Articles
DEVELOPING PANCASILA AND CITIZENSHIP EDUCATION LEARNING MODEL BASED ON CHARACTER EDUCATION THROUGH COMPREHENSIVE APPROACH
Wahono, Joko;
Kusumawati, Intan;
Bowo, Ahmad Nasir Ari
International Journal of Educational Management and Innovation Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12928/ijemi.v2i2.3239
Education aims to educate and create the nation's future generation with character. However, problems like brawls, violence, abuse of narcotics, illegal drugs, and promiscuity still occur among students. It becomes the concern of parents and teachers in educating and leading students to develop their character. The teacher is obligated to develop Pancasila and Citizenship Education learning model suitable for students to have good character. Through character education, it hoped that it would produce a sound generation. The educational process that gives birth to the expected character is, of course, gradual. This study aimed to find out Pancasila and Citizenship Education learning model for developing students' character. Research using mixed methods research with data collection, analysis, and mixing both quantitative data and qualitative. Â This study used quantitative and qualitative approaches in collecting data through interviews and questionnaires. The results showed that Pancasila and Citizenship Education Learning model based on character education through a comprehensive approach could develop and shape the students' character, such as inculcation, modelling, values facilitation, and skill-building. Through character development, it hoped that good characters expected to form permanently.
Implementasi Pendidikan Quran Tingkat Lanjut Bagi Santri Usia Dewasa
Supriati H. Rahayu;
Hidayatul Huda;
Joko Wahono;
Difla Nadjih;
A. Zain Sarnoto
Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Dakwah dan Pembangunan Masyarakat Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (LDPM UCY)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.47200/jnajpm.v4i1.508
The researchers intends to find out how Al-Quran Education in the Yogyakarta AMM Tartil Team includes supporting and inhibiting factors as well as how the team overcomes the obstacles to Al-Quran Education in the AMM Tartil Team Yogyakarta. The learning patterns of adults and advanced readers of the Quran in this education are different from those of students of Quran who are younger than them at the beginning level or those studying in Islamic boarding schools. This qualitative case study research uses several instruments, observation, mandala interviews, and documentation. Observations were made by directly following the Syahadah One education process for the students of the AMM Yogyakarta tartil team. In-depth interviews were addressed to informants, namely the management of the Foundation, Ustaz, and students participating in the education who were the object of the research. For documentation, it is emphasized on the data of the Tartilil Qur'an curriculum text. All collected data were then analyzed in a cumulative manner with inductive-deductive thinking patterns. Advanced education to read the Koran does have complex problems in terms of time and age of the participants, although it must be commended for their intention and sincerity to be fluent in reading it.
MODEL PEMBELAJARAN PPKN MELALUI PENDEKATAN KOMPREHENSIF
Intan Kusumawati;
ahmad Nasir Ari Bowo;
Joko Wahono
Jurnal Pendidikan PKN (Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 2, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jppkn.v2i1.43556
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya permasalahan moral atau karakter yang lucu, peserta didik atau generasi muda. Berbagai permasalahan tersebut termasuk kedisiplinan, tanggung jawab, nasionalisme peserta didik. Bahkan tidak sedikit juga peserta didik yang melakukan tindakan kejahatan misalnya tawuran, tindakan kekerasan, narkotika dan berbagai permasalahan-permasalahan lainnya. Tentu saja ini menjadi perhatian orang tua dan guru dalam mendidik dan mengantarkan peserta didik agar memiliki karakter yang baik. Tujuan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan adalah mencetak informasi bangsa yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa. Maka dari itu,Tugas seorang guru khususnya guru PPKn di situ mampu mengembangkan model pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang sesuai dengan karakter siswa agar mempunyai karakter yang baik. Tujuan penelitian ini adalah menemukan sebuah model pembelajaran PPKn yang dapat mengembangkan karakter siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam pengambilan data melalui wawancara dan kuisoner. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran PPKn berbasis pendekatan yang dapat mengembangkan dan membentuk karakter seorang peserta didik menjadi seorang yang berkarakter termasuk penanaman nilai / inkulkasi ( Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam pengambilan data melalui wawancara dan kuisoner.Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran PPKn berbasis pendekatan yang dapat mengembangkan dan membentuk karakter seorang peserta didik menjadi seorang yang berkarakter termasuk penanaman nilai / inkulkasi ( Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam pengambilan data, wawancara dan kuisoner. Hasil penelitian menunjukan bahwa model Pembelajaran PPKn Berbasis DENGAN pendekatan Yang komprehensif DAPAT mengembangkan Dan membentuk Karakter Seorang Peserta didik Menjadi seorang yang berkarakter termasuk Penanaman Nilai / inkulkasi ( Penanaman ), keteladan ( modeling ), Fasilitasi Nilai ( fasilitasi ), Dan Pengembangan keterampilan Siswa ( skill Bangunan ).
