Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KAWASAN PANTAI MINANGA Ernawati Ernawati; Lidya S Tatura
Jurnal Darmawisata Vol. 2 No. 1 (2022): JURNAL DARMAWISATA (NOVEMBER)
Publisher : Program Vokasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.27 KB) | DOI: 10.56190/jdw.v2i1.18

Abstract

Pantai Minanga merupakan salah satu wisata pantai yang berada di Kawasan pesisir kelurahan Kotajin Utara, kecamatan Atinggola, kabupaten Gorontalo Utara, provinsi Gorontalo. Sebagai sebuah destinasi wisata pantai, pantai minanga memiliki daya tarik tersendiri yang mampu mengundang banyak wisatawan untuk berkunjung di daerah tersebut yaitu garis pantai berpasir putih yang panjangnya kurang lebih 3000 meter. Namun ada satu sumber daya alam yang dimiliki pantai minanga namun belum terkelola dengan baik yaitu hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi hutan mangrove yang ada di pantai minanga sehingga dapat dijadikan salah satu daya tarik tambahan bagi wisata pantai minanga yaitu sebagai pariwisata berbasis lingkungan (ekowisata).
DESAIN PERKEBUNAN BUAH NAGA MENJADI KAWASAN AGROWISATA DI KABUPATEN GORONTALO Junita BR Panjaitan; Lydia Surijani Tatura; Kalih Trumansyahjaya
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 1 (2023): JJoA : Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i1.18010

Abstract

Perkembangan kawasan Agrowisata yang tersebar di setiap Provinsi di Indonesia dengan berbagai keunikannya yang menjadi ciri khas bagi setiap destinasi wisata. Potensi Agrowisata pada saat ini mengalami peningkatan yang cukup pesat dari waktu ke waktu, peningkatan ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah kedatangan wisatawan internasional dari tahun 1950-2010, yang mencatat 25 juta sampai 490 juta orang dengan pertumbuhan setiap tahunnya rata-rata 6,2%, bahkan diperkirakan pada tahun 2020 akan meningkat hingga mencapai 1,6 miliyar kunjungan wisatawan dunia, dengan sebagian besar yaitu 1,2 milyar, merupakan wisatawan regional dan hanya 378 juta orang yang merupakan wisatawan jarak jauh. Menurut data artikel Furisuka Distributor Sembako, Hasil perkebunan dan lahan perkebunan yang cocok untuk dijadikan sebagai Kawasan Agrowisata salah satunya adalah Tanaman Buah Naga yang mempunyai banyak kegunaan dan banyak peminatnya di Indonesia. Hasil produksi Buah Naga pun sangat banyak dibuatkan dengan berbagai jenis makanan, Furisuka Distributor Sembako juga menuliskan bahwa agen penanaman Buah Naga terbanyak terdapat di berbagai wilayah Indonesia salah satunya yaitu di Wilayah Provinsi Gorontalo, hal ini ditandai dengan banyaknya hasil perkebunan Buah Naga yang terdapat di berbagai Kabupaten. Tema Arsitektur Ekologi yang menjadi dasar perancangan ini didasari oleh kesatuan hubungan antara pemakai dan lingkungan di sekitar, karena perancangan ini lebih banyak memakai area alam dan juga perkebunan maka sangatlah cocok untuk membangunan keselarasan alam dan pengunjung.
PENERAPAN ARSITEKTUR PERILAKU PADA PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA DISABILITAS FISIK DI GORONTALO Muh. Fadrianto Tomu; Satar Saman; Lydia Tatura
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.20718

