Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Uji Parametrik dan Non Parametrik Serta Uji Mikroskopis Tanaman Biji Kewwer (Cassia Ocidentalis Linn) Sebelum dan Sesudah Roasting Isye Martiani; Ria Mariani; Noviyanti ;; Nisa Ariyanti
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 6, No 1 (2021): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v6i1.1615

Abstract

Telah dilakukan pemeriksaan parameter spesifik dan non spesifik dari seduhan dan Ekstrak Etanol Biji Kewer (Cassia ocidentalis Linn) sebelum dan sesudah roasting. Tanaman ini secara empiris dipergunakan sebagai tanaman herbal untuk pengobatan demam, batuk dan pasta dari daun ini dapat digunakan untuk penyakit kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter spesifik dan non spesifik dari air seduhan dan ekstrak etanol biji kewer sebelum dan sesudah roasting sesuai dengan FHI dan MMI. Karakterisasi simplisia dan analisis mikroskopik dilakukan terhadap simplisia yang telah dilakukan roasting dan sebelum roasting. Hasil uji parameter non spesisfik menunjukan bahwa nilai Kadar abu total sebelum roasting dan sesudah roasting sebesar 3,32% dan 3,72%. Kadar abu tidak larut asam sebesar 0,4% dan 0,41%. Kadar abu larut air 1,41 % dan 1,86%, kadar air 2%. Nilai untuk uji parameterik spesifik menunjukan kadar sari larut air sebelum roasting dan sesudah roasting 17,1 % dan 16,02%, kadar sari larut etanol 6,3% dan 5,59% sedangkan susut pengeringan sebesar 6,5% dan 4,5 %. Untuk hasil mikroskopis menunjukan adanya mesocarp, epidermis, mesofil, sklereida, jaringan lemak, trikoma, dan perikarp.
Studi Literatur : Aktivitas Antibakteri Daun Binahong (Anredera cordifolia) terhadap Staphylococcus aureus Sevira Putri Damayanti; Ria Mariani; Doni Anshar Nuari
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 9, No 1 (2022): Februari
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v9i1.3367

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Pengobatan infeksi biasanya menggunakan antibiotik, namun ditemukan masalah dalam penggunaan antibiotik salah satunya resistensi antibiotik. Binahong (Anredera cordifolia) dapat dijadikan sebagai alternative pengobatan antibakteri. Tujuan artikel review ini adalah untuk mereview ekstrak daun binahong yang dapat berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus termasuk didalamnya menggali informasi mengenai konsentrasi yang memberikan zona hambat terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan golongan senyawa yang bertanggungjawab terhadap aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus. Hasil uji antibakteri terhadap ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi pada konsentrasi 10%, 15%, 20% dengan diameter zona hambat 1,7 mm, 2,0 mm, 2,6 mm, sedangkan pada metode dilusi pada konsentrasi 25%. Pada fraksinasi daun binahong (Anredera cordifolia) dapat menghambat pertumbuhan Staphyloccus aureus (MIC 512 µg/ml). Hal ini dapat dikatakan bahwa ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) berpotensi dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) diduga adanya senyawa alkaloid, steroid, flavonoid dan fenol yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BIJI KEWER (Cassia occidentalis Linn) YANG DISANGRAI DAN TANPA DISANGRAI : ANTIOXIDANT ACTIVITY OF ROASTED AND NON-ROASTED KEWER SEEDS (Cassia occidentalis Linn) Isye Martiani; Ria Mariani; Nisa Aryanti
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.746

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati. Salah satu tumbuhan yang berasal dari Indonesia adalah kewer, secara tradisional biji kewer sering dikonsumsi sebagai teh herbal oleh masyarakat untuk meningkatkan kebugaran tubuh. Pada tumbuhan kewer terdapat metabolit sekunder flavonoid dan tanin yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari seduhan dan ekstrak etanol biji kewer (Cassia occidentalis Linn) yang disangrai dan tanpa disangrai. Terhadap biji kewer yang diperoleh dibuat menjadi 2 kelompok sampel disangrai dan tanpa disangrai. Kemudian masing-masing kelompok dibuat menjadi ekstrak air melalui proses penyeduhan dengan air panas dan ekstrak etanol menggunakan metode maserasi. Aktivitas antioksidan ditentukan menggunakan metode DPPH dimana aktivitasnya ditunjukkan oleh besarnya IC50. Aktivitas antioksidan kuat ditunjukkan oleh ekstrak etanol biji kewer yang disangrai dengan nilai IC50 91,2577 ppm, sedangkan aktivitas antioksidan sedang dan lemah ditunjukkan oleh ekstrak etanol biji kewer yang tanpa disangrai dengan nilai IC50 149,3811 ppm dan ekstrak air biji kewer yang disangrai dengan nilai IC50 349,3966 ppm. Adapun untuk ekstrak air biji kewer yang tanpa disangrai tidak memiliki aktivitas antioksidan. Kata kunci : Biji kewer, Cassia occidentalis Linn, disangrai, tanpa disangrai
DOCUMENTATION OF TRADITIONAL DRUG AND MEDICINE PLANTS USED COMMUNITY IN TALANG SELUAI VILLAGE SUB DISTRICT ULU OGAN DISTRICT OGAN KOMERING ULU, SOUTH SUMATERA PROVINCE Ria Mariani; Atun Qowiyyah; Mimim Rojena
JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND TECHNOLOGY Voume 1 Nomor 1
Publisher : Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/pst.v1i1.47

