Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LITERASI MATEMATIKA DITINJAU DARI SELF EFFICACY DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM SOLVING LEARNING MODEL DENGAN STRATEGI SCAFFOLDING Istikomah Suci Lestari; Zaenuri Zaenuri; Mulyono Mulyono
Jurnal Inovasi Sekolah Dasar: Kajian Pengembangan Pendidikan Vol 9, No 1 (2022): INOVASI SEKOLAH DASAR
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jisd.v9i1.17091

Abstract

Literasi matematika dan self efficacy mempunyai peranan penting dalam matematika. Dalam mengajarkan literasi matematika perlu dikembangkan sikap kepercayaan diri siswa. Model pembelajaran yang dianggap tepat yaitu problem solving learning dengan strategi scaffolding. Model ini memberi peluang siswa untuk menyelesaikan masalah yang diberikan secara mandiri sehingga mampu menerapkan konsep yang telah diperolehnya dan scaffolding memberi bantuan secukupnya kepada siswa berdasarkan pada bentuk kesulitan yang dialaminya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis literasi matematika ditinjau dari aspek self efficacy siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi dengan desain eksplanatori sekuensial. Subjek penelitian yaitu siswa kelas V SDN Sidorejo Tapah. Mereka digolongkan berdasarkan kategori self efficacy yaitu tinggi dan sedang. Pengumpulan data kuantitatif dengan tes literasi matematika dan pengumpulan data kualitatif adalah angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) literasi matematika siswa dalam kategori sedang, (2) rata-rata literasi matematika siswa ditinjau dari self efficacy yang memperoleh pembelajaran problem solving learning dengan strategi scaffolding lebih dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, (3) literasi matematika siswa dengan self efficacy tinggi hampir dapat menguasai semua indikator dengan baik, siswa dengan self efficacy sedang mampu menguasai beberapa indikator. Dapat disimpulkan bahwa problem solving learning dengan strategi scaffolding dapat meningkatkan literasi matematika siswa.
Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Masa Pandemi Covid-19 Helmi Yanti; Zaenuri Zaenuri; Walid Walid
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi covid-19 sedang marak-maraknya di dunia saat ini. Banyaknya negara yang memutuskanmenutup sekolah, perguruan tinggi dan universitas. Begitu pula di indonesia banyak yangmemutuskan menutup sekolah dan perguruan tinggi guna untuk memutus tali rantai penyebarancovid-19, salah satu sekolah di Indonesia khususnya di Kabupaten Kampar, Riau yang memutuskanuntuk menutup sekolah dan melakukan pembelajaran dengan cara daring/jarak jauh adalah MTsNegeri 3 Kampar, aplikasi yang digunakan adalah whatsapp group, dengan menggunakan aplikasiini di harapkan siswa untuk bisa belajar secara aktif dan mandiri. Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran matematika di masa pandemi covid19. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner yang diberikan kepada 6orang siswa secara online. Hasil penelitian menunjukkan untuk indikator mempunyai inisiatif danmotivasi belajar dan indikator konsep diri/kemampuan diri sebesar 76% di kategorikan baik,sedangkan untuk indikator memandang kesulitan terhadap tantangan, indikator memilih menerapkanstrategi belajar, indikator memahami, menyusun dan mengontrol waktu belajar, indikatormemanfaatkan dan mencari sumber yang relevan sebesar 57% di kategorikan masih rendah
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Pada Model Problem Based Learning (PBL) Berbantu Media Pembelajaran Interaktif dan Google Classroom Dimas Sofri Fikri Arif; Zaenuri Zaenuri; Adi Nur Cahyono
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurangnya kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika disebabkan oleh beberapafaktor, salah satunya yaitu siswa cenderung menghafal materi dan rumus daripada memahamikonsep, sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang membutuhkan analisis,manipulasi dan strategi. Kemampuan berpikir kritis memiliki 5 indikator, yaitu klarifikasi dasar(Basic Clariification), memberikan alasan sebuah keputusan (The Bases for a decision),menyimpulkan (Inference), klarifikasi lebih lanjut (Advanced Clarification), dugaan danketerpaduan (Supposition and integration). Untuk menunjang kemampuan berpikir kritis, guruharus mendesain dan memilih model pembelajaran yang dapat menambah aktivitas berpikir siswa,membuat siswa terbiasa dalam menyelesaikan permasalahan serta dapat mengembangkankemampuan berpikir kritisnya. Penulis mencoba untuk menggali model Problem Based Learningdimana digunakan permasalahan dunia nyata sebagai titik awal pembelajaran. Penggunaan modelini dilengkapi dengan media pembelajaran interaktif, sehingga pembelajaran lebih menarik dandapat memudahkan siswa untuk memahami konsep yang abstrak. Penggunaan media pembelajaraninteraktif juga dimaksudkan agar siswa dapat belajar secara mandiri dengan baik, serta dapatmengatasi tidak adanya tatap muka dalam pembelajaran.
Eksplorasi Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa di Era Pandemi Nurul Alfiyah Alsalamah; Zaenuri Zaenuri; Isnarto Isnarto
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran matematika tidak hanya menekankan pada menghafal konsep dan teorema namun siswajuga harus dapat mengembangkan kemampuan nalar yang logis untuk menyelesaikan persoalanmatematika yang berkaitan dengan kehidupan sekitar. Salah satu rendahnya kemampuan matematiskarena pembelajaran matematika di Indonesia belum mengarahkan siswa pada proses bernalar,berkomunikasi, pemecahan masalah, dan literasi matematis. Sekolah dan perguruan tinggi juga telahditutup sementara sejak 14 Maret 2020 dan memindahkan kelas tatap muka mereka ke pembelajarandaring menjadi alternatif pembelajaran saat ini. Dalam situasi ini, siswa dituntut belajar mandiri.Kemandirian belajar dibutuhkan oleh siswa karena menentukan keberhasilan belajar. Untuk menunjangkemampuan penalaran dan kemandirian belajar siswa guru harus merancang dan menetapkan modelpembelajaran yang sesuai dengan permasalahan. Penulis mencoba untuk menggali model pembelajaranflipped classroom. bahwa flipped classroom juga disebut sebagai pembelajaran terbalik atau instruksiterbalik. Dalam model pembelajaran flipped classroom, guru mengalihkan pembelajaran langsung dariruang pembelajaran kelompok besar dan memindahkannya ke ruang pembelajaran individu, denganbantuan salah satu dari beberapa teknologi. Flipped classroom menekankan pemanfaatan pembelajaranmandiri online dan interaksi kelas fisik dengan mengadopsi berbagai pedagogi, seperti, pembelajaranberbasis inkuiri, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran denganmelakukan di antara anggota tim kolaboratif.