Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

The Meaning of Treasure of the Lexican Martige Customs of Sasak People North Lembok Regency: Description Overview M Aris Akbar
e-Journal of Linguistics Vol 16 No 2 (2022): ejl-July
Publisher : Doctoral Studies Program of Linguistics of Udayana University Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/e-jl.2022.v16.i02.p05

Abstract

The culture of the Sasak tribe is one of the natural resources owned by the supporting community. One of them is the marriage custom of the Sasak people in the North Lombok Regency. The purpose of the study was to identify the meaning of the traditional lexicon of the Sasak marriage, North Lombok Regency which is focused on lexicon has linguistic meanings aspect (the lexical meanings and the grammatical meanings) and the lexicon has cultural meanings aspect. The descriptive qualitative method was used to dismantle life experiences in order to understand social reality. The data collection methods used observation, listening, interview, and introspection. Data collection techniques were applied tapping technique, fishing, recording, and note-taking. Methods of data analysis utilized were equivalent and distributional methods. The technique of presenting the results of data analysis was undertaken through formal and informal techniques. The results of the study indicate that there are lexicon meanings in the marriage custom of the Sasak People in North Lombok Regency such as the linguistic meanings and the cultural meanings. The linguistic meaning consisted of two meanings, namely lexical meaning to reveal the meaning of the lexicon before it changes shape and the grammatical meaning to reveal the lexicon after undergoing the grammaticalization process such as repetition of words and phrases. While the cultural meanings expressed the form of the implied meaning of each lexicon used in the marriage customs of the North Lombok Regency community as a manifestation of the culture created by the Sasak people.
PELATIHAN KONSEP SURAT-MENYURAT: SEBUAH UPAYA PENINGKATAN PEMBUATAN SURAT-MENYURAT PADA MAHASISWA Nurmiwati Nurmiwati; M. Aris Akbar; Halus Mandala; Erwin Erwin; Mulyani Thursina
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 3 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i3.9664

Abstract

Abstrak: Kegiatan penulisan surat menyurat yang dihasilkan oleh mahasiswa masih banyak ditemukan kesalahan, oleh karena itu kegiatan ini dilakukan untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan menyusun atau membuat surat-menyurat dalam pelaksanaan kegiatan lembaga kemahasiswaan, khusunya di Himpunan Mahasiswa Program Studi di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uiniversitas Muhammadiyah Mataram sesuai kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Adapun metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah metode ceramah dan praktik dalam pelatihan. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukan bahwa pelatihan yang dilaksanakan dapat memberi dampak positif terutama dalam meningkatkan kecakapan untuk menghasilkan penulisan surat-menyurat yang sesuai dengan penyusunan struktur surat yang baik dan benar.Abstract: The activities of writing correspondence produced by students are still found to be many errors, therefore this activity is carried out to help students in improving their ability to compile or make correspondence in the implementation of student institution activities, especially in the Student Association of Study Programs within the Faculty of Teacher Training and Education Universitas Muhammadiyah Mataram by good and correct linguistic rules. The methods used in this training are lecture and practice methods in training. The results of the implementation of the activity show that the training carried out can have a positive impact, especially in improving skills to produce correspondence writing by the preparation of a good and correct letter structure.
Pemertahanan Bahasa Sasak dalam Istilah Pertanian pada Komunitas Petani Adat Bayan, Lombok Utara M. Aris Akbar; Halus Mandala; Siti Lamusiah; Siti Nur Ifanti
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 2: Juli 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i2.10485