RAMAH LINGKUNGAN DEMI MENJAGA KESEIMBANGAN ALAM (MORAL TERHADAP ALAM SEMESTA)
Joko Wahono
Academy of Education Journal Vol 3 No 2 (2012): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (213.135 KB)
|
DOI: 10.47200/aoej.v3i2.89
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia dan tuntutan kebutuhan manusia mengalami peningkatan pesat. Di sisi lain usia bumi dan alam yang menyediakan semua bahan kebutuhan manusia juga mengalami penuaan. Mengingat semua kepentingan tersebut maka manusia harus memperhatikan kelesterian alam agar ketersediaan bahan kebutuhan hidupnya tercukupi. Oleh karena itu, kehidupan yang ramah lingkungan adalah salah satu jawaban untuk menghadapi masalah tersebut.Konsep ramah lingkungan adalah satu konsep solusi untuk penghematan dan pengurangan limbah hasil industri global yang mungkin dapat memberi dampak negatif terhadap kelestarian alam. Padahal lestarinya alam semesta adalah demi kepentingan dan kelangsungan hidup di masa datang, untuk generasi mendatang. Salah satu konsep pelestarian adalah dengan menjaga ekosistem air yang merupakan sumber kehidupan utama bagi manusia dan makhluk lain di sekitarnya. Dengan konsep hidup ramah lingkungan, maka kita telah memberi kontribusi bagi kelangsungan hidup generasi masa datang. Oleh karena itu, semua komponen masyarakat hendaknya mempunyai kepedulian akan hal ini. Menjaga ekosistem air, berarti kita memperpanjang usia bumi dan generasi berikutnya.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN FORMAL BAGI SANTRI PONDOK PESANTREN SALAF BUDI MULYO KALIAGUNG SENTOLO KULON PROGO 2014
Joko Wahono;
Syariful Anam
Academy of Education Journal Vol 4 No 1 (2013): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (155.69 KB)
|
DOI: 10.47200/aoej.v4i1.97
Tujuan penelitian ini yaitu: 1) untuk mengetahui proses pembelajaran di pondok pesantren salaf Budi Mulyo. 2) untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan formal bagi santri pondok pesantren salaf Budi Mulyo. 3) untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan formal bagi santri. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif. Jenis metode penelitian, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif karena penelitian ini di gunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan dalam pelaksanaan pendidikan formal bagi santri di pondok pesantren salaf Budi Mulyo. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti antara lain observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran di pondok pesantren salaf Budi Mulyo secara garis besar meliputi dua metode, yakni metode klasikal dan non klasikal. Implementasi pendidikan formal bagi santri dilaksanakan dengan cara santri bersekolah di luar pondok pesantren atau sekolah-sekolah formal yang ada disekitar pondok pesantren. Dalam pelaksanaannya pondok pesantren memberikan beasiswa bagi seluruh santri yang mondok. Upaya tersebut dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak sekolah dan mencari donatur. Ada empat faktor pendukung pelaksanaan pendidikan formal bagi santri yaitu : 1) program BOS untuk pendidikan dasar 9 tahun. 2) koordinasi yang baik antara pondok pesantren dan sekolah tempat santri menempuh pendidikan formal. 3) Dukungan dari donatur 4) usaha yang dimiliki pondok pesantren. Adapun faktor penghambatnya adalah 1) Sedikitnya jumlah angkutan desa yang melintasi sekolah santri sehingga santri harus menempuh perjalanan ke sekolah dengan sepeda ontel yang menguras tenaga santri 2) Prilaku yang kurang baik disekolah terbawa ke lingkungan pondok pesantren.
