Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan)

UJI KONSENTRASI BUNUH MINIMAL (KBM) INFUSUM DAN AIR PERASAAN DAUN BINAHONG (ANREDERA CORDIFOLIA) TERHADAP BAKTERI SALMONELLA TYPHI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN-VITRO Wawan Sofwan Zaini; Nining Kurniati; Arief Fadillah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 5 No 1 (2018): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.973 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v5i1.49

Abstract

Daun binahong (A.cordifolia) merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai obat batuk, diabetes, sesak nafas, luka bakar, luka pasca operasi, disentri, radang ginjal, radang usus, jerawat, gusi berdarah, melancarkan haid, penambah nafsu makan, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Daun binahong mengandung berbagai macam zat aktif, yaitu alkaloid, saponin, flavonoid dan polifenol yang memiliki daya antibakteri. Di Indonesia penyakit infeksi oleh bakteri masih menjadi masalah kesehatan, maka perlu dikembangkan suatu bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai alterbatif pengobatan, salah satunya adalah daun binahong. Penggunaan daun binahong di masyarakat untuk pengobatan sudah lama digunakan, namun perlu dilakukan penelitian secara ilmiah untuk menunjukkan khasiat dan dosis yang tepat. Dicoba dilakukan penelitian efektivitas antibakteri dari infusum dan air perasan daun binahong terhadap bakteri Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus secara in-vitro dengan menentukan konsentrasi bunuh minimal dengan variasi waktu kontak menggunakan metode serial dilution. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) di mana dilakukan perlakuan pada bakteri uji dengan variasi konsentrasi dan waktu kontak infusum dan air perasan daun binahong. Untuk kontrol negatif menggunakan aquades steril (0%) dan sebagai pembanding digunakan tetrasiklin dan khloramfenikol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusum daun binahong dengan konsentrasi 60% dengan waktu kontak 60 menit memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan S.typhi dan pada konsentrasi 80% dengan waktu kontak 180 menit terhadap S.aureus. Sedangkan Air perasan daun binahong dengan konsentrasi 100% dengan waktu kontak 90 menit memiliki daya hambat terhadap S.typhi, dan konsentrasi 100% dengan waktu kontak 60 menit terhadap S.aureus
IDENTIFIKASI CEMARAN ESCHERICHIA COLI PADA DAGING AYAM DARI PASAR TRADISIONAL DAN SUPERMARKET DI KOTA TANGERANG TAHUN 2015 Nining Kurniati; Shufiyani Shufiyani
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 3 No 2 (2016): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.696 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v3i2.105

Abstract

Perkembangan perekonomian dewasa ini makin meningkat, sehingga permintaan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi juga makin meningkat. Daging ayam merupakan salah satu bahan makanan yang cukup popular di masyarakat, juga sebagai sumber protein hewani yang baik dan mempunyai banyak kelebihan. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Syukur Irwanto mengatakan, konsumsi nasional akan daging ayam tahun 2014 sebesar 8 kg per kapita per hari. Sementara produksi daging ayam dapat mencukupi hingga 15 kg per kapita per tahun. Kerusakan karkas selama pemotongan ayam mencapai 10-20%. Kerusakan terbesar (90%) disebabkan karena adanya memar-memar yang terjadi 1-13 jam sebelum pemotongan dan 38% terdapat pada bagian dada dan paha, sehingga bakteri lebih mudah mengkontaminasi daging ayam bagian dada dan paha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angka Lempeng Total dengan mengambil 4 sampel ayam di 2 lokasi supermarket dan 2 lokasi pasar tradisional. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat cemaran pada 1 sampel daging ayam yang bersal dari pasar tradisional sedangkan sampel daging ayam di supermarket tidak tercemar bakteri E. coli dan sampel daging ayam di supermarket memenuhi persyaratan SNI untuk pemeriksaan Angka Lempeng Total bakteri E.coli. Sedangkan untuk sampel daging ayam dari pasar tradisional salah satunya tidak memenuhi syarat SNI Angka lempeng total bakteri E.coli. Setelah melakukan penelitian maka, beberapa rekomendasi saran yang dapat diajukan adalah Dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk pemeriksaan seluruh parameter terhadap daging ayam sesuai dengan SNI agar didapatkan kesimpulan apakah daging ayam tersebut layak dikonsumsi atau tidak. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan memeriksa air untuk pengolahan daging ayam.
PENGARUH PENGERINGAN PREPARAT BAKTERI TAHAN ASAM PADA INKUBATOR TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK Nining Kurniati; Shufiyani Shufiyani
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 1 (2015): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.773 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i1.143

