Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BIO -SLURRY TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) M IDRIS MP
KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan Vol 5, No 1 (2021): KLOROFIL: JURNAL ILMU BIOLOGI DAN TERAPAN
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/kfl:jibt.v5i1.9779

Abstract

This study aims to determine the effect of bio-slurry fertilizer application on the vegetative growth of green mustard plant  (Brassica juncea l.)The research was conducted at Jalan Karya Kasih, Gang sawah, Medan Johor Sub-district,  Medan at least  ± 30 m above sea level. The research was conducted from June 2020 to July 2020.The materials used in this study were green mustard seeds, top soil taken from the from Medan Johor sub-district, Medan City, Manure in the form of cow dung and goat manure which were used as basic ingredients for bio-Sllury and M-Bio fertilizers as pro- biotok for making Bio-Sllury compost and 10 kg polybags.There are lots of tools such as Hands prayer s, hoes, machetes, chainsaws, title boards, plot boards and treatment boards, speed and stationeryThis study used a factorial randomized design consisting of 2 factors and 3 replications, namely: Factor I. Bio-Slurry fertilizer from cow dung (L), consisting of three levels, namely; L0 = Without Application of Cow Manure = 0 ton/ha or 0 g/Polybag ; L1 = 10 tons/ha or 40 g/Polybag; L2 = 20 ton/ha or 80 g/Polybag . Factor II. Bio-Slurry Fertilizer from Goat Manure (K) which consists of three levels, namely; K0 = Without Goat Manure = 0 ton/ha or 0 g/Polybag ; K1 = 10 tons/ha or 40 g/Polybag; K2 = 20 ton/ha or 80 g/Polybag . Thus there are 9 treatment combinations. 3 replicates and 27 polybag.The implementation of the research includes: soil preparation, planting seeds, fertilization and harvesting while plant maintenance includes: insertion, giving water, weeding and controlling pests and disease.Observation variables include: plant height (cm), number of leaves (strands), and wet weight (g). Furthermore, if the results of the research test show a significant difference from the treatment being tried, it can be continued with the Honest Average Difference (DMRT) test method.
RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN KANGKUNG (IPOMOEA REPTANS POIR) AKIBAT PERLAKUAN MEDIA TANAM DAN METODE PEMBERIAN AIR M IDRIS MP
KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan Vol 4, No 1 (2020): KLOROFIL: JURNAL ILMU BIOLOGI DAN TERAPAN
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/kfl:jibt.v4i1.8985

Abstract

The aims of the study were: (1) knowing the vegetative growth response of water spinach (Ipomea reptans Poir) due to the treatment of planting media; (2) knowing the vegetative growth response of water spinach plants (Ipomea reptans Poir) due to the method of giving water and (3) knowing the vegetative growth response of kale (Ipomea reptans Poir) due to a combination of planting media and methods of giving water               The research was conducted at Jl. Karya Kasih, Gang. Sawah  No. 1. Kelurahan. Pangkalan  Masyhur, Medan Johor Subdistrict, Medan. with an altitude of ± 30 m above sea level. The research was conducted from December 2020 to February 2021.               The materials used in this study were water spinach seeds, compost and top soil soil, 10 kg polybag of soil and organic pesticides for pest and disease control.               Tools: moisture meter, hands prayer, hoe, machete, saw, title board, plot board and treatment board.               This study used a factorial randomized block design consisting of 3 replications and 2 factors, namely: Factor I. planting medium consisting of two levels, namely: (1) M0 = 100% top soil (100% soil: 0% compost): (2) ) M1 = Compost soil ratio 3: 1 (75% soil: 25% compost) and (3) M2 = Compost soil ratio 1: 1 (50% soil: 50% compost). while, Factor II. Method of Giving Water  (I) which consists of three levels, namely: (1) Po = Field Capacity by giving water once a day; (2) P1 = 3/4 Field Capacity by giving water once a day and (3) P2 = ½ Field Capacity by giving water once a day. Thus there are 9 treatment combinations and 3 replications.               Observed variables include: plant height (cm), number of leaves,   leaf length (cm), leaf width (cm) and plant wet weight (g).               If the results of the variance test show a significant difference from the treatments tried, it can be continued with the Honestly Difference Test (DMRT) method.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BIO -SLURRY TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) M IDRIS MP
KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan Vol 5, No 1 (2021): KLOROFIL : JURNAL ILMU BIOLOGI DAN TERAPAN
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/kfl:jibt.v5i1.9779

