Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ANALISA NILAI KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN SEMEN DAN TANAH LEMPUNG EX. TABANAN DENGAN BERBAGAI VARIASI KADAR AIR I Made Sudarma; Ida Bagus Gede Indramanik; I Gede Adi Satriawan
Jurnal Teknik Gradien Vol 11 No 2 (2019): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v11i2.284

Abstract

Karakteristik tanah lempung secara umum mempunyai daya dukung terhadap beban sangat rendah, terutama pada musim hujan mudah mengembang (swelling), tetapi pada musim kemarau mudah retak – retak pada permukaannya, hal ini terlihat dilapangan sampai lebar retaknya antara 1 – 3 cm dengan kedalaman tertentu. Akibat kondisi tersebut diatas, diperlukan suatu cara agar tanah tersebut tetap stabil kondisinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan tanah lempung yang dicampur semen menggunakan variasi kadar air, dimana tanah yang dijadikan sampel adalah tanah lempung ex. Tabanan distabilisasi dengan semen. Metodologi yang dilaksanakan adalah dengan mencampurkan 98% tanah lempung + 2% semen pada variasi campuran air dengan metode UCS (Unconfined Compressive Strength). Sebelumnya dilaksanakan pengujian awal karakteristik tanah lempung tanpa campuran semen, kemudian dilakukan pencampuran 98% lempung ex. Tabanan + 2% semen dan diperam selama 3 hari dan 10 hari pada kondisi batas cair, kadar air optimum, batas plastis dan indeks plastis. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada campuran tanah lempung 98% + 2% semen dengan variasi campuran air dengan pemeraman 3 hari, kuat tekan bebas (qu) yang dihasilkan adalah 400 - 450 Kpa, lebih kecil dibandingkan dengan pemeraman 10 hari yang menghasilkan kuat tekan bebas (qu) ± 2.015,17 Kpa pada kondisi kadar air optimum (w optimum). Demikian juga regangan (ε) pada umur pemeraman 3 hari sebesar 4,70 lebih kecil dibandingkan dengan pemeraman 10 hari sebesar 5,90. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanah lempung yang dicampur dengan semen akan memiliki porositas dan angka pori yang semakin kecil, sehingga tanah lempung menjadi semakin padat.
PENGARUH PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG TERHADAP BIAYA PELAKSANAAN I Komang Alit Astrawan Putra; Ida Bagus Gede Indramanik; I Made Sedana Yasa
Jurnal Teknik Gradien Vol 12 No 1 (2020): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v12i1.446

Abstract

Suatu proyek dikatakan berhasil jika dapat diselesaikan sesuai biaya, mutu dan waktu yang telah ditetapkan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan pengelolaan proyek yang baik sehingga segala hambatan yang timbul dalam pelaksanaan proyek segera dapat diantisipasi. Pekerjaan pembangunan proyek gedung Lt. III SDN 7 Sesetan mengalami beberapa kendala yang menyebabkan terjadinya keterlambatan progress sebesar –4,65% pada minggu ke-15. Angka tersebut sudah mendekati -5% yang merupakan batas maksimum keterlambatan proyek yang tertera pada kontrak kerja. Melihat hal tersebut, perlu dilaksanakan pengelolaan proyek untuk mengantisipasi keterlambatan progress pekerjaan yang lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh crash program terhadap biaya total pelaksanaan, serta selisih biaya yang diakibatkannya Penelitian ini menggunakan metode crash program untuk mempercepat progress proyek. progress proyek dipercepat melalui paenamban jam kerja lembur pada kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis serta kegiatan-kegiatan yang memiliki slope yang terkecil agar biaya crash program tidak menambah biaya proyek secara signifikan. Hasil analisa pada proyek kasus menunjukkan bahwa pelaksanaan crash program dapat berpengaruh terhadap biaya total penyelesaian proyek. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan biaya total proyek sebesar Rp.22.347.485,32, dari total biaya Rp.2.370.528.391,01 menjadi Rp. 2.392.875.876,33. Hasil ini juga memperlihatkan bahwa kontraktor harus mengeluarkan tambahan biaya proyek sebesar Rp.22.347.485,32. Sedangkan apabila tidak melaksanakan crash program, maka proyek akan mengalami peningkatan biaya sebesar Rp. 25.889.690,86, dari biaya total Rp.2.370.528.391,01 menjadi Rp.2.396.418.081,87. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan crash program pada proyek kasus membutuhkan biaya lebih sedikit dari pada tidak melaksanakan crash program. Hal ini juga menunjukkan bahwa crash program dapat dilaksanakan untuk menghindari kerugian biaya yang lebih besar dan menghindari track record yang kurang baik bagi kontraktor akibat penyelesaian proyek yang terlambat.
OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MARK HOUSE SEBATU DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS Ida Bagus Gede Indramanik; Juniada Pagehgiri; Mohammad Sholi
Jurnal Teknik Gradien Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Teknik Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v13i2.758

