Suwarman Suwarman
Departemen Anestesiologi Dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Majalah Anestesia

Driving Pressure sebagai Bagian Strategi Ventilasi Mekanik pada Sindroma Gagal Napas Akut Pediatrik akibat Tenggelam Air Tawar Adika Putri Pratiwi; Suwarman
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 37 No 2 (2019): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.721 KB)

Abstract

Dilaporkan kasus anak laki-laki usia 14 tahun, datang dengan peningkatan work of breathing (WOB), desaturasi, penurunan kesadaran, dengan Quick sofa score 3. Klinis ronkhi kasar di kedua hemitoraks dengan edema paru dan pneumonia pada rontgen toraks. Diagnosis acute respiratory distress syndrome (ARDS) diekstrapolasi dari definisi Berlin. Strategi ventilasi mekanik sesuai protokol ARDS berupa target volume tidal ekspirasi (VTE) 6–8 mL/Ideal body weight, penggunaan kombinasi incremental positive end expiratory pressure (PEEP) dan FiO2, membatasi pPlateau <35 cmH2O, dan memasukkan unsur driving pressure (ΔP) yang dipertahankan kisaran 15–16. Tahap awal didapatkan ΔP≤8 dan ≥16, pada ΔP tersebut parameter oksigenasi tidak mengalami perbaikan. Nilai ΔP yang dipertahankan 15–16 membuat rasio PaO2/FiO2 (P/F) perbaikan, sehingga ΔP tidak hanya digunakan sebagai limit, namun dapat digunakan sebagai strategi ventilasi mekanik untuk optimalisasi oksigenasi. ARDS dengan penyebab pneumonia bilateral dan wet lung akibat tenggelam dapat segera diatasi dan menunjukkan perbaikan dengan tatalaksana diatas. Pemberat perawatan adalah adanya aspirasi pneumonia dan sepsis selama di intensive care unit (ICU). Terapi supportif lain berupa pemberian nutrisi, sedasi, analgesia, pelumpuh otot, antibiotik, ventilator associated pneumonia (VAP) bundle, dilakukan. Pada hari ke-7 klinis dan penunjang menunjukkan perbaikan, hari ke-8 pasien pindah ke ruang perawatan dan pulang pada hari ke-12.
Tatalaksana Intensive Care Unit Pasien Krisis Miastenia yang dipicu oleh Pneumonia Komunitas Agung Ari Budy Siswanto; Sobaryati; Nurita Dian Kestriani; Ardi Zulfariansyah; Erwin Pradian; Suwarman; Tinni T. Maskoen
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 38 No 1 (2020): Februari
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.622 KB)

Abstract

Krisis miastenia adalah suatu eksaserbasi akut dari miastenia gravis, dimana kelemahan yang terjadi sampai melibatkan otot-otot pernafasan sehingga mengakibatkan kegagalan napas akut dan memerlukan dukungan ventilasi mekanik. Krisis miastenia merupakan komplikasi miastenia gravis yang paling berbahaya dan mengancam jiwa bila tidak segera ditangani. Timbulnya krisis miastenia dapat dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah infeksi paru yang didapat di masyarakat (pneumonia komunitas). Tatalaksana Intensive Care Unit (ICU) pasien krisis miastenia meliputi tatalaksana terhadap kegawatan respirasi, tatalaksana terhadap miastenia gravis, tatalaksana terhadap faktor pencetusnya dan dukungan nutrisi yang adekuat. Intubasi endotrakeal dan dukungan ventilasi mekanis merupakan pilihan utama tatalaksana kegawatan respirasi. Plasmaferesis adalah salah satu metoda terapi yang terbukti efektif dan efisien dalam menanggulangi krisis miastenia. Terapi lainnya adalah pemberian agen anticholinesterase, agen imunosupresif kronis, terapi imunomodulator cepat, dan timektomi. Terapi standar untuk menanggulangi pneumonia komunitas mengikuti panduan Infectious Diseases Society of America (IDSA) terkini. Dukungan nutrisi yang adekuat juga diperlukan untuk menunjang keberhasilan terapi. Diagnosis dini dan terapi yang adekuat diharapkan bisa memperbaiki prognosis pasien krisis miastenia. Pada laporan kasus ini kami sajikan tatalaksana ICU pasien krisis miastenia yang dipicu oleh pneumonia komunitas, yang dirawat di ICU RS. Hasan Sadikin Bandung pada bulan Oktober 2019.