PENTINGNYA ORGANISASI DALAM MENCAPAI SEBUAH TUJUAN
Joko Wahono
Academy of Education Journal Vol 5 No 1 (2014): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (213.431 KB)
|
DOI: 10.47200/aoej.v5i1.113
Keberadaan sebuah organisasi tentu tidak dapat terlepas dari sebuah tujuan tertentu. Ada sebuah korelasi yang tidak dapat terpisahkan antara keduanya. Namun tidaklah mudah untuk mencapai tujuan sebuah organisasi yang baik tanpa disertai keterlibatan dan hubungan komponen pendukung lainnya. Diawali dari perumusan tujuan dan kepentingan, pemilihan pemimpin yang dapat mengelola organisasi tersebut, manajemen dan pengelolaan organisisasi maupun evaluasi atas keberhasilan dari manajemen organisasi tersebut. Dalam menjalankan sebuah organisasi dibutuhkan pengelola yang memiliki kompetensi dan kredibilitas serta perfoma yang memadai agar dapat menjalankan kemudi organisasi dengan sebaik-baiknya. Diawali dengan memilih calon pemimpin organisasi serta mempertimbangkan kemampuan pengelolaannya hal itu hendaknya menjadi pertimbangan yang serius bagi sebuah organisasi. Setelah memilih pemimpin yang baik, selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kebersamaan dan kekompakan semua komponen dan personil yang terlibat dalam organisasi tersebut dalam hal ini antara lain persamaan persepsi semua personil yang ada, semangat, dedikasi dan loyalitasnya terhadap organisasi juga menjadi sesuatu yang amat penting demi tercapainya tujuan organisasi. Dengan kebersamaan dan kekompakan niscaya akan tercipta suasana kerja yang baik, aman dan nyaman, maka hal itu akan mempermudah pula sebuah organisasi itu mencapai tujuan yang telah dirumuskannya.
Membangun Moralitas dalam Hubungan Anak dan Orang Tua
Joko Wahono
Academy of Education Journal Vol 6 No 2 (2015): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (177.807 KB)
|
DOI: 10.47200/aoej.v6i2.130
Sebagaimana kita ketahui, bahwa manusia lahir di dunia ini tidaklah dapat lepas dari keberadaan orang tua kita masing-masing. Ketika Allah telah membuat satu ketentuan bahwa Manusia dilahirkan adalah dijadikan sebagai khalifah Nya di muka bumi, maka terkandung konsekuensi bahwa manusia harus diperkembang-biakkan.Maka dalam hubungan kodrati ini akan timbul pula hubungan antara yang lahir dengan yang dilahirkan. Dalam hal ini disebut dengan anak dan orang tua. Dari hubungan antara keduanya ini akhirnya melekat pula hubungan hak dan kewajiban antara keduanya. Berbakti kepada orang tua merupakan perbuatan yang mulia dan termasuk kewajiban seorang anak. Tanpa orang tua tak mungkin kita bisa hadir di dunia ini. Sejak di dalam kandungan seorang anak telah merepotkan orang tuanya. Begitu pula disaat kelahiran, ibunya telah mempertaruhkan myawanya demi kelahiran sang buah hati di dunia ini dengan selamat, bahkan ia lebih rela kehilangan nyawanya asalkan anaknya selamat. Setelah lahir, seiring dengan masa pertumbuhannya, kedua orang tua memelihara dan merawat dengan segenap kasih sayangnya. Dengan senang hati kedua orang tua mengasuh dan menafkahi agar anaknya dapat tumbuh sehat sehingga dapat berkembang secara layak sebagaimana manusia yang lain. Waktu, tenaga, pikiran , nafkah hidup diprioritaskan untuk sang buah hati. Hal seperti itu mereka curahkan hingga anaknya benar-benar dewasa dan dapat hidup mandiri, berkarya dan selanjutnya mampu memenuhi kebutuhannya sebagai manusia dewasa. Untuk mengingatkan hubungan kodrati tersebut, maka perlu kiranya dibentuk keluarga yang sarat dengan moralitas.
