Claim Missing Document
Check
Articles

Pengembangan Desain Kurikulum Maritim di Jepara Farchan, Achmad; Muhtadi, Ali
Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies Vol 7 No 1 (2019): April 2019
Publisher : Curriculum and Educational Technology Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcets.v7i1.27973

Abstract

This research aims to develop maritime curriculum design in accordance with the needs of the maritime community on the coast of Jepara. The curriculum model used in this research was the D.K. Wheeler by employing several steps including selecting the goals, selecting the learning experiences, selecting the content, organizing the learning experiences and evaluating the process. The techniques of data collection in this research were observations and interviews. Data were analyzed using descriptive-qualitative. Based on the results of the study, curriculum design based on maritime consist of five indicators that need to be considered, the curriculum design should (1) aiming to develop marine potential; (2) based the content on the reality of people?s lives; (3) using a problem solving approach; (4) developing students? life skills and (5) encouraging community participation. The learning experinces that need of the maritime community are technology-based fishing techniques, processing of catches, catching preservation techniques, management of salt ponds, ship engine engineering and fishing gear innovations. Abstrak Penelitian ini bertujuan mengembangkan desain kurikulum bidang kemaritiman yang relevan dengan kebutuhan masyarakat maritim di pesisir pantai Jepara. Model pengembangan desain kurikulum yang digunakan adalah model D.K Wheeler. Langkah penelitian pengembangan ini meliputi seleksi tujuan, seleksi pengalaman belajar, seleksi konten, pengorganisasian pengalaman belajar, dan evaluasi. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, setidaknya desain kurikulum bidang kemaritiman memuat lima indikator yaitu; (1) bertujuan mengembangkan potensi kelautan; (2) konten kurikulum berdasarkan pada realitas kehidupan masyarakat; (3) menggunakan pendekatan pemecahan masalah; (4) mengembangkan keterampilan hidup peserta didik; dan (5) mendorong partisipasi masyarakat. Sedangkan pengalaman belajar yang relevan dengan kebutuhan masyarakat maritim diantaranya teknik melaut berbasis teknologi, pengolahan hasil tangkap, teknik pengawetan hasil tangkap, pengolahan tambak garam, teknik mesin kapal, dan inovasi alat tangkap. Keywords: curriculum deisgn; maritime community; coast of Jepara
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (HOME SCHOOLI/\.G) (Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis) Muhtadi, Ali
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 1 (2008): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Mei 2008
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3447.99 KB)

Abstract

Educational innovation must continues improved, remember stillmuch education problems that have not yet handled properly byconventional method, specially in accomodating difference owned bystudents from character facet, intellegence, background, physicalgrowth, mental, enthusiasm, talent, learns style etc. Existance ofhome schooling education model is must countered as a form ofeducational model alternative and awareness of evocation oldfellows of its responsibility to their children education
PENDEKATAN CONTRUCTJV/ST LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN LEBIH BERMAKNA P ADA MA TA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN Muhtadi, Ali
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 1 (2006): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Mei 2006
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.796 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajarAnconstructivist learning cycle dapat dijadikan alternatif untukmeningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih bermakna pada mata· kuliah media pembelajaran dan untuk mengetahui bagaimanapenerapan model pembelajaran dengan pendekatan Constructivistleaming cycle yang paling baik dan tepat untuk meningkatkan kualitasperkuliahan mala kuliah media pembelajaran.Penelitian ini menggunakan metodologi tindakan kelas dengan subjekpenelitian mahasiswa prodi Tl' sejumlah 25 orang yang mengarn\:iilmata kuliah media pembelajaran. Metode pengumpulan data yangdigunakan yaitu teknik observasi dan tes. Sedang instrumen penelitianyang digunakan adalah catatan observasi dan hasil tes. Analisis datapenelitian menggunakan teknik analisis kualitatif.Hasil tindakan dalam penelitian ini menunjukan bahwa 1). modelpembelajaran dengan menggunakan pendekatan constructivist learningcycle dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kompetensimahasiswa dalam mata kuliah media pembelajaran. 2). denganmencrapkan model pembelajaran menggunakan pendekatanconstructivist learning cycle telah terjadi peningkatan hasil belajarmahasiswa dan kualitas proses pembelajaran yang lebih bermakna.Selain itu dari aspek psikomotor, mahasiswa telah mulai terampil untukmenggunakan beberapa media yang ada seperti media video, audio,OHP, media berprograma, foto, poster, dan CAI (media komputerpembelajaran). Dan dari aspek affektif, siswa akan terlatih untukjujurdengan hasil pengamatannya, dapat bekerja sama dalam kelompok,hati-hati dalam bekerja dan lain-lain.
PEMANFAATAN PROGRAM COMPUTER ASSISTED (NSTRUCTION (CAI) DALAM PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET Muhtadi, Ali
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 1 (2005): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Mei 2005
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2548.378 KB)