Abstract

ABSTRACT Gorontalo Province is one of the regions in Indonesia with a rapidly growing population of people with disabilities, reaching 6,945 individuals spread across 6 districts/cities. Based on this number, Gorontalo is one of the areas that frequently participates in the PEPARNAS (National Paralympic Week) event, which is held every 4 years. However, Gorontalo lacks the facilities to accommodate the training of physically disabled athletes and support their spirit for continuous development. The aim of the Physical Disability Sports Training Center Design is to provide a sports training facility for individuals with physical disabilities in Gorontalo, equipped with disability-friendly infrastructure and facilities. The methods employed in this design included data collection, site analysis, benchmarking, and literature studies. The physical disability sports training center in Gorontalo was designed based on the needs of individuals with physical disabilities as the main actors, using a behavioral architecture approach. Behavioral architecture is an approach in the field of architecture that emphasizes the connection between a space or building and its users and environment through the transformation of form and appearance of the building, site mass processing, and physical completeness of the designed building, taking into account the materials used in the design to provide safety and comfort for users during activities inside the facility. The research result was a building model of the Physical Disability Sports Training Center in Gorontalo as a facility to accommodate sports training for physically disabled athletes, equipped with disability-friendly infrastructure and facilities, creating comfort and safety during activities within the space or building, as well as during the training, development, and nurturing process in the field of sports. ABSTRAKProvinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan populasi penyandang disabilitas yang pesat yaitu mencapai 6.945 jiwa yang tersebar di 6 Kabupaten/Kota. Bedasarkan jumlah tersebut, Gorontalo menjadi salah satu daerah yang sering mengikuti ajang PEPARNAS (Pekan Paralimpiade Nasional) yang diselenggarakan 4 tahun sekali. Akan tetapi di Gorontalo sendiri belum memiliki fasilitas yang dapat mewadahi latihan para atlet disabilitas fisik untuk penunjang semangat para atlet agar terus berkembang. Tujuan dari Perancangan Pusat Pelatihan Olahraga Disabilitas Fisik ialah untuk mewujudkan sebuah fasilitas pelatihan olahraga bagi penyandang disabilitas fisik di Gorontalo dengan sarana dan prasarana yang ramah terhadap disabilitas. Metode yang digunakan dalam perancangan ini ialah metode pengumpulan data, analisis site, studi banding dan studi literatur. Pusat pelatihan olahraga disabilitas fisik di Gorontalo akan dirancang berdasarkan kebutuhan disabilitas fisik sebagai pelaku utama dengan pendekatan tema arsitektur perilaku. Arsitektur Perilaku adalah sebuah pendekatan dalam ilmu arsitektur yang sangat menekankan keterkaitan antara sebuah ruang atau bangunan dengan pengguna dan lingkungannya melalui transformasi bentuk dan penampilan bangunan, pengolahan tata massa tapak, serta kelengkapan fisik bangunan yang didesain sedemikian rupa dengan memperhatikan material yang digunakan dalam perancangan agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pengguna saat beraktivitas didalamnya. Hasil dari penelitian ini berupa model bangunan Pusat Pelatihan Olahraga Disabilitas Fisik di Gorontalo sebagai fasilitas untuk mewadahi pelatihan olahraga bagi para atlet disabilitas fisik dengan sarana dan prasarana yang ramah terhadap disabilitas sehingga dapat tercipta kenyamanan dan keamanan saat beraktifitas dalam ruang atau bangunan, serta dalam proses pelatihan, pembinaan dan pengembangan pada bidang olahraga 
PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGI PADA KAWASAN PANTAI PONI'I DI DESA LUWOO, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN, PROVINSI SULAWESI UTARA Iswan Gaib; Lydia Surijani Tatura; Vierta Ramlan Tallei
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.21485