Abstract

This study aims to determine the effect of bio-slurry fertilizer application on the vegetative growth of green mustard plant  (Brassica juncea l.)The research was conducted at Jalan Karya Kasih, Gang sawah, Medan Johor Sub-district,  Medan at least  ± 30 m above sea level. The research was conducted from June 2020 to July 2020.The materials used in this study were green mustard seeds, top soil taken from the from Medan Johor sub-district, Medan City, Manure in the form of cow dung and goat manure which were used as basic ingredients for bio-Sllury and M-Bio fertilizers as pro- biotok for making Bio-Sllury compost and 10 kg polybags.There are lots of tools such as Hands prayer s, hoes, machetes, chainsaws, title boards, plot boards and treatment boards, speed and stationeryThis study used a factorial randomized design consisting of 2 factors and 3 replications, namely: Factor I. Bio-Slurry fertilizer from cow dung (L), consisting of three levels, namely; L0 = Without Application of Cow Manure = 0 ton/ha or 0 g/Polybag ; L1 = 10 tons/ha or 40 g/Polybag; L2 = 20 ton/ha or 80 g/Polybag . Factor II. Bio-Slurry Fertilizer from Goat Manure (K) which consists of three levels, namely; K0 = Without Goat Manure = 0 ton/ha or 0 g/Polybag ; K1 = 10 tons/ha or 40 g/Polybag; K2 = 20 ton/ha or 80 g/Polybag . Thus there are 9 treatment combinations. 3 replicates and 27 polybag.The implementation of the research includes: soil preparation, planting seeds, fertilization and harvesting while plant maintenance includes: insertion, giving water, weeding and controlling pests and disease.Observation variables include: plant height (cm), number of leaves (strands), and wet weight (g). Furthermore, if the results of the research test show a significant difference from the treatment being tried, it can be continued with the Honest Average Difference (DMRT) test method.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK NPK, SUNGKUP DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) Muhammad Idris
KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan Vol 6, No 1 (2022): KLOROFIL : JURNAL ILMU BIOLOGI DAN TERAPAN
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/kfl:jibt.v6i1.11065

