Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT RISIKO DI LABORATORIUM JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN 2021. Ichsan Hadipranoto; Ririh Jatmi Wikandari; SY. Didik Widiyanto; Fitriani Kahar
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 22, No 1 (2022): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v22i1.2727

Abstract

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium merupakan bagian dari upaya preventif kepada para pekerja untuk mewujudkan tempat kerja yang memiliki tingkat risiko sakit maupun celaka yang seminimal mungkin. Manajemen risiko merupakan aspek yang sangat vital dalam upayanya menurunkan risiko penularan penyakit maupun kejadian kecelakaan di lingkup laboratorium kesehatan. Inti dari manajemen risiko adalah bagaimana risiko penyakit maupun kecelakaan dapat diketahui, dievaluasi hingga dikendalikan. Untuk mengetahui keberadaan faktor risiko tersebut maka perlu dilakukan dengan metoda asesmen risiko. Tujuan dari riset ini adalah untuk menganalisis tingkat risiko pada laboratorium Jurusan Analis Kesehatan. Adapun manfaat dari penelitian ini untuk mendapatkan data tingkat risiko dan dapat dilakukan upaya pengendalian risiko dari kegiatan di laboratorium. Metode yang digunakan menggunakan desain penelitian potong lintang dan bersifat kuantitatif, dengan menggunakan total sampel data diperoleh menggunakan kuesioner JSA terhadap para dosen dan laboran praktik. Data ini kemudian diolah dan dianalisis secara literatur memakai matriks risiko, Fault Tree Analysis dan brainstorming what if. Dari tabel TRA-DC tersebut diperoleh 70 titik potensi dengan 5 faktor risiko kecelakaan dengan tingkatan tertinggi menggunakan metoda What If dengan berbagai jenis, dampak akibat yang ditimbulkan, tingkat keparahan dan kemungkinan berikut prosentasenya hingga upaya pengendalian berdasarkan FTA yang memerlukan antisipasi para pengelola, dosen maupun laboran praktek. Prosentase tingkat risiko terkait kecelakaan, kebakaran dan kerusakan alat tergolong risiko sedang (51%). Prosentase tingkat risiko terkait penularan penyakit, keracunan dan pencemaran (B3) tergolong risiko rendah 48%.Kata Kunci : K3 ; Asesmen Risiko ; FTA
DIFFERENCES IN INTERFERON GAMMA LEVELS IN TREATMENT OF TUBERCULOSIS IN INTENSIVE PHASE AND ADVANCED PHASE Rachmad Bayu Kuncara; SY. Didik Widiyanto; Ririh Jatmi Wikandari; Wiwit Sulistyasmi
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 26 No. 1 (2024): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v26i1.2024.72-76

Abstract

Tuberculosis (TB) is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis complex (MTBC). Anti-tuberculosis drugs given to active TB sufferers consist of 3 or 4 combinations. Tuberculosis treatment is divided into intensive phase treatment (2 weeks) and continuation phase (16 weeks / 4 months). Interferon gamma (IFN γ) is a protein belonging to the cytokine family which plays a role in eliminating MTB bacteria through a cell-mediated immunity mechanism. The aim of this study was to analyze differences in gamma interferon levels in the intensive phase and advanced phase of tuberculosis treatment. This research method is an analytical observational study with a cross-sectional design (cross sectional study). The research design used was a randomized post test only control group design. Data were analyzed using the Kruskal Wallis test with statistical test results obtained with a p value of 0.033 (> 0.05), meaning there was a difference in IFN γ levels in the intensive phase and advanced phase of tuberculosis treatment.