Abstract

Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dakun ruangankelas secara tatap muka face to face) pada jam-jam tertentu yangtelah ditentukan deng~n tidak memberikan fleksibilitas di dalampengaturan waktu, jelas akan menjadi hambatan bagi subjekbelajar yang memiliki multi kegiatan. Subjek belajar yang harusbelajar dengan cara duduk, mendengarkan penjelasan pebelajar didalam ruangan kelas secara face to face akan cenderungmenimbulkan iklim belajar yang kaku. Suasana interaksipembelajaran yang demikian, belum tentu dapat membuat nyamansetiap subjek belajar. Program pembelajaran berbasis internetdimungkinkan dapat mengatasi kesulitan belajar yangdikarenakan adanya hambatan jarak, letak geografis, dan waktu,maupun berbagai kesibukan karena telah bekerja. Selain ituprogram pembelajaran berbasis internet yang dipadukan denganmodel pembelajaran konvensional akan mampu mengurangikelemahan pembelajaran konvensional yang mengandalkan tatapmuka antara dosen.dan mahasiswa. Dalam pembelajaran berbasisinternet dapat dimanfaatkan program pembelajaran CAI atau yanglebih dikenal dengan istilah program pembelajaran berbantuankomputer. Program pembelajaran CAI merupakan programpembelajaran interaktif yang di desain dengan memanfaatkankomputer sebagai penyampai pesan atau isi kepada si belajarsecara individual dalam suatu proses atau lingkunganpembelajaran individual. Sentuk-bentuk program CAI yang dapatdikembangkan antara lain yaitu: drill and practice, Problemsolving, simulation dan game. Pemanfaatan program CAI dalampembelajaran berbasis internet dapat dilakukan denganmenempatkan berbagai macam program soft ware CAI dalamsebuah server yang tersambung ke internet, sehingga dapat diaksesoleh peserta didik baik melalui Web-Browser ataupun FileTransport Protocol (Aplikasi Pengiriman File).
Pengembangan Desain Kurikulum Maritim di Jepara Farchan, Achmad; Muhtadi, Ali
Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies Vol 7 No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcets.v7i1.27973

Abstract

This research aims to develop maritime curriculum design in accordance with the needs of the maritime community on the coast of Jepara. The curriculum model used in this research was the D.K. Wheeler by employing several steps including selecting the goals, selecting the learning experiences, selecting the content, organizing the learning experiences and evaluating the process. The techniques of data collection in this research were observations and interviews. Data were analyzed using descriptive-qualitative. Based on the results of the study, curriculum design based on maritime consist of five indicators that need to be considered, the curriculum design should (1) aiming to develop marine potential; (2) based the content on the reality of people’s lives; (3) using a problem solving approach; (4) developing students’ life skills and (5) encouraging community participation. The learning experinces that need of the maritime community are technology-based fishing techniques, processing of catches, catching preservation techniques, management of salt ponds, ship engine engineering and fishing gear innovations. Abstrak Penelitian ini bertujuan mengembangkan desain kurikulum bidang kemaritiman yang relevan dengan kebutuhan masyarakat maritim di pesisir pantai Jepara. Model pengembangan desain kurikulum yang digunakan adalah model D.K Wheeler. Langkah penelitian pengembangan ini meliputi seleksi tujuan, seleksi pengalaman belajar, seleksi konten, pengorganisasian pengalaman belajar, dan evaluasi. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, setidaknya desain kurikulum bidang kemaritiman memuat lima indikator yaitu; (1) bertujuan mengembangkan potensi kelautan; (2) konten kurikulum berdasarkan pada realitas kehidupan masyarakat; (3) menggunakan pendekatan pemecahan masalah; (4) mengembangkan keterampilan hidup peserta didik; dan (5) mendorong partisipasi masyarakat. Sedangkan pengalaman belajar yang relevan dengan kebutuhan masyarakat maritim diantaranya teknik melaut berbasis teknologi, pengolahan hasil tangkap, teknik pengawetan hasil tangkap, pengolahan tambak garam, teknik mesin kapal, dan inovasi alat tangkap. Keywords: curriculum deisgn; maritime community; coast of Jepara
CURRICULUM INTEGRATION OF POPULATION MATERIALS IN SCIENCE SUBJECTS AT SENIOR HIGH SCHOOL Wartiningsih, Wartiningsih; Muhtadi, Ali
Unnes Science Education Journal Vol 8 No 2 (2019): July 2019
Publisher : Department of Integrated Science, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Semarang in Collaboration with Perkumpulan Pendidikan IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/usej.v8i2.31669