Abstract

Penelitian bertujuan  untuk (1)   mengetahui pengaruh pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai,(2)   mengetahui pengaruh pemakaian sungkup terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai,(3)    mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai serta (4)   mengetahui pengaruh interaksi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai.Penelitian dilakukan di  Jl. Karya kasih, gang. Sawah No. 1. Kel. Pkl. Masyhur, Kecamatan Medan Johor Medan, dengan ketinggian tempat ± 30 m diatas permukaan laut  dan   dilaksanakan pada bulan Oktober 2021  sampai dengan Januari 2022 .Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: mencapai Tanaman Cabai varietas cemeti I , pupuk majemuk NPK, pupuk kandang, sungkup dari kain tile, fungsida derosal, bakterisida agrept, Insektisida Decis 2,5 EC   dan polybag. Sedangkan alat-alat yang dipergunakan adalah: cangkul, gembor dan hand sprayer, meteran,timbangan analitis dan biasa, schaliffer untuk mengukur diameter batang, gergaji, paku dan martil dan alat-alat tulis dan lainnya yang dianggap perlu.Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari tiga faktor yaitu pupuk kandang (K) yang terdiri dari dua taraf (K0 =tanpa pemberian pupuk kandang dan K1 = pemberian pupuk kandang 5 ton/ha), pemakaian sungkup (S) yang terdiri dari 2 perlakuan (S0 = tanpa memakai sungkup dan S1 = pemakai sungkup) dan pemberian pupuk majemuk NPK (P) yang terdiri dari tiga taraf (P0 = tanpa pemberian pupuk , PI = pemberian pupuk 400 kg/ha dan P2 = pemberian pupuk 800 kg/ha). Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 36 unit percobaan.Peubah amatan  mencakup tinggi tanamarn umur 2 - 12 Minggu Setelah Tanam (MST), diameter batang umur 4- 12 minggu setelah tanam dan jumlah buah saat panen.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian pupuk majemuk NPK tidak   menunjukkan pengaruh nyata   terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan Jumlah buah saat panen meskipun demikian secara visual perlakuan terbaik adalah P0 (tanpa pemberian pupuk majenuk NPK), (2) Perlakuan sungkup menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan Jumlah buah saat panen serta  tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang. Adapun perlakuan terbaik adalah S1 ( perlakuan pemakaian sungkup). (3) pemberian pupuk kandang tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah buah saat panen Meskipun demikian secara visual perlakuan terbaik adalah (pemberian pupuk kandang 0.25 kg/10 kg tanah)dan (4) tidak terdapat interaksi yang nyata terhadap peubah yang diamati meskipun secara visual untuk kombinasi pupuk majemuk NPK dengan pemkaian sungkup perlakuan yang terbaik adalah S1P0 (pemakaian sungkup dan tanpa pemberian pupuk majemuk NPK). Untuk kombinasi pupuk majemuk NPK dengan pupuk kandang perlakuan yang terbaik P2KI (pemberian pupuk majemuk NPK 800 kg/ha dan pemberian pupuk kandang 5 ton/ha). Untuk kombinasi pemakaian sungkup dan pemberian pupuk kandang perlakuan yang terbaik S1K1 ( pemakaian sungkup dan pemberian pupuk kandang 5 ton / ha). Sedangkan untuk kombinasi ketiganya perlakuan yang terbaik adalah S1P2K1 (pemakaian sungkup. Pemberian pupuk majemuk NPK 800 kg/ha dan pupuk kandang 5 ton/ha)
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK NPK, SUNGKUP DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) Muhammad Idris
KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan Vol 6, No 1 (2022): KLOROFIL: JURNAL ILMU BIOLOGI DAN TERAPAN
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/kfl:jibt.v6i1.11065

Abstract

Penelitian bertujuan  untuk (1)   mengetahui pengaruh pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai,(2)   mengetahui pengaruh pemakaian sungkup terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai,(3)    mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai serta (4)   mengetahui pengaruh interaksi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai.Penelitian dilakukan di  Jl. Karya kasih, gang. Sawah No. 1. Kel. Pkl. Masyhur, Kecamatan Medan Johor Medan, dengan ketinggian tempat ± 30 m diatas permukaan laut  dan   dilaksanakan pada bulan Oktober 2021  sampai dengan Januari 2022 .Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: mencapai Tanaman Cabai varietas cemeti I , pupuk majemuk NPK, pupuk kandang, sungkup dari kain tile, fungsida derosal, bakterisida agrept, Insektisida Decis 2,5 EC   dan polybag. Sedangkan alat-alat yang dipergunakan adalah: cangkul, gembor dan hand sprayer, meteran,timbangan analitis dan biasa, schaliffer untuk mengukur diameter batang, gergaji, paku dan martil dan alat-alat tulis dan lainnya yang dianggap perlu.Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari tiga faktor yaitu pupuk kandang (K) yang terdiri dari dua taraf (K0 =tanpa pemberian pupuk kandang dan K1 = pemberian pupuk kandang 5 ton/ha), pemakaian sungkup (S) yang terdiri dari 2 perlakuan (S0 = tanpa memakai sungkup dan S1 = pemakai sungkup) dan pemberian pupuk majemuk NPK (P) yang terdiri dari tiga taraf (P0 = tanpa pemberian pupuk , PI = pemberian pupuk 400 kg/ha dan P2 = pemberian pupuk 800 kg/ha). Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 36 unit percobaan.Peubah amatan  mencakup tinggi tanamarn umur 2 - 12 Minggu Setelah Tanam (MST), diameter batang umur 4- 12 minggu setelah tanam dan jumlah buah saat panen.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian pupuk majemuk NPK tidak   menunjukkan pengaruh nyata   terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan Jumlah buah saat panen meskipun demikian secara visual perlakuan terbaik adalah P0 (tanpa pemberian pupuk majenuk NPK), (2) Perlakuan sungkup menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan Jumlah buah saat panen serta  tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang. Adapun perlakuan terbaik adalah S1 ( perlakuan pemakaian sungkup). (3) pemberian pupuk kandang tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah buah saat panen Meskipun demikian secara visual perlakuan terbaik adalah (pemberian pupuk kandang 0.25 kg/10 kg tanah)dan (4) tidak terdapat interaksi yang nyata terhadap peubah yang diamati meskipun secara visual untuk kombinasi pupuk majemuk NPK dengan pemkaian sungkup perlakuan yang terbaik adalah S1P0 (pemakaian sungkup dan tanpa pemberian pupuk majemuk NPK). Untuk kombinasi pupuk majemuk NPK dengan pupuk kandang perlakuan yang terbaik P2KI (pemberian pupuk majemuk NPK 800 kg/ha dan pemberian pupuk kandang 5 ton/ha). Untuk kombinasi pemakaian sungkup dan pemberian pupuk kandang perlakuan yang terbaik S1K1 ( pemakaian sungkup dan pemberian pupuk kandang 5 ton / ha). Sedangkan untuk kombinasi ketiganya perlakuan yang terbaik adalah S1P2K1 (pemakaian sungkup. Pemberian pupuk majemuk NPK 800 kg/ha dan pupuk kandang 5 ton/ha)
Skrining Fitokimia dan Penentuan Kadar Flavonoid Daun Kelor (Moringa oleifera L.) Desa Dolok Sinumbah dan Raja Maligas Kecamatan Hutabayu Raja Yulia Yulia; Muhammad Idris; Rahmadina Rahmadina
KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan Vol 6, No 1 (2022): KLOROFIL : JURNAL ILMU BIOLOGI DAN TERAPAN
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/kfl:jibt.v6i1.11678

