Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Komposisi Struktur Vegetasi di Kawasan Wisata Alam Wono Lestari, Candi Gedong Songo, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah Fina Athaula Nurjanah Jatmiko; Jumari Jumari; Erry Wiryani
Jurnal Akademika Biologi Vol. 9 No. 1 Januari 2020
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.773 KB)

Abstract

Kawasan Wisata Alam Wono Lestari merupakan salah satu kawasan hutan wisata yang terletak di Candi Gedong Songo, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kawasan Wono Lestari dibedakan menjadi dua stasiun yaitu hutan pinus dan hutan campuran sebagai objek penelitian. Tujuan penelitian adalah mengkaji komposisi vegetasi, struktur vegetasi, dan cadangan karbon pada kawasan area wisata alam Wono Lestari Candi Gedong Songo, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pengambilan sampel menggunakan metode kuadrat dengan plot 10m x 10m untuk pohon, 5m x 5m untuk perdu, dan 1m x 1m untuk herba. Peletakan plot kuadrat dilakukan secara sistematis pada garis transek. Pengamatan tiap plot terdiri dari nama jenis, jumlah individu, DBA pada pohon, covering pada perdu dan herba. Analisis data meliputi kerapatan, dominansi, frekuensi, dan indeks nilai penting serta indeks keanekaragaman Shannon-Wienner. Penentuan potensi cadangan karbon setiap unit contoh diambil data pohon berdiri, necromass, serasah dan contoh tanah. Pada penelitian ini, ditemukan 21 famili terdiri dari 5 jenis pohon, 20 jenis perdu, dan 18 jenis herba. Jenis pinus secara konsisten mempunyai INP tertinggi pada tingkat pohon pada Hutan pinus (242,90%) dan hutan campuran (185%). Jenis kirinyuh mempunyai INP tertinggi pada tingkat perdu di hutan pinus (118%) dan jenis tanaman remujung mempunyai INP tertinggi pada tingkat perdu di hutan campuran (73%). Jenis rumput jariji mempunyai INP tertinggi pada tingkat herba di hutan pinus (86%) dan jenis remujung yang mempunyai INP tertinggi pada tingkat herba di hutan campuran (73%). Rata-rata simpanan karbon hutan pinus adalah 10,89 ton/ha, sedangkan simpanan karbon hutan campuran adalah 18,93 ton/ha.
Inventarisasi Jenis Ikan Liar di Kawasan Tambak Pantai Karang Jahe, Rembang Fuad Muhammad; Jafron Wasiq Hidayat; Erry Wiryani
Jurnal Akademika Biologi Vol. 9 No. 2 Juli 2020
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan habitatnya, ikan dibagi menjadi tiga golongan yaitu ikan air tawar, air payau, dan air asin. Namun ada juga beberapa air tawar yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap kadar salinitas air. Ikan ini biasanya hidup di aliran air daerah tambak dan cukup mengganggu ikan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ikan liar yang berada di kawasan tambak. Metode penelitian ini yaitu dengan melakukan penangkapan ikan dengan jaring dan jebakan ikan, observasi langsung, wawancara, dan pengukuran faktor-faktor abiotik. Hasil penelitian menunjukkan beberapa jenis ikan liar diantaranya ikan Mujair (Oreochromis mossambicus), ikan Glodok (Periophthalmus variabilis), ikan Guppy (Poecilia reticulate), ikan Bandeng (Chanos chanos), ikan Belanak (Mugil cephalus). Pengaruh fisika dan kimia yang diukur yaitu suhu, pH, kecerahan, salinitas, dan DO masih sesuai dengan baku mutu kualitas air kelas II untuk perikanan.
Regenerasi Jamuju (Dacrycarpus imbricatus (Blume.) de Laub.) di Cagar Alam Gebugan, Kabupaten Semarang Jawa Tengah Evananda Waskitaningtyas; Sri Utami; Erry Wiryani
Jurnal Biologi Tropika Vol.1, No. 2, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.081 KB) | DOI: 10.14710/jbt.1.2.1-5

