Sistem kekerabatan masyarakat Minangkabau menganut sistem matrilineal yang mengatur kehidupan dan ketertiban suatu masyarakat yan terikat pada jalinan kekerabatan dalam garis keturunan ibu. Sistem matrilineal dalam masyarakat Minangkabau membuat mamak memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang besar terhadap kemenakannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan realitas pandangan Abdoel Moeis dalam novel Salah Asuhan tentang peran mamak dalam tata pernikahan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk memahami persoalan nilai budaya tradisional yang berlangsung secara turun-temurun, bahkan hingga pada masa kini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada satu sisi pengarang menyukai pengorbanan mamak sebagai suatu realisasi dari tanggung jawabnya terhadap kemenakannya, seperti pengorbanan Sutan Batuah dalam membantu biaya sekolah Hanafi. Pada sisi lain, melalui tokoh Hanafi, tokoh mamak hanya penyebab ketidakbebasan generasi muda untuk menentukan jodoh atau pasangan hidupnya. Novel Salah Asuhan sarat akan nilai-nilai kehidupan seputar sistem kekerabatan. Peran dan tanggung jawab ninik mamak dan orang tua terkesan tergugat dari sudut pandang kehidupan modern sekarang ini. Melalui novel ini dikatakan bahwa pemaknaan adat-istiadat Minangkabau yang meliputi wujud kebudayaan, kompleks ide, gagasan, nilai, norma, dan peraturan berperan sebagai pengendali perilaku warga masyarakat, khususnya dalam hal pernikahan dan/atau pernikahan yang diadatkan.AbstrakThe kinship system of the Minangkabau community embraces a matrilineal system controlling the life and order of a society connected to the kinship network in the matrilineal lineage.The matrilineal system in the community makes the mamak has a great obligation and responsibility for her nephews. The aim of this research is to describe Abdoel Moeisâs view in âSalah Asuhanâ novel about the role of the mamak in a marriage arrangement. This study uses a descriptive qualitative method in order to understand the problem of traditional cultural values which has been held from generation to generation, even to the present day.The result of the research indicates that, in one hand, the author understands the sacrifice of the mamak as the realization of his responsibility for her nephews, as the sacrifice of Sutan Batuah in helping Hanafiâs tuition fees. On the other hand, through Hanafiâs character, the mamakâs is just the cause of the young generationsâ lack of freedom to choose their spouses. âSalah Asuhanâ is full of values of life around the kinship system. The role and responsibility of ninik mamak and parents seems defendant from modern life point of view. Through this novel, the author shows that the meaning of Minangkabau customs includes the form of culture, complex of ideas, concepts, values, norms, and roles that act as controller the people behavior, especially in marriage and/or customarymarriage.