Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

DIFFERENCES IN INTERFERON GAMMA LEVELS IN TREATMENT OF TUBERCULOSIS IN INTENSIVE PHASE AND ADVANCED PHASE Kuncara, Rachmad Bayu; SY. Didik Widiyanto; Ririh Jatmi Wikandari; Wiwit Sulistyasmi
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 26 No. 1 (2024): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v26i1.2024.72-76

Abstract

Tuberculosis (TB) is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis complex (MTBC). Anti-tuberculosis drugs given to active TB sufferers consist of 3 or 4 combinations. Tuberculosis treatment is divided into intensive phase treatment (2 weeks) and continuation phase (16 weeks / 4 months). Interferon gamma (IFN γ) is a protein belonging to the cytokine family which plays a role in eliminating MTB bacteria through a cell-mediated immunity mechanism. The aim of this study was to analyze differences in gamma interferon levels in the intensive phase and advanced phase of tuberculosis treatment. This research method is an analytical observational study with a cross-sectional design (cross sectional study). The research design used was a randomized post test only control group design. Data were analyzed using the Kruskal Wallis test with statistical test results obtained with a p value of 0.033 (> 0.05), meaning there was a difference in IFN γ levels in the intensive phase and advanced phase of tuberculosis treatment.
PEMANTAUAN STUNTING DI DESA SRI KUNCORO KECAMATAN PONDOK KELAPA BENGKULU TENGAH TAHUN 2023 Sahidan, Sahidan; Halimah, Halimah; Wiwit Sulistyasmi; Tedy Febriyanto
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 12: Desember 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pentingnya mengenali siapa yang berisiko stunting serta masih kurangnya kerja sama lintas sektor di masyarakat dalam hal pemeriksaan dan pencegahan stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan pemberdayaan kader dan pemeriksaan kesehatan kadar Hb ibu hamil, pemberian makanan tambahan dan pendampingan keluarga stunting serta pemeriksaan telur cacing anak stunting di Desa Sri Kuncoro. Metode: melakukan intervensi dengan meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dengan memberikan penyuluhan, memberikan makanan tambahan berupa susu dan pemantauan tinggi badan serta pemeriksaan telur cacing pada anak stunting dan pemeriksaan kadar Hemoglobin ibu hamil. Hasil: terjadi peningkatan pengetahuan kader sebesar 25%, terjadinya kenaikan tinggi badan balita stunting setelah diberikan susu dan ditemukan 1 anak yang terdapat cacing Ascaris lumricoides pada feses. Ditemukan kadar Hb ibu hamil rendah (rata-rata 10,4gr/dl) sebesar 69%.
PELATIHAN TEKNIK PENGAMBILAN, PENGEPAKAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN DAHAK (SPUTUM) UNTUK DIAGNOSIS TUBERKULOSIS BAGI KADER KESEHATAN DI KELURAHAN SENDANG MULYO Kuncara, Rachmad Bayu; Hadipranoto, Ichsan; Afriansya, Roni; Sulistyasmi, Wiwit
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2: Mei-Agustus 2024
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v4i2.3213

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis complex (MTBC). Strategi DOTS adalah pengawasan langsung pengobatan jangka pendek dengan keharusan setiap pengelola program tuberkulosis untuk memfokuskan perhatian (direct attention) dalam usaha menemukan penderita dengan pemeriksaan mikroskop. Tujuan dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan kader tentang teknik pengambilan, pengepakan dan pengiriman spesimen dahak (sputum) untuk diagnosis tuberkulosis bagi kader kesehatan di Kelurahan Sendang Mulyo. Metode: melakukan intervensi dengan meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dengan memberikan penyuluhan teknik pengambilan, pengepakan dan pengiriman spesimen dahak. Hasil: terjadi peningkatan pengetahuan kader sebesar 70% dalam mengetahui tentang teknik pengambilan, pengepakan dan pengiriman spesimen dahak.
UPAYA PENANGGULANGAN PENURUNAN ANGKA STUNTING DI DESA SRI KUNCORO KECAMATAN PONDOK KELAPA BENGKULU TENGAH TAHUN 2024 Sahidan, Sahidan; Sulistyasmi, Wiwit; Halimah, Halimah; Febriyanto, Tedy
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 3: September-Desember 2024
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v4i3.3605

