I Nyoman Winata
Pengembangan IPTEK dan Kesehatan Olahraga Nasional (PPTIKON), Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesi

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

IDENTIFIKASI SOMATOTYPE, STATUS GIZI, DAN DIETARY ATLET REMAJA STOP AND GO SPORTS Penggalih, Mirza Hapsari Sakti Titis; Pratiwi, Diana; Fitria, Fajri; Sari, Maria Dina Perwita; Narruti, Nadia Hanun; Winata, I Nyoman; Fatimah, Fatimah; Kusumawati, Marina Dyah
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2016): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JANUARY 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i2.4495

Abstract

Kelelahan akibat durasi permainan yang panjang dengan intensitas gerakan cepat dan tiba-tiba menjadi masalah yang paling umum terjadi pada atlet stop and go sports . Peran zat gizi dalam upaya pencapaian performa maksimal sering dilupakan. Bersama dengan latihan yang intensif, asupan yang adekuat dapat membentuk somatotype yang juga dapat membantu performa. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi somatotype serta mengevaluasi asupan makanan dan minuman atlet remaja kategori olahraga stop and go sports di Wisma Atlet Ragunan, Jakarta di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Sebanyak 28 atlet remaja (14-18 tahun) mengikuti pengukuran somatotype dan komposisi tubuh. Pengukuran asupan makanan dan minuman juga dilakukan dengan metode 24 hours food recall dan semi quantitative fluid frequency. Seluruh atlet kategori stop and go sports memiliki status gizi normal walaupun persentase pemenuhan asupan sebagian besar atlet masih inadekuat. Rerata somatotype ditemukan bervariasi berdasarkan cabang olahraga, yaitu atlet basket tergolong mesomorphic endomorph (4,2-3,4-1,4), atlet sepak bola ditemukan balanced mesomorph (2,6-6,6-2,9) dan atlet voli termasuk central (2,8-2,4-2,8). 
IDENTIFIKASI SOMATOTYPE, STATUS GIZI, DAN DIETARY ATLET REMAJA STOP AND GO SPORTS Penggalih, Mirza Hapsari Sakti Titis; Pratiwi, Diana; Fitria, Fajri; Sari, Maria Dina Perwita; Narruti, Nadia Hanun; Winata, I Nyoman; Fatimah, Fatimah; Kusumawati, Marina Dyah
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2016)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i2.4495

Abstract

Kelelahan akibat durasi permainan yang panjang dengan intensitas gerakan cepat dan tiba-tiba menjadi masalah yang paling umum terjadi pada atlet stop and go sports . Peran zat gizi dalam upaya pencapaian performa maksimal sering dilupakan. Bersama dengan latihan yang intensif, asupan yang adekuat dapat membentuk somatotype yang juga dapat membantu performa. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi somatotype serta mengevaluasi asupan makanan dan minuman atlet remaja kategori olahraga stop and go sports di Wisma Atlet Ragunan, Jakarta di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Sebanyak 28 atlet remaja (14-18 tahun) mengikuti pengukuran somatotype dan komposisi tubuh. Pengukuran asupan makanan dan minuman juga dilakukan dengan metode 24 hours food recall dan semi quantitative fluid frequency. Seluruh atlet kategori stop and go sports memiliki status gizi normal walaupun persentase pemenuhan asupan sebagian besar atlet masih inadekuat. Rerata somatotype ditemukan bervariasi berdasarkan cabang olahraga, yaitu atlet basket tergolong mesomorphic endomorph (4,2-3,4-1,4), atlet sepak bola ditemukan balanced mesomorph (2,6-6,6-2,9) dan atlet voli termasuk central (2,8-2,4-2,8). 
PRODUKSI PROGRAM BERITA FEATURE TELEVISI “IS IT YOU?” DIVISI JURU KAMERA Widjaja, Ifadhah Vellayati; Widagdo, M Bayu; Setyabudi, Djoko; Winata, I Nyoman; Santosa, Hedi Pudjo
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.675 KB)