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SISWA SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA
Heri Kurnia;
Joko Wahono
Academy of Education Journal Vol 12 No 1 (2021): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (325.199 KB)
|
DOI: 10.47200/aoej.v12i1.431
This study aims to determine the effect of emotional intelligence on the learning achievement of Pancasila education and citizenship of students at SMA Negeri 5 Yogyakarta in the 2019/2020 academic year. This research is a quantitative descriptive study, the data collected is in the form of quantitative data (PPKn learning achievement or report cards) and data qualitative quantified (emotional intelligence), this research was conducted at SMA Negeri 5 Yogykarta in March 2020. Number of samples in this study were 720 respondents, with details of class X having 8 classes, class XI there are 8 classes and class XII there are 8 classes, so there are a total of 24 classes. Of the 24 classes (from each class) a sample of 30 students was taken using simple random sampling technique. Data obtained from questionnaires are then processed by a simple regression analysis and coefficient of determination (R2). For the data on emotional intelligence (X), the researchers took the data by distributing questionnaires, while the students' learning achievement scores for Pancasila and Citizenship Education (Y) were the final grades (report cards) in the even semester of the 2019/2020 school year. The results showed: statistical analysis. produces a regression equation Y = 74.298 + 0.165 X, meaning that if the value of emotional intelligence (X) increases by 1 unit, the learning achievement value of PPKn (Y) will increase by 0.165 units with a constant value of 74,298. Hypothesis testing shows that the independent variable emotional intelligence is proven to significantly affect the dependent learning achievement of PPKn. The coefficient of determination (R2) obtained was 0.59 (5.9%), meaning that the variable has an influence emotional intelligence contributes 5.9% to the achievement variable learn PPKn and 94.1% are influenced by other factors outside emotional intelligence variable.
PENDEKATAN KOMPREHENSIF DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Joko Wahono;
Intan Kusumawati;
Ahmad Nasir Ari Bowo
Academy of Education Journal Vol 12 No 2 (2021): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (164.662 KB)
|
DOI: 10.47200/aoej.v12i2.444
The values of the national character become an important problem if there is still a disgraceful attitude or behavior carried out by a person in his daily life which results in disrupting the life of the community, nation and state. The rapid development of times and technology without good character or behavior will be a problem. The attitudes and behavior of a student that we often encounter, such as fights between students, brawls, drug abuse, drinking and promiscuity will have a negative impact on the development of student character. Synergy is needed between parents, teachers and the community in character building and development. In Pancasila and Citizenship Education aims to make someone a good citizen, have character and make a human being who is democratic and has Pancasila values. The formation of student or student character cannot be obtained instantly, of course, through a process according to a person's stages of development. Forming a character takes a continuous amount of time which eventually becomes an expected character. A comprehensive approach will be able to develop and make someone have good character. The formation and development of character with a comprehensive approach, namely through inculcation or planting of values, giving role models, facilitation and the development of skills (soft skill).
DEVELOPING PANCASILA AND CITIZENSHIP EDUCATION LEARNING MODEL BASED ON CHARACTER EDUCATION THROUGH COMPREHENSIVE APPROACH
Joko Wahono;
Intan Kusumawati;
Ahmad Nasir Ari Bowo
International Journal of Educational Management and Innovation Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12928/ijemi.v2i2.3239
Education aims to educate and create the nation's future generation with character. However, problems like brawls, violence, abuse of narcotics, illegal drugs, and promiscuity still occur among students. It becomes the concern of parents and teachers in educating and leading students to develop their character. The teacher is obligated to develop Pancasila and Citizenship Education learning models suitable for students to have good character. Through character education, it hoped that it would produce a sound generation. The educational process that gives birth to the expected character is, of course, gradual. This study aimed to find out Pancasila and Citizenship Education learning models for developing students' character. Research using mixed methods research with data collection, analysis, and mixing both quantitative data and qualitative. This study used quantitative and qualitative approaches in collecting data through interviews and questionnaires. The results showed that Pancasila and Citizenship Education Learning model based on character education through a comprehensive approach could develop and shape the students' character, such as inculcation, modeling, values facilitation, and skill-building. Through character development, it hoped that good characters were expected to form permanently.