan populasi sebanyak 1.782 yang tersebar di 7 desa. Pengumpulan data primer dan skunder menggunakan metoda observasi, pencatatan dokumen dan kuesioner, yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptitif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Parameter perairan pantai untuk budidaya rumput laut di Kecamatan Nusa Penida menunjukkan bahwa wilayah tersebut baik untuk budidaya rumput laut (2) Tingkat produktivitas budidaya rumput laut terhadap pendapatan petani di Kecamatan Nusa Penida menunjukkan bahwa ketiga desa yang dijadikan sampel penelitian memiliki tingkat produktivitas yang berbeda-beda dimulai dari, baik, sedang dan rendah. Tingkat produktivitas ini akan mempengaruhi pendapatan petani. Semakin tinggi tingkat produktivitas maka semakin banyak pendapatan yang diperoleh, begitu juga sebaliknya.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRIPT PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA JAGADHITA AMLAPURA KECAMATAN KARANGASEM KABUPATEN KARANGASEM Budiada, I Nyoman; Suryadi, Made; suratha, i ketut
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v3i2.20489

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Jagadhita Amlapura pada mata pelajaran geografi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif dengan menggunakan dua siklus. Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe script. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPS2 SMA Jagadhita Amlapura yang berjumlah 29 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 2,31 yaitu dari aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 9,41 dengan kategori “aktif” menjadi 11,72 pada siklus II dengan kategori “aktif”. Berkaitan dengan hasil belajar siswa yaitu rata – rata pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan sebesar 11,04 yaitu dari siklus I adalah 70,34 yang berada pada kategori “cukup baik” menjadi 81,38 pada siklus II yang berada pada kategori “baik”. Daya serap pemahaman konsep siswa meningkat 11,04%, dari 70,34% pada siklus I yang berada pada kategori “cukup baik” menjadi 81,38% pada siklus II yang berada pada kategori ”baik”. Ketuntasan pemahaman konsep siswa meningkat 27,6%, dari 72,4% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Jadi, dapat dikatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe script dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Jagadhita Amlapura pada mata pelajaran geografi.
PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA LONGSOR DI KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG Dinata, I Wayan Hewik Indra; treman, i wayan; suratha, i ketut
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v2i3.20438

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng dengan tujuan: (1) Mengetahui parameter fisik faktor penyebab terjadinya bencana longsor di Kecamatan Sukasada. (2) Memetakan daerah rawan bencana longsor di Kecamatan Sukasada. Objek penelitian ini adalah parameter fisik faktor penyebab terjadinya bencana longsor di Kecamatan Sukasada. Data yang dibutuhkan adalah data parameter fisik faktor penyebab bencana longsor di Kecamatan Sukasada serta data fisiografis dan demografis sebagai penunjang. Data diperoleh melalui metode observasi, pencatatan dokumen dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian populasi wilayah karena menggunakan seluruh unit wilayah di Kecamatan Sukasada. Penelitian dilaksanakan dengan melihat kondisi parameter fisik faktor penyebab bencana longsor di Kecamatan Sukasada menurut variasinya serta bobot kontribusinya terhadap terjadinya bencana longsor. Kondisi parameter fisik faktor penyebab bencana longsor dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan pemetaan (kartografi). Parameter fisik faktor penyebab bencana longsor dipetakan, untuk kemudian dioverlaykan kembali sehingga menghasilkan peta daerah rawan bencana longsor. Hasil penelitian berupa peta daerah rawan bencana longsor di Kecamatan Sukasada, yang menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan Sukasada memang cukup tinggi memiliki potensi kerawanan untuk terjadinya bencana longsor, wilayah tersebut meliputi wilayah bagian tengah hingga ke selatan dari Kecamatan Sukasada yang tinggi memiliki kerawanan untuk terjadinya bencana longsor, terutama Desa Gitgit, Desa Wanagiri, Desa Silangjana, Desa Pegayaman, dan Desa Pancasari.
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN HAMA TIKUS PADA TANAMAN PERTANIAN DENGAN PEMANFAATAN BURUNG HANTU DI DESA WRINGINREJO KECAMATAN GAMBIRAN KABUPATEN BANYUWANGI, PROVINSI JAWA TIMUR Pusparini, Made Dwi; Suratha, I Ketut
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol 6, No 2 (2018): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v6i2.20683

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wringinrejo, KecamatanGambiran, Kabupaten Banyuwangi yang bertujuanuntuk:(1)Mendeskripsikan mekanisme pemanfaatan burung hantusebagai usaha pengendalian tikus pada tanaman pertanian,(2)Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam menerapkanpemanfaatan burung hantu,(3) Mendekskripsikan efektifitaspemanfaatan Burung Hantu sebagai usaha pengendalian tikus padatanaman pertanian. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptifdengan analisis data kuantitatif. Penilitian menggunakan teknik informankunci. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara danobservasi selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisisUji T Sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) MemanfaatkanKeunggulan Burung Hantu yang mampu mendengar suara tikus darijarak 500 meter, (2) Kendala kurangnya informasi tentang manfaat burung hantu untukmengendalikan hama tikus, keterbatasan modal pemanfaatan Burung Hantu. Kelemahan daripemanfaatan burung hantu adalah ilmu dalam merawat burung hantu yang harus dipelajari,(3)Berdasarkan hasil Uji T Sampel Bebas, pemanfaatan burung hantu berdampak pada peningkatansemua komoditas pertanian di Desa Wringinrejo.