Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ESTIMASI TINGKAT KEKRITISAN LAHAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN TANJUNG SELOR, KABUPATEN BULUNGAN Utomo, Adymas Putro; harviyanti, enny; evelina, ria
Jurnal Spasial Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/js.v6i2.3788

Abstract

Based on data obtained from the Regional Environmental Status (SLHD) of North Kalimantan in 2016 noted, the area of critical land in the province of North Kalimantan reached 124,993,532 hectares (Ha). This amount accounts for around 0.53 percent of the total national degraded land which reaches 24 million hectares. The area of critical land in Bulungan Regency is 7,398.22 Ha, and has land with a very critical status of 232.68 Ha. This shows that critical land has occurred in almost all regions of Bulungan Regency. The purpose of this study was to determine the extent of the level of land criticality in the Tanjung Selor Subdistrict. The method used is spatial analysis of various parameters using geographic information systems. The results of mapping of critical land classes in Tanjung Selor Subdistrict obtained that Critical Land 33.96 Ha (0.06%), Critically Fair Land 4,747.49 Ha (8.87%), Critical Potential Land 39,860.11 Ha (74.45%) and Non Critical Land 8,898 Ha (16.62%)
ANALISIS FAKTOR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 2014 Enny Haviyanti, Adymas Putro Utomo
Prokons: Jurnal Teknik Sipil Vol. 10 No. 2 August 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/prokons.v10i2.111

Abstract

Produktivitas sebagai salah satu ukuran apakah suatu proyek dilaksanakan secara efektif atau tidak. Produktivitas proyek di Indonesia tidak lepas dari produktivitas pekerja, karena karakteristik proyek-proyek di Indonesia masih berorientasi pada para pekerja sebagai faktor yang dominan dalam pelaksanaannya. Faktor produktivitas pekerja tersebut antara lain pendidikan, pengalaman, tingkat penghasilan, sarana, motivasi, kedisiplinan, dan budaya kerja. Sedangkan Organizational Citizenship Behavior (OCB) lebih berkaitan dengan manifestasi pekerja sebagai makhluk sosial. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan faktor produktivitas pekerja pada proyek konstruksi di Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara. Penelitian ini juga bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi produktivitas pekerja yaitu: aspek pendidikan, pengalaman, tingkat penghasilan, sarana, motivasi, kedisiplinan, dan budaya kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).Objek penelitian ini adalah pekerja pada proyek konstruksi yang ada di Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara. Perusahaan konstruksi yang diambil sampelnya adalah perusahaan grade 6 dan grade 7. Pendekatan  penelitian yang digunakan adalah pendekatan statistic dan analisis lintas. Hasilnya diperoleh bahwa Untuk variable faktor produktivitas yang mempunyai pengaruh total paling besar di Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara adalah  aspek pendidikan.Kata kunci: analisis faktor, faktor produktivitas, organizational citizenship behavior (OCB) 
Clustering Wilayah Kerawanan Stunting Menggunakan Metode Self Organizing Map (SOM) Berbantu Matlab : (Studi Kasus: Kabupaten Bulungan) Christyanti, Ratna Dwi; Aisyah, Siti; Utomo, Adymas Putro; Jayanti, Renata
Jurnal Sains Benuanta Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Sains Benuanta Vol. 2 No. 2 Desember 2023
Publisher : FMIPA-Unikaltar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61323/jsb.v2i2.103

Abstract

Stunting adalah kondisi gizi buruk dimana balita mengalami perlambatan dalam hal pertumbuhan pada umumnya, sehingga mengakibatkan tinggi badan yang dibawah standar. Kabupaten Bulungan menyumbang angka terbanyak kasus stunting di Kaltara. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daerah mana saja yang rawan terkena stunting, untuk mengetahuinya kita perlu menggunakan sebuah metode clustering atau pengelompokan. Metode yang digunakan Self Organizing Map (SOM). Penelitian ini menghasilkan 2 cluster wilayah kerawanan stunting yaitu cluster rawan dan cluster sedang, dari 81 wilayah yang ada di Kabupaten Bulungan hanya ada 2 wilayah yang masuk dalam cluster rawan yaitu wilayah Long Lejuh dan Long Peleban sedangkan 79 wilayah lainnya berada pada cluster sedang
Sosialisasi Pemanfaatan Lahan Perkarangan dalam Upaya Pemenuhan Konsumsi Keluarga Lesmana, Rina; Utomo, Adymas Putro; Aisyah, Siti; Nurul
Jurnal Benuanta Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Benuanta Vol. 3 No.1 Tahun 2024
Publisher : FMIPA-Unikaltar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61323/jb.v3i1.86

