Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENJERNIHAN MINYAK BERBASIS SAINS TERAPAN MELALUI ADSORBSI LEMPUNG MONTMORILONIT PADA WASTE OIL YANG BEREDAR DI JAYAPURA Florida Doloksaribu; Irwandi Yogo Suaka
ABMAS Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Abmas
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1449.688 KB) | DOI: 10.17509/abmas.v19i1.36463

Abstract

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KALOR DAN PERPINDAHANNYA PESERTA DIDIK KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH JAYAPURA, PAPUA Desvita Astari Djamion; Florida Doloksaribu
Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Program Magister Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.535 KB) | DOI: 10.31957/jipi.v6i2.509

Abstract

Research and development (R & D) about learning using guided inquiry-based science module aims to (1) find out how to develop guided inquiry-based science learning modules on heat material and its transfer to students of class VII MTs Muhammadiyah Jayapura, Papua (2) Knowing the feasibility guided inquiry-based science learning modules on heat and displacementThe type of data used is primary data about the quality of module feasibility. Differences in learning outcomes are obtained from n-Gain analysis at each RPP meeting. Data retrieval is used questionnaire instrument, interviews and student learning outcomes test ..The results obtained that 1) how to develop a guided inquiry-based science learning module on heat material and its transfer to students of class VII MTs Muhammadiyah Jayapura, Papua that is they instruct the material in accordance with basic competencies and indicators. 2) guided inquiry-based Science Learning module on heat and transfer material is suitable for use at MTs Muhammadiyah Jayapura, Papua. Keywords: Guided Inquiry, Heat and Transfer
Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Sketsa Kimia Melalui Pelatihan Aplikasi Chemsketch Acd/Lab Bagi Guru-Guru Kimia Florida Doloksaribu; Irwandi Yogo Suaka; Triwiyono; Fridolin Nadap Yoku
Teaching and Learning Journal of Mandalika (Teacher) e- ISSN 2721-9666 Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/teacher.v5i1.2725

Abstract

Pembelajaran kimia sesuatu hal yang abstrak dan konseptual, sehingga banyak peserta didik, bahkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Jika kesulitan pembelajaran ini tidak diatasi, maka peserta didik akan terus melewati pembelajaran dengan ketidak pahaman. Sehingga jika suatu ketika peserta didik bertemu dengan pembelajaran kimia, maka konsep dasar akan terus menjadi pertanyaan dalam pikirannya, karena tidak tersimpan di long time memorinya Salah satu pendekatan media teknologi pembelajaran kimia sesuai dengan perkembangan pembelajaran saat ini, sangat mumpuni digunakan oleh guru dalam meningkatkan pemahaman konsep kimia peserta didik. Namun beberapa sekolah-sekolah di Indonesia media konvensional masih dianggap yang paling baik. Apa yang menyebabkan pandanngan tersebut? adalah kurangnya pemahaman guru terhadap pemanfaatan media teknologi tersebut. Media teknologi pembelajaran kimia harus dipahami untuk membantu peningkatan pemahaman konsep kimia yang bersifat penulisan, menggambar, maupun praktek virtual. Dengan demikian pengungkapan pemahaman terhadap keterampilan teknologi chemsketch acd-labs harus dimiliki oleh para peserta didik, mahasiswa, terlebih para guru kimia. Materi kimia banyak diberikan dalam gambar, lambang, ataupun desain. Namun setiap keadaan itu terkandung konsep kimia. Seperti menggambar hidrokarbon, garis satu penghubung mengartikan adanya dua elektron yang bergabung membentuk 1 ikatan tunggal. Dan perlu memberikan gambar yang benar. Bila peserta didik hanya tau memberikan gambar garis, tanpa mengerti maknanya. Maka gambar tersebut tidak ada maknanya dalam dirinya. Berdasarkan pelaksanaan PKM pada konteks desain kimia karbon, maka para guru kimia di Papua telah menerima peningkatan ilmu dalam memahami fungsi teknologi dalam pembelajaran kimia karbon yaitu desain kimia karbon melalu aplikasi Chemskets.
Peningkatan Kualitas PBM Melalui Pelatihan Integrasi Model dan Aplikasi Teknologi Pembelajaran Kimia Inovatif Pada Guru-Guru Kimia Florida Doloksaribu; Albaiti
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Cahaya Mandalika (Abdimandalika) Vol. 6 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/abdimandalika.v6i1.4534

Abstract

Chemistry learning is a learning that requires many innovative learning models to anticipate problems found in the field. For this reason, chemistry learning requires models, methods, techniques, approaches, and learning media that are integrated with each other, according to the needs of students, the character of the material and students, and what is currently developing that must be responded to by chemistry education. In the current rapid technological advances and learning models, there are still many conventional learning models. Teachers who are less creative will continue to occur as in the past and will continue to hinder the development of students in responding to innovative learning. This condition is often found in various schools in remote areas, where the internet network does not function optimally, so that the cause of the lack of innovative abilities, so that educators do not optimally accept the concept. The difficulties found in abstract chemistry material can be made easier by utilizing learning technology applications. Thus, educators not only get material manually and conventionally, but are integrated with various approaches. Based on the results of the training on the integration of innovative chemistry learning models and applications of technology for chemistry teachers from several Papua and Maluku regions, it resulted in an increase in the understanding of concepts and skills of teachers, and it is hoped that trained teachers will be able to improve the quality of innovative teaching and learning in their respective schools
Rekonstruksi Model Perkuliahan Etnosains Konteks Kima Bahan Galian Melaui Pendekatan Digital, Karakter, dan Kearipan Lokal Papua Florida Doloksaribu; Lusia Narsia Amsad; Wigati Yektiningtias
Teaching and Learning Journal of Mandalika (Teacher) e- ISSN 2721-9666 Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/teacher.v6i1.3630