Abstract

Proyek Mark House Sebatu beralamat di Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Proyek pekerjaan struktur pada proyek Mark House Sebatu senilai Rp 5.468.320.000. Proyek ini direncanakan selama 210 hari kalender yang dimulai tanggal 1 Oktober 2019 dan direncanakan selesai tanggal 31 April 2020, akan tetapi realisasi dilapangan proyek Mark House Sebatu mencapai progres 100% pada september 2020, dengan begitu proyek mengalami kemunduran penyelesaian 5 bulan. Metode yang digunakan untuk melakukan analisa optimalisasi durasi dan biaya dalam rangka mengembalikan durasi normal dan durasi optimum penyelesaian proyek adalah metode Least Cost Analysis dengan langkah awal membuat WBS ( Work Breakdown Structure ) kemudian menyusun jaringan kerja menggunakan metode PDM (Presedence Diagram Method ) dengan batuan software Ms project 2016, sehingga menghasilkan lintasan kritis yang kemudian dilakukan crashing dan melakukan percepatan dengan penambahan jam kerja atau lembur. Kemudian menghitung biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) lalu membandingkan data yang di hasilkan dalam bentuk grafik. Hasil dari analisa menggunakan metode Least Cost Analysis untuk dapat mengembalikan durasi normal proyek dapat dilakukan dengan melakukan kerja lembur 4 jam pada pekerjaan, RB2-Ring Beam, Suspended Slab roof 120mm thick (Roof dack SL +2.500), B6C-Beam, C1-Colum, Ground Slab floor 100mm thick (Service/Staff/Garage), C4-Colum, C10-Colum, C9-Colum, RB1-Ring Beam, RB1-Ring Beam, B5-Beam,RB3-Ring Beam. Biaya total percepatan sebesar Rp5.490.063.811 dari biaya normal Rp 5.468.320.000 terjadi penambahan Rp 21.743.811. Atau biaya naik sekitar 0,40 % dari biaya normal, Sedangakan durasi dan biaya optimal proyek dapat dilakukan dengan melakukan kerja lembur 4 jam pada pekerjaan, RB2- Ring Beam, Suspended Slab roof 120mm thick (Roof dack SL +2.500), B6C- Beam, Brick Wall Ground Floor.
ANALISIS BIAYA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Studi Kasus: Proyek Pembangunan Ruang Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Ruang UKS, Rumah Dinas Kepala Sekolah, dan Penataan Halaman SD Negeri 5 Carangsari Ida Bagus Gede Indramanik; Ni Kadek Astariani; I Wayan Sujarta
Jurnal Teknik Gradien Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Teknik Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v14i1.830

Abstract

The Library Room Development Project, Computer Laboratory, UKS Room, Headmaster's Office House, and Structuring of State Elementary School Page 5 Carangsari experienced delays in disbursement of the termin money from the time of its submission so that the contractor experienced a negative cash flow in a certain period in his efforts to complete the progress of his project. Therefore, it takes a method so that the contractor can estimate the cost of implementation by maximizing the completion of project progress using the ACWP (Actual Cost of Work Performed), BCWP (Budgeted Cost of Work Performed), and BCWS (Budgeted Cost of Work Shcedule) methods. The results of the analysis showed that the cost of ACWP was less with a profit of Rp. 320,927,690.00, bcwp and BCWS costs obtained the same result between expenditure and income (balanced). Overall at a cost of Rp. 1,057,744,110.00 contractors have been able to complete the project of Building Library Room, Computer Laboratory, UKS Room, Principal's Office House, and Structuring of State Elementary School Page 5 Carangsari with a contract value of Rp. 1,378,671,800.00.
Implementasi teknologi dalam pemberdayaan kelompok nelayan di Desa Sanur Kauh Ida Bagus Gede Indramanik; Ni Putu Yuliana Ria Sawitri
Penamas: Journal of Community Service Vol. 1 No. 2 (2021): Penamas: Journal of Community Service
Publisher : Nur Science Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.718 KB) | DOI: 10.53088/penamas.v1i2.232

Abstract

In the village of Sanur Kauh there is a group of fishermen who are currently still operating but have constraints from the processing of group activities carried out, so that this group of fishermen really hope for guidance from universities. Results of observations made by the PKM team from Ngurah Rai University, the fishermen group was very need help to solve the problems they are facing. Fishing group This is the “Ketapang Kembar Fisherman Group” located in Sanur Kauh. Village South Denpasar District, Denpasar City. The problems faced have caused a decrease in the income level of the fishermen coupled with the Covid-19 pandemic condition which also has an impact on decrease in people's purchasing power. These problems will be resolved later with some solutions that will be provided from Ngurah Rai University as an institution education that carries out community service activities. One solution that will given, namely the socialization of processing catches into other products that can be sold to the community and socialization of cooperation to other parties in order to improve income from fishermen.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN FASILITAS PARIWISATA (Studi Kasus : Kabupaten Badung dan Gianyar) Ida Bagus Gede Indramanik; Juniada Pagehgiri; Ade Darma Erlangga
Jurnal Teknik Gradien Vol 15 No 01 (2023): JURNAL TEKNIK GRADIEN
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknik gradien.v15i01.1012

Abstract

In the construction of tourism facility projects there are factors that can affect the delay in the implementation time. The impact of these factors is the delay of a project. Project delays arise when the contractor cannot complete the project according to the time stated in the contract. The purpose of this study is to determine the effect of each factor on the delay of a project at a tourism destination in Bali. Data collection was carried out by survey using a questionnaire which was distributed to 31 respondents. Respondents were taken based on the multi random sampling method where the first stage is the tourist area that will be used, the second is the project for each tourist area and finally the parties directly involved in working on a project in the field (proportion). The data analysis used is in the form of multiple linear regression tests to determine the factors that have a significant effect on the delay in the implementation time of tourism facilities in Bali using SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) software version 26. From this test, there are 5 factors that have a significant effect on tourism facility development projects in Bali, namely: Labor factor (X1) with an influence value of 3,950, Material factor (X2) with an influence value of 2,410, Equipment factor (X3) with an influence value of 2,582, Financial factor (X4) with an influence value of 2,478 , Factor method (X5) with an effect value of 2,175 , and the influence of all factors simultaneously with a value of 41,225.