Abstract

Plant utilization is an option for medication including plant utilization that carried out by the community of Talang Seluai village. This research hasbeen done in Talang Seluai Village, ulu ogan district, ogan komering ulu area, South Sumatra province, to list medical plant and medical traditional recipes. This research was conducted in october to december 2016.This research was done by descriptive research using a qualitative methodology. The qualitative research was conducted by interview semi structural based on a list of questions. The result showed that the plants of which used medicinally by the village community of Talang seluai, there were 26 species in 18 families, one plant was not detectable, Yakhian, belongs to Leguminosae. Lamiaceae is the most used plant of all. Leaves was the most used and garden was the most collected among them and boiled in the water was the most drug processing used. At Talang Seluai, there were six traditional drug herbs, consist of two internal drugs (diarrhea and rheumatic medicines) and four external drugs (rheumatic, inflammation, wound and skin disorders).
Cross-Cultural Analysis of the Role of Traditional Medicine in Health Access in Indonesia Vera Iriani Abdullah; Wahidin Wahidin; Diki Prayugo Wibowo; Ria Mariani
West Science Interdisciplinary Studies Vol. 1 No. 10 (2023): West Science Interdisciplinary Studies
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/wsis.v1i10.279

Abstract

This study investigates the contribution of traditional medicine on health care access in Indonesia through a quantitative cross-cultural approach. Utilizing a sample of 350 individuals that is diverse in terms of age, gender, and ethnic background, the study investigates the prevalence and characteristics that impact the use of traditional medicine. The findings show that traditional healing methods are heavily relied upon, especially by elderly people and members of specific ethnic groups. The necessity for culturally responsive healthcare practices is highlighted by the discovery that cultural beliefs are important determinants of health-seeking behaviour. The results add to the growing body of knowledge about the integration of traditional medicine into modern healthcare systems by highlighting the significance of customizing therapies to the many cultural settings found throughout Indonesia.
Analyzing Knowledge Networks in Health Care through Collaborative Research Exploration Diki Prayugo Wibowo; Ria Mariani; Novian Aldo; Sulistyo Andarmoyo
West Science Interdisciplinary Studies Vol. 1 No. 10 (2023): West Science Interdisciplinary Studies
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/wsis.v1i10.293

Abstract

The exploration of collaborative research in healthcare is a dynamic and multifaceted endeavor, as evidenced by analysis of influential articles, citation patterns, and keyword frequencies. Davenport and Prusak's seminal work on knowledge management serves as a foundational foundation, emphasizing the critical role of effective knowledge utilization and sharing in collaborative healthcare research. This research explores linkages with other influential articles, including Scott's examination of social network analysis, Star and Griesemer's insights on institutional ecology, and Tranfield et al.'s methodology on evidence-based knowledge management. Further analysis extends to works on thematic analysis, inter-organizational collaboration, cancer genomics, and qualitative research methods, all of which contribute to a rich tapestry of collaborative healthcare research. Keyword analysis revealed thematic priorities, with a major focus on "Care" and "Experience", emphasizing the human dimension of healthcare. Challenges, technology and organizational aspects emerged as prominent themes, reflecting a holistic approach to collaborative exploration. The interplay between keywords such as "Dynamic", "Mechanisms", and "Performance" underscores the evolving nature of collaborative efforts and the need for strategic mechanisms to address challenges and improve performance. The analysis also highlights contemporary concerns, including the impact of the COVID-19 pandemic, barriers to collaboration, and the intersection of mental health and social media.
Studi Perbandingan : Penapisan Fitokimia Serta Aktivitas Antioksidan Daun dan Batang Ketepeng Cina (Senna Alata (L.) Roxb) Diki Prayugo Wibowo; Ria Mariani; Aldy Fadlillah Yusuf
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.20082

