Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

KONFLIK IDENTITAS SOSIAL MASYARAKAT TEMANGGUNG (Kajian Kekerasan Sosial di Temanggung Tahun 2011) DIRYO SUPARTO, DIRYO SUPARTO
Politika: Jurnal Ilmu Politik Vol 4, No 2 (2013): Politika: Jurnal Ilmu Politik
Publisher : Program Magister Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.942 KB) | DOI: 10.14710/politika.4.2.2013.47-61

Abstract

Abstract Social conflict that often occur in Indonesia today is always leads to social violence, vandalism, and arson.  Social violence that erupted after a five-year prison verdict against defendants charged with blasphemy by “ Antonius Raimond Bawenga”, gave a lesson to us all, that tringgers the conflict can be anything, anywhere, anytime.  Riot in Temanggung has provided clear evidence that social violence with various motif such as diverse as religious identity was sometimes still a problem that does not mess around.  It will be easily ignited by the sentiments of the true can very simple. If seen from the history of the conflicts in Indonesia, conflicts in the name of social identity --- ethnic, religious, racial, ethnic ---  often part and parcel of the nation.  According to Amien Maalouf (2004:9), why so may people comminting crimes in the present the name of religion, national, or various other identities.  Moreover, then one can do anything on behalf of their group identity. --- religious, ethnic, tribal, affinities --- which gas become a person in his life.  Or even the identity has been a guidance, doctrime and believed it could make a lot of people drain their energy and anger. Konflik sosial yang sering terjadi di Indonesia dewasa ini sering berujung dengan kekerasaan sosial, perusakan, serta pembakaran. Kekerasaan sosial yang meledak pascavonis lima tahun penjara terhadap kasus penistaan agama Antonius Richmord Bawengan itu, member pelajaran kepada kita semua,bahwa pemicu konflik dapat dapat berbentuk apa saja,di mana saja, dan kapan saja. Kerusuhan Temanggung telah member bukti nyata bahwa kekerasan sosial dengan motif-motif beragam seperti identitas keagamaan terkadang masih menjadi persoalan yang tidak main-main. Ia akandengan mudah disulut oleh sentiment-sentimen identitas yang sesungguh nya bisa sangat sederhana. Jika dilihat dari riwayat konflik-konflik di Indonesia, konflik atas nama identitas sosial ----etnis, agama, ras, suku ---- seringkali menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa ini. Menurut Amien Maalouf (2004:9), mengapa begitu banyak orang melakukan banyak kejahatan pada masa sekarang ini atas nama agama, etnis, nasional, atau bermacam identitas lainnya. Apalagi kemudian seseorang dapat melakukan apa saja atas nama identitas kelompoknya. Mungkinkah beberapa kerusuhan social yang terjadi karena adanya politik identitas sosial, ----keagamaan, etnis, kesukuan---- yang telah menjadi pertalian seseorang dalam kehidupanya. Atau bahkan identitas telah menjadi ajaran, doktrin dan dipercaya itu bisa membuat banyak orang menguras energy serta kemarahan.   Key ward : social conflict, identity, riot, inequalities, transformation,poverty,patron-client
KONFLIK IDENTITAS SOSIAL MASYARAKAT TEMANGGUNG (Kajian Kekerasan Sosial di Temanggung Tahun 2011) SUPARTO, DIRYO
Politika: Jurnal Ilmu Politik Vol 3, No 1 (2012): Politika: Jurnal Ilmu Politik
Publisher : Program Magister Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.753 KB) | DOI: 10.14710/politika.3.1.2012.56-72

