Akma Listiana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panca Bhakti

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF Novi Eniastina Jasa; Akma Listiana
Jurnal Sains Kebidanan Vol 2, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.184 KB) | DOI: 10.31983/jsk.v2i2.6465

Abstract

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pemberian ASI eksklusif di dunia pada tahun 2016 baru berkisar 38 % dibandingkan dengan target WHO yang mencapai 50%, maka angka tersebut masihlah jauh dari target. yang dikumpulkan International Baby Food Action Network (IBFAN) 2014. Di Indonesia meskipun sejumlah besar perempuan (96%) menyusui anak mereka dalam kehidupan mereka, hanya 42% dari bayi yang berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif (IBI, 2018). Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan pekerjaan dan tingkat pendidikan terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Subjek penelitian ini seluruh ibu menyusui yang memiliki bayi berusia 6-24 bