Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

BERBAHASA: POTRET NASIONALISME GENERASI BANGSA Sri Maryani; Erwin Erwin
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 6, No 2 (2015): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v6i2.171

Abstract

Keheterogenan dalam kehidupan berbangsa adalah suatu keniscayaan yang harus diterima sebagai realitaskekayaan budaya dan suku bangsa, serta mesti terpelihara dan terjaga oleh segenap masyarakat penggunanya.Olehkarena itu, bahasa mesti dipahami sebagai salah satu kekayaan nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.Setidaknya terdapat 700 bahasa daerah yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Dengan demikian, maka bahasabahasadaerah tersebut menjadi ciri dan indentitas bagi para penuturnya. Selain bahasa-bahasa daerah tersebut,kita juga mengenal bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara,sebagaimana yang tertuang dalam butir ke- 3 ikrar sumpah pemuda dan tercantum di dalam pasal 36 BAB XV UUD1945. Selain itu, kita juga dihadapkan dengan hadirnya bahasa-bahasa Asing sebagai bagian dari perkembanganarus globalisasi yang luar biasa dahsyatnya. Kondisi ini menjadi embrio terjadinya kontak bahasa yang berujungpada konsistensi dan kecenderungan berbahasa (sikap bahasa) yang berbeda-beda. Berangkat dari landasansebagaimana dideskripsikan di atas, maka dalam tulisan ini akan disajikan berbagai fenomenafaktual mengenaiekistentesibahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara yang tercermin dalam berbagai aktifitassosial. Beberapa hal yang akan disajikan terkait kedudukan bahasa Indonesia yang dimaksud, diantaranya: (1)Kecenderungan perilaku berbahasa;(2) pembelajaran bahasa Indonesia; dan (3) hasil Ujian Akhir Nasional (UAN);antara kualitas berbahasa danbukti nasionalisme. Secara substansial tulisan ini bertujuan untuk merefleksi realitasdan kemampuan berbahasa masyarakat Indonesia pada umumnya, guna menakar kualitas nasionalisme generasibangsa. Dengan demikian, tulisan ini diharapkan dapat menjadi ilustrasi bagi para pembaca untuk ikut berkontribusi;(a) mengapresiasi penggunaan bahasa sesuai dengan konteksnya, dan (b) mendorong berbagai pihak terkait untukberupaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar Bahasa Indonesia.
PELATIHAN PEMANFAATAN APLIKASI MENDELEY DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH Hijril Ismail; Muhammad Nizaar; Sri Maryani; Nurmiwati Nurmiwati; Hidayati Hidayati; Haifaturrahmah Haifaturrahmah; Erwin Erwin
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 4 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i4.6510

Abstract

Abstrak: Mendeley adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan antara citation dan reference manager dalam penulisan karya ilmiah atau artikel. Pelatihan ini bertujuan untuk melatih mahasiswa untuk membuat kutipan dan daftar pustaka dengan memanfaatkan mendeley dan meningkatkan kualitas karya ilmiah sehingga hasilnya dapat dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional. Metode yang digunakan dalam pelatihan pemanfaatan mendeley ini adalah ceramah dan praktek (pelatihan). Survei dilakukan dengan mendistribusikan pre-test sebelum kegiatan dan post-test setelah kegiatan kepada seluruh peserta pelatihan. Hasil pelatihan menunjukan bahwa pelatihan yang dilaksanakan dapat memberi dampak positif terutama dalam meningkatkan kecakapan untuk melakukan citation dan reference maneger dalam rangka menghasilkan karya ilmiah yang terhindar dari plagiat dan sesuai dengan perkembangan teknologi digital.Abstract:  Mendeley is a software that can be used to integrate citation and reference manager in writing scientific papers. This training aims to train students to make citations and bibliography using Mendeley and improve the quality of scientific papers so that the results can be published in national and international journals. The method used in this Mendeley utilization training is lecture and practice (training). The survey was conducted by distributing pre-test before the activity and post-test after the activity to all training participants. The results of the training show that the training carried out can have a positive impact, especially in improving skills to carry out citations and reference managers in order to produce scientific works that are free from plagiarism and in accordance with the development of digital technology.
PERAN BAHASA INDONESIA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA Erwin Erwin
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 4, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v4i2.7081

Abstract

Abstrak: Pendidikan adalah suatu bentuk upaya sistematis yang dijadikan sebagai instrument untuk merealisasikan cita-cita luhur negara “Mencerdaskan  kehidupan bangsa”. Dengan demikian, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang: kompetensi bahasa dan realitas berbahasa; potret bahasa sebagai identitas dan simbol kedaulatan bangsa; eksistensi bahasa Indonesia sebagai aktualisasi sikap nasionalisme, bela negara, dan cinta tanah air; dan nilai karakter bangsa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang menggunakan metode kualitatif  dengan pendekatan studi etnografi komunikasi. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dijelaskan, bahwa sesungguhnya kompetensi bahasa tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan kognitif tentang bahasa, melainkan juga kompetensi komunikatif yang berkenaan dengan bagaimana bahasa digunakakan dalam realitas kehidupan sosial. Namun demikian, penggunaan bahasa harus bersifat proporsional dan kontekstual, sehingga eksistensi penggunaan bahasa Indonesia tetap terjaga, sebagai aktualisasi dari nilai utama karakter bangsa, Dengan demikian, tercermin peran bahasa Indonesia dalam mewujudkan nilai karakter bangsa yang terintegrasi dalam implementasi empat keterampilan berbahasa, baik dalam pembelajaran, maupun dalam interaksi sosial pada umumnya.Abstract:  Education is a form of systematic effort that is used as an instrument to realize the noble ideals of the state "To educate the life of the nation". This paper aims to describe: language competence and language reality; portrait of language as identity and symbol of national sovereignty; the existence of the Indonesian language as the actualization of attitudes of nationalism, state defense, and love for the homeland; and the value of the nation's character in learning Indonesian. This paper is the result of research using qualitative methods with an ethnographic communication study approach. Based on the results of the study, it can be explained that in fact language competence is not only related to cognitive knowledge about language, but also communicative competence with regard to how language is used in the reality of social life. However, the use of language must be proportional and contextual, so that the existence of the use of the Indonesian language is maintained, as the actualization of the main values of the nation's character. , as well as in social interactions in general.
PELATIHAN KONSEP SURAT-MENYURAT: SEBUAH UPAYA PENINGKATAN PEMBUATAN SURAT-MENYURAT PADA MAHASISWA Nurmiwati Nurmiwati; M. Aris Akbar; Halus Mandala; Erwin Erwin; Mulyani Thursina
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 3 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i3.9664

Abstract

Abstrak: Kegiatan penulisan surat menyurat yang dihasilkan oleh mahasiswa masih banyak ditemukan kesalahan, oleh karena itu kegiatan ini dilakukan untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan menyusun atau membuat surat-menyurat dalam pelaksanaan kegiatan lembaga kemahasiswaan, khusunya di Himpunan Mahasiswa Program Studi di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uiniversitas Muhammadiyah Mataram sesuai kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Adapun metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah metode ceramah dan praktik dalam pelatihan. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukan bahwa pelatihan yang dilaksanakan dapat memberi dampak positif terutama dalam meningkatkan kecakapan untuk menghasilkan penulisan surat-menyurat yang sesuai dengan penyusunan struktur surat yang baik dan benar.Abstract: The activities of writing correspondence produced by students are still found to be many errors, therefore this activity is carried out to help students in improving their ability to compile or make correspondence in the implementation of student institution activities, especially in the Student Association of Study Programs within the Faculty of Teacher Training and Education Universitas Muhammadiyah Mataram by good and correct linguistic rules. The methods used in this training are lecture and practice methods in training. The results of the implementation of the activity show that the training carried out can have a positive impact, especially in improving skills to produce correspondence writing by the preparation of a good and correct letter structure.
NGGAHI NCEMBA SEBAGAI WUJUD EKSPRISI: RELASI ANTARA BAHASA DAN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT Erwin Erwin; Sri Maryani
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 5, No 2 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v5i2.9966