Abstract

Abstract Social conflict that often occur in Indonesia today is always leads to social violence, vandalism, and arson.  Social violence that erupted after a five-year prison verdict against defendants charged with blasphemy by “ Antonius Raimond Bawenga”, gave a lesson to us all, that tringgers the conflict can be anything, anywhere, anytime.  Riot in Temanggung has provided clear evidence that social violence with various motif such as diverse as religious identity was sometimes still a problem that does not mess around.  It will be easily ignited by the sentiments of the true can very simple. If seen from the history of the conflicts in Indonesia, conflicts in the name of social identity --- ethnic, religious, racial, ethnic ---  often part and parcel of the nation.  According to Amien Maalouf (2004:9), why so may people comminting crimes in the present the name of religion, national, or various other identities.  Moreover, then one can do anything on behalf of their group identity. --- religious, ethnic, tribal, affinities --- which gas become a person in his life.  Or even the identity has been a guidance, doctrime and believed it could make a lot of people drain their energy and anger. Key ward : social conflict, identity, riot, inequalities, transformation,poverty,patron-client
Effectiveness of the Selection of Village Devices in Brebes Regency Based on Regulation Number 100 Of 2020 Diryo Suparto; Akhmad Habibullah
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 4 (2021): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i4.3237

Abstract

Preparing village apartments with the skills and credibility to achieve these goals makes the Brebes Regency Government prepare special instruments to lift and stop village devices in the Brebes Regency government environment through Brebes Regent Regulation No. 100 of 2020 concerning the Appointment and Dismissal of Village Devices. This study uses qualitative methods with a deprepretental approach to explaining various phenomena when implementing village-level regulations. The location of this study is in the villages of Randusanga Wetan and Randu Sanga Kulon in Brebes Subdistrict, Brebes Regency. One of the mandatory requirements in the code in article 8 of the government must cooperate with third parties, who certainly have the competence to hold the exam in question invited by the law. Unfortunately, it is not clear in detail which third-party entities are in question. The study results showed some obstacles such as the lack of computer facilities in the village and so on.
Efektivitas E-Voting Pada PILKADES di Kabupaten Pemalang Tahun 2018 Nurlita Fitri Fatmawati; Diryo Suparto
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.974 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v5i7.1471

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Efektivitas sistem E-Voting pada PILKADES Kabupaten Pemalang tahun 2018; (2) Faktor pendukung dan penghambat efektivitas sistem E-Voting PILKADES di Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang tahun 2018; (3) Solusi dalam pemecahan permasalahan dalam sistem E-Voting. Jenis Metode dalam Penelitian ini adalah Kuantitatif, Merupakan tipe penelitian yang dapat memberikan gambaran mengenai efektivitas sistem E-Voting pada Pemilihan Kepala Desa di Kecamatan Ulujami tahun 2018. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan data primer berupa cara kuisioner, wawancara dan data sekunder berupa dokumen terkait dengan penelitian. Untuk mengukur apakah itu efektif atau tidak maka efektivitas dilihat dari 3 indikator, yaitu pencapaian tujuan, integrasi, adaptasi. Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1.) Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Kecamatan Ulujami kurang efektif karena masih terdapat kendala (2.) kendala, disebabkan karena alat verifikasi yang eror karena overload terutama pada bagian sidik jari dan E-KTP terjadi kerusakan, alamat ganda, dan akhirnya harus dibantu dengan alat manual (3.) Solusi yang direkomendasikan adalah penambahan alat verifikasi data, Sosialisasi terkait sistem E-Voting lebih dimaksimalkan, melakukan pengecekan data diri pemilih terutama E-KTP. Kata kunci: Efektivitas; E-Voting; Pemilihan Kepala Desa (PILKADES).
ANALISIS MODAL SOSIAL DALAM KEMENANGAN PILKADA PEMALANG TAHUN 2020 Akhmad Habibullah; Diryo Suparto; Sri Sutjiatmi
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v11i1.55134