Abstract

Model pembelajaran yang kurang tepat dapat memberikan respon yang kurang baik pada pencapaian hasil belajar, sehingga perlu dilakukan rekonstruksi perkuliahan sesuai kebutuhan mahasiswa. Salah satu model transformasi model perkuliahan yang digunakan adalah model rekonstruksi perkuliahan (MER). Melalui pendekatan MER, faktor-faktor penghambat perkuliahan dapat tertelusiri secara seksama, sehingga menjadi bagian yang perlu diperbaiki secara tersttruktur. Penerapan model MER untuk kebutuhan perkuliahan pada pendidikan kimia berbasis kearifan lokal Papua terintegrasi digital, dan pendidikan karakter (respek, cerdas, rajin, jujur, dan bertanggung jawab). Model ini merespon kebutuhan kurikulum dan keunikan etnografi Papua,, namun kearifan lokal ini mengandung nilai-nilai sains yang masih terpendam, sehingga melalui model perkuliahan dihasilkan pencapaian tujuan perkuliahan yang maksimal. Desain model etnokimtek telah layak digunakan ekpert Judgemen yaitu 87,46. Berdasarkan hasil uji coba skala terbatas, dihasilkan skore Ngain rata-rata 0,692 (sedang) atau Ngain persen rata-rata 69,2 (cukup efektif)..Tanggapan dosen dan mahasiswa pada implementasi model adalah positif dengan kriteria sangat baik (53,34%) dan baik (44,64%). Sedangkan perolehan rata-rata nilai karakter adalah sangat baik 49,3(%) dan baik 36,7%). Melalui hasil perolehan Nilai konsep (Ngain), sikap, dan tanggapan, maka model Etnokimtek dapat dianggap sebuah model perkuliahan yang layak dan praktis.
Pelatihan Pelatihan Pembuatan Assesmen Penilaian Terintegrasi (Materi IPA , Model Pembelajaran, Media Aplikasi Teknologi Inovatif) Pada Guru- Guru IPA Florida Doloksaribu; Alex A.Lepa; Triwiyono
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Cahaya Mandalika (Abdimandalika) Vol. 6 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/abdimandalika.v6i1.4896

Abstract

Pendidikan adalah pilar utama dalam meningkatkan kualitas suatu bangsa, sehingga prosesnya harus dikontrol secara sistematis untuk memastikan tujuannya tercapai. Evaluasi pencapaian pendidikan memerlukan pemantauan terhadap setiap langkah pembelajaran, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, agar sesuai dengan standar yang ditetapkan. Langkah-langkah ini mencakup observasi karakter peserta didik, pemilihan materi ajar, penentuan model pembelajaran, pengembangan bahan ajar berbasis karakter, penyusunan soal terintegrasi, hingga assesmen dan evaluasi. Salah satu kunci keberhasilan pendidikan adalah assesmen penilaian yang tepat, karena melalui hal ini dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahan peserta didik, metode pembelajaran, serta komponen lain yang memengaruhi proses belajar. Assesmen tidak bisa dilakukan sembarangan, melainkan memerlukan pengamatan mendalam. Kesalahan dalam penilaian atau ketidaksesuaian dengan kriteria dan parameter yang ditetapkan dapat mengancam kualitas hasil pembelajaran. Khusus dalam pembelajaran kimia dan IPA, assesmen harus disesuaikan dengan karakteristik materinya yang khas. Jika pembelajaran bersifat terintegrasi, maka penilaiannya juga harus mengikuti pendekatan interdisipliner. Assesmen terintegrasi melibatkan penggabungan, interpretasi, dan penyampaian pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu untuk mengevaluasi aspek-aspek kompleks dalam masalah sosial, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif. Dengan demikian, penilaian yang tepat dan berorientasi pada karakteristik materi akan mendorong tercapainya tujuan pendidikan secara optimal.
Peningkatan Kemampuan Guru Kimia dalam Mengembangkan Asesmen Terintegrasi (Konsep, Berpikir HOTs, Teknologi) pada Materi Termodinamika I Florida Doloksaribu; Raidil
Teaching and Learning Journal of Mandalika (Teacher) e- ISSN 2721-9666 Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/teacher.v6i2.5307

Abstract

The purpose of this study is to improve the ability of chemistry teachers in understanding integrated assessments. The study used a mixed method Embedded Design Experimental. The ability of chemistry teachers to design and implement integrated assessments with innovative learning models, problem-solving thinking skills, and technological skills is still a challenge, especially abstract materials such as the laws of Thermodynamics (energy and its changes). Previously, observations were conducted based on questionnaires distributed to participants to determine the level of understanding of participants in making integrated assessments. Participants' responses to ignorance on integrated assessments reached 80%. Therefore, the MER approach was carried out to improve the quality of knowledge on integrated assessments. Based on the results of the implementation, the average N-gain was in the medium and high categories (conceptual understanding 0.69, problem-solving thinking skills 0.62, and PhET skills 0.71), this indicates an increase in quality. Through the ANOVA test, the acquisition of conceptual understanding scores with (p <0.001) showed a significant difference in participants who obtained the medium and high categories. Meanwhile, there were no significant differences in problem-solving thinking skills (p = 0.024) and PhET technology skills (p = 0.071) across all participants. This study involved 20 chemistry teachers from Maluku and Papua. Participants' responses to the assessment implementation were 80% good and 20% very good.