Abstract

Target utama pengedalian penyakit tuberculosis paru (TB) adalah menemukan pasien TB menular (BTA positif) dan menyembuhkan penyakitnya. Dengan memprioritaskan pada penemuan pasien TB dengan BTA positif, maka laboratorium merupakan kunci utama dalam mendiagnosis pasien TB. Pemeriksaan mikroskopik sediaan dahak merupakan salah satu cara yang paling efisien untuk mengidentifikasi penderita TB. Penderita dengan sediaan positif, sepuluh kali lebih infeksius dibandingkan dengan penderita dengan sediaan negatif. (9)Berdasarkan hasil pemeriksaan data pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kultur maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut, 1)Tidak ada pengaruh pada pengeringan pada suhu kamar dan suhu inkubator. 2) Gambaran hasil preparat BTA pada pengeringan suhu 200 C (suhu kamar) dan suhu incubator (500 C, 600 C dan 700 C), untuk sampel positif 1 didapatkan hasil 100% hasil pemeriksaan mikroskopik positif 1, dan sampel positif 3 didapatkan hasil 100 % pemeriksaan mikrskop positif 3. 3)Gambaran stabilitas hasil preparat BTA pada pengeringan suhu 200 C (suhu kamar) dan suhu incubator (500 C, 600 C dan 700 C) selama 3 minggu 100% hasilnya sama menunjukan preparat tersebut stabil.
GAMBARAN BTA (+) POSITIF Mycobacterium leprae PADA MUKOSA HIDUNG PENDERITA KUSTA DI RUMAH SAKIT SITANALA KOTA TANGERANG Metri Setiyanti; Makhabbah Jamilatun; Nining Kurniati
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 9 No 1 (2022): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v9i1.313

Abstract

Penyakit kusta merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae, sebagai suatu penyakit yang ditularkan melalui luka pada kulit yang terkontaminasi dan melalui udara. Apusan mukosa hidung menjadi alternatif untuk mendeteksi Mycobacterium leprae dengan menggunakan pewarnaan Ziehl-Neelsen untuk menemukan Basil Tahan Asam (BTA). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya BTA dan tingkat kepositifan BTA Mycobacterium leprae pada apusan mukosa hidung penderita kusta di Rumah Sakit Sitanala Kota Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada penderita kusta di Rumah Sakit Sitanala Kota Tangerang sebanyak 20 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang di ambil dengan melakukan pemeriksaan usapan mukosa hidung penderita kusta dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen dan data sekunder diambil dari rekam medik pasien yang meliputi tipe kusta, lama sakit, dan lama minum obat. Setelah dilakukan pemeriksaan usapan mukosa hidung pada penderita kusta, maka didapatkan hasil bahwa sebanyak 16 orang (80%) memiliki hasil positif terdapat Mycobacterium leprae dan sebanyak 4 orang (20%) memiliki hasil negatif tidak terdapat Mycobacterium leprae. Angka yang tinggi ini menunjukkan bahwa terdapat bakteri Mycobacterium leprae pada mukosa hidung penderita kusta di Rumah Sakit Sitanala Kota Tangerang. Apusan mukosa hidung sangat potensial sebagai tempat pengambilan spesimen untuk mendeteksi bakteri Mycobacterium leprae. Tingkat kepositifan BTA Mycobacterium leprae menunjukkan tingkat kepositifan +1 sebanyak 14 orang (70%), tingkat kepositifan +2 sebanyak 2 orang (10%), dan hasil Negatif sebanyak 4 orang (20%).