Abstract

Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga (IRT) tentang pemanfaatan lahan perkarangan dalam pemenuhan gizi keluarga. Lahan perkarangan n merupakan lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal. Lahan ini jika dipelihara dengan baik akan memberikan lingkungan yang menarik, nyaman dan sehat, sehingga membuat kita betah tinggal di rumah. Pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sesuai dengan selera dan keinginan kita. Misalnya dengan menanam tanaman produktif seperti tanaman hias, buah, sayuran, rempah-rempah dan obat-obatan. Dengan menanam tanaman produktif di pekarangan akan memberi keuntungan ganda, salah satunya adalah kepuasan jasmani dan rohani. Pemanfaatan lahan perkarangan salah satunya adalah dimanfaatkan sebagia kebun gizi yang dapat dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan keluarga. Kebun gizi ini dapat dibuat di lahan pekarangan masingmasing warga. Kebun gizi memiliki arti penting, selain untuk menyediakan bahan pangan nabati yang terjamin kualitasnya, juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi keluarga. Kebun gizi ini dapat ditanami sayuran, buah, serta tanaman bumbu atau empon-empon. Dari hasil panenan yang diambil di kebun gizi, kebutuhan akan vitamin dan mineral serta serat dari sayuran dan buah dapat terpenuhi dan masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang untuk membelinya.
Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Rumah Tangga Di Desa Apung Suryanta, Ipung; Utomo, Adymas Putro; Aisyah, Siti
Jurnal Benuanta Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Benuanta Vol. 3 No.2 Tahun 2024
Publisher : FMIPA-Unikaltar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61323/jb.v3i2.110

Abstract

Sampah merupakan material sisa dari makluk hidup atau proses alam yang memerlukan suatu penangan serius karena dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan dan lingkungan. Keberadaan sampah rumah tangga perlu disikapi dengan pengelolaan sampah. Oleh karena itu diperlukan penanganan limbah, termasuk sampah rumah tangga dimana sampah tidak lagi dibuang secara sengaja, melainkan akan diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi manusian seperti pembuatan pupuk organik cair (POC). POC adalah jenis pupuk organik yang berwujud cair serta mudah larut di dalam tanah. Pupuk organik cair memiliki beberapa kelebihan yaitu pengolahan sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang begitu lama, mudah diserap oleh tanaman, mampu memperbaiki susunan pada partikel tanah, dan mudah dalam pengaplikasianya. Proses pembuatan pupuk organik cair pada umumnya melalui proses penguraian oleh aktivitas mikroba. POC yang berasal dari limbah rumah tangga dinilai cocok untuk dipekenalkan kepada masyarakat, hal ini dikarenakan teknik pengomposan pada dasarnya sangat mudah serta produk yang dihasilkan juga bisa bermanfaat sebagai pupuk sintetik atau bahkan bisa dijadikan peluang usaha. Kegiatan sosialisasi pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai POC untuk membantu meningkatkan produktivitas tanaman.
Implementation of Fuzzy C-Means in Clustering Stunting Prone Areas Christyanti, Ratna Dwi; Sulaiman, Dady; Utomo, Adymas Putro; Ayyub, Muhammad
International Journal of Natural Science and Engineering Vol. 6 No. 3 (2022): October
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijnse.v6i3.53048

Abstract

Stunting is a chronic nutritional problem that occurs in toddlers, defined based on height for age (TB/U) which is less than two negative standard deviations or a toddler's height is shorter than it should be. Stunting is a chronic nutritional problem in toddlers, characterized by a shorter height than the height of children his age. Bulungan Regency is one of 160 urban regencies in Indonesia that is intervened to focus on reducing stunting. Based on these problems, this study aims to determine the cluster of stunting vulnerabilities in Bulungan Regency. The method used is Fuzzy C-Means (FCM). The results of this study are that the area in cluster 1 has a high level of vulnerability because it has the lowest level of adequacy of posyandu (active) and high incidence of LBW in infants, cluster 2 has a moderate level of vulnerability because it has an adequate level of puskesmas, adequacy of posyandu (active), the adequacy of doctors, the adequacy of nutritionists, the adequacy of midwives, the percentage of moderate LBW, and cluster 3 have a low level of vulnerability because they have a low average percentage of LBW and a high level of adequacy of posyandu (active) in the area.
Indigenous, Diversity, and the Future of Human Rights in Regional Legal Systems Yahya Ahmad Zein; Adymas Putro Utomo; Muhammad Husin Ali; Rafiq Idris; Didi Adriansyah
Journal of Human Rights, Culture and Legal System Vol. 5 No. 2 (2025): Journal of Human Rights, Culture and Legal System
Publisher : Lembaga Contrarius Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53955/jhcls.v5i2.573

Abstract

Indigenous peoples and cultural diversity present both opportunities and challenges for advancing human rights at the regional level. Although their rights are recognized in the constitution and under international law, the implementation of these protections remains difficult. This study aims to assess the protection of indigenous peoples’ rights within the regional legal framework. The research employs a normative juridical method, utilizing a conceptual approach, statutory analysis, and a comparative perspective with the Philippines. The findings indicate, first, that indigenous peoples in Indonesia remain vulnerable to discrimination, marginalization, and the infringement of their rights, despite constitutional and international recognition. Some regions have responded by enacting Regional Regulations to ensure that indigenous rights are acknowledged and protected. Second, the Philippines, through the National Commission on Indigenous Peoples (NCIP), has established a relatively advanced legal framework to safeguard indigenous communities. Third, the study highlights the need for a new paradigm that prioritizes effective implementation, respect for cultural diversity and local knowledge, harmonization of customary law with national and sectoral legislation, and the recognition and protection of traditional knowledge. Such a paradigm is essential to guarantee the sustainable protection of the rights of customary law communities, reduce legal conflicts, and enhance their social, economic, and cultural well-being within the regional legal system.