Abstract

The Regional Head Election as one of the instruments of democracy in elite turnover has always been a subject of study that has attracted many people. Capital is needed to achieve victory and material and social support in the election. Borrowing Bourdieu’s theory shows how social practices occur in a long-lasting disposition system (Habitus) and involve many economic, social, cultural, and even symbolic capital in the post-conflict local election domain owned by the election-winning pair Pemalang Regency. This study uses a qualitative method using a descriptive approach. Data collection is done by interviewing several informants such as the victorious team leader, volunteers, sympathizers, party leaders, and representatives of the Pemalang Regency. The results showed that the social capital owned by Agung-Mansur became one of the leading forces in the victory in addition to the existing political and economic prosperity; this study also revealed that political capital with many parties’ supports or coalitions did not guarantee success for the candidate pair.Keywords: Election, Social Capital, Concurrent Election  AbstrakPemilukada sebagai salah satu instrument demokrasi dalam pergantian elit selalu menjadi bahan kajian yang menarik banyak kalangan. Dalam pilkada untuk mencapai kemenangan dan dukung tentu dibutuhkan modal, baik materil maupun sosial. Meminjam teori Bourdiue, yang menunjukkan bagaiamana praktik sosial yang terjadi dalam sistem disposisi yang berlangsung lama (Habitus) dan melibatkan banyak modal ekonomi, sosial, budaya bahkan simbolik dalam ranah pemilukada yang dimiliki oleh pasangan pemenang Pilkada di Kabupaten Pemalang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriftif, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan sejumlah informan seperti ketua tim sukses, relawan, simpatisan, ketua partai pengusung dan perwakilan masyarakat Kabupaten Pemalang. Hasil penelitian menunjukkan bahwah modal sosial yang dimiliki Agung- Mansur menjadi salah satu kekuatan utama dalam kemenangan tersebut selain modal politik dan ekonomi yang ada, penelitian ini juga mengungkap bahwa modal politik dengan dukungan atau koalisi partai yang banyak tidak menjamin kemenangan bagi pasangan calon.Keyword: Pilkada, Modal Sosial, Pilkada Serentak
PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PILKADA BEREBES TAHUN 2017 (Studi Komunikasi Politik Tentang Perilaku Pemilih di Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes) diryo suparto; Sarwo Edy
PRoMEDIA Vol 4, No 2 (2018): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.505 KB) | DOI: 10.52447/promedia.v4i2.1256

Abstract

Partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum kepala daerah merupakan suatu tindakan memilih pemimpin yang dapat memimpin dengan baik daerahnya. Kecenderungan untuk memilih salah satu kandidat dalam pemilihan umum kepala daerah terbentuk oleh suatu perilaku pemilih yang telah dibentuk dari lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat Kecamatan Songgom dalam agenda pemilihan umum diKabupaten Brebes. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.Kata kunci: pemilihan umum kepala daerah, partisipasi masyarakat, perilaku pemilih
CELEBRITY ENDORSEMENT DI INSTAGRAM STUDI FENOMENOLOGI CELEBRITY ENDORSEMENT PADA BRAND ESCOBAR SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PEMASARAN Arie Dwi Sugiarto; Diryo Suparto
Majalah Ilmiah Inspiratif Vol 5, No 10 (2020): Majalah Inspiratif Vol.5 No.10 Juli 2020
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.34 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran danimplementasi celebrity endorsement brand Escobar di Escobar. Metode penelitianyang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperolehmelalui proses wawancara mendalam dan terstruktur dengan owner sekaligusfounder brand Escobar untuk mengetahui fenomena strategi pemasaran dancelebrity endorsement. Hasil penelitian menunjukan bahwa fenomenologi strategipemasaran yang dilakukan oleh Escobar mengacu pada aspek segmenting,targeting, dan positioning. Produk Escobar disegmentasikan untuk remaja usia15 – 28 tahun dan memiliki hobi bermusik, berolahraga skateboard dan hang out. Produk Escobar memiliki spesialisasi produk berupa produk fashion dan lebihfokus pada jenis kaos, hodie, jumper, dan sling bag, sedangkan positioning,produk Escobar ingin dikenal sebagai setelan yang pas untuk hang out,berolahraga skateboard dan bermusik. Penggunaan social media Instagramkarena Instagram dinilai berpotensi menjadi platform e-commerce. Endorseryang dipilih merupakan pentolan band lokal Mom Is Hero dan Eighteen Plusserta atlet skateboard Tegal. Para endorser diminta memberikan testimonimelalui sebuah caption bersamaan foto endorser memakai produk Escobar.Dalam pemilihan endorser, manajemen Escobar menentukan beberapa kriteria diantaranya jumlah followers di akun Instagram para endorser minimal sebanyak1.000 followers, karakteristik yang melekat pada para endorser mewakili brandimage Escobar, serta para endorser dinilai memiliki kecocokan dengan parakonsumennya.Keywords: Celebrity Endorsement, Segmenting, Targeting, Positioning
Efektivitas Penggunaan Sosial Media Twitter Dalam Penyebaran Informasi Dalam Pelayanan Publik (Studi Kasus Kabupaten Pemalang) Diryo Suparto; Akhmad Habibullah
INDONESIAN GOVERNANCE JOURNAL : KAJIAN POLITIK-PEMERINTAHAN Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.631 KB) | DOI: 10.24905/igj.4.2.2021.%p