Abstract

Indonesia merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alamnya. Salah satunya adalah program pariwisata dengan keanekaragaman budaya dan keindahaan alam. Provinsi Sulawesi Utara memiliki 15 Kabupaten, salah satunya adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang memiliki wilayah pesisir dengan garis pantai  ± 294 Km. Dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, berpotensi besar untuk budidaya perikanan laut dengan wilayah pesisir tersebut dapat dikembangkan menjadi tempat wisata. Beberapa persoalan yang menjadi alasan perlu dilakukannya penataan kawasan wisata Pantai Poni’i yang berada di Desa Luwoo, yaitu berkurangnya jumlah wisatawan, fasilitas kurang memadai dan telah rusak, akses jalan yang buruk, pencemaran lingkungan seperti sampah. Maka dari itu, perlu adanya desain. Metode yang digunakan dalam proses mendesain yaitu dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data, memaparkan kompilasi dan menganalisis data sehingga diperoleh suatu pendekatan perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perancangan mengemukakan alasan konseptual mengenai perancangan di Kawasan Pantai Poni’i. Dalam perancangan ini menerapkan konsep Arsitektur Ekologi yaitu mampu memberikan keseimbangan lingkungan buatan dengan alam dengan material ramah lingkungan.Yaitu memanfaatkan material lokal seperti bambu yang banyak tumbuh di dalam kawasan sebagai material utama dalam bangunan, sumber listrik menggunakkan energi matahari dengan penggunaan sistem panel surya dan sumber air bersih alternatif dengan memanfaatkan air hujan. Maka dari itu, dengan adanya rancangan ini dapat memberikan solusi dari ide dan inovasi yang menarik tentunya dengan memperhatikan dari beberapa segi aspek dengan pendekatan Arsitektur Ekologi yang memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatannya. Kata kunci: Wisata Pantai Poni’i, Arsitektur Ekologi.
RSUD DIKABUPATEN POHUWATO DENGAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT Rivai, Dewi Yustika; Mahanggi, Muhammad Rizal; Tatura, Lydia Surijani
JAMBURA Journal of Architecture Vol 4, No 2 (2022): JJoA : Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v4i2.15640

Abstract

ABSTRAK.Adanya fasilitas layanan kesehatan yang memadai dalam suatu Rumah Sakit Umum Daerah tentu sangat dibutuhkan bagi semua orang terutama pasien khususnya yang berada di setiap Kabupaten. Saat ini layanan kesehatan yang ada di Kabupaten Pohuwato dikatakan belum memadai dikarenakan RSUD yang ada di Kabupaten Pohuwato belum bisa memfasilitasi pasien dalam jumlah yang banyak. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sarana dan prasarana dalam Rumah Sakit. Saat ini rumah sakit dinilai sebagai tempat yang membosankan dan tidak nyaman serta bisa memberikan rasa takut bagi kebanyakan pasien pada umumnya. Healing Environment merupakan satu-satunya Psikologi Lingkungan yang dapat membantu proses penyembuhan pasien. Perancangan Rumah Sakit Umum Daerah dengan Konsep Healing Environment ini bertujuan untuk memfasilitasi pasien dalam jumlah banyak, membantu proses penyembuhan pasien dengan cara alami, menciptakan kenyamanan serta suasana yang baru bagi pasien dengan menerapkan unsur-unsur yang telah ditetapkan dalam pembangunan Rumah Sakit. Kata kunci: Kabupaten Pohuwato, Rumah Sakit Umum Daerah, Healing Environment
PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGI PADA PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI DI KELURAHAN TALUMOLO KOTA GORONTALO Pade, Nur Rahmathia Auliyah; Tatura, Lydia Surijani; Idji, Berni
JAMBURA Journal of Architecture Vol 6, No 1 (2024): JJoA : Juni 2024
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v6i1.20613