Abstract

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan nasional yang masih tinggi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bengkulu Tengah. Berdasarkan data Puskesmas Srikuncoro, terdapat 12 balita stunting pada tahun 2024. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dan remaja putri tentang pentingnya persiapan kesehatan sebagai calon ibu dalam mencegah stunting. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu penyuluhan kepada kader dan remaja, pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb), serta pemberian sepasang ayam kampung kepada balita stunting. Hasil kegiatan menunjukkan terdapat pengetahuan kader akan pemahaman tentang pencegahan stunting kepada remaja, terdapat 1 remaja memiliki kadar Hb di bawah normal. Pemberian sepasang ayam kepada balita stunting diterima dengan pemeliharaan hingga ayam bertelur sebagai upaya asupan protein hewani jangka panjang. Program ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan anak stunting dalam penurunan angka stunting melalui edukasi dan intervensi gizi yang tepat.
Perbedaan Kadar TNF-α pada Penderita Tuberkulosis Paru Sebelum dan Sesudah Satu Bulan Terapi Obat Anti Tuberkulosis Kuncara, Rachmad Bayu; Purlinda, Devi Etivia; Setyaji, Yoki; Sulistyasmi, Wiwit
Jaringan Laboratorium Medis Vol 7, No 1 (2025): May 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v7i1.12789

Abstract

Pulmonary tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Patients diagnosed with pulmonary tuberculosis undergo Anti-Tuberculosis Drug (OAT) therapy for six months. In the first two months, known as the intensive phase, patients receive a combination of OATs such as isoniazid, rifampicin, ethambutol, and pyrazinamide. TNF-α is a pro-inflammatory cytokine that plays a crucial role in granuloma formation to contain the spread of Mycobacterium tuberculosis. This study aims to determine the difference in TNF-α levels in pulmonary tuberculosis patients before and after one month of OAT therapy. The study used an observational analytic design with a prospective cohort approach without comparison. A total of 17 newly diagnosed pulmonary tuberculosis patients at Bangetayu, Kedungmundu, and Tlogosari Wetan Health Centers, Semarang City, were included. TNF-α levels in serum samples were measured using the ELISA method. The mean TNF-α level before OAT therapy was 110.09±100,48 pg/mL, while after one month of therapy, it decreased to 90,05±60,12 pg/mL. The statistical analysis using the Mann-Whitney test yielded a p-value of 0.228 (p 0.05), indicating that there was no statistically significant difference in TNF-α levels before and after one month of anti-tuberculosis drug (OAT) therapy. However, the mean TNF-α levels showed a decreasing trend, which, although not statistically significant, may suggest an initial immunological response to the treatment. The researcher recommends further studies with a larger sample size and longer observation period—such as until the end of the intensive phase or the completion of therapy—in order to obtain more representative and statistically significant results regarding TNF-α dynamics during tuberculosis treatment.
The Role of TNF-α (Tumor Necrosis Factor-alpha) in Pulmonary Tuberculosis Sulistyasmi, Wiwit; Fuzianingsih, Eka Noviya; Kuncara, Rachmad Bayu
Academic Hospital Journal Vol 7, No 2 (2025)
Publisher : Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ahj.v7i2.106190

Abstract

Background: Tuberculosis (TB) remains a primary global health concern, with Indonesia accounting for approximately 10% of international cases. Tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) plays a crucial role in the immune response against Mycobacterium tuberculosis, particularly in pulmonary tuberculosis (TB).Method: This article is a narrative literature review that examines the role of tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) in pulmonary tuberculosis.Result:  This pro-inflammatory cytokine is essential for activating macrophages, promoting phagolysosome fusion, and supporting the formation and maintenance of granulomas—immune structures critical for containing infection. However, dysregulated TNF-α expression can be detrimental: excessive levels contribute to inflammation and lung tissue damage, while insufficient production—such as that induced by TNF-α inhibitor therapy—can lead to reactivation of latent TB. This narrative review examines the biosynthesis, immunological functions, and regulatory mechanisms of TNF-α in the context of pulmonary tuberculosis, highlighting its dual role in protective immunity and immunopathology.Conclusion: A deeper understanding of TNF-α modulation may inform the development of targeted, host-directed therapies that improve treatment outcomes while minimizing tissue damage.
Analysis of NLR and MLR Values in Patients with Pulmonary Tuberculosis and Pulmonary Tuberculosis with Diabetes Mellitus Kuncara, Rachmad Bayu; Sasangka, Parisade Galih; Sugihantono, Anung; Duri, Iin Desmiany; Qomariyah, Nurul; Kasiyati, Menik; Azahra, Sresta; Sulistyasmi, Wiwit
Jurnal Kesehatan Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v16i2.5149