Abstract

Media sosial memiliki peran yang besar dalam pelayanan publik, Diskominfo sebagai leading sektor penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memegang peran penting dalam pengaplikasian TIK dalam pemerintahan pada tingkat daerah. Twitter adalah media sosial paling populer yang digunakan dalam penyebaran informasi, Twitter adalah layanan 'microblogging', di mana pengguna mendaftar secara gratis, di indonesia pengguna aktif twitter Indonesia mencapai 24,34 juta pengguna. Penelitian ini akan mengungkap efektivitas penggunaan twitter sebagai alat penyebaran informasi dalam pelayanan publik melalui akun diskominfo Pemalang yang beralamat di @KominfoPemalang yang memiliki aktif sebanyak 4.461 sedangkan mengikuti sebanyak 283 akun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan penelusuran pada akun twitter @KominfoPemalang, analisis data peneliti menggunakan bantuan aplikasi NVivo 12 Plus untuk melihat berbagai hubungan dan jaringan yang dimiliki. Langkah awal dimulai dengan input data melalui fitur NCapture pada Nvivo yang dilakukan rentang data yang diambil sejak awal akun aktif hingga tanggal 10 September 2021, kemudian koding, eksplorasin, Visualisasi data dan, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan, bahwa penggunaan twitter dalam menyebarkan informasi dalam pelayanan publik belum maksimal, karena beberapa faktor seperti konten, partisipasi masyarakat dan lemahnya integrasi sosial media antar dinas di Pemerintahan Kabupaten Pemalang.
Talent Management Application Model In Village Apparatus In Tegal Regency Diryo Suparto; Eko Eddya Supriyanto
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.394 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i4.6817

Abstract

Talent management in public organizations has not been widely adopted compared to business organizations. This paper uses qualitative research that examines participant perspectives with interactive and flexible strategies. The focus of this research is the implementation of talent management in the village apparatus by emphasizing talent identification, talent development, and maintaining the talents of the village apparatus. The first step in implementing talent management is to map employees. This employee mapping aims to determine employees who are included in the talent to be included in the talent pool. The measurement of these two dimensions uses existing tools or instruments. Performance measurement uses the work performance assessment of village officials but can also use performance measurement.
E-Government Communication Strategy: An Analysis of Post-Pandemic Community Attitudes and Adoption Diryo Suparto; Saifudin Saifudin
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.89 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i12.9247

Abstract

This paper aims to investigate the factors that influence e-government adoption. This paper examines the impact of public attitudes on e-government adoption. The sample data used in this study were 126 respondents from 18 Regencys/cities in Central Java. SPSS 25 was used to test the significance of the effect of the independent variable (attitude) on the dependent variable (e-government adoption). SPSS test results show that attitudes positively and significantly affect e-government adoption. Public service providers can predict the behavior of their users through this paper. As for academics, this paper can be used for further research by integrating attitudes as predictors of adoption behavior. Empirically this research helps increase understanding of political communication between government and society through the provision of new technology.