Abstract

The residential area in the Talumolo Village, which is on the banks of the Bone River, is one of the slum areas in Gorontalo city. This region is a result of an uncontrolled increase in settlements. As a result, there are many semi-permanent housing units in medium-density settlement conditions with minimal accessibility and areas that are highly vulnerable to disasters, as well as residential neighborhoods that are dense, irregular, and lack the availability of environmental facilities and infrastructure that meet technical and health standards, and no proper. Based on the study rationale, thus, a strategy is needed that is able to handle density in the riverbank settlement environment. The problems obtained were then analyzed to produce a design concept with the theme of Ecological Architecture.Ecological Architecture, this architectural concept usually settles more in harmony with nature for buildings by maximizing lighting, air circulation, building materials selection, and rainwater utilization to be in harmony with nature. The ecological concept is the concept of environmental management by utilizing the potential or natural resources and technology utilization based on environmentally friendly ethical management. As the design result, it can organize settlements with all activities and marketing facilities that promote the people in the riverbanks, Talumolo Village, Gorontalo City. Kawasan permukiman di Kelurahan Talumolo yang berada dibantaran sungai bone ini adalah salah satu kawasan permukiman kumuh yang berada di kota Gorontalo. Daerah ini juga merukapan akibat pertambahan permukiman yang tak terkendali. Akibatnya muncul lingkungan perumahan yang padat,tidak teratur, dan tidak memiliki ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan yang memenuhi standar teknis dan kesehatan, kondisi permukiman kepadatan sedang dengan unit hunian yang cukup banyak yang semi permanent, ketersediaan aksesibilitas yang minim, dan daerah dimana sangat rawan bencana, namun tidak memiliki jalur evakuasi yang layak sesuai peraturan. Merujuk pada permasalahan permukiman yang terjadi, maka diperlukan strategi yang mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan kepadatan pada lingkungan permukiman bantaran sungai. Dari permasalahan yang diperoleh selanjutnya dianalisis sehingga menghasilkan konsep perancangan dengan tema Arsitektur Ekologi. Arsitektur Ekologi, konsep arsitektur ini biasanya lebih mengedepankan keselarasan dengan alam untuk bangunan dengan memaksimalkan pencahayaan, sirkulasi udara, pemilihan material bangunan dan pemandaatan air hujan untuk menjadi harmonis dengan alam. Konsep ekologis merupakan konsep penataan lingkungan dengan memanfaatkan potensi atau sumberdaya alam dan penggunaan teknologi berdasarkan manajemen etis yang ramah lingkungan. Sebagai hasil desain yaitu dapat menata permukiman dengan segala kegiatan dan sarana pasarana yang mendukung terhadap masyarakat bantaran sungai Kelurahan Talumolo Kota Gorontalo.
Perancangan Kantor Dinas Pendidikan Kota Gorontalo dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular Irmawati, Irmawati Irmawati; Tatura, Lydia Surijani; Dunggio, Mohamad Faisal
JAMBURA Journal of Architecture Vol 4, No 2 (2022): JJoA : Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v4i2.17427

Abstract

Kegiatan pembangunan kota merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembangunan secara keseluruhan. Dalam perkembangan suatu kota berdampak terhadap perubahan penggunaan lahan terutama perubahan lahan yang kurang produktif menjadi lahan yang produktif atau sebaliknya. Perubahan yang terjadi dan perubahan penggunaan lahan yang diakibatkan dari perkembangan kota memerlukan adanya suatu aspek pengendalian yang baik melalui penyusunan rencana tata ruang kota.   Pemerintah kota Gorontalo sendiri sudah mulai menata beberapa kawasan menjadi suatu kawasan perkantoran, perdagangan maupun perekonomian di beberapa titik. Salah satu gedung instansipun didirikan dikawasan ini yaitu kantor Dinas Pendidikan kota Gorontalo. Namun, melihat kondisi kantor dinas pendidikan kota gorontalo saat ini dengan fasilitas yang kurang memadai dan desain bangunan yang tidak representatif dan sesuai dengan standar kantor pada umunya. Sehingga, dampak dari kekurangan ini menyebabkan ketidaknyamanan pegawai saat bekerja maupun saat kedatangan tamu, sehingga ini menjadi daya tarik penulis untuk merancang kantor dinas pendidikan yang sesuai dengan standar kantor dan desain yang sesuai dengan kebutuhan.Dalam perancangan kantor dinas pendidikan kota gorontalo ini menggunakan pendekatan arsitektur neo vernakular, dimana desain kantor dinas pendidikan ini mengutamakan kebutuhan pengguna dan tetap memperhatikan bentuk desain bangunannya.Kata Kunci : Kantor Dinas, Pendidikan, Arsitektur neo Vernakular
PENERAPAN ARSITEKTUR TRADISIONAL PADA MUSEUM PROVINSI GORONTALO Igirisa, Mohamad Yusran S.; Dunggio, Mohamad Faisal; Tatura, Lydia Surijani
JAMBURA Journal of Architecture Vol 6, No 1 (2024): JJoA : Juni 2024
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v6i1.20643

