Rocky Wilar
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi / RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou, Manado

Published : 37 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL BIOMEDIK

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS Mathindas, Stevry; Wilar, Rocky; Wahani, Audrey
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2599

Abstract

Abstract: Hyperbilirubinemia is an increase of the blood bilirubin level due to physiological or non-physiologic factors, which is clinically characterized by jaundice. Bilirubin is produced in the reticuloendothelial system as the end product of heme catabolism through an oxidation-reduction reaction. Due to its hydrophobic nature, unconjugated bilirubin is carried in the plasma, tightly bound to albumin. In the liver, bilirubin is transported into hepatocytes, bound to ligandin. After being excreted to the small intestine through the bile ducts, bilirubin undergoes a reduction to become colorless tetrapyrole due to the action of intestinal microbes.This unconjugated bilirubin can be reabsorbed into the circulation; therefore, it increases total plasma bilirubin. The treatments of hyperbilirubinemia in neonati are phototherapy, intravenous immunoglobulin (IVIG), replacement transfusion, temporary breastfeeding cessation, and medical therapy. Keywords: hyperbilirubinemia, bilirubin, biliverdin, enterohepatic cycle.     Abstrak: Hiperbilirubinemia ialah terjadinya peningkatan kadar bilirubin dalam darah, baik oleh faktor fisiologik maupun non-fisiologik, yang secara klinis ditandai dengan ikterus. Bilirubin diproduksi dalam sistem retikuloendotelial sebagai produk akhir dari katabolisme heme dan terbentuk melalui reaksi oksidasi reduksi. Karena sifat hidrofobiknya, bilirubin tak terkonjugasi diangkut dalam plasma, terikat erat pada albumin. Ketika mencapai hati, bilirubin diangkut ke dalam hepatosit, terikat dengan ligandin. Setelah diekskresikan ke dalam usus melalui empedu, bilirubin direduksi menjadi tetrapirol tak berwarna oleh mikroba di usus besar. Bilirubin tak terkonjugasi ini dapat diserap kembali ke dalam sirkulasi, sehingga meningkatkan bilirubin plasma total. Pengobatan pada kasus hiperbilirubinemia dapat berupa fototerapi, intravena immunoglobulin (IVIG), transfusi pengganti, penghentian ASI sementara, dan terapi medikamentosa. Kata kunci: hiperbilirubinemia, bilirubin, biliverdin, siklus enterohepatik.
Faktor Risiko Terjadinya Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak Tansil, Melissa G.; Rampengan, Novie H.; Wilar, Rocky
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 13, No 1 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.13.1.2021.31760

Abstract

Abstract: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an acute infectious disease caused by dengue virus, this disease often occurs and even more dangerous if it’s found in children. Until now, There are no real specifications regarding to handling DHF, so efforts are needed to control risk factors that cause the occurrence of DHF in children to reduce morbidity and mortality. This literature review aims to determine the risk factors of DHF in children. The method that is being used is in the form of a literature study with the method of searching, combining the essence and analyzing facts from several scientific sources that are accurate and valid regarding to the risk factors for the occurrence of DHF in children. The results found that there was an association between nutritional status, age, presence of vector, domicile, environment, breeding place, resting place, habit of hanging clothes, temperature, using mosquito repellent, occupation, knowledge, attitudes, and 3M practice, while there is no relationship with gender, humidity, and sleeping habits in the morning and evening. This study concludes the importance of public knowledge about risk factors that cause the occurrence of DHF so families can avoid and reduce the incidence of DHF.Keywords: Child, Risk Factor, DHF, Dengue Fever,dan Dengue Hemorrhagic Fever  Abstrak: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue, penyakit ini sering terjadi dan bahkan lebih berbahaya manifestasinya jika ditemukan pada anak. Sampai saat ini belum ada spesifikasi yang nyata mengenai penanganan untuk penyakit DBD maka sangat dibutuhkan upaya pengendalian faktor risiko penyebab terjadinya kejadian DBD pada anak untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas. Literature review ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor risiko terjadinya kejadian DBD pada anak. Metode yang digunakan berupa studi literatur dengan metode mencari, menggabungkan intisari serta menganalisis fakta dari beberapa sumber ilmiah yang akurat dan valid mengenai faktor risiko terjadinya kejadian demam berdarah dengue pada anak. Hasil menemukan bahwa terdapat hubungan antara status gizi, umur, keberadaan vektor, domisili, environment, breeding place, resting place, kebiasaan menggantung pakaian, suhu, penggunaan obat anti nyamuk, pekerjaan, pengetahuan dan sikap, dan praktik 3M, sedangkan tidak terdapat hubungan dengan faktor jenis kelamin, kelembaban dan kebiasaan tidur pagi dan sore. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pentingnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko apa saja penyebab terjadinya kejadian DBD agar keluarga dapat terhindar dari penyakit DBD dan mengurangi angka kejadian DBD.Kata Kunci: DBD, Faktor Risiko terjadinya DBD, dan Anak