Abstract

Abstrak: Pergeseran bahasa berarti, suatu guyup (komunitas) meninggalkan suatu bahasa sepenuhnya untuk memakai bahasa lain. Bila pergeseran sudah terjadi, para warga guyup itu secara kolektif memilih bahasa baru. Dalam pemertahan bahasa, guyup itu secara kolektif menentukan untuk melanjutkan pemakaian bahasa yang sudah bisa dipakai. Ketika guyup tutur mulai memilih bahasa baru di dalam ranah yang semula diperuntukkan bagi bahasa lama, hal itu merupakan tanda bahwa pergeseran bahasa sedang berlangsung. Wacana ritual melong pare bulu (WRMPB)komunitas petani adat Bayan, Lombok Utara merupakan wujud performansi lingual pada seperangkat kegiatan penanaman padi tradisional yang didasarkan pada tradisi. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, yaitu mamakai sampel penelitian; tokoh adat ritual melong pare bulu, kiayi, dan kepala lingkungan setempat. Pemertahanan bahasa Sasak dalam istilah pertanian, yaitu (1) ritual meleong pare bulu ‘penanaman padi tradisional’ dalam penggunaanya telah mengalami pergeseran pada tataran makna; (2) istilah pertanian dalam ritual meleong pare bulu ‘penanaman padi tradisional’ banyak istilah yang tidak digunakan sejalan dengan tidak dilaksanakannya ritual tersebut. Menggali hubungan pergeseran dan pemertahanan bahasa, dapat dikatakan bahwa bahasa Sasak dalam istilah pertanian pada komunitas petani adat Bayan, Lombok Utara tidak dapat dipertahankan oleh penuturnya sebagaimana tidak dapat dipertahankannya budaya ritual meleong pare bulu ‘penanaman padi tradisional’ pada kehidupan budaya pertanian masyarakat setempat.Abstract: Language shift means, a community leaves a language entirely to use another language. When the shift had occurred, the residents collectively chose a new language. In language preservation, it collectively determines to continue the use of language that can already be used. When speechmakers begin to choose a new language within the realm originally reserved for the old language, it is a sign that a language shift is underway. The discourse of the meleong pare bulu ritual of the Bayan indigenous farming community, North Lombok is a form of lingual performance on a set of traditional rice planting activities based on tradition. The determination of the research subject was carried out using the purposive sampling technique, which is a research sample; traditional figures of the ritual meleong pare bulu, kiayi, and the head of the local neighborhood. The preservation of the Sasak language in agricultural terms, namely: (1) the ritual of meleong pare bulu 'traditional rice planting' in its use has undergone a shift in the level of meaning; (2) the term agriculture in the meleong pare feather ritual 'traditional rice planting' many terms are not used in line with the non-implementation of the ritual. Exploring the relationship of language shifting and maintaining, it can be said that the Sasak language in agricultural terms in the indigenous farming community of Bayan, North Lombok cannot be maintained by its speakers as the untenable ritual culture of meleong pare bulu 'traditional rice planting' in the agricultural cultural life of the local people. 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBIBITAN CABAI DAN TOMAT di DESA ANDALAN KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA Roni Arman; Muhammad Aris Akbar Jafar; Firmansyah Firmansyah; Tekla Rensiana Toyo; Yuspita Andini; Reida Shafa K; Adiman Fariyadin; Salmin Salmin
Jurnal Pengabdian Publik (JP-Publik) Vol 3, No 2 (2023): Volume 3, Nomor 2 (2023) DESEMBER
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jp-publik.v3i2.21101

Abstract

Desa Andalan merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara yang memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Salah satunya tanaman holtikultura yakni tanaman cabai dan tomat. Tanaman ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu tujuan dari program Kuliah Kerja Nyata PKKM MBKM Universitas Muhammdiyah Mataram di Desa Andalan dengan Tema Program Kerja yakni pemberdayaan masyarakat melalui pembibitan cabai dan tomat dapat memberikan dampak positif dan mampu meberikan edukasi penting agar nilai jual dari tanaman ini memiliki keuntungan bagi masyarakat khususnya para petani dan masyarakat Desa Andalan. Program ini dilaksanakan di Desa Andalan Kacamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara pada Bulan Septemmber sampai dengan Desember 2023. Program ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Sederhana (RAK) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan pada tanaman tomat dan cabai rawit menggunakan lahan petak untuk proses semaimya atua proses berkecambah dengan ukuran panjang 2 m serta lebar 1 mdan polybag yang berukuran 8 x 9 cm untuk memisahkan benih atau bibit setelah proses berkemaba. Hasil Program kerja menunjukkan bahwa perlakuan berbagai ukuran lahan petak berpengaruh nyata terhadap tanaman tomat dan cabai rawit di pekarangan rumah pada seluruh parameter pengamatan. Penggunaan lahan petak terbesar dengan ukuran lebar 1- 1,2 cm tinggi 30 cm dan jarak antara berdengan 30 cm  memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dan tanaman cabai rawit di pekarangan.Kata Kunci: Holtikultura, Masyarakat, Nilai Ekonomi
Kajian Pelaksanaan IMTAQ dalam Pembentukan Karakter Siswa di Sekolah Dasar Hidayati, Sri; Akbar, M. Aris
Jurnal Basicedu Vol. 7 No. 6 (2023)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i6.6470