Abstract

Abstrak: Tulisan ini menyajikan suatu temuan penelitian yang mengungkap tentang eksistensi suatu sastra lisan (folklore) sebagai realitas fungsional berbahasa. Dalam hal ini, nggahi ncemba tidak hanya dipandang sebagai suatu tridisi yang dilisankan, namun lebih dari itu dipandang sebagai wujud ekspresi berupa bahasa yang berkorelasi dengan perilaku sosial masyarakat penutur. Dalam konteks penelitian ini, prosedur penelitian yang digunakan adalah metode kualititaf dengan pendekatan etnografi, disertai dengan perangkat prosedural teknik pengumpulan dan analisis data kualitatif. Secara umum, temuan penelitian tentang nggahi nceba yang dilakukan di lingkungan masyarak etnik Donggo menunjukkan, bahwa adanya hubungan antara unit bahasa yang digunakan dalam nggahi ncemba sebagai perwujudan ekspresi dengan perilaku sosial masyarakat sebagai subjek pengguna (penutur).Abstract:  This paper presents a research finding that reveals the existence of an oral literature (folklore) as a language functional reality. In this case, ngahi ncemba is not only seen as an oral tridition, but more than that it is seen as a form of expression in the form of language that is correlated with the social behavior of the speaking community. In the context of this research, the research procedure used is a qualitative method with an ethnographic approach, accompanied by procedural tools for collecting and analyzing qualitative data. In general, the findings of research on ngahi nceba conducted in the Donggo ethnic community indicate that there is a relationship between the language units used in ngahi nceba as an expression of expression with the social behavior of the community as user subjects (speakers).
Konstruksi Berpikir Kritis Masyarakat Etnik Donggo dalam Tradisi Lisam Mpama Hepe Erwin Erwin
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 6, No 2 (2023): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v6i2.13047

Abstract

Abstrak: Tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang konstruksi berpikir kritis masyarakat etnik Donggo dalam tradisi lisan mpama hepe. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Dalam kegiatan pengumpulan data menggunakan teknik observasi partisipatif, teknik wawancara mendalam, dan disertai dengan teknik merekam. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dijelaskan, bahwa hasil penelitian tentang mpama hepe sabagai tradisi lisan merupakan salah satu unit kebuyaan dan kearifan lokal masyarakat etnik Donggo yang memiliki peran dan kontribusi positif untuk melatih dan menstimulus kemampuan berpikir kritis masyarakat penggunanya. Pada umumnya, masyarakat etnik Donggo menganggap tradisi lisan sebagai pranata sosial yang syarat dengan nilai dan makna, sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan perspektif kritis dengan memandang tradidi lisan mpama hepe sebagai aktualisasi dari konstruksi berpikir kritis masyarakat penuturnya.Abstract: This paper is the result of research on the critical thinking construction of the Donggo ethnic community in the mpama hepe oral tradition. This study uses a qualitative method with a type of phenomenological research. In data collection activities using participatory observation techniques, in-depth interview techniques, and accompanied by recording techniques. Based on the data obtained, it can be explained that the results of research on mpama hepe as an oral tradition is one of the cultural and local wisdom units of the Donggo ethnic community which has a positive role and contribution to training and stimulating the critical thinking skills of its users. In general, the Donggo ethnic community considers oral traditions as social institutions that are conditional on values and meanings, so that in this study the researchers used a critical perspective by viewing oral traditions like hepe as an actualization of the critical thinking constructs of the speaking community.
Ekspresi Tutur Pejabat Publik dalam Wacana Percakapan Virtual di Facebook (Public Officials' Speech Expressions in Virtual Conversation Discourse on Facebook) Erwin, Erwin
Indonesian Language Education and Literature Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Jurusan Tadris Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/ileal.v9i1.14366