Abstract

Gorontalo ha a museum that acts as an institution that protects, develops, utilizes collections, and communicates them to the public based on Article 1 of government regulation of the Republic of Indonesia #66 2015 concerning museums. Gorontalo Provincial Museum, commonly known as Popa Eyato Museum, stores various remaining historical relics in Gorontalo province. This study aimed to plan and Design the Museum of Gorontalo province as a landmark that will invite visitorsˈinterest and become a function of a monumental character building. The planning and desingning employ a traditional architectural approach, and the method used in this planning used primary and secondary data. The primary data were obtained from conducting a field survey at the planned location with direct observation, documenting field conditions, and reviewing the potentials in the report and for secondary data, conducting, a literature related to design empashasis, as well as collecting the data related to policies, applicable regulations, and Gorontalo climate conditions. The primary and secondary data are processed later as an alternative problem solving and a reference in planning the design of the Gorontalo Provincial Museum as a Landmark. By making approaches to the data that has been collected an obstained, the output will be produced in the form of the design concept of Gorontalo Provincial Museum as a Landmark.  Gorontalo memiliki sebuah Museum yang berperan sebagai lembaga yang melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi dan mengkomunikasikannya kepada masyrakat sesuai bunyi pasal 1 peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2015 tentang museum. Museum Provinsi Gorontalo atau biasa dikenal dengan Museum Popa Eyato ini merupakan museum yang menyimpan berbagai peninggalan sejarah satu-satunya di Provinsi Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk Merencanakan dan merancang sebuah museum Provinsi Gorontalo sebagai Landmark yang akan mengundang minat pengunjung dan menjadi suatu fungsi bagunan yang berkarakter  monumental, merencanakan dan merancang sebuah museum Provinsi Gorontalo dengan pendekatan arsitektur tradisional. Metode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Untuk data primer melakukan survei lapangan pada lokasi yang akan direncanakan dengan pengamatan langsung, mendokumentasikan kondisi lapangan serta mengkaji potensi-potensi yang ada pada laporan dan untuk data sekunder melakukan studi literatur pada buku-buku dan sumber-sumber tertulis mengenai landmark dengan fungsional  serta literatur yang berkaitan dengan penekanan desain dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan kebijaksanaan, peraturan yang berlaku dan kondisi iklim Gorontalo. Kemudian mengolah data primer dan data sekunder yang akan menjadi alternatif pemecahan masalah dan menjadi acuan dalam perencanaan perancangan Museum Provinsi Gorontalo sebagai Landmark. Dengan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap data yang telah dikumpulkan dan diperoleh, maka akan dihasilkan output berupa konsep rancangan Museum Provinsi Gorontalo sebagai Landmark.
PENERAPAN ARSITEKTUR MODERN PADA PERANCANGAN SIRKUIT BALAP MOTOR NASIONAL DI GORONTALO Podungge, Moh Reza; Trumansyahjaya, Kalih; Tatura, Lydia Surijani
JAMBURA Journal of Architecture Vol 6, No 1 (2024): JJoA : Juni 2024
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v6i1.21535