Abstract

Pendidikan merupakan awal pembentukan karakter siswa menjadi penerus generasi bangsa berkompeten dan berakhlak mulia. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam mengembangkan Pendidikan disekolah yaitu kegiatan IMTAQ setiap hari Jumat pagi. Tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan suatu lingkungan belajar yang bersifat keagamaan, jujur, kreatif, serta memperkuat hubungan persahabatan dengan nuansa kekeluargaan dan semangat kebangsaan yang tinggi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari data yang diperoleh dari narasumber menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan IMTAQ pada Jum’at pagi di SDN 4 Batulayar Barat berdampak positif terhadap pembentukan karakter siswa. Hal ini terbukti melalui perubahan nilai pengetahuan dan keterampilan pada mata pelajaran agama. Selain itu, terlihat adanya perubahan perilaku siswa, baik dalam interaksi sehari-hari antara sesama teman maupun dengan guru. Perubahan-perubahan tersebut mencakup peningkatan budaya salam, senyum, dan sapa di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, pengurangan perilaku bullying, peningkatan rasa tanggung jawab siswa terkait kebersihan dan keteraturan berpakaian, serta peningkatan kesadaran tanggung jawab ketika diberikan tugas oleh wali kelas atau guru. Pentingnya membudayakan kegiatan IMTAQ sesuai dengan kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka ditekankan, dengan pengembangan inovasi serta pengakuan terhadap keberagaman budaya lokal dan kemajuan digitalisasi demi mencapai hasil optimal.
BIMBINGAN SITASI UNTUK MENINGKATKAN REFERENSI DAN MEMINIMALISISR PLAGIASI PADA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA Akhmad, Akhmad; Akbar, M. Aris; Nurmiwati, Nurmiwati; Fadlu, Fadlu; Arfah, Arfah
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.13531

Abstract

Abstrak: Kegiatan sitasi yang dilakukan oleh mahasiswa masih sangat kurang dilakukan, oleh karena itu kegiatan ini lakukan untuk membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan sitasi tulisan artikel dosen untuk meningkatkan jumlah sitasi tulisan yang dibuat oleh mahasiswa Adapun metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah metode bimbingan dan praktik dalam bimbingan. Hasil bimbingan menunjukan bahwa bimbingan yang dilaksanakan dapat memberi dampak positif terutama dalam meningkatkan kecakapan untuk menghasilkan sitasi yang tepat dan relevan dengan tulisan ilmiah yang dibuat mahasiswa yang sesuai dengan penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar. Kegiatan bimbingan ini juga dilakukan untuk meningkatkan jumlah sitasi terhadap tulisan artikel dosen dalam jurnal ilmiah sebagai penunjang kenaikan akreditasi.Abstract: The citation activities carried out by the students are still very poor, therefore this activity is carried out to help students to improve their ability to citation of lecturers' article writings to increase the number of citations made by students as for the methods used in this training are guidance and practice methods in guidance. The results of the guidance show that the guidance carried out have a positive impact, especially in improving the ability to produce appropriate citations and relevant to scientific writings made by students in accordance with the preparation of good and correct scientific papers. This guidance activity is also carried out to increase the number of citations for lecturer article writings in scientific journals as a support for increasing accreditation.
Kajian Pelaksanaan IMTAQ dalam Pembentukan Karakter Siswa di Sekolah Dasar Hidayati, Sri; Akbar, M. Aris
Jurnal Basicedu Vol. 7 No. 6 (2023)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i6.6470