Abstract

Various population issues become challenges in sustainable development in Indonesia. For this reason, synergy from various parties is needed to overcome and anticipate the problems caused by this population impact. One of them is by increasing the strategic role of teachers in instilling knowledge, attitudes, behaviors that are responsive and adaptive in dealing with population situations for headmaster, educators, education staff, and students. The effort that can be done is to integrate population material into the teaching and learning process according to the curriculum and local culture. The purpose of the study was to find out the implementation of the population material integration curriculum at High School. The results of this study are that the school curriculum can integrate population material with science subjects, but must be supported by teachers, students, headmaster. In conclusion, the school curriculum at the high school level can be integrated with population material with support from various parties.
MENCIPTAKAN IKLIM KELAS (CLASSROOM CUMATE) YANG KONDUSIF DAN BERKUALITAS DALAM PROSES PEMBELAJARAN Ali Muhtadi
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 2 (2005): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Oktober 2005
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2446.121 KB)

Abstract

Proses pembelajaran seharusnya mampu menciptakan suasana kelas atauiklim kelas yang kondusif untuk mendukung terciptanya kualitas prosespembelajaran. Namup sayangnya proses pembelajaran yang terjadi selama inima8ih cenderung satu aiah, kurang memperhatikan partisipasi aktif siswadalam proses pembelajaran. -Akibatnya· pro5es · pemoetajaran yang terjadiselama ini kurang bermakna bagi siswa, sehingga belum · mampumengembangkan kompetensi dan potensi Jcemampuan siswa secara lebihoptima!. Suatu proses pembelajaran di sekolah yang penting bukan sajamateri yang diajarkan atau pun siapa yang mengajarkan, melairikan bagaimanamateri tersebut diajarkan. Bagaimana guru menciptakan iklim kelas(Classroom Climate) dalam proses pembelajaran tersebut.Banyak faktor yang perlu dipe:rhatikan dalarn menciptakan iklim kelasyang berkualitas dan kondusif guna meningkatkan prestasi belajar siswa.Adapun beberapa faktor yang perlu diperhatikan tersebut antara lain, yaitu:pertama, pendekatan pembelajaran hendaknya berorientasi pada bagaimanasiswa belajar (student centered); Kedua, adanya penghargaan guru terhadappartisipasi aktif siswa dalam setiap konteks pembelajaran. Ketiga, guruhendaknya bersikap demokratis dalam memeneg kegiatan pembelajaran.Keempat, setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaransebaiknya dibahas secara dialogis. Kelima, lingkungan kelas sebaiknyadisetting sedemikian rupa sehingga memotivasi belajar siswa dan mendorongterjadinya proses pembelajaran. Keenom, menyediakan berbagai jenis sumberbelajar atau informasi yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yangdapat diakses atau dipelajari siswa dengan cepat.
IMPLEMENTASI KONSEP PEMBELAJARAN "ACTIVE LEARNING" SEBAGAI UP AYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN Ali Muhtadi
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 1 (2009): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Mei 2009
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1560.428 KB)

