Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Pangkaja: Jurnal Agama Hindu

LONTAR TUTUR ANGKUS PRANA (Kajian Teologi Hindu): Lontar Tutur Angkus Prana Merta, I Made; Ni Kadek Surpi; I Nyoman Piartha
Pangkaja: Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lontar Tutur Angkus Prana memiliki nilai dengan mengunakan simbol sebagai prinsip kehidupan Hindu, seperti karmaphala dan moksa (pembebasan dari siklus kehidupan), sumber ajaran spiritual juga sebagai media penyembuhan atau usada, yang menjelaskan konsep kesehatan fisik dan mental saling berhubungan dalam perspektif Hindu. Ini menunjukkan lontar Tutur Angkus Prana memiliki relevansi yang tidak hanya bersifat religius tetapi juga praktis, karena memberikan panduan untuk menghadapi tantangan kehidupan secara menyeluruh. Hasil penelitian 1. Ajaran tattwa dapat dipahami dalam konteks teologi Hindu meliputi ; Henotheisme Sang Hyang Siwa Tiga sebagai dewa tertinggi dari sekian banyaknya nama dewa. Animisme setiap benda memiliki roh. Polytheisme esensi Tuhan dalam bentuk immanent (Saguna Brahman). Monotheisme Bhatara siwa disebutkan dalam banyak nama. Namun sesungguhnya tunggal jatinia. Teologi siwaistik tercermin dalam kutipan Saisining jagat kabeh lwih ing putus, meraga Siwa. Teologi Bali disebutkan dalam dimensisaguna dan nirguna yaitu bape ibu dan shang Hyang titah. 2. Praktik ajaran etika meliputi: Ajaran kawisesan dituangkan dalam beberapa tutur diantaranya angkusprana mengenai yoga,tapa dan brata, prana jati menguraikan wujud pikiran, jati ening moral dan etika, samuscaya menjabarkan manifestasi Tuhan dalam organ tubuh, bhagawan kasyapa mengenai pabersihan, jagatnatha dan jagatguru mengetahui tentang hari kematian, tutur Kanda Phat Catur Sudiksa tentang aksara dan saudara lahir. Praktik ajaran kamoksan dirangkum dalam tutur upadesa, kadharman samuscaya dan adnyana siwa nirmala dan panglepasan Siwer Mas. Praktik ajaran aguron-guron. 3. Aspek susila meliputi:  aspek pengendalian diri, tri kaya parisudhatifa perilaku yaitu pikiran perkataan dan pebuatan, budaya bebagai macam adat-istiadan, upacara yadnya meliputi persembahkan.