Abstract

Tuberculosis (TB) infection can cause changes in hematological parameters such as neutrophils, monocytes, and lymphocytes. The neutrophil-to-lymphocyte ratio (NLR) and monocyte-to-lymphocyte ratio (MLR) are used as indicators of inflammation and immune response in infectious diseases, including TB. Diabetes mellitus (DM) as a comorbidity can exacerbate inflammation, potentially affecting NLR and MLR values in TB patients. This study aimed to determine the NLR and MLR values in patients with pulmonary TB and pulmonary TB with DM. This research used a quantitative observational design with a cross-sectional approach, involving 72 respondents from several primary health centers (Puskesmas) in Semarang City, divided into two groups of 36 individuals each. The sampling technique used was purposive sampling. The results showed that the mean NLR value in pulmonary TB patients was 2.20, and in pulmonary TB with DM patients was 2.89, with a significant difference (p=0.002). Meanwhile, the mean MLR value in pulmonary TB patients was 0.34 and in pulmonary TB with DM patients was 0.33, with no significant difference (p=0.752). These findings indicate that NLR is more sensitive than MLR in reflecting the inflammatory status and DM complications in TB patients. NLR can be used as an additional marker in the clinical monitoring of TB patients, especially those with DM comorbidity.
Perbedaan Kadar TNF-α pada Penderita Tuberkulosis Paru Sebelum dan Sesudah Satu Bulan Terapi Obat Anti Tuberkulosis Kuncara, Rachmad Bayu; Purlinda, Devi Etivia; Setyaji, Yoki; Sulistyasmi, Wiwit
Jaringan Laboratorium Medis Vol. 7 No. 1 (2025): May 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v7i1.12789

Abstract

Pulmonary tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Patients diagnosed with pulmonary tuberculosis undergo Anti-Tuberculosis Drug (OAT) therapy for six months. In the first two months, known as the intensive phase, patients receive a combination of OATs such as isoniazid, rifampicin, ethambutol, and pyrazinamide. TNF-α is a pro-inflammatory cytokine that plays a crucial role in granuloma formation to contain the spread of Mycobacterium tuberculosis. This study aims to determine the difference in TNF-α levels in pulmonary tuberculosis patients before and after one month of OAT therapy. The study used an observational analytic design with a prospective cohort approach without comparison. A total of 17 newly diagnosed pulmonary tuberculosis patients at Bangetayu, Kedungmundu, and Tlogosari Wetan Health Centers, Semarang City, were included. TNF-α levels in serum samples were measured using the ELISA method. The mean TNF-α level before OAT therapy was 110.09±100,48 pg/mL, while after one month of therapy, it decreased to 90,05±60,12 pg/mL. The statistical analysis using the Mann-Whitney test yielded a p-value of 0.228 (p > 0.05), indicating that there was no statistically significant difference in TNF-α levels before and after one month of anti-tuberculosis drug (OAT) therapy. However, the mean TNF-α levels showed a decreasing trend, which, although not statistically significant, may suggest an initial immunological response to the treatment. The researcher recommends further studies with a larger sample size and longer observation period—such as until the end of the intensive phase or the completion of therapy—in order to obtain more representative and statistically significant results regarding TNF-α dynamics during tuberculosis treatment.
Gambaran Kalsium Urin Pada Wanita Peminum Kopi Hitam Di Kelurahan Kuala Lempuing Kota Bengkulu Puspita Sari, Dela; Sahidan, Sahidan; Sulistyasmi, Wiwit
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 5 No 1 (2025): Otomatisasi Laboratorium
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/flms.v5i1.1013

Abstract

Kalsium adalah mineral yang sangat penting bagi manusia, asupan tinggi kafein dapat mempengaruhi pengeluaran kalsium melalui urin Kekurangan asupan kalsium akan memberikan risiko penyakit osteoporosis yang di karenakan tubuh akan mengambil cadangan kalsium dari tulang dan gigi sehingga menyebabkan tulang kehilangan massanya. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kalsium urin pada wanita peminum kopi hitam di kelurahan kuala lempuing, Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan purposive sampling, dengan jumlah 32 sampel urin wanita peminum kopi hitam. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Berdasarkan hasil sampel diketahui dari 32 sampel terdapat sebanyak 18 responden 56,2% posistif kalsium urin, berdasarkan rentang usia, responden yang berusia 19-59 tahun sebanyak 23 orang, 10 orang diantaranya positif kalsium urin, adapun rentang usia 60+ tahun sebanyak 9 orang 8 orang diantaranya positif kalsium urin, sebagian penduduk (24 orang/75%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kopi 1-2 cangkir dalam 1 hari dan sisanya (8 orang/ 25% ) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kopi sebanyak 3 cangkir dalam satu hari yang mana semua resonden yang mengkonsumsi kopi 3 cangkir dalam satu hari positif kalsium urin, sedangkan responden yang mengknsumsi kafein 1-2 cangkir terdapat 10 orang yang positif kalsium urin.