Abstract

Pada zaman sekarang ini, realita kehidupan anak muda begitu beragam dan menarik untuk diamati. Misalnya saja mengenai eksistensi anak muda di media sosial. Mereka berlomba-lomba melakukan kegiatan di sosial media untuk menunjukan eksistensi mereka sesama anak muda pengguna sosial media. Namun, hal tersebut justru berbanding terbalik dengan kehidupan mereka di dunia nyata. Itulah yang kemudian melatarbelakangi pembuatan program berita feature televisi “IS IT YOU?”. “IS IT YOU?” adalah sebuah program yang dikemas secara ringan untuk mengkritisi realita kehidupan di sekitar anak muda. Program ini diharapkan dapat menjadi ajang pencerminan diri bagi anak muda masa kini terhadap realita di sekitar mereka. Pada pelaksanaan program berita feature televisi “IS IT YOU?”, penulis bertanggungjawab sebagai juru kamera. Di mana pada laporan karya bidang ini, akan dipaparkan secara rinci mengenai tugas sebagai juru kamera, dari praproduksi hingga paska produksi.Kata kunci : Karya bidang, Juru Kamera, Anak Muda.
PRODUKSI PROGRAM KULINER PADA PROGRAM ACARA WISATA JALAN KULINER CAKRA SEMARANG TV (Peran dan Pertanggungjawaban sebagai Produser ) Rosmaningrum, Novi; Santosa, Hedi Pudjo; Winata, I Nyoman; Pradekso, Tandiyo; Widagdo, M Bayu
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.836 KB)

Abstract

Kuliner adalah segala hal yang berhubungan dengan konsumsi makanan seharihari.Kuliner adalah bagian dari gaya hidup dan untuk itu menarik untuk diangkatmenjadi sebuah tayangan televisi. Wisata Jalan Kuliner adalah salah satu programacara di stasiun TV lokal Cakra Semarang TV yang mengangkat tema ini. Acaraini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai kuliner yang enak dan menarikbaik dari sisi historis maupun cita rasa. Diharapkan acara ini mampu menjadireferensi bagi penonton yang ingin menambah wawasan dan pengalaman dalammenikmati makanan di Semarang. Untuk itu penulis beserta tim membuat newsfeature ini ke dalam acara tersebut. Dengan tujuan yang kurang lebih sama; untukmengemas informasi mengenai bagaimana cara menikmati, menampilkan prosespembuatan secara mendalam, serta nilai historis dari berbagai jajanan diSemarang.Jajanan klenyem, timus, lumpia, tahu isi rebung, wingko babat, gandos, wedangrempah, dan wedang kacang tanah merupakan jajanan di semarang yang masihdiminati oleh sebagian besar masyarakat. News feature ini dibuat dalam empatepisode, yang tayang sekali setiap minggunya selama empat minggu berturut-turutdan dibagi berdasarkan bahan dasar jajanannya. Di tiap episode penulis besertatim mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan jajanan yang dibahas.Narasumber tersebut seperti penjual, pembuat jajanan, konsumen, maupunpendapat masyarakat umum.
Video Dokumenter Televisi “Koboy Melukis Pusaka Jawa” Dinanti, Rizka Putra; Setiabudi, Djoko; Winata, I Nyoman
Interaksi Online Vol 2, No 1: Januari 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.722 KB)

