Di era komunikasi saat ini penyebaran pesan-pesan politik tidak hanya dilakukan secara konvesnional melainkan juga melalui media komunikasi massa modern, seperti media elektronik, audio visual maupun media digital atau new media. Sedangkan pesan politik melalui komunikasi massa modern disampaikan dalam bentuk iklan politik atau melalui internet. Di Indonesia, kemunculan iklan politik biasanya bersifat momentum yakni jelang event-event politik seperti pemilihan umum legislatif, pemilihan umum presiden dan wakil presiden, atau pemilihan kepala daerah. Iklan yang memenuhi setiap sudut ruang privat maupun ruang public dengan berbagai narasi teks verbal maupun visual, digunakan sebagai alat politik memanipulasi kesadaran publik untuk mencapai tujuan atau kepentingan politik tertentu. Iklan politik yang sedang marak adalah pemutaran sebuah lagu identitas (mars) dari Partai Politik Partai Persatuan Indonesia (Perindo) di televisi-televisi swasta dibawah naungan media massa MNC Media (RCTI, MNC, Global TV dan i-News). Ialah Hary Tanoesoedibjo, yang merupakan Ketua Umum Partai Perindo yang juga merupakan CEO dari MNC Media. Melalui kekuasaan atas kepemilikan media, Mars Perindo dengan enam versinya mulai muncul di group media massanya pada pemilihan presiden 2014 lalu. Menurut pengamatan peneliti, iklan Mars Perindo diputar atau ditayangkan disela-sela prime time atau program acara unggulan. Sebuah pesan iklan disampaikan melalui tanda dan symbol baik berupa teks, audio dan visual. Melalui Semiotika, penelitian ini mencoba melakukan proses memahami bagaimana pesan dan makna propaganda hadir dalam iklan politik Mars Perindo. Semiotika akan menanamkan (encoding) pemahaman sebuah kenyataan yang pada awalnya tidak disadari namun pada akhirnya tidak dapat dipungkiri oleh pembaca iklan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, melalui pemaknaan atas tujuh tema yang telah ditentukan diperoleh hasil terdapat penekanan isu tertentu yang ingin disampaikan Partai Perindo melalui iklan Mars Perindo. Isu itu antara lain : pengukuhan posisi partai, propaganda atas visi misi partai, pembangunan ekonomi, kesejahteraan, pemberdayaan wanita, dukungan terhadap generasi muda dan anak-anak, serta penokohan Hary Tanoesoedibjo sebagai Ikon Partai Perindo. Sedangkan bentuk propaganda yang terdapat dalam iklan Mars Perindo adalah propaganda putih dimana Partai Perindo menyebarkan informasi berupa ideologiy, nilai, visi misi bahkan tujuannya dengan menyebutkan sumbernya, yaitu melalui Mars Perindo yang diputar berulang dalam bentuk iklan di televisi. Sedangkan teknik propaganda yang berkali-kali ditemukan adalah teknik propaganda Flain Folks, dimana sosok Hary Tanoesoedibjo maupun Liliana Tanoesoedibjo adalah sosok yang merakyat, pelindung dan pembimbing masyarakat sehingga terlihat lebih bersahaja dan berwibawa. Bahkan secara tidak langsung Partai Perindo juga menggunakan teknik propaganda Card Stacking dalam iklan Mars Perindo dimana partai mengungkapkan fakta berupa program unggulan yang sudah dijalankan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, sehingga tujuan akhirnya adalah meyakinkan masyarakat dan merebut simpati masyarakat yang bermuara pada dukungan suara pada pemilihan umum. Kata Kunci : Iklan Politik, Mars Perindo, Semiotika