Abstract

The teaching and learning activities in higher education nowadays have beendominated and focused on the application of exposition or expository learningstrategy. In the exposition learning strategy, lesson materials are presented tothe participants who have the ability to control their own materials. As aconsequence, students are become quite passive since there is no initiative toparticipate in the lecturing and also because of the less conducive conditionwhere students have to develop knowledge by themselves. Students areencouraged to ask questions, raise opinions, or discuss relevant issues. Inorder to improve the students' learning activities in the classroom to becomemore dynamic, we can apply one alternative study using "active learning"approach. The implementation of this learning model can be developed into 8procedures or phases that are: (1) orientation (2) group forming (3) teamworkassignment (4) exploration (5) presentation (6) checking students'understanding and the student 's mastery of learning materials (7) reflectionand feedback, and (8) formative evaluation.
METODE PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KESIAPAN SEKOLAH PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK PRA-SEKOLAH Ali Muhtadi
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 1 (2010): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Mei 2010
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.015 KB)

Abstract

One of function of kindergarten education is to develop readiness of student in entering elementary school education. This function is important, remember research result indicates that children that follow kindergarten education shows achievement learns better in elementary school is compared to pupils that not follow kindergarten education (Wylie, 1998). To develop deftness that related to readiness of school, Muijs Reynolds (2008:280) say some key deftnesses that must passed to kindergarten child, that is: social deftness, deftness communicates, and deftness related to behaviour in task solution. As for some learning methods that applicable to develop deftnesses obove, that is: playing, cooperative learning, drama and short sandiwara, demonstration, discussion, problem solving, and mengategorisasikan object.
MOBILITAS MAHASISWA TEKNOLOGI PENDIDIKAN MENCARI SUMBER BELAJAR DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PROSESPEMBELAJARAN Ali Muhtadi; Sugeng Bayu Wahyono
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 1 (2005): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Mei 2005
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya mobilitas mahasiswa dalam memanfaatkan sumbersumberbelajar, seperti mengunjungi perpustakaan, mengikutidiskusi dalam forum akademik, dan rajin mengakses informasipengetahuan dalam jaringan media on line merupakan penunjangkualitas kegiatan pembelajaran di Perguruan Tinggi. Penelitian iniingin mengetahui bagaimana mobilitas mahasiswa dalam mencarisumber-sumber belajar dalam upaya meningkatkan pengembangan. kualitas akademiknya. Juga ingin mengidentifikasi faktor-faktor.. ~a yang ber~ubungan ~~nga~ ~obilitas mahasiswa dalam .mencar~· · .sumber belaJar. Peneht1an m1 menggunakan metodolog1 surva1: ) dalam usaha mencari, mengungkap, dan memberikan penjelasanterhadap isu di seputar pemanfaatan sumber belajar. Populasidalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan· FIP UNY sejumlah 200 mahasiswa. Pengambilan sampel sejumlahJ 00 orang dengan teknik random sampling. Analisis data yangdigunakan adalah statistik deskripif sede:: ana yang diperkuatdengan teknik deskriptifkualitatif.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1 ingkat mobilitasmahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan dalam mencari sumberbelajar berada dalam kategori sedang dan cenderung rendah.Kunjungan ke perpustakaan cenderung hanya memanfaatkanperpustakaan di seputar kampus, kepemilikait buku masuk dalamkategori rendah, sebagian besar mahasiswa memiliki buku dibawah 20 eksemplar dan belanja untuk pengadaan buku sebagianbesar di bawah Rp 25.000. Sementara itu frekuensi kunjungan kejaringan situs internet belum begitu tinggi, dan terdapatkecenderungan lebih terdorong oleh motif i'ekreatif daripada. motifedukatif. Rendahnya mobilitas mahasiswa tersebut terutamadipengaruhi oleh masih kurang memadainya kualitas perencanaanmengajar dosen dan minimnya fasilitas belajar mahasiswa.Sedangkan tingginya status sosial ekonomi mahasiswa tidakberhubungan secara cukup signifikan dengan tingginya mobilitasmahasiswa dalam mencari sumber belajar.