Abstract

A circuit is an enclosed space far from regular traffic and human activities. The circuit comprises permanent and temporary structures, with a track for motorcycle racing that goes from the starting line to the finish line at the same point designed for motorcycle racing events. The circuit will serve as a place to nurture the community's interests and talents in the automotive field. Gorontalo province possesses a strong interest in automotive sports, which is proven by the existence of 21 motorcycle communities divided into hobbies and achievements. Motorcycle racing events in Gorontalo are typically held at the Sang Profesor Circuit in Kota Limboto and several districts across the province. However, the facilities at these circuits are minimal, providing only tracks, and access to the circuit is also limited due to inadequate infrastructure. This circuit will also be designed using modern architectural theories while following the national and international circuit standards set by the Ikatan (IMI), Federation Internationale de Motocylisme (FIM), and Federation Internationale de'Automobile (FIA). "This study's objective was to provide a circuit facility that meets both national and international standards, following the regulations set by the Ikatan (IMI), Federation Internationale de Motocylisme (FIM), and Federation Internationale de'Automobile (FIA). Sirkuit adalah suatu tempat tertutup dimana jauh dari kendaraan umum dan aktivitas manusia sirkuit itu sendiri memiliki bangunan permanen dan tidak permanen, sirkuit memiliki lintasan yang dimulai dari garis start ke garis finish pada titik yang sama yang di khususkan untuk ajang balap sepeda motor. Sirkuit akan menjadi tempat untuk menampung hobi dan bakat masyarakat dalam bidang otomotif. Mengingat Provinsi Gorontalo peminat olahraga otomotif sudah cukup meluas dengan adanya komunitas-komunitas motor yang berbasis di Provinsi Gorontalo yaitu sebanyak 21 komunitas motor yang terbagi atas hobi dan prestasi. Event balap motor di Gorontalo biasanya diadakan di Sirkuit Sang Profesor yang berada di Kota Limboto dan dibeberapa kabupaten yang berada di Provinsi Gorontalo. Namun fasilitas-fasilitas di sirkuit tersebut masih sangat minim yang hanya menyediakan jalur lintasan saja dan akses menuju sirkuit tersebut masih kurang baik. Sirkuit ini juga akan di rancang dengan menggunakan teori-teori arsitektur modern, serta tidak menyampingkan aturan-aturan standar sirkuit nasional maupun internasional yang telah di tetapkan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI), Federation Internationale de Motocylisme (FIM) dan Federation Internationale de’Automobile (FIA). Tujuan dari penelitian ini menyediakan fasilitas-fasilitas sirkuit berstandar nasional maupun internasional menurut aturan-aturan Ikatan Motor Indonesia (IMI), Federation Internationale de Motocylisme (FIM) dan Federation Internationale de’Automobile (FIA).
DESAIN PANTAI MINANGA SEBAGAI EKOWISATA BERBASIS POTENSI KAWASAN Herwin, Herwin; Ernawati, Ernawati; Tatura, Lydia Surijani
JAMBURA Journal of Architecture Vol 4, No 2 (2022): JJoA : Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v4i2.15260

Abstract

Pantai minanga merupakan slah satu objek wisata yang berada di provinsi Gorontalo kabupaten Gorontalo utara kecamatan atinggola kelurahan kotajin utara. Latar belakang dari perancangan Kawasan ekowisata pantai minanga yakni merujuk pada Kawasan yang strategis namun tidak terkelola dengan baik Adapun salah satu alasan di desain adalah untuk melestarikan Kembali hutan mangrup yang terdapat pada area pantai minanga dengan pendekatan arsitektur eko wisata. Persoalan desainnya adalah Bagaimana merancang kawasan wisata pantai minanga dengan menghidupkan kembali keberadaan konservasi mangrove di pantai minanga.tujuan dari perancangan ini adalah Untuk merancang kawasan wisata pantai minanga dengan menghidupkan kembali keberadaan konservasi mangrove di pantai minanga dan menggunakan pendekata desain arsitektur eko-wisata.  Metode yang digunakan dengan melakukan obserpasi lapangan yaitu dengan meninjau langsung kondisi lapangan dan mengumpulkan data dengancara mewawancarai pihak terkait selain itu dilakukan studi literatur dan setudi banding objek yang menyangkut faktor - faktor teknis dan persaratan bangunan yang mempengaruhi pada desain bangunan kemudian mengidentivikasi aspek - aspek yang dapat di terapkan dalam perancangan teknik dan desain yang sesuai dengan keriteria perancangan yang akan dicapai. Dari permasalahan yang di peroleh selanjutnya di analisis sehingga menghasilkan konsep perancagan dengan tema Arsitektur Eco Wisata.  Hasil yang diperoleh, yaitu desain Kawasan wisata pantai minanga dengan pendekatan arsitektur eko wisata yang di aplikasikan pada desain Kawasan yang memiliki kawasan konservasi mangrove, Kawasan edukasi serta Kawasan yang dapat di manfaatkan oleh warga sekitar untuk menumbuhkan perekonomian