Abstract

Pendidikan merupakan awal pembentukan karakter siswa menjadi penerus generasi bangsa berkompeten dan berakhlak mulia. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam mengembangkan Pendidikan disekolah yaitu kegiatan IMTAQ setiap hari Jumat pagi. Tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan suatu lingkungan belajar yang bersifat keagamaan, jujur, kreatif, serta memperkuat hubungan persahabatan dengan nuansa kekeluargaan dan semangat kebangsaan yang tinggi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari data yang diperoleh dari narasumber menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan IMTAQ pada Jum’at pagi di SDN 4 Batulayar Barat berdampak positif terhadap pembentukan karakter siswa. Hal ini terbukti melalui perubahan nilai pengetahuan dan keterampilan pada mata pelajaran agama. Selain itu, terlihat adanya perubahan perilaku siswa, baik dalam interaksi sehari-hari antara sesama teman maupun dengan guru. Perubahan-perubahan tersebut mencakup peningkatan budaya salam, senyum, dan sapa di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, pengurangan perilaku bullying, peningkatan rasa tanggung jawab siswa terkait kebersihan dan keteraturan berpakaian, serta peningkatan kesadaran tanggung jawab ketika diberikan tugas oleh wali kelas atau guru. Pentingnya membudayakan kegiatan IMTAQ sesuai dengan kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka ditekankan, dengan pengembangan inovasi serta pengakuan terhadap keberagaman budaya lokal dan kemajuan digitalisasi demi mencapai hasil optimal.
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR FONDASI BAGI GENERASI BERINTEGRITAS Hazmi, Jihadul; Akbar, M. Aris; Hastuti, Hastuti; Roeslani, Riaresti Daliana; Adiningsih, Baiq Sri; Faida, Nur; Wardani, Uyu; Juliana, Juliana
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 7, No 4 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v7i4.27504

Abstract

Abstrak: Dalam penelitian ini, metode kualitatif digunakan untuk melihat bagaimana Pendidikan karakter di sekolah dasar: Fondasi bagi generasi berintegrasi. dilaksanakan di SDN 1 Dane Rase untuk menciptakan pendidikan karakter pada kurikulum merdeka. Setelah dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi, data dianalisis melalui penyiapan, verifikasi, dan reduksi. Pendidikan karakter di sekolah dasar memainkan peran krusial dalam membentuk generasi yang berintegritas. Artikel ini membahas pentingnya implementasi nilai-nilai karakter dalam kurikulum pendidikan dasar, serta strategi yang dapat diterapkan oleh pendidik untuk menanamkan sikap dan perilaku positif pada siswa. Melalui pendekatan yang holistik, termasuk pengintegrasian nilai-nilai moral dalam kegiatan belajar mengajar, pembelajaran berbasis proyek, dan keterlibatan orang tua, pendidikan karakter tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan akademis, tetapi juga membangun fondasi etika dan moral yang kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang menerima pendidikan karakter cenderung menunjukkan perilaku sosial yang lebih baik, kepedulian terhadap lingkungan, dan kemampuan beradaptasi dalam masyarakat Dengan demikian, pendidikan karakter di sekolah dasar diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan tanggung jawab sosial yang tinggi.Abstract: In this study, qualitative methods are used to examine how character education in elementary schools serves as a foundation for an integrated generation. held at SDN 1 Dane Rase to create character education in the independent curriculum. After being collected through observation, interviews, and documentation, the data was analyzed through preparation, verification, and reduction. Character education in elementary schools plays a crucial role in shaping a generation with integrity. This article discusses the importance of implementing character values in the elementary education curriculum, as well as strategies that educators can apply to instill positive attitudes and behaviors in students. Through a holistic approach, including the integration of moral values in teaching and learning activities, project-based learning, and parental involvement, character education not only equips students with academic knowledge but also builds a strong ethical and moral foundation. Research results show that students who receive character education tend to exhibit better social behavior, environmental awareness, and adaptability in society. Thus, character education in elementary schools is expected to create a generation of young people who are not only academically intelligent but also possess high integrity and social responsibility.