Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Need analysis of interactive karaoke multimedia to improve early childhood’s verbal communication ability Miyarso, Estu; Nugroho, Ariyawan Agung; Wulandari, Rina
JOURNAL OF EDUCATION Vol 1, No 1: November 2015
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.866 KB)

Abstract

This study was aimed at determining 1) the relationship between the familyculture and the children interactive karaoke multimedia product development needs, and 2) the needs level of the multimedia interactive karaoke for early childhood to improve their language skills. This study was a survey involving early childhood teachers and parents in Bantul Regency, Kulon Progo Regency, and Yogyakarta City using purposive sampling to obtain the respondents. Data were collected by means of questionnaires, observation sheets, and interview sheets. The data were analyzed using descriptive quantitative and qualitative techniques. The results showed that 88% of early childhood teachers and 79% of early chilhood parents agreed to the need of the development of multimedia computers to improve early childhood’s language skills. Children’s language abilities are infl uenced by their habits in listening, speaking, singing, and also drawing. The facilities and infrastructure availability also affect the children’s language abilities. Family culture is not only a structure, but also an interaction and communication pattern between a family component, especially the children-parent relationship. The most infl uencing factor that affects a family culure is the family socio-economic factors. A good-enough economic families are likely to have a good literate culture which will affect the children’s language ability, because it is supported by a good access to the facilities
Tingkat kepuasan pengguna dan analisis kebutuhan pengembangan Laboratorium Jurusan Sungkono, Sungkono; Nugroho, Ariyawan Agung; Miyarso, Estu
Epistema Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ep.v1i2.34985

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui  tingkat kepuasan pengguna laboratorium Jurusan KTP FIP UNY saat ini dan untuk mengetahui gambaran kebutuhan apa saja untuk  pengembangan laboratorium  Jurusan KTP FIP UNY.Penelitian ini menggunakan pendekatan  kuantitatif dengan jenis metode survey. Subjek penelitian ini adalah seluruh pengguna Laboratorium Jurusan KTP FIP UNY baik pengguna internal maupun eksternal. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling . Adapun sampel penelitian ini berjumlah 175 mahasiswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu  angket tertutup dan terbuka. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan mahasiswa sebagai pengguna internal Lab Jurusan KTP FIP UNY termasuk pada kategori baik (rerata skor 3,52).  Hal ini dapat diartikan pula bahwa tingkat kepuasan mahasiswa pengguna terhadap Lab Jurusan KTP FIP UNY pada tahun 2015 adalah tinggi.  Indikator tingginya tingkat kepuasan pengguna lab jurusan ini ditunjukkan dari aspek tangible yang memperoleh rerata skor penilaian 3,48, aspek responsiveness dengan rerata skor penilaian 3,60, aspek assurance dengan rerata skor 3,53, dan aspek empathy dengan rerata skor 3,47.  Hanya aspek reliability saja yang mendapat skor 3,42 atau masuk pada kriteria cukup. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa secara keseluruhan sudah baik atau sudah memadai. Hal ini terbukti 61% dari 175 orang responden mahasiswa pengguna menilai bahwa ketersediaan sarana prasarana, SDM lab, dan program layanan sebagai komponen kebutuhan untuk pengembangan Lab Jurusan KTP FIP UNY sudah memadai.
Gender Perspective: Independent Learning of Generation Z in Online Learning Muhtadi, Ali; Ismaniati, Christina; Haryanto, Haryanto; Miyarso, Estu; Jayanti, Desi Dwi
Journal of Education Technology Vol. 6 No. 2 (2022): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jet.v6i2.42969

Abstract

Independence in learning is a prerequisite for the implementation of basic online learning which is still a problem in itself, especially among the Z generation whether it is male or female, even though gender is one of the influencing factors in the process of developing learning independence. This study aims to analyze the learning independence of Generation Z in participating in online learning based on gender. This type of research is descriptive quantitative. The population is students across study programs and faculties with a total sample of 70 students consisting of 35 male students and 35 female students. The sample was taken using the snowball sampling technique. Collecting data using online survey techniques with online questionnaire instruments (google form) scale 5. The data were analyzed using quantitative descriptive techniques in the form of percentages. Based on the research, it shows that the mean score of learning independence for male students is 3.74, while female students are 3.84 with a significant difference value of 0.031. From these data it can be concluded that there are differences in the learning independence of Generation Z in terms of gender, this can be seen from the aspects of indicators of self-confidence, disciplined behavior, attitude of responsibility, initiative attitude and self-control attitude possessed by both sexes during follow online learning. The implication of this research is that generation Z becomes able to evaluate themselves about the picture of their learning independence.
Evaluasi Program Kursus Daring pada Lembaga Kursus dan Pelatihan di Kemendikdasmen Septeani, Olga; Muhtadi, Ali; Miyarso, Estu
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2517

Abstract

Direktorat Kursus dan Pelatihan, Kemendikdasmen mengembangkan program Kursus Daring untuk menghadapi tuntutan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi, serta kebutuhan kompetensi tenaga kerja. Namun, implementasinya masih menghadapi berbagai kendala, seperti rendahnya partisipasi, keterbatasan teknis, dan belum adanya evaluasi menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program Kursus Daring di LKP. Evaluasi ini ditinjau dari empat aspek model CIPP: (1) konteks, dinilai dari analisis kebutuhan, sasaran, dan kebijakan program; (2) masukan, dinilai dari kualitas sistem teknis, kualitas desain instruksional, kompetensi instruktur, kualitas manajemen, kesiapan peserta, serta sarana dan prasarana; (3) proses, dinilai dari kualitas pelaksanaan, penyelesaian masalah, dan sistem pemantauan; (4) hasil, dinilai dari kebermanfaatan program, dan ketercapaian kompetensi peserta. Penelitian ini melibatkan 378 responden yang terdiri dari 74 orang instruktur, 115 orang pengelola, dan 189 peserta kursus dan pelatihan. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket, studi dokumentasi, dan wawancara. Instrumen angket divalidasi melalui expert judgement dan validasi konstruk dengan Pearson’s Product Moment, serta diuji dengan teknik Cronbach’s Alpha dengan tingkat reliabilitas sangat baik. Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan aspek konteks memperoleh persentase rata-rata sebesar 93,51% yang termasuk dalam kategori baik, aspek masukan memperoleh nilai persentase rata-rata sebesar 87,77% yang termasuk dalam kategori baik, aspek proses memperoleh persentase rata rata sebesar 81,41% yang termasuk dalam kategori baik, dan aspek hasil memperoleh persentase rata rata sebesar 78,05% yang termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil tersebut, direkomendasikan agar program Kursus Daring dilanjutkan dengan sejumlah perbaikan terutama dalam aspek sarana dan prasarana, sistem pemantauan, dan ketercapaian kompetensi peserta yang memperoleh nilai rendah. Perbaikan dapat dilakukan dengan penyusunan regulasi dan kebijakan yang komprehensif, serta pemantauan program yang sistematis. Selain itu, perlu bermitra dengan industri untuk penyediaan akses internet dan alat praktik mandiri, serta sertifikasi kompetensi sebagai penjamin mutu lulusan yang terstandar.