Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi sebagai Bahan Baku Pupuk Bokhasi - Non Kimia sebagai Inovasi Pendukung Pertanian Organik Hardian Ningsih
JURNAL PENGABDIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Teknologi Tepat Guna
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47942/jpttg.v3i1.967

Abstract

Penyelenggaraan kegiatan di latar belakangi karena adanya limbah kotoran sapi milik para peternak yang belum di manfaatkan dengan baik. Adanya peluang untuk menginovasikan limbah kotoran sapi tersebut menjadi sebuah pupuk yang dapat memberikan tambahan pemasukan bagi para peternak. Metode yang diterapkan berupa pendampingan kepada petani dan peternak yang diawali dengan melakukan sosialisasi kepada para peternak dan petani. Kegiatan lanjutan dari sosialisasi adalah kegiatan pendampingan pembuatan bokashi terhadap petani dan peternak dengan sistem door to door. Hasil pengaplikasian dari pupuk terbukti bagus sesuai dengan hasil analisis laboratoriumnya. Pembuatan bank bokhasi diperuntukan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat bagaimana cara membuat produk yang memiliki nilai jual.
Desain Kemasan Produk UMKM Makanan Ringan sebagai Peningkatan Daya Beli Konsumen Keripik Singkong Rizki Puspita Dewanti; Hardian Ningsih; Edi Paryanto; Sigied Himawan Yudhanto
UN PENMAS (Jurnal Pengabdian Masyarakat untuk Negeri) Vol 1 No 2 (2021): UN PENMAS Vol 1 No 2
Publisher : LPPM Universitas Narotama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.108 KB) | DOI: 10.29138/un-penmas.v1i2.1593

Abstract

Produk makanan ringan keripik singkong merupakan salah satu produk yang sedang berkembang di pasar. Salah satunya di Desa Puntukrejo, kabupaten Karanganyar. Produsen keripik singkong di desa tersebut baru berjumlah satu orang yaitu usaha keripik singkong yang dimiliki oleh Bapak Ibnu Kurniawan dan belum memiliki nama UMKM. Kendala yang dihadapi oleh mitra yaitu pada proses pengemasan, produk masih dikemas dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan plastik dan lilin untuk merapatkan sisi kemasan. Oleh sebab itu, produk yang dihasilkan rawan dengan resiko ketengikan dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama (daya umur simpan rendah) yang berakibat pada penurunan kualitas produk. Selain itu, desain kemasan juga masih berbentuk sederhana dan kurang menarik. Padahal desain kemasan merupakan salah satu faktor penentu konsumen dalam membeli produk. Selain itu, adanya pandemi covid 19 menyebabkan omzet penjulan semakin menurun. Keterbatasan sumber daya manusia, juga menjadikan pembukuan/laporan keuangan mitra belum tercatat dengan baik serta pemasaran yang dilakukan belum mengoptimalakan digital marketing, sehingga jangkauan pemasaran belum terlalu luas. Maka dari itu, tim pengabdi mempunyai gagasan untuk bekerjasama dengan mitra untuk membuatkan desain kemasan yang menarik sehingga dapat meningkatkan daya beli konsumen yang berdampak pada peningkatan nilai tambah produk dan profitabilitas usaha. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini yaitu Participatory Rural Appraisal (PRA), yaitu sebuah metode pemberdayaan yang menekankan partisipasi aktif mitra dari perencanaan sampai dengan evaluasi program. Kegiatan utama dalam pengabdian ini dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama dengan menggunakan metode instruksional dan dialogyaitu melalui kegiatan sosialisasi optimasi desain kemasan menarik serta digital marketing. Tahap kedua dilakukan dengan pengemasan produk dengan desain kemasan baru. Tahap ketiga dilakukan pemasaran produk dengan mengoptimalkan digital marketing. Manfaat dari program ini adalah terwujudnya pemberdayaan masyarakat dengan pembuatan desain kemasan yang menarik dan digital marketing. Harapannya omzet penjualan mitra semakin meningkat. Luaran yang direncanakan dalam program ini adalah publikasi jurnal berISSN.
Keragaman Genetik Sirih Cina (Peperomia pellucida L.) Berdasarkan Penanda RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) Nandariyah Nandariyah; Hardian Ningsih; Annisa Nur Fadhillah; Parjanto Parjanto; Edi Paryanto
Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi Vol 26, No 1 (2024): Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agsjpa.v26i1.92694

Abstract

Chinese betel is a plant widely found in Indonesia, especially in the ex-Karasidenan area of Surakarta. The existence of growing Chinese betel can be found at various altitudes with humid growing conditions with low sun intensity. People in Surakarta believe that Chinese betel can be used as a traditional medicine. Chinese betel nut is suspected to contain a minerals and bioactive substances that are beneficial to health. Currently, there are few references to Chinese betel, especially related to genetic diversity. This study aims to study the diversity of Chinese betel band patterns based on RAPD markers using OPA-3, OPA-4, OPA-11, OPC-05, and OPD-4 primers. This research was carried out at the Plant Breeding Laboratory, Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University, Yogyakarta in July - November 2023 using Chinese betel leaf DNA taken from various places in the ex-karasidenan area of Surakarta. The results of the data analyzed by NTSYSpc version 2.02 with the SimQual (Similarity for Qualitative Data) function using the UPGMA (Unweighted Pair Group with Arithmetic Averaging) method based on the Jaccard similarity index value. The amplification results showed 30 bands with 13 polymorphic bands and 17 monomorphic bands. The level of polymorphism among Chinese betel samples in the five RAPD primers used presented 44.36% of the total 13 polymorphic bands. Jaccard's genetic similarity matrix data ranged from 0.667 – 0.964. The results of the dendogram show that the sample is divided into two clusters with a diversity index of 0.28.