Abstract

The benefits of Moringa leaves (Moringa oleifera L.) are trusted by the village community in treating various diseases such as antidiabetic, antihypertensive, and anticancer. This study aims to examine secondary metabolites through phytochemical screening and determination of flavonoid levels in the ethanol extract of Moringa leaves (Moringa oleifera L.) Dolok Sinumbah and Raja Maligas villages. The method used in this research is a descriptive survey. The results of the qualitative test with phytochemical screening showed that the ethanol extract of Moringa leaves (Moringa oleifera L.) was positive for flavonoids, saponins, tannins, and steroids. The results of the quantitative test to determine the flavonoid content of the ethanol extract of Moringa leaves (Moringa oleifera L.) are different in the two villages, namely the flavonoid content of Dolok Sinumbah Sinumbah Village of 94.1842 mgQE/gr and Raja Maligas of 87.5157 mgQE/gr using UV spectrophotometry. –Vis.
STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN PADA TRADISI MANDI PANGIR DI KECAMATAN SEI KEPAYANG BARAT KABUPATEN ASAHAN MAULIDA SARI JURIAH; M Idris
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 5, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v5i2.6160

Abstract

Mandi pangir adalah mandi dengan bahan alamiah yang bertujuan untuk mensucikan diri dan dilakukan pada saat masuknya bulan suci Ramadhan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tumbuhan apa saja yang digunakan, bagian tumbuhan dan nilai penting budaya tumbuhan tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan metode deskriftif kualalitatif dan deskriftif kuantitatif. Hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat Desa Sei Kepayang Kiri, Desa Sei Lendir Dan Desa Sei Tualang Pandau Kecamatan Sei Kepayang Barat Kabupaten Asahan memiliki pengetahuan cukup baik tentang keanekaragaman hayati di sekitarnya. Berdasarkan hasil wawancara dan estimasi nilai ICS (Index of Cultural Significane), diketahui nilai ICS tumbuhan berguna pada masyarakat Desa Sei Kepayang Kiri, Desa Sei Lendir dan Sei Tualang Pandau Kecamatan Sei Kepayang Barat Kabupaten Asahan sekitar yaitu berkisaran 1-60. Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius), Nilam (Pogostemon cablin), Mayang Pohon Pinang (Areca cathecu), Jeruk Purut (Citrus hystrix) memiliki nilai ICS tertinggi, sedangkan Kenanga (Cananga odorata) memiliki nilai ICS terendah
Skrining Fitokimia dan Penentuan Kadar Flavonoid Daun Kelor (Moringa oleifera L.) Desa Dolok Sinumbah dan Raja Maligas Kecamatan Hutabayu Raja Yulia Yulia; Muhammad Idris; Rahmadina Rahmadina
KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan Vol 6, No 1 (2022): KLOROFIL: JURNAL ILMU BIOLOGI DAN TERAPAN
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/kfl:jibt.v6i1.11678