Abstract

iVideo Dokumenter Televisi “Koboy Melukis Pusaka Jawa”Karya BidangDisusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan strata 1Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikPenyusunRizka Putra Dinanti D2C607042JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2013iABSTRAKVideo dokumenter merupakan salah satu produk jurnalistik dalam bentuk audio visual.Terdapat tim yang bekerja dari pra hingga pasca produksi untuk pembuatannya, dokumentarisdalam hal ini menjabat posisi sebagai produser. Pemilihan posisi tersebut merupakan kemauandan kemampuan jurnalis dalam menjalankan proyek dokumenter ini. Dokumentaris berkerjasesuai dengan naskah sekenario yang di buat oleh sutradara. Dokumenter Komunitas KomplotanBocah Wayang (Koboy) yang berjudul “Koboy Melukis Pusaka Jawa” menampilkansekumpulan anak muda yang gemar mengikuti kegiatan pewayangan di Sobokartti. Anak-anakmuda ini bersepakat untuk menggelorakan semangat cinta wayang pada masyarakat Semarangdan menghimpun siapa saja yang berminat terhadap dunia pewayangan. Namun sayangnya tidakbanyak generasi muda yang tertarik kepada wayang kulit. Wayang kulit selama ini identikdengan generasi lama atau orang tua, kuno, serta kolot untuk anak muda saat ini, karena bahasapengantarnya bahasa Jawa yang tidak populer lagi di kalangan generasi muda. Untuk menarikminat generasi muda pada wayang sebagai kesenian tradisional, akhirnya mereka berduaberusaha memberikan inovasi terhadap pewayangan dengan sentuhan kreatif yaitu denganmembuat sebuah wayang kreasi baru, yaitu dengan menggunakan fiber, tekson, kardus, serta ewayangyang bisa diaplikasikan menjadi komik, poster, video animasi, dan yang bersentuhandengan bidang digital teknologi agar bisa lebih mendekatkan dan menarik minat anak mudasekarang.Mereka sangat totalitas dalam menggelorakan semangat cinta wayang padamasyarakat semarang dan menghimpun siapa saja yang berminat terhadap dunia pewayangan,tergambar pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Koboy. Dari sekolah ke sekolah merekabawa tongkat estafet budaya wayang yang diwariskan oleh nenek moyang untuk mengenalkankembali ke anak-anak muda saat ini, Koboy menjembatani dengan ketulusan mereka, ketekunanserta semangat dan upaya-upaya agar anak muda semakin mengenal dan bangga serta dapat ikutmenjaga kelestarian seni tradisional wayang dalam wadah komunitas Komplotan Bocah Wayangatau Koboy. Melalui Koboy, diharapkan wayang bisa lebih dekat dengan masyarakat khususnyaanak mudaKata kunci: jurnalis, produser, Wayang, KoboyiABSTRACTVideo documentary is one of audio-visual journalism product . There is a team workingfrom pre to post-production to production, documentary in this case serves as a camerapersonand a concurrent position as editor . The selection of these positions is the willingness and abilityof journalists to carry out this documentary project . Documentary work in accordance with thescenario script made by the director . Komunitas Komplotan Bocah Wayang (Koboy) entitled“Koboy Draws Java’s Heritage” featuring a bunch of young people who love to take part inSobokartti puppet . They are agreed to foster a spirit of love puppets in Semarang and gatherpeople who are interested in the puppet world . But unfortunately not many young people areattracted to the shadow play . Wayang kulit is synonymous with the old generation or the old ,ancient , and old-fashioned for today's youth , because language introduction to the Javalanguage is no longer popular among the younger generation . To attract young people to thepuppet as traditional art , finally they both tried to deliver innovation to the puppet with acreative touch to create a new puppet creations , using fiber , tekson , cardboard , as well as e -puppets that can be applied into comics , posters , video animation , and is in contact with thefield of digital technology in order to get closer and attract young people today .They are very total in spreading spirit of love puppets in Semarang and raise public whoare interested in the puppet world , reflected in the activities undertaken by Koboy . From schoolto school they carry the baton puppet culture inherited by the ancestors to introduce back toyoung kids today, Koboy bridge with their sincerity , passion and perseverance as well as effortsto bring more young people to know and be proud of and care for preservation of traditional artpuppets