Abstract

Gebugan Nature Reserve is one of the protected forest that still has the natural habitat of Dacrycarpus imbricatus. D. imbricatus has the potential of producing wood that is widely used by the people while the exploitation of Jamuju causes this tree species difficult to find in their natural habitat. The aim of this research was to asses D. imbricatus regeneration. The method used for taking jamuju was systematic method. The number of plots used were 15 with 10 m x 10 m area for each plot. The number of individual jamuju at the tree level, pole level, sapling level and seedling level were counted at each plot. The result of this research showed the regeneration of jamuju in Gebugan Nature Reserve was poor, indicated by tree-level individual density (5 individuals/0.15 ha = 33.3 ind/ha), pole level (not found), sapling (4 individuals/0.15 ha = 26.6 ind/ha), and seedlings (21 individuals/0.15 ha = 140 ind/ha). The environmental factors of Jamuju were found to grow at the altitude of 1,050 m asl, temperature 26.7°C to 27°C, humidity 53% to 61%, soil pH 6.3 to 7.
Local community’s perspective on the current state and management of “Sendang Kalimah Toyyibah” Spring Erry Wiryani; Murningsih Murningsih
NICHE Journal of Tropical Biology Vol. 1, No. 2, Year 2018
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sciences and Mathematics, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.579 KB) | DOI: 10.14710/niche.1.2.13-18

Abstract

“Sendang Kalimah Toyyibah” is important spring with socio cultural value. However, the increasing activity might cause ecological changes which may affect the sustainability. This research aimed to study the condition of “Sendang Kalimah Toyyibah” based on local society’s perspective to analyze the correlation of the condition toward the management policies, and to formulate the management strategy for sustainable management of the spring. The research was conducted from April to May 2018, through field observation. The research instrument used was questionnaire with three level of likert scale measurement. Data analysis was conducted by descriptive and statistical analysis with correlation and crosstabulation. The result showed that most of the respondents agreed that the spring has changed in the last 5 years. The local factor related to the change of the spring is the development of facilities. However, the change of the spring was not followed by the change of ecological condition, such as reduced debit, decreased water quality and decreased forest coverage. The current management of “Sendang Kalimah Toyyibah” was limitation of exploitation. However, currently there is no replantation effort or development of preservation area even though some respondents suggested that some plants species is no loger found in the spring ecosystem. Suggested management plan included plantation of the spring surrounding to increase plants density and diversity.  
PEMBUATAN BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DARI LIMBAH ORGANIK BERBASIS PETERNAKAN TERPADU DAN BERKELANJUTAN DI UNGARAN, KAB. SEMARANG Jafron Wasiq Hidayat; Fuad Muhammad; Erry Wiryani
Jurnal Abdi Insani Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah organik merupakan permasalahan lingkungan yang cukup serius yang masih dihadapi masyarakat. Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kab. Semarang merupakan daerah sentra peternakan dengan populasi sapi 125 ekor dan kerbau berjumlah 63 ekor. Limbah organik berupa sisa-sisa pakan dan kotoran ternak menjadi masalah yang perlu mendapatkan penyelesaian. Tujuan dari program pengabdian ini adalah memberikan percontohan instalasi biogas skala rumah tangga; meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi limbah ternak untuk diolah menjadi biogas; memberikan alternatif bahan bakar ramah lingkungan selain LPG. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, masyarakat diperkenalkan dan diberi ketrampilan pembuatan biogas yang diperkaya inokulan mikroba yang merupakan teknologi tepat guna ramah lingkungan. Ada dua aspek yang bisa diperoleh dari teknologi ini. Pertama, biogas yang diisikan limbah organik dapat mencegah pencemaran melalui perombakan limbah organik menjadi energi alternatif (biogas) dan residu hasil pengolahan dapat digunakan sebagai kompos untuk menyuburkan tanah pertanian. Dari kegiatan ini, akan terwujud peternakan dan pertanian berkelanjutan berupa peternakan zerro waste dan pemanfaatan pupuk kompos bagi pertanian organik.