Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Perbandingan Perilaku Struktur Gedung Beton Bertulang dengan Pelat Lantai Beton Konvensional dan Pelat Lantai Kalsi Astariani, Ni Kadek; Sudika, I Gusti Made
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 24, Nomor 2, DESEMBER 2018
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.8 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v24i2.20568

Abstract

The Structure of Reinforced concrete building using kalsi floor plate is one alternative for reduced the weight of the building structure. The floor plate usually used conventional concrete, can be replaced with kalsi floor 20. The aim of the research is to analysis of the behavior of reinforced concrete building using conventional concrete slabs and kalsi floor 20. The building structure as the model in this research is the building structure of four floors and was designed to follow the rules of SNI 2847: 2013. Evaluation of seismic behavior in accordance with the SNI 1726: 2012 was conducted out by applying pushover analysis using SAP 2000 software. The analysis results showed that drift ratio of plates floor structure models smaller than the kalsi floor plate structure. The pushover analysis results show the level of performance of all structural models according to FEMA-356 / ATC-40 able to provide nonlinear behavior which is indicated by the initial phase of the majority of plastic joints on beam elements and beam sway mechanism. The performance level of the structure with conventional concrete slab includes at immediate occupancy level, while the performance level of the structure with with kalsi floor plate includes at life safety level.
ANALISA PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR GEDUNG PLAT LANTAI BETON KONVENSIONAL DENGAN PLAT LANTAI KALSI I Gusti Made Sudika; Ni Kadek Astariani; I Dewa Made Iwan Sastra Ciptadi
Jurnal Teknik Gradien Vol 10 No 2 (2018): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kalsiboard merupakan salah satu alternatif yang digunakan dalam pembuatan pelat lantai sebagai pengganti beton konvensional. Penggantian pelat lantai beton konvensional dengan kalsiboard menyebabkan adanya perbedaan kekakuan struktur, bahan bangunan dan sistem pemasangannya serta perbedaan pada biaya bahan dan biaya kerja (upah) yang dikeluarkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perilaku dan biaya struktur gedung dalam penggunaan pelat lantai berbahan beton konvensional yang dibandingkan dengan penggunaan pelat lantai berbahan kalsi pada Proyek Pembangunan Gedung Arsip Dan Parkir Kendaraan Roda 4 (empat) Kantor Pertanahan Kabupaten Buleleng - Bali. Analisis dilakukan terhadap penggunaan bahan dalam pekerjaan pelat lantai yang diganti dengan bahan kalsi floor 20 dengan menyesuaikan struktur bangunan sesuai dengan panduan kalsi dengan cara pemodelan struktur. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan software ETABS. Hasil analisis menunjukkan penggunaan kalsi pada struktur pelat lantai menyebabkan perubahan dimensi pada struktur. Deformasi yang terjadi pada struktur yang memakai pelat lantai kalsi yang dimana dimensi strukturnya di perkecil (Pelat Kalsi B) memiliki besaran nilai yang paling besar dari pada struktur yang memakai pelat lantai beton dan pelat lantai kalsi dengan dimensi yang sama dengan beton (Pelat Kalsi A). Struktur pelat lantai beton memiliki nilai Dirft Ratio yang lebih kecil terhadap struktur pelat lantai kalsi B, namun memiliki nilai Drift ratio yang lebih besar jika di bandingkan dengan kalsi A. Struktur yang menggunakan pelat lantai beton memiliki berat struktur yang lebih besar 35,832 % (83420,543 kg) dibandingkan dengan yang menggunakan pelat lantai kalsi (Kalsi B). Hasil perhitungan RAB pada penggunaan pelat lantai kalsi (Kalsi B) memiliki selisih nilai yang lebih kecil 10.363 % yaitu sebesar Rp. 177.631.820,50 dari RAB pada penggunaan pelat lantai beton. Dengan demikian berdasarkan analisa penghitungan biaya dan berat struktur, penggunaan kalsiboard lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan beton.