Komplotan Bocah Wayang or Koboy gang. Through Koboy , puppet is expected to becloser to the public, especially young people .Keywords : Journalist , producer, wayang and Koboy .iBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKegiatan Jurnalistik sangat berkaitan erat dengan media massa cetak maupunelektronik, karena publikasi di media massa adalah salah satu syarat utama agar sebuahproduk tersebut dapat dikatakan sebagai produk jurnalistik. Media massa elektronik salahsatunya televisi merupakan media massa elektronik yang mampu menyebarkan informasisecara cepat dan mampu mencapai pemirsa dalam jumlah banyak dalam waktubersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditampilkan telah mampu menarik minatpemirsanya , dan mampu membius pemirsanya untuk selalu menyaksikan berbagaitayangan yang disiarkan televisi. Terlebih lagi TV merupakan media yang menyuguhkantampilan melalui bentuk audio visual (suara dan gambar) sehingga tentunya membuatmasyarakat lebih tertarik kepada televisi daripada media massa lainnya. Banyaknyaaudien televisi mejadikannya sebagai medium dengan efek yang besar terhadap orang,kultur dan juga terhadap media lain. Sekarang televisi adalah media massa dominan(Vivian, 2008:225).Beberapa jenis dan bentuk pengembangan documenter televisi meliputi expositorydocumenter (penutur tunggal narrator), documenter drama, news feature, reality showdan investigasi. Kami sebagai jurnalis ingin mebuat sebuah produk jurnalistik dalambentuk news feature dengan format documenter yang nantinya akan di publikasikanmelalui media televise. Alasan menggunakan format documenter karena kontenididalamnya lebih lengkap, yaitu seperti unsur informasi, ilmu pengetahuan, dan yangdominan unsure hiburan yang kreatif (fachrudin,2012:314).Kami ingin mengangkat salahsatu kesenian tradisional yang mulai terpinggirkan bahkan mulai ditinggalkan oleh anakmuda khususnya adalah kesenian wayang.Wayang selama ini kita kenal sebagaikekayaan budaya jawa.Wayang telah menjadi etos dan pandangan hidup masyarakatjawa.Bahkan wayang menjadi esensi budaya jawa.Bagi masyarakat Jawa, wayangtidaklah hanya sekedar tontonan tetapi juga tuntunan.Wayang bukan hanya sekedarsebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai media komunikasi, media penyuluhan danmedia pendidikan.Wayang telah menjadi asset kebudayaan nasional, maka kewajiban ituberarti terletak di pundak masyarakat Indonesia seluruhnya.Tetapi tentulah masyarakatJawa khususnya yang harus merasa lebih terpanggil untuk nguri-uri kekayaan budayanyayang indah dan sarat nilai-nilai budaya yang adiluhung ini.Berbicara mengenai upaya pelestarian wayang masih terhitung sedikit terutamagenerasi muda. Salah satunya komunitas koboy (komplotan bocah wayang) yangberpusat di Sobokartti yang melakukan kegiatan pelestarian dan pengenalan wayangdengan pelatihan dalang bagi anak maupun remaja dan proses pembuatan wayang denganberbagai medium. Meskipun mereka bukan pelaku seni atau orang yang terlibat dalamkegiatan pewayangan namun kegiatan yang mereka lakukan dengan mengenalkanwayang melalui workshop ke sekolah-sekolah atau tempat-tempat umum, sudah menjadisalah satu cara pelestarian terhadap wayang. Meski hanya workshop, setidaknya kegiatanitu mampu memberi pesan untuk mengenalkan tentang wayang terlebih dahulu kepadaanak-anak dan orang tua, apabila kedepannya wayang tetap tidak diminatipun itu bukanmerupakan kegagalan para koboy, yang terpenting adalah masyarakat yang terutamaianak-anak mengetahui bahwa kita mempunyai peninggalan kebudayaan yang sangatbernilai yaitu wayang. Koboy sangat berperan dalam melestarikan wayang meski tidakmampu meneruskan kebudayaan sebagai pelaku, setidaknya koboy dapat meneruskantongkat estafet kepada generasi muda, yang seharusnya tongkat estafet tersebut dibawaoleh orangtua untuk anak-anaknya namun terbentur orang tua jaman sekarang banyakyang tidak peduli atau malah tidak mengenal tentang pewayangan, maka para orang tuasendiri tidak mampu berperan untuk mengenalkan wayang kepada anak-anaknya didalamsistem pelestarian kebudayaan wayang saat ini.1.2 Kerangka Pemikiran1. Jurnalistik dalam DokumenterJurnalistik didefinisikan sebagai seni dan ketrampilan mencari, mengumpulkan,mengolah, menyusun dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-harisecara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya,sehingga terjadi perubahan sikap, sifat pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengankehendak para jurnalisnya. (Suhandang, 2004:21).Video dokumenter merupakan sebuah produk jurnalistik berbentuk soft news yangbertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan secara menarik (Morrison,2008:211). Sehingga dokumenter pun menjadi salah satu dari sekian media yang dapatdigunakan untuk menyampaikan informasi, pendidikan, pengaruh dan sekaligus hiburanuntuk kahalayak atau cakupan massa. Video dokumenter dapat diputar dan dipertunjukankepada khalayak dan target audience melalui ruang-ruang komunitas maupun secaraimassive yaitu televisi. Televisi sendiri telah menjadi media komunikasi massa yang tidakterpisahkan dengan masyarakat. Masyarakat dari segala usia termasuk di dalamnyaadalah remaja yang sangat akrab dengan televisi. Menurut Vivian (2008:16) televisimerupakan salah satu media yang tidak menuntut audiensnya untuk terlalu aktif , bahkancukup pasif saja (cool media). Media seperti televisi, radio dan film yang diputar padatelevisi merupakan jenis-jenis media yang masuk kedalam kategori itu.2. Gaya Bertutur dan Strukur DokumenterDalam pembuatan dokumenter ini, kami para jurnalis memilih menggunakan gayarekonstruksi pada umunya bentuk ini dapat ditemui pada documenter investigasi dansejarah, termasuk pula pada film etnografi dan antropologi visual. Dalam tipe ini,pecahan-pecahan atau bagian –bagian peristiwa masalampau maupun masa kini disusunatau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah.Pada saat merekonstruksi suatu peristiwa,latarbelakang sejarah, periode, serta lingkungan alam dan masyarakatnya menjadi bagiandari konstruksi peristiwa tersebut.Konsep penuturan rekonstruksi terkadang tidakmementingkan unsur dramatic tetapi lebih terkonsentrasi pada pemaparan isi sesuaikronologi peristiwa (Ayawaila, 2008: 40-43). Diharapkan pembuatan documenter dengangaya rekonstruksi dapat membangunkan kembali pemahaman tentang wayang sebagaiseni tradsisi yang menjadi pusat tatanan nilai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya.Seperti halnya video documenter koboy ini yang membandingkan kondisikesenian wayang jaman dahulu yang banyak diminati, sertamerupakan sebagai pusatreferensi tatanan nilai dan tatanan hidup, namunberbeda pada saat sekarang ini, padahalwayang dahulu lebih rumit dibanding dengan wayang jaman sekarang yang sudahiberinovasi dari segi cerita dan bahasa agar dapat diterima. Perkembangan jaman denganmunculnya media-media baru, peran wayang sebagaipusat tatanan nilai tergeser olehmedia-media baru tersebut.1.3. Konstribusi KaryaNews feature ini dibuat sebagai tugas akhir untuk persyaratan kelulusan dalam ProgramStudi S-1 jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk :1. Media dalam mengenalkan kesenian wayang kepada generasi muda sehingga tumbuhrasa cinta dan bangga generasi muda terhadap kesenian wayang.2. Sarana untuk menumbuhkan kesadaran banyak pihak untuk terlibat dalam upaya menjagaeksistensi kesenian wayang.1.4 Konsep filmBentuk Dokumenter Tematis`Struktur penuturan ini biasanya digunakan apabila fokus cerita adalah sebuah objeklokasi yang merupakan tempat sejumlah orang melakukan aktivitasnya. Seperti halnyaPerkumpulan Koboy dimana merupakan sebagai tempat berkumpulnya para para pencintaatau penggiat kesenian wayang dikalangan anak muda dalam melakukan kegiatankegiatannya,yang berpusat di Sobokartti.Dalam “Koboy Melukis Pusaka Jawa” penceritaan diawali dengan pernyataan-pernyataandari ketiga narasumber mengenai permasalahan semakin terasingnya dan antusiasme yangkurang generasi muda terhadap kesenian wayang, kemudian upaya yang dilakukan olehkoboy untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga di generasi muda terhadap kesenianwayang dan diakhiri dengan pernyataan-pernyataan narasumber mengenai eksistensiikesenian wayang dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menarik minat generasi mudaterhadap kesenian wayang.1.7. Personel dan Job DescriptionKarya bidang ini dibuat oleh tim yang terdiri dari 3 mahasiswa dalam sebuah sistem kerjayang dirancang sedemikian rupa untuk penilaian yang independen dalam laporan yangdisusun. Personil dan Job description tersebut sebagai berikut :1. Rizka Putra Dinanti (D2C607042) Producer : Penanggung jawab dalam suatu produksi acara Lobi dengan pihak stasiun televisi untuk penayangan Lobi Narasumber Penanggung jawab anggaran untuk produksi2. Wisnuadi