Abstract

This article presents the reality of speech expressed by the Governor of West Nusa Tenggara via his Facebook account. Data collection used documentation techniques, namely by capturing images on Bang Zul Zulkieflimansyah's Facebook account which were posted in May 2022. The research results showed that the Governor of West Nusa Tengggara used his Facebook account to express himself in the form of cultural, artistic and culinary appreciation; convey an appeal; greet the public; provide motivation; providing compensation; disaster responsse activities; health information; sports information; information about attending activities; tourist attraction information; meet the characters; joke (entertainment); educational information; responsse to farmer and rancher problems; legal events; and political events. Public officials tend to (dominantly) use Facebook as a means to express themselves as figures who are popular and have social sensitivity.Tulisan ini menyajikan tentang realitas tutur yang diekspresikan oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui akun Facebook. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan menangkap gambar pada akun Facebook Bang Zul Zulkieflimansyah yang diposting pada bulan Mei 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gubernur Nusa Tengggara Barat menggunakan akun Facebook-nya untuk mengekspresikan dirinya berupa apresiasi kebudayaan, seni, dan kuliner; menyampaikan himbauan; menyapa masyarakat; memberikan memotivasi; pemberian santunan; kegiatan respons bencana; informasi kesehatan; informasi olah raga; informasi menghadiri kegiatan; informasi objek wisata; bertemu dengan tokoh; lelucon (hiburan); informasi pendidikan; respons masalah petani dan peternak; peristiwa hukum; dan peristiwa politik. Pejabat publik cenderung (dominan) menggunakan Facebook sebagai sarana untuk mengkspresikan dirinya sebagai sosok yang merakyat dan memiliki kepekaan sosial.
KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 PEMENANG KABUPATEN LOMBOK UTARA Fitriatun, Yuyun; Erwin, Erwin; Supratman, Supratman
JURNAL KONFIKS Vol 10, No 2 (2023): KONFIKS
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/konfiks.v10i2.12661

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan realitas kesantunan berbahasa guru dan siswa dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 2 Pemenang Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan tehnik simak, tehnik catat, dan tehnik rekam. Data yang diperolah oleh peneliti berupa percakapan antara guru dengan siswa, siswa dengan  guru, serta siswa dengan siswa. Teori yang diguanakan dalam penelitian ini adalah teori kesantunan kesantuana berbahasa, tyang berkaitan dengan maksim kebijaksanaan, maksim kedermawaan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim simpati. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti sikap santun yang diterapkan oleh guru dan siswa SMP Negeri 2 Pemenang sangtlah maksimal. Guru lebih dominan menggunakan maksim kedermawaan sedangkan siswa lebih menerapkan maksim penghargaan. 
LANGUAGE AND VISUAL STYLE IN POLITICAL DISCOURSE: REFLECTIONS ON IDENTITY AND ITS IMPACT ON THE PUBLIC Erwin, Erwin; Maryani, Sri
JURNAL KONFIKS Vol 12, No 1 (2025): KONFIKS
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/konfiks.v12i1.18435

Abstract

This study explores how language choices and visual styles in political communication serve to reflect candidates’ identities, express ideological narratives, and shape public perception. Utilizing a qualitative approach with ethnographic methods, the research involves participatory observation, in-depth interviews with campaign teams, and analysis of visual campaign materials from local political contexts. Grounded in sociopragmatic stylistics theory, the study examines how verbal and visual elements interact within specific socio-cultural frameworks to construct persuasive political messages. Findings show that the strategic use of local languages and culturally embedded symbols enhances emotional engagement between candidates and constituents. Language that aligns with regional identity fosters trust and relatability, reinforcing the authenticity of the candidate’s image. Visual aspects such as color selection, layout design, typography, and symbolic imagery play a crucial role in reinforcing ideological positioning and constructing coherent public personas. These visual cues often communicate values, aspirations, and affiliations more powerfully than verbal language alone. However, the research also uncovers the potential for dissonance when verbal messages are not visually supported or when visuals contradict spoken rhetoric. Such inconsistencies can weaken the intended message and lead to misinterpretation or distrust among the public. The study’s novelty lies in its integration of ethnographic methodology with sociopragmatic stylistics to examine local-level political campaign communication an area still underexplored in Indonesian political studies. These insights provide valuable implications for academics, political strategists, and communication practitioners in designing more coherent, context-sensitive, and impactful political campaigns that resonate with target audiences.