Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH BURUNG PUYUH SECARA ANAEROB Shobib, Ahmad; Kasmiyatun, Mega; Romadhoni, Tri Suci Ahmad
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v7i1.6550

Abstract

Kelangkaan bahan bakar merupakan masalah penting saat ini, sehingga diperlukan berbagai alternatif pemecahan masalah. Salah satunya dengan sistem biodigester anaerob, limbah peternakan burung puyuh dapat menghasilkan biogas, sebagai sumber energi terbarukan (renewable energy). Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan antara volume pelarut dengan berat kotoran burung puyuh terhadap pembuatan biogas dari limbah burung puyuh. (2) Untuk mengetahui waktu optimum dan perbandingan optimum antara volume pelarut dengan berat kotoran burung puyuh. Metodelogi Penelitian yang digunakan adalah analisa varian dua sisi, dengan variable pertama waktu pembentukan biogas dan variable kedua adalah perbandingan volume pelarut dengan berat kotoran burung puyuh. Penelitian dilakukan dengan membuat pengenceran volume pelarut berupa air dan berat kotoran burung puyuh dengan perbandingan: 3:1, 3:2, 3:3, 3:4 sebanyak 4 buah dengan perbedaan waktu 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, 5 minggu. Hasil dari produksi biogas yang terbaik direkomendasikan pada penelitian perbandingan rasio 3:2 dengan waktu 5 minggu yang mampu menghasilkan biogas paling besar yaitu sebesar 130ml. Parameter pengamatan meliputi pH, massa, volume biogas yang terbentukdi digester secara anaerob. Produksi biogas tertinggi diperoleh dari sampel rasio 3:2 waktu 5 minggu, yang terdiri dari 150ml air, 100gram kotoran burung puyuh, dengan waktu 5 minggu mampu menghasilkan 130ml biogas atau sekitar 65% dari volume awalnya.Kata kunci : Biogas, Limbah kotoran burung puyuh, Limbah Organik
PEMODELAN KINETIKA PADA PEMBUATAN YOGHURT POWDER DENGAN METODE PENGERINGAN BUSA (FOAM MAT DRYING) MENURUT MODEL KINETIKA PAGE, LEWIS, HENDERSON-PABIS DAN LOGARITMIC Farikha Maharani; Indah Hartati; Fatnawati Nur Hidayah; Mega Kasmiyatun
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v9i2.12419

Abstract

Yoghurt sangat diminati oleh masyarakat menjadikan konsumsi yoghurt setiap tahunnya mengalami peningkatan. Saat ini yoghurt lebih banyak diproduksi dalam bentuk cair sehingga mempunyai umur simpan yang relative singkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan cara untuk mengubah bentuk yoghurt dari bentuk cair menjadi bentuk bubuk yang akan meningkatkan umur simpannya dan mempermudah dalam proses pendistribusian. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode pengeriangan busa atau foam mat drying. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kinetika pengeringan busa yoghurt menggunakan model kinetika Page, Lewis, Henderson-Pabis dan Logaritmic. Penelitian ini focus pada analisis data eksperimental untuk mengindentifikasi model kinetika yang paling sesuai untuk menggambarkan fenomena pengeringan busa. Selain itu penelitian ini juga dapat berkontribusi dalam penghematan energi dan pengurangan waktu proses yang penting dalam industri pengolahan pangan. Metode penelitian dengan pengeringan busa memiliki variabel berubah susu skim 10%, 15%, 20%, 25% serta variabel tetap maltodekstrin 10% dan tween 80. Hasil penelitian memperlihatkan nilai SSE model kinetika Page, Lewis, Henderson-Pabis dan Logaritmic dengan penambahan susu skim 25% secara berurutan yaitu 0,00532; 0,01236; 0,03919 dan 0,00759. Nilai SSE digunakan untuk mengevaluasi keakuratan model dimana nilai SSE yang kecil menunjukkan bahwa model kinetika yang digunakan bisa memprediksi data pengeringan busa dengan tingkat akurasi yang tinggi. Hasil diatas terlihat bahwa nilai SSE model kinetika Page lebih kecil dari model kinetika lainnya sehingga model kinetika Page yang memiliki tingkat kesesuaian yang lebih tinggi.