Trianggoro (D2C009129) Juru Kamera (cameraman) : melakukan riset lokasi riset narasumber, riset stockshootkota semarang, melakukan pengambilan gambar wawancara, melakukanpengambilan gambar saat kegiatan objek dokumenter, memindahkan file untukeditor. Editor : bertugas memilih dan menyambung gambar atau siaran audio.3. Yuniawan Eko (D2C009136) Program Director/Sutradara : Orang yang bertanggung jawab dalam mengarahkansuatu proses produksi acara radio atau televisi.i Penulis Naskah/Reporter : Orang yang berprofesi sebagai peliput atau pencari berita,menulis naskah atau melaporkan (to report) suatu event atau peristiwa atau kejadianpada media radio tau televisi. Pra Produksi- Produser melakukan pengurusan izin dan lobi dengan televisi.- Produser melakukan pembuatan janji dengan narasumber dan pemilihan lokasipengambilan gambar.- Produser membuat anggaran biaya produksi.- Produser melakukan pengadaan peralatan produksi. Produksi- Produser mendampingi sutradara dan camera person dalam pengambilan gambar saatmelakukan produksi- Produser memastikan seluruh peralatan produksi sudah lengkap dan memastikankembali seluruh narasumber dapat diwawancarai sekaligus pengambilan gambarnya. Paska Produksi- Produser mempersiapkan seluruh kebutuhan proses editing.- Produser mendampingi sutadara,camera person dan editor selama proses editingberlangsung.iPENUTUPMembuat sebuah film baik itu fiksi ataupun non fiksi diperlukan riset yang matang.Dengan cara mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai subjek,peristiwa, dan lokasi sesuai tema yang akan diangkat. Riset secara mendalam sangat dibutuhkankarena news faeture tidak disajikan dalam sisi estetika saja tetapi juga kelengkapan informasiseusai dengan peristiwa nyata. Secara umum dalam sebuah news features terdapat fakta-faktayang ingin disampaikan dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Dalam pembuatan videonews faeture ini mengalami tiga tahap, pra produksi, produksi, dan paska produksi. Berikutbeberapa kesimpulan yang dokumentaris dapatkan selama proses pembuatan news faeture“Koboy Melukis Pusaka Jawa”Kesimpulan1) Pemilihan KOBOY ( Komplotan Bocah Wayang) sebagai subjek utama dalamvideo ini disesuaikan dengan tema yang diangkat yaitu pengenalan wayang sebagaikesenian yang mulai jauh di kalangan generasi muda. KOBOY yang beranggotakananak- anak muda yang memiliki minat dan kepedulian besar terhadap eksistensi wayangdi tengah-tengah generasi muda .Mereka mempunyai komitmen kuat untukmenumbuhkan rasa cinta dan bangga pada generasi muda terhadap kesenian wayang.Pemilihan KOBOY didasarkan pada kesamaan visi yang sama dengan tujuan dibuatnyaivideo News Features ini yaitu berupaya mengenalkan wayang kepada generasi mudasehingga tumbuh rasa cinta dan bangga terhadap wayang.2) Pemilihan Cakra Semarang TV sebagai media yang akan mempublikasikanvideo News Features kami dikarenakan salah satu program di Cakra Semarang TV yaituProgram Sluman-Slumun yang mempunyai kesamaan dengan konten yang kami angkatyaitu upaya pengenalan keberagaman budaya salah satunya wayang. Program Sluman-Slumun sendiri merupakan tayangan yang bercerita mengenai tempat-tempat yangmemiliki history atau sejarah di Semarang dan menceritakan keberagaman budaya yangada di Semarang. Seperti Koboy yang merupakan salah satu komunitas wayang yangberpusat di Sobokartti.3) Pemilihan narasumber dan tokoh utama dalam video News Featuresmempunyai peranan penting. Pihak-pihak yang menjadi narasumber dalam NewsFeatures ini merupakan sosok-sosok yang mempunyai kepedulian yang besar terhadapperkembangan kesenian wayang dan memiliki pemahaman yang baik berkaitan denganupaya-upaya untuk menjaga eksistensi kesenian wayang. Dalam penentuan narasumberdiperlukan riset pendahuluan terlebih dahulu untuk mengetahui kapasitas dan kompetensipara narasumber dalam menjawab permasalahan yang kami angkat.4) Dalam pembuatan News Features ini bahasa yang digunakan bersifat formaldan informatif yang disesuaikan dengan karakteristik audience. Pemilihan bahasaitersebut diharapkan audience bisa memahami makna yang disampaikan dalam NewsFeatures ini
ANALISIS EARLY WARNING SYSTEM BERDASARKAN TINGKAT PERMODALAN PERUSAHAAN ASURANSI Winata, I Nyoman
Premium Insurance Business Journal Vol. 7 No. 1 (2020): PREMIUM INSURANCE BUSINESS JOURNAL
Publisher : P3M Trisakti School of Insurance (TSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.066 KB)