Abstract

The benefits of Moringa leaves (Moringa oleifera L.) are trusted by the village community in treating various diseases such as antidiabetic, antihypertensive, and anticancer. This study aims to examine secondary metabolites through phytochemical screening and determination of flavonoid levels in the ethanol extract of Moringa leaves (Moringa oleifera L.) Dolok Sinumbah and Raja Maligas villages. The method used in this research is a descriptive survey. The results of the qualitative test with phytochemical screening showed that the ethanol extract of Moringa leaves (Moringa oleifera L.) was positive for flavonoids, saponins, tannins, and steroids. The results of the quantitative test to determine the flavonoid content of the ethanol extract of Moringa leaves (Moringa oleifera L.) are different in the two villages, namely the flavonoid content of Dolok Sinumbah Sinumbah Village of 94.1842 mgQE/gr and Raja Maligas of 87.5157 mgQE/gr using UV spectrophotometry. –Vis.
Pemberian POC Urine Kambing dan Jarak Tanam terhadap Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Gambas (Luffa acutangula) Lala Putri Ananda; Muhammad Idris
BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains Vol 5 No 2 (2022): BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/bioedusains.v5i2.4834

Abstract

This study aims to describe the effect of giving goat urine POC and spacing on the growth response and yield of the luffa plant (Luffa acutangula). The method used was factorial RAK on two treatment factors (planting distance and giving POC goat urine) with three replications. Parameters observed were plant height, number of leaves, number of flowers, number of fruit and fresh fruit weight. The results showed that setting spacing significantly affected all parameters used, with the best spacing being: J2 = 40x50 cm. Administration of goat urine POC did not significantly affect the parameter of fresh fruit weight (ounces), but the best level of giving goat urine POC was U4 = 60 ml/L. As for the interaction between plant spacing and administration of goat urine POC, it has no significant effect on one parameter, namely fresh fruit weight. In conclusion, setting spacing is the most effective way to increase production and profits for gambas farmers. Keywords: Gambas, Planting distance, Goat Urine POC
PENAPISAN FITOKIMIA DAN PENENTUAN KADAR FLAVONOID EKSTRAK DAUN SEMBUNG [BLUMEA BALSAMIFERA (L.) DC] DI DESA HASANG DAN DESA SIMANGALAM KECAMATAN KUALUH SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA masdingin naipospos; Muhammad Idris; Rahmadina Rahmadina
KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan Vol 6, No 2 (2022): KLOROFIL : JURNAL ILMU BIOLOGI DAN TERAPAN
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/kfl:jibt.v6i2.11687

Abstract

Sembung [Blumea balsamifera (L.) DC] is a medicinal plant that contains secondary metabolites. Differences in geographical location, climate, morphology and plant parts used can affect the content of secondary metabolites and the levels of flavonoids produced. The purpose of this study was to analyze the presence of secondary metabolites and flavonoid levels in sembung leaf extract from Hasang and Simangalam villages. The method used is to observe and observe samples in the field and identify the presence of secondary metabolites and flavonoid levels through laboratory tests. Extraction is done by the maceration method. Flavonoid testing was carried out qualitatively (phytochemical screening test, KLT test) and quantitative (Test levels with UV-Vis spectrophotometry ). The results showed that sembung plants from Hasang and Simangalam villages were positive for flavonoids, saponins and steroids. The KLT test for flavonoid compounds in Hasang village on N-hexane : ethyl acetate resulted in 3 spots and on Chloroform : ethyl acetate  8 spots for flavonoid compounds. Extract from Simangalam village on N-hexane : ethyl acetate resulted in 8 spots and Chloroform : ethyl acetate produced 19 spots for flavonoid compounds.  The result showed that the flavonoid content of sembung leaf extract from Hasang village was 89,2971 mg QE/g, which was higher than the flavonoid content from Simangalam village was 83,9828 mg QE/g.