Abstract

Antioksidan sangat penting dalam kehidupan kita karena antioksidan dapat menetralkan radikal bebas sehingga dapat mencegah penuaan dini dan penyakit degeneratif. Salah satu tumbuhan obat yang memiliki aktivitas antioksidan adalah ketepeng cina atau Senna alata. Ekstrak daun ketepeng Cina memiliki aktivitas antioskidan lebih kuat daripada ekstrak bunga dan polong. Pada ekstrak daun juga telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Berdasarkan penapisan fitokimia, daun ketepeng cina teridentifikasi senyawa glikosida, tanin, flavonoid, antrakuinon, saponin dan triterpenoid/steroid. Sedangkan pada bunga teridentifikasi senyawa flavonoid, fenolik, saponin dan tanin. Penelitian mengenai identifikasi fitokimia pada batang ketepeng cina serta uji membandingkan aktivitas antioksidan daun dan batang ketepeng cina belum ada. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penapisan fitokimia, aktivitas antioksidan daun dan batang ketepeng cina. Penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan beberapa perekasi identifikasi sedangkan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (2,2 difenil-1-pikrilhidrazil). Berdasarkan hasil penapisan fitokimia daun ketepeng cina teridentifikasi senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, kuinon, saponin dan steroid/triterpenoid. Sedangkan pada batang ketepeng cina teridentifikasi alkaloid, flavonoid, kuinon, saponin dan triterpenoid/steroid. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan dengan DPPH, IC50 ekstrak daun ketepeng cina adalah 18,524 µg/ml dan IC50 ekstrak batang adalah 26,437 µg/ml. Aktivitas antioksidan ekstrak daun dan batang ketepeng cina dikategorikan antioksidan sangat kuat.
Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Pengalaman Keluarga Sakit Demam Berdarah Dengue dengan Pencegahannya Syahrul Tuba; Ria Mariani; Ana Faizah; Agung Sutriyawan; Afif Ramadhan
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 9 No. 2 (2023): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v9i2.168

Abstract

Latar Belakang: Jumlah kasus demam berdarah dengue di kota Bandung masih tinggi yaitu 2.790 kasus. Upaya untuk mengatasi jumlah kasus dan kematian yang terus meningkat, salah satu program pencegahan adalah memutus rantai penularan dengan pemberantasan sarang nyamuk. Tujuan: Penelitian ini untuk menganalisis hubungan pengalaman sakit demam berdarah dengue, pengetahuan dan sikap dengan praktik pemberantasan sarang nyamuk. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga di wilayah kerja Puskesmas Ujung Berung Indah. Sampel diambil secara simple random sampling sebanyak 116 ibu rumah tangga. Subjek penelitian ini adalah ibu rumah tangga. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden ada pengalaman sakit demam berdarah dengue (61,2%) dan memiliki sikap kurang mendukung terhadap pencegahan demam berdarah (73,3%). Lebih dari setengah responden melakukan praktik pemberantasan sarang nyamuk kurang baik (56%) dan berpengetahuan rendah (54,3%). Variabel yang berhubungan dengan praktik pemberantasan sarang nyamuk adalah pengalaman sakit demam berdarah dengue (p=0,003, POR=3,4), pengetahuan (p=0,007, POR=3,0), dan sikap (p=0,013, POR=3,1). Kesimpulan: Pencegahan demam berdarah dengue dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga, serta pengalaman sakit dapat mengubah perilaku ibu rumah tangga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BIJI KEWER (Cassia occidentalis Linn) YANG DISANGRAI DAN TANPA DISANGRAI : ANTIOXIDANT ACTIVITY OF ROASTED AND NON-ROASTED KEWER SEEDS (Cassia occidentalis Linn) Isye Martiani; Ria Mariani; Nisa Aryanti
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.746

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati. Salah satu tumbuhan yang berasal dari Indonesia adalah kewer, secara tradisional biji kewer sering dikonsumsi sebagai teh herbal oleh masyarakat untuk meningkatkan kebugaran tubuh. Pada tumbuhan kewer terdapat metabolit sekunder flavonoid dan tanin yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari seduhan dan ekstrak etanol biji kewer (Cassia occidentalis Linn) yang disangrai dan tanpa disangrai. Terhadap biji kewer yang diperoleh dibuat menjadi 2 kelompok sampel disangrai dan tanpa disangrai. Kemudian masing-masing kelompok dibuat menjadi ekstrak air melalui proses penyeduhan dengan air panas dan ekstrak etanol menggunakan metode maserasi. Aktivitas antioksidan ditentukan menggunakan metode DPPH dimana aktivitasnya ditunjukkan oleh besarnya IC50. Aktivitas antioksidan kuat ditunjukkan oleh ekstrak etanol biji kewer yang disangrai dengan nilai IC50 91,2577 ppm, sedangkan aktivitas antioksidan sedang dan lemah ditunjukkan oleh ekstrak etanol biji kewer yang tanpa disangrai dengan nilai IC50 149,3811 ppm dan ekstrak air biji kewer yang disangrai dengan nilai IC50 349,3966 ppm. Adapun untuk ekstrak air biji kewer yang tanpa disangrai tidak memiliki aktivitas antioksidan. Kata kunci : Biji kewer, Cassia occidentalis Linn, disangrai, tanpa disangrai