Abstract

This research has purposes: 1. to analyse the underwriting differences in ratio between a paid-up capital of less than Rp. 150 bn and a paid-up capital of inequality greater than Rp. 150 bn among insurance companies, 2. to analyse the impact of the underwriting differences in ratio between a paid-up capital of less than Rp. 150 bn and a paid-up capital of inequality greater than Rp. 150 bn among insurance companies.The hypotheses of this research are: 1. There are underwriting differences in ratio between a paid-up capital of less than Rp. 150 bn and a paid-up capital of inequality greater than Rp. 150 bn among companies that have gone public at BEI, 2. The undewriting differences in ratio between a paid-up capital of less than Rp. 150 bn and a paid-up capital of inequality greater than Rp. 150 M have a negative impact for insurance companies that have gone public at BEI, this means that the insurance companies that have a paid-up capital of inequality greater than Rp. 150 bn do not necessarily have a higher degree of underwriting differences in ratio. The method of data analysis used is a statistic test that is used to analyse the underwriting differences in ratio between a paid-up capital of less than Rp.150 bn and a paid-up capital of inequality greater than Rp. 150 bn among companies that have gone public at BEI. The results of the different test research (independent sample t-test) show that there are underwriting differences in ratio between a paid-up capital of less than Rp. 150 bn and a paid-up capital of inequality greater than Rp. 150 bn for companies that have gone public at BEI. The average underwriting ratio between a paid-up capital of less than Rp. 150 bn is much better compared to the average of underwriting ratio of a paid-up capital of an inequality greater than Rp. 150 bn. Thus the policy impact to determine a minimum paid-up capital for insurance companies has not been able to give improvement in the increase of underwriting ratio, this means the policy to determine a paid-up capital for insurance companies that have gone public have not given a positive result.
ANALISIS MODEL Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN ASURANSI JIWA NASIONAL Winata, I Nyoman
Premium Insurance Business Journal Vol. 8 No. 1 (2021): PREMIUM INSURANCE BUSINESS JOURNAL
Publisher : P3M Trisakti School of Insurance (TSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1294.942 KB)

