Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Kadar Hemoglobin Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Kelor (Moringa Oleifera) pada Wanita Usia Subur (Studi di Dukuh Ngawenombo, Blora Jawa Tengah) Alvina Rachmatillah Jamil; Rahayu Astuti; Indri Astuti Purwanti
Amerta Nutrition Vol. 5 No. 1 (2021): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v5i1.2021.23-30

Abstract

ABSTRAK  Latar belakang: Anemia pada perempuan terjadi jika kadar Hb (Hemoglobin) < 12 gr/dL. kondisi ini sangat dipengaruhi oleh zat gizi antara lain : zat besi, protein dan vitamin C. Daun Kelor (Moringa oleifera) merupakan tumbuhan kaya akan zat gizi, sehingga menarik diteliti.Tujuan: Mengteahui perbedaan kadar Hb berdasarkan kebiasaan konsumsi kelor di Dukuh Ngawenombo, Desa Ngawenombo, Blora, Jawa Tengah.Metode: Penelitian desain cross sectional ini melibatkan 70 subjek perempuan usia ≥ 20 tahun dipilih secara purposive sampling, pada kelompok konsumsi kelor terus menerus dan kelompok tidak konsumsi kelor sama sekali. Data yang dikumpulkan mencakup kadar Hb diukur dengan alat Easy Touch GHb, kebiasaan konsumsi kelor diukur dengan kuisioner dan asupan makanan diukur dengan metode recall 2x24 jam. Uji statistika yang digunakan : uji T-Independent, One Way Anova dan Kruskal Wallis. Uji kenormalan data digunakan uji kolmogorov smirnov.Hasil: Tedapat 30 orang (42,9%) mengkosumsi kelor dan 40 orang (57,1%) tidak konsumsi kelor. Terdapat 17 orang (56,7%) mengkonsumsi kelor sejak 3 tahun terakhir, 9 orang (30,0%) 2 tahun terakhir dan 4 orang (13,3%) 1 tahun terakhir. Frekuensi konsumsi kelor ≥ 3x per-minggu terdapat 26 orang (86,7%) dan < 3x per-minggu terdapat 4 orang (13,3%). Bentuk kelor yang dikonsumsi yaitu sayur kelor, teh kelor, dan kapsul kelor. Rata-rata kadar Hb perempuan konsumsi kelor 13,4gr/dL dan perempuan tidak konsumsi kelor 11gr/dL dan hasil uji perbedaan menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,00).Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan kadar Hb perempuan konsumsi kelor dan tidak konsumsi kelor. Kata Kunci: Kadar Hemoglobin, Daun Kelor, Wanita Usia Subur ABSTRACT Background: Anemia occurs in women if the amount of hemoglobin is <12 gr/dL. Nutrients including: iron, calcium, and vitamin C greatly affect hemoglobin. The leaves of Moringa oleifera are rich in nutrients so they are interesting for study research.Objective: Knowing the difference in Hb levels in Hamlet Ngawenombo, Ngawenombo Town, Blora, Central Java based on the moringa consumption habits. Method: This cross-sectional design analysis included 70 female participants between the ages of 20 selected by purposeful sampling in the continuous Moringa consumption and the non-Moringa consumption. Data collected included Hb levels measured with Easy Touch GHb, Moringa consumption habits were measured using a questionnaire and food intake was measured using 2x24 hour recall process. The statistical tests used: T-Independent, One Way Anova and Kruskal Wallis. Normality test data used the Kolmogoro Smirnov test.Results: Moringa was consumed by up to 30 people (42,9%), and 40 people (57,1%) did not consume Moringa. Over the last 3 years, there have been 17 people (56,7%) consumed Moringa, 9 people (30,0%) last 2 years and 4 people (13,3%) last 1 year. There are 26 people (86.7%) in Moringa consumption frequency ≥3x/week and 4 people (13.3%) in Moringa consumption frequency <3x/week. Moringa's type that is consumed is vegetable, tea, and capsules. The average Hb levels of female Moringa consumption 13,4gr/dL and females non-Moringa consumption 11gr/dL and the results of the differential test showed differences (p=0,00). Conclusion: The Hemoglobin level of female Moringa consumption and non-Moringa consumption are different.  Keywords: Hemoglobin Levels, Moringa Leaves, Women Reproductive Age 
Gambaran Hematologi Remaja Santri Putra dan Putri (Studi di Pondok Pesantren At Taqwa dan Darussalam Semarang) Rahayu Astuti; Wulandari Meikawati; Nur Hidajah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.752 KB)

Abstract

Masa remaja adalah masa pertumbuhan, sehingga dibutuhkan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan, diantaranya asupan zat besi. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan terjadinya anemia yang berdampak pada prestasi dan daya tahan tubuh. Remaja yang merupakan santri di pondok pesantren adalah kelompok rawan defisiensi zat gizi karena kurangnya pengawasan pada pola konsumsi sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hematologi yang meliputi kadar leukosit, eritrosit, hemoglobin, hematrokit dan trombosit,serta analisis MCV, MCH dan MCHC pada remaja yang tinggal di pondok pesantren. Responden dalam penelitian ini adalah santri putra dan putri di pondok pesantren At taqwa dan Darussalam Kota Semarang sebanyak 130 orang yang dipilih secara purposive sampling berdasar kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, alkohol swab, torniquet, dan vaccutainer untuk pengambilan darah dan dianalisis dengan Hematology Analyzer. Hasil penelitian menunjukkan rerata jumlah leukosit (7,372x1000/μL), eritrosit (4,9141x106/μL), hemoglobin (12,403x1000/μL), hematokrit (38,005%) dam trombosit (273,42 x1000/μL) berada pada kisaran normal atau mendekati normal. Analisis MCV dan MCH kurang dari batas normal (77,578 fL dan 25,225g/dL)namun MCHC berada dalam batas normal 32,536 /dL. Nilai yang belum memenuhi batas normal dimungkinkan karena rpola konsumsi yang rendah zat besi. Hal ini berdampak pada terjadniya anemia defiseiensi zat besi.