ANALISIS STRUKTUR BAJA BERDASARKAN SNI 1726-2002 DAN SNI 1726-2012 PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PENELITIAN PERIKANAN TUNA DENPASAR – BALI Made Satriya Nurjaya; I Gusti Made Sudika; Ni Kadek Astariani
Jurnal Teknik Gradien Vol 8 No 1 (2016): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki intensitas tinggi terhadap kejadian gempa bumi. Indonesia memiliki peraturan yang mengatur tentang tata cara perencanaan ketahanan terhadap gempa, yaitu SNI 1726-2002. Namun setelah 10 tahun, tata cara ini dirubah dengan peraturan baru yang termuat dalam SNI 1726-2012. Gedung Kantor Penelitian Perikanan Tuna yang terletak di kota Denpasar merupakan struktur gedung yang direncanakan sebagai struktur baja pada kondisi tanah lunak. Tugas Akhir ini bertujuan untuk melakukan perbandingan antara kedua tata cara tersebut ditinjau dari perubahan gaya geser dasar seismik serta perubahan besarnya gaya dalam pada elemen struktur. Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan program ETABS 2013 versi 13.1.1 dalam melakukan anlisis. Hasil analisis dinamik, gaya geser dasar arah-X SNI 1726-2002 lebih besar 40,23% daripada gaya geser dasar arah-X SNI 1726-2012. Gaya geser dasar arah-Y SNI 1726-2002 lebih besar 37,99% daripada SNI 1726-2012. Hasil komparasi nilai simpangan antar lantai arah-X dan arah-Y SNI 1726-2002 lebih besar rata-rata 51,71% daripada SNI 1726-2012. Analisis momen dan gaya geser maksimum SNI 1726-2002 lebih besar dibandingkan SNI 1726-2012. Sebanyak 69,17% memiliki nilai momen maksimun lebih besar dan sebanyak 75,19% memiliki nilai gaya geser maksimum lebih besar. Sedangkan sebanyak 30,83% memiliki nilai momen maksimum yang sama dan sebanyak 24,81% memiliki nilai gaya geser maksimum yang sama. Pada penelitian ini struktur baja dibangun dengan Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) pada kondisi tanah lunak dan wilayah gempa 5 berdasarkan SNI 1726-2002, masih aman dan memenuhi syarat jika di analisis ulang berdasarkan SNI 1726-2012.
PENGARUH PENAMBAHAN ADMIXTURE ADHESIVE MANUFACTURER 78 (AM 78) TERHADAP KUAT TEKAN BETON I Gede Subambang Kanca; I Gusti Made Sudika; Ni Kadek Astariani
Jurnal Teknik Gradien Vol 9 No 2 (2017): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kuat tekan beton yang tinggi merupakan salah satu parameter utama pada beton. Dalam beton salah satu faktor yang mempengaruhi kuat tekan adalah bahan tambah (admixture). Dengan ini dilakukan penelitian terhadap bahan tambah admixture AM 78, yang mana nantinya tujuannya mengetahui pengaruh bahan tambah admixture AM 78 terhadap kuat tekan beton yang diuji pada umur 21 hari dan dikonversikan ke umur 28 hari. Penelitian ini menggunakan material berasal dari Karangasem, Semen Portland Tipe I dan Admixture AM 78. Metode perencanaan beton yang digunakan menurut SNI 03–2834-2000. Persentase penambahan admixture AM 78 yang digunakan adalah 0%, 0,5%, 1%, 1,2% dan 1,5% terhadap berat semen dengan pengurangan air 15%. Benda uji dibuat dalam bentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Ngurah Rai. Penambahan admixture AM 78 pada penelitian ini dapat meningkatkan kuat tekan beton yang melebihi mutu beton rencana fc’= 20 MPa yaitu pada 0,5% dengan kuat tekan betonnya 20,66 MPa, 1% dengan kuat tekan betonnya 22,65 MPa, 1,2% dengan kuat tekan betonnya 23,24 MPa dan 1,5% dengan kuat tekan betonnya 26,82 MPa.
PENGARUH DAN PERBANDINGAN SERAT IJUK LOKAL BALI DENGAN SERAT IJUK LOMBOK PADA CAMPURAN BETON NORMAL TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK BELAH BETON I Nengah Suardana; I Gusti Made Sudika; Ni Kadek Astariani
Jurnal Teknik Gradien Vol 9 No 1 (2017): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton merupakan suatu campuran agregat yang dicampur dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air. Disamping kelebihan beton, beton juga memiliki suatu kekurangan yaitu memiliki kuat tarik yang rendah dan bersifat getas (britlle). Dengan adanya kekurangan beton tersebut, perlu adanya penambahan serat agar mampu meningkatkan kekuatan beton, penelitian ini akan mencoba untuk menggunakan serat yaitu berupa Serat Ijuk Bali dan serat Ijuk Lombok sebagai bahan campuran beton dimana serat Ijuk merupakan serat alami yang dihasilkan dari bahan pohon aren, diharapkan dengan adanya penambahan serat tersebut dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan beton. Pembuatan campuran beton (Mix Design), menggunakan perhitungan SK SNI T-15-1990-003 tentang “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal” pengujian beton ini meliputi kuat tekan dan kuat tarik belah beton, Benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Dengan variasi penambahan serat Ijuk yang ditetapkan sebesar 0%, 2%, 3%, 4% dan 5% dari volume berat semen, yang akan digunakan pada rencana campuran beton. Dari hasil pengujian ini menunjukan bahwa penambahan serat Ijuk Bali dan serat Ijuk Lombok dapat meningkatkan kuat tekan beton, peningkatan yang tertinggi terjadi pada prosentase 2% yaitu sebesar 20.426 MPa terjadi peningkatan sebesar 5.47 % (Ijuk Bali), untuk serat (Ijuk Lombok) terjadi peningkatan nilai kuat tekan sebesar 21.06 MPa terjadi peningkatan sebesar 2.48%, dan di prosentasa 3%, 4%, dan 5% mengalami penurunan nilai kuat tekan. Sedangkan untuk kuat tarik belah mengalami peningkatan di prosentasa 2% yaitu sebesar 1.91 MPa terjadi peningkatan sebesar 11.59 % (Ijuk Bali), dan penambahan serat (Ijuk Lombok) nilai tertinggi terjadi di prosentasa 3% yaitu sebesar 1.91 MPa peningkatan sebesar 11.31 % dari beton normal. Kekuatan optimum penambahan serat Ijuk Bali terjadi pada prosentasa 2% kuat tarik belah sebesar 1.91 MPa dan kuat tekan 21.06 MPa dan penambahan serat Ijuk Lombok nilai optimum kadar serat 3% dengan nilai kuat tarik belah yang sama sebesar 1.91 MPa.
ANALISIS KINERJA LALU LINTAS PADA BUNDARAN SIMPANG TOL - BANDARA NGURAH RAI TUBAN, BALI Putu Open Adnyana; Gede Sumarda; Ni Kadek Astariani
Jurnal Teknik Gradien Vol 9 No 1 (2017): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bundaran Simpang Tol - Bandara Ngurah Rai merupakan bundaran tak bersinyal dengan 4 (empat) lengan. Bundaran tersebut melayani arus lalu lintas yang berasal dari dan menuju Patung Ngurah Rai, Nusa Dua, Jalan Tol Bali Mandara dan Bandara Ngurah Rai.Beberapa masalah yang terdapat pada bundaran tersebut sering terjadi tundaan. Hal tersebut dikarenakan terjadinya mix traffic karena seluruh jenis kendaraan tanpa terkecuali yang membuka peluang terjadinya kemacetan, kemudian juga tingkat pemahaman pengemudi yang tidak sama tentang aturan yang berlaku di bundaran tak bersinyal yang selalu berebut masuk ke bagian jalinan (circulating flow) yang dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada bundaran. Pada penelitian ini akan dianalisa tingkat pelayanan kinerja Bundaran Simpang Tol – Bandara Ngurah Rai Tuban, Bali bila ditinjau dari segi besaran nilai derajat kejenuhan (DS, Degree of Saturation). Metode penelitian mencakup langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir.Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisis kinerja pada bundaran diawali dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan (data primer dan data sekunder).Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil survey di lapangan. Survey data primer yang akan dilakukan adalah survai Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) pada masing-masing lengan bundaran dan survey hambatan samping. Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari hasil survey di lapangan namun dapat diperoleh dari pemerintah atau instansi yang terkait sebagai penunjang data (pelengkap). Data tersebut diantaranya : kondisi geometrik jalan, geometrik bundaran dan ukuran kota. Proses analisa data dilakukan setelah seluruh data yang diperlukan untuk perhitungan telah terkumpul. Adapun proses analisa tersebut sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997. Analisa yang dilakukan untuk mendapatkan nilai Kapasitas Bundaran, besarnya Derajat Kejenuhan DS (Degree of Saturation) dan menentukan Tingkat Pelayanan Bundaran (Level of Service). Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan kinerja Bundaran Simpang Tol - Bandara Ngurah Rai Tuban, Bali dengan besaran nilai derajat kejenuhan (DS, Degree of Saturation) sebesar 0,676. Bundaran Simpang Tol - Bandara Ngurah Rai Tuban, Bali pada tahun 2016 termasuk pada tingkat pelayanan C yaitu: akibat dari pertambahan arus lalu lintas maka hambatan terus bertambah, sehingga menimbulkan tundaan atau kemacetan tetapi masih dalam batas-batas yang dapat diterima oleh pengendara.
PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP BEBAN GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2002 DAN 03-1726-2012 Yoshua Febrian Kastama; I Gusti Made Sudika; Ni Kadek Astariani
Jurnal Teknik Gradien Vol 8 No 2 (2016): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan kawasan dengan kondisi tektonik yang cukup aktif di dunia, karena Indonesia terletak pada jalur Ring Of Fire.Pada beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami gempa bumi di sejumlah wilayah.Kerusakan bangunan dan infrastruktur tetap terjadi padahal bangunan telah didesain ketahanan gempanya dengan mengacu pada SNI 03-1726-2002.Karenahal tersebut maka dilakukan kajian mendalam terhadap percepatan batuan dasar dari gempa yang terjadi.Ternyata percepatan batuan dasar pada gempa aceh tahun 2004 lebih besar dibandingkan dengan percepatan batuan dasar menurut SNI 03-1726-2002, berdasarkan penemuan tersebut menyebabkan peta gempa SNI 03-1726-2002 dinilai sudah tidak memenuhi syarat lagi untuk di aplikasikan sebagai pedoman perencanaan struktur tahan gempa. Pada landasan fenomena percepatan batuan dasar tersebut dan perkembangan peraturan gempa terkini di dunia seperti ASCE 7-10 dan IBC 2009, maka diperbaharui pedoman ketahanan gempa menjadi SNI 03-1726-2012.Sampai dengan sekarang ini masih ada gedung – gedung dengan perancangan tahan gempa SNI 2002 yang difungsikan untuk umum.Dengan adanya peraturan yang baru, maka perlu dilakukan penelitian untuk membandingkan kedua peraturan tersebut yaitu SNI 03-1726-2012 dengan SNI 03-1726-2002 yang sebelumnya.Sehingga dapat memberikan hasil konkrit tentang Kelayakan Bangunan yang dirancang menggunakan Peraturan yang lama.Penelitian yang dilakukan yaitu membandingkan perilaku struktur beton bertulang pada bangunan lantai 4yang dibebani beban gempa berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012.Zona wilayah gempa adalah zona kab.Gianyar(denpasar selatan) dengan jenis tanah sedang. Dari hasil analisis dan komparasi dapat disimpulkan beban dipengaruhi oleh faktor respons gempa pada SNI 2002 memiliki faktor respons gempa lebih besar daripada SNI 2012 yaitu 44,24%. Hasil komparasi analisis gempa statis linier dengan menggunakan analisis statik ekuivalen gaya geser nominal dan simpangan antarlantai SNI 2002 lebih besar daripada SNI 2012 yaitu 21,33% dan 31,78%. Pada analisis gempa dinamis linier dengan menggunakan analisis spektrum respons ragam metode SRSS gaya geser nominal pada arah X(memanjang) pada SNI 2002 lebih besar daripada SNI 2012 yaitu 6,73% sedangkan pada arah Y(memendek) pada SNI 2002 lebih kecil daripada SNI 2012 yaitu 10,54% dan simpangan antarlantai SNI 2002 lebih besar daripada SNI 2012 yaitu 30,15%. Simpangan antarlantai SNI 2002 dengan analisis statis lebih besar daripada analisis dinamis yaitu 18,77%, begitu juga pada simpangan antarlantai SNI 2012 dengan analisis statis lebih besar daripada analisis dinamis yaitu 16,79%. Pada desain tulangan hasil desain tulangan dengan SNI 2002 lebih besar daripada SNI 2012 yaitu 33,22% pada balok dan 41,25% pada kolom.
EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI DAERAH IRIGASI AUMAN BODOG KEC. SELAT DAN KEC. SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM Putu Doddy Heka Ardana; Ni Kadek Astariani; I Wayan Yana Armada
Jurnal Teknik Gradien Vol 13 No 1 (2021): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v13i1.736

Abstract

Kabupaten Karangasem berada dibagian timur Provinsi Bali. Luas Kabupaten Karangasem adalah 839,54 km², dari luas wilayah tersebut sekitar 7.070 Ha (8.42%) merupakan lahan pertanian. Pengairan dengan sistem Irigasi di Kabupaten Karangasem khususnya di kecamatan Selat dan kecamatan Sidemen sangat intensif, ditandai dengan produksi tanaman bahan pangan yang juga tinggi dari pada daerah lain yang ada di kabupaten Karangasem. Wilayah ini memiliki Daerah Irigasi (D.I.) yang cukup banyak dengan luas lahan pertanian yang berbeda-beda. Salah satu daerah irigasi tersebut adalah D.I. Auman Bodog. D.I. Auman Bodog pengelolaanya sudah diambil alih oleh Balai Wilayah Sungai Bali-Penida dari tahun 2016 yang sebelumnya dikelola oleh Kabupaten Karangasem. D.I. Auman Bodog berada di dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Selat dan kecamatan Sidemen. Luas pertanian yang dialiri adalah 454 Ha dan yang masih produktif 290 Ha yang terdiri dari 3 subak yaitu subak Auman luas areal sawahnya 122 Ha, subak Batan Labah luas areal sawahnya 94 Ha, dan subak Bodog luas areal sawahnya 74 Ha, dimana Sumber airnya berasal dari mata air Petung dan mata air Babah yang terletak di desa Muncan kecamatan Selat. Daerah Irigasi Auman Bodog yang berada di 2 (dua) Kecamatan yaitu Selat dan Sidemen, saat ini disubak Bodog yang berada di sawah paling hilir masih kekurangan air akibat banyak terjadi kebocoran yang disengaja maupun tidak disengaja, yang disengaja karena beberapa petani mengambil air dari saluran induk untuk mengairi sawah, yang tidak disengaja kemungkinan ada kerusakan pada jaringan irigasi yang menyebabkan kebocoran air terlalu tinggi. Penurunan kinerja jaringan irigasi merupakan ancaman nyata terhadap kebutuhan air untuk sawah. Dampak penurunan kinerja irigasi akan mempengaruhi komitmen petani untuk tetap mempertahankan ekosistem sawah. Hal inilah yang mendorong perlunya mengevaluasi kinerja jaringan irigasi D.I. Auman Bodog sebagai tindak lanjut dari pengelolaan Jaringan Irigasi Auman Bodog, dalam upaya penggunaan air irigasi yang efektif dan efisien.
ANALISIS BIAYA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Studi Kasus: Proyek Pembangunan Ruang Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Ruang UKS, Rumah Dinas Kepala Sekolah, dan Penataan Halaman SD Negeri 5 Carangsari Ida Bagus Gede Indramanik; Ni Kadek Astariani; I Wayan Sujarta
Jurnal Teknik Gradien Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Teknik Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v14i1.830

Abstract

The Library Room Development Project, Computer Laboratory, UKS Room, Headmaster's Office House, and Structuring of State Elementary School Page 5 Carangsari experienced delays in disbursement of the termin money from the time of its submission so that the contractor experienced a negative cash flow in a certain period in his efforts to complete the progress of his project. Therefore, it takes a method so that the contractor can estimate the cost of implementation by maximizing the completion of project progress using the ACWP (Actual Cost of Work Performed), BCWP (Budgeted Cost of Work Performed), and BCWS (Budgeted Cost of Work Shcedule) methods. The results of the analysis showed that the cost of ACWP was less with a profit of Rp. 320,927,690.00, bcwp and BCWS costs obtained the same result between expenditure and income (balanced). Overall at a cost of Rp. 1,057,744,110.00 contractors have been able to complete the project of Building Library Room, Computer Laboratory, UKS Room, Principal's Office House, and Structuring of State Elementary School Page 5 Carangsari with a contract value of Rp. 1,378,671,800.00.
PKM BUDIDAYA LEBAH KELE KELE DI DESA SIBANG KAJA KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG BALI Ni Kadek Astariani; I Gst. Bgs. Wirya Gupta
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 8: Januari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i8.980

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui budidaya lebah madu kele-kele yang berlokasi di Desa Sibang Kaja melibatkan partisipasi mitra kelompok “Blumbung Sari”. Desa Sibang Kaja memiliki potensi sumber daya alam untuk lebah madu berupa ketersediaan bunga dan buah sebagai vegetasi dan pakan lebah. Selain itu, sudah ada kelompok peternak madu kele-kele “Blumbung Sari” yang memiliki anggota 21 orang di lokasi mitra tersebut. Adapun tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dari anggota kelompok ternak yang ada, sehingga dapat meningkatkan produktivitas lebah madu kele-kele yang telah dimiliki oleh masing-masing anggota. Metode pelaksanaan kegiatan yang diawali dengan survey awal, perencanaan, persiapan kegiatan, penyuluhan, pendampingan hingga monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan ini berdampak positif, hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi aktif dari peserta penyuluhan, dan adanya kenaikan hasil pre-test dan post-test dengan rata rata 85%.