Abstract

Hasil penilitian maenunjukkan: terdapat 1 (satu) perusahaan yaitu PT Equity Life Indonesia tahun 2017, masuk dalam kategori zona terindikasi bangkrut (distress zone); terdapat 7 (tujuh) prusahaan dan 14 (empat belas) sampel yang berklasifikasi zona ragu-ragu (grey area); terdapat 8 (delapan) perusahaan dan 15 (lima belas) sampel berkalsifikasi zona non-bangkrut (safe zone). Secara rata-rata Z”Score yang dicapai terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu ragu-ragu (grey area) dan non-bangkrut (safe sone), tidak ada perusahaan yang mengalami kondisi terindikasi bangkrut (distress zone).
ANALISIS PERHITUNGAN NILAI KINI KEWAJIBAN IMBALAN PASTI (NKKIP) UNTUK PENSIUN NORMAL BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANGAN PADA BUNGA KONVEKSI Ronitasari, Nanda Villa; Kurniawan, Y Jhony; Winata, I Nyoman
Premium Insurance Business Journal Vol. 9 No. 1 (2022): PREMIUM INSURANCE BUSINESS JOURNAL
Publisher : P3M Trisakti School of Insurance (TSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35904/premium.v9i1.21

Abstract

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah kerangka acuan dalam proses yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan di Indonesia. Secara umum PSAK 24 adalah mengatur pernyataan akuntansi tentang imbalan kerja di perusahaan. Penerapan PSAK 24 sendiri dilatarbelakangi oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003, akan tetapi pada tahun 2020 diterbitkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 dengan peraturan pelaksanaannya pada Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021. Hal ini mengakibatkan besaran faktor dalam perusahan menghitung kewajiban/liabilitas akan berubah, terutama untuk menghitung Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP) untuk pensiun normal. Dalam perhitungan NKKIP menggunakan data karyawan Bunga Konveksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil perhitungan Nilai NKKIP untuk Pensiun Normal sesuai dengan peraturan di atas lalu menganalisis dari kedua hasil perhitungan tersebut dan mengimplementasikan pada Bunga Konveksi. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dengan perhitungan NKKIP menggunakan metode Projected Unit Credit (PUC). Hasil dari perhitungan NKKIP dengan menggunakan data karyawan Bunga Konveksi yaitu NKKIP untuk pensiun normal sesuai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 lebih tinggi dibandingkan NKKIP untuk pensiun normal sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021.
Optimizing the Use of Social Media and Digital Technology to Market Insurance Products and Services Mulawarman, Mulawarman; Robidi, Robidi; Winata, I Nyoman; Erizal, Erizal
INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2023): INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Al-Matani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/invest.v4i1.486

Abstract

This study aims to examine the ability of insurance marketers in insurance companies to develop selling methods on social media using a set of today's technologies. The social media used is Facebook. WhatsApp, LineApps and Youtube. While the devices used for testing are smartphones, mobile phones, laptops and tablet computers. Using the survey method, the results show that marketers access social media using laptops and smartphones. The most popular social media for promoting, marketing and selling insurance products and services is WhatsApp.
Prospek Pialang Asuransi Dan Bekerja Di Perusahaan Pialang Asuransi Sebagai Industri Penunjang Asuransi Awaloedin, Mulawarman; Winata, I Nyoman
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 2 No. 4 (2023): November
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/js.v2i4.143

Abstract

Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini adalah memberikan penyuluhan guna meniti karir sebagai pialang asuransi di industri perasuransian Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan kegiatan penyuluhan pada semester genap tahun akademik 2022/2023. Sasaran yang ingin dicapai adalah para mahasiswa program sarjana dan diploma asuransi, mahasiswa yang sedang menempuh tugas akhir dan berminat untuk meniti karir di industri pialang asuransi, serta masyarakat pengguna jasa keperantaraan dalam industri perasuransian. Sedangkan metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara virtual melalui platform zoom meeting. Hasil PkM ini sangat bermafaat bagi mahasiswa, dosen dan praktisi pialang asuransi dan pialang reasuransi untuk menambah pengetahuan mereka secara praktis di lapangan. Sedangkan prospek pialang dan bekerja di perusahaan pialang asuransi dan pialang reasuransi masih terbuka dan sangat menjanjikan bagi para pencari kerja.