Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PADA KOMPETENSI DASAR SANITASI BIDANG KECANTIKAN DI KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Nawanksari, Septiari; , MASPIYAH
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model pembelajaran kooperatif tipe talking stick adalah belajar kelompok yang menggunakan stick dan lagu nasionalisme sebagai media peserta didik untuk menyatakan pendapat di sebuah forum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) keterlaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada kompetensi dasar sanitasi bidang kecantikan di kelas X SMK, 2) hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada kompetensi dasar sanitasi bidang kecantikan di kelas X SMK. Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimental dengan rancangan penelitian one shoot case study. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes hasil belajar. Sasaran penelitian siswa kelas X SMK Berbudi sejumlah 9 orang. Hasil penelitian ini yaitu: 1) keterlaksanaan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada kompetensi dasar sanitasi bidang kecantikan di kelas X SMK yaitu : kegiatan pembuka rata-rata 3,5 dengan kriteria sangat baik, kegiatan inti rata-rata 3,93 dengan kriteria sangat baik, dan kegiatan penutup rata-rata 4 dengan kriteria sangat baik, 2) hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada kompetensi dasar sanitasi bidang kecantikan di kelas X SMK yaitu : nilai tertinggi adalah 96 dan nilai terendah adalah 78. Nilai rata-rata kelas adalah 85,56. Ketuntasan secara klasikal 100% yang berarti pencapaian nilai siswa di atas KKM. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, talking stick, sanitasi bidang kecantikan
The Role of LSP P3 Junior Spa Therapist Competency Certification on Work Readiness and Absorption of the Tourism Industry Nawanksari, Septiari; Sudira, Putu; Mutohhari, Farid
Journal of Education Technology Vol 5, No 3 (2021): Augustus
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jet.v5i3.35298

Abstract

The tourism industry, which is a promising sector for the spa business, does not only require hard skill competencies, but also requires mature work readiness and high absorption. LSP P3 competency certification is one of the important programs to improve work readiness and labor absorption of spa therapists in the tourism industry. This study aims to analyze how much influence the competence certification of Junior Spa Therapist LSP P3 on Asesi's work readiness and Asesi's absorption in the tourism industry in the spa sector. Ex-post facto research with a quantitative approach. A total of 66 respondents of spa therapists were included in this study as a sample. Data were collected through a questionnaire with a 4 Likert scale questionnaire instrument. Data analysis was performed using regression analysis and SEM analysis. The results showed that the LSP P3 Junior Spa Therapist competency certification had a significant effect on Asesi's work readiness and Asesi's absorption in the tourism industry in the spa sector. The competency certification program must further improve the quality of its implementation. Education and training institutions must organize various competency certification programs that are even more optimal, especially when competency tests must be carried out intensively in accordance with the perceptions of the spa therapist workers.
Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kesehatan Rambut Masyarakat Nawanksari, Septiari
Jurnal Olahraga Kebugaran dan Rehabilitasi (JOKER) Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Olahraga Kebugaran dan Rehabilitasi (JOKER)
Publisher : Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/joker.v4i1.11570

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh aktivitas fisik bekerja terhadap kesehatan rambut masyarakat dengan pendekatan kualitatif. Fokus utama penelitian ini adalah memahami bagaimana berbagai faktor yang terkait dengan pekerjaan fisik intensif, seperti paparan lingkungan, penggunaan penutup kepala, kebersihan pribadi, dan kondisi kerja, mempengaruhi kesehatan rambut dan kulit kepala. Data dikumpulkan melalui wawancara observasi mendalam dengan partisipan Ibu-ibu PKK Kapanewon Lendah, Kulon Progo. Analisis tematik digunakan untuk mengidentifikasi pola dan tema utama dari pengalaman para partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keringat berlebih, paparan debu dan polusi, serta penggunaan penutup kepala yang tidak memadai sering kali menyebabkan masalah seperti ketombe, iritasi kulit kepala, dan kerontokan rambut. Kurangnya kesadaran tentang praktik perawatan rambut yang tepat juga ditemukan sebagai faktor yang memperburuk kondisi ini. Studi ini menyimpulkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan edukasi tentang perawatan rambut dan kulit kepala di lingkungan kerja yang penuh tekanan fisik serta mengembangkan kebijakan kesehatan kerja yang lebih komprehensif untuk mendukung kesejahteraan pekerja. Rekomendasi praktis meliputi penggunaan produk perawatan rambut yang sesuai, peningkatan kebersihan pribadi, pemilihan penutup kepala yang memungkinkan ventilasi yang baik, massage kulit kepala dan menerapkan gerakan olahraga kardio yang sederhana. Kata kunci: aktivitas fisik bekerja, kesehatan rambut, massage kulit kepala, olahraga kardio
The Urgency of Interpersonal Skills, Leadership and Self-Discipline for Vocational High School Students Majoring in Aesthetics and Hairdressing Widarto Widarto; Septiari Nawanksari; Putri Marganing Utami
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 57 No 3 (2024): October
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpp.v57i3.77440

Abstract

Soft skills, especially interpersonal skills, leadership and self-discipline, are very important to support 21st century skills for Vocational High School (SMK) students. The purpose of this research is to analyze the extent of the influence of interpersonal skills, leadership, and self-discipline on the critical thinking abilities of grade 11 VHS students in the Department of Aesthetics and Hairdressing (A&H). This research is correlational research conducted using a quantitative approach. A total of 141 A&H Department students from five vocational high schools in DIY were selected as research samples. The sampling technique used was stratified random sampling. The research instrument consists of a questionnaire with a 4 point Likert scale. Data were analyzed using regression analysis and SEM analysis. The research results show that interpersonal skills, leadership and self-discipline have a significant effect on the critical thinking abilities of A&H Department students.  The results showed that interpersonal skills, such as the ability to communicate and work in a team, are very important for students because jobs in the aesthetics and hairdressing fields often involve direct interaction with clients. Leadership skills are also needed, especially when students have to lead projects or manage their own businesses. The implications of this research lie in the curriculum, the curriculum needs to be expanded to not only focus on technical skills, but also provide a significant portion of the development of soft skills, including effective communication, team management and leadership.
The Role of LSP P3 Junior SPA Therapist Competency Certification on Work Readiness and Absorption of the Tourism Industry Nawanksari, Septiari; Sudira, Putu; Mutohhari, Farid
Journal of Education Technology Vol. 5 No. 3 (2021): August
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jet.v5i3.35298

Abstract

The fundamental problem in business is the low readiness of occupational therapists as experts. In addition, the low job readiness of therapists is exacerbated by the low absorption of prospective therapists. LSP P3 competency certification is an essential program for improving spa therapists' work readiness and labour absorption in the tourism industry. This study aims to analyze how much influence the competence of the LSP P3 Junior Spa certification on Asesi's work readiness and Asesi's absorption in the spa tourism industry. Ex-post facto research with a quantitative approach. A total of 66 respondents of spa therapist assessment were included in this study as a sample. Data were collected through a questionnaire with a 4 Likert scale questionnaire instrument. Data analysis was performed using regression analysis and SEM analysis. The results showed that the LSP P3 Junior Spa Therapist competency certification had a significant effect on Asesi's work readiness and Asesi's absorption in the tourism industry in the spa sector. The certification program must improve the quality of its implementation. Educational and training institutions must organize various competency certification programs that are even more optimal, especially when competency testing must be carried out in-depth material by the perceptions of the spa therapist workforce.
Pelatihan Make Up Dasar Bagi Siswa Kelas XI Program Keahlian Kuliner Guna Mendukung Penampilan Prima Pada Pembelajaran Tata Hidang Nawanksari, Septiari; Kurniawati, Manda Yunita
Dedikasi: Jurnal Pengabdian Lentera Vol. 2 No. 05 (2025): Mei 2025
Publisher : Lentera Ilmu Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59422/djpl.v2i05.910

Abstract

Mata pelajaran Tata Hidang pada Program Keahlian Kuliner tidak hanya mengajarkan teknik penyajian makanan, tetapi juga menekankan pentingnya grooming dan penampilan diri yang rapi, wangi, dan profesional guna menunjang pelayanan prima kepada pelanggan. Pelatihan ini bertujuan siswa kelas XI Prgram Keahlian Kuliner memiliki keterampilan make up dasar guna menunjang penampilan diri pada mata pelajaran Tata Hidang. Pelatihan ini diikuti oleh tiga puluh enam siswa kelas XI Prgram Keahlian Kuliner SMK Negeri 1 Panjatan, Kulon Progo. Metode dalam pelatihan ini adalah demonstrasi dimana narasumber memberikan contoh dan diikuti oleh siswa. Hasil dari pelatihan make up dasar bagi siswa Program Keahlian Kuliner kelas XI SMK Negeri 1 Panjatan berpengaruh positif signifikan dalam peningkatan keterampialn make up dasar sebagai luaran dari mata pelajaran tata hidang. Pelatihan make up dasar terbukti memberikan pengalaman baru bagi siswa Program Keahlian Kuliner kelas XI karena melatih mereka dalam hal penampilan profesional. Diharapkan keterampilan ini dapat mendukung profesionalisme siswa selama Praktik Industri maupun di masa depan.
Pengaruh Kompetensi Terhadap Kepatuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Laboratorium Tata Boga Kurniawati, Manda Yunita; Lastariwati, Badraningsih; Nawanksari, Septiari
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.47656

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompetensi K3 (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) terhadap kepatuhan keselamatan kerja di Laboratorium Tata Boga Universitas Negeri Yogyakarta. Menggunakan metode kuantitatif eksplanatif dengan pendekatan ex post facto, penelitian ini melibatkan 50 responden mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga semester 3 yang dipilih melalui teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner Likert 4 skala (Sangat Setuju hingga Sangat Tidak Setuju) dan dianalisis dengan SEM (Structural Equation Modeling). Hasil menunjukkan Kompetensi K3 berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan K3 (β=0,955; p=0,000), dengan indikator pengetahuan (Q1: loading 0,917) dan keterampilan (Q2: loading 0,925) sebagai prediktor terkuat.. Sikap (Q3) memiliki validitas rendah (loading 0,112), mengindikasikan perlunya pendekatan pembinaan lebih intensif. Rekomendasi penelitian mencakup pelatihan simulasi risiko untuk meningkatkan keterampilan praktis, revitalisasi kurikulum K3 dengan integrasi studi kasus laboratorium, serta penguatan pengawasan melalui peran dosen dan teknisi serta pengadaan audit rutin. Kata Kunci: Tata Boga, K3, Laboratorium.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PADA KOMPETENSI DASAR SANITASI BIDANG KECANTIKAN DI KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Nawanksari, Septiari; MASPIYAH
Jurnal Tata Rias Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jtr.v9n2.34685

Abstract

Model pembelajaran kooperatif tipe talking stick adalah belajar kelompok yang menggunakan stick dan lagu nasionalisme sebagai media peserta didik untuk menyatakan pendapat di sebuah forum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) keterlaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada kompetensi dasar sanitasi bidang kecantikan di kelas X SMK, 2) hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada kompetensi dasar sanitasi bidang kecantikan di kelas X SMK. Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimental dengan rancangan penelitian one shoot case study. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes hasil belajar. Sasaran penelitian siswa kelas X SMK Berbudi sejumlah 9 orang. Hasil penelitian ini yaitu: 1) keterlaksanaan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada kompetensi dasar sanitasi bidang kecantikan di kelas X SMK yaitu : kegiatan pembuka rata-rata 3,5 dengan kriteria sangat baik, kegiatan inti rata-rata 3,93 dengan kriteria sangat baik, dan kegiatan penutup rata-rata 4 dengan kriteria sangat baik, 2) hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada kompetensi dasar sanitasi bidang kecantikan di kelas X SMK yaitu : nilai tertinggi adalah 96 dan nilai terendah adalah 78. Nilai rata-rata kelas adalah 85,56. Ketuntasan secara klasikal 100% yang berarti pencapaian nilai siswa di atas KKM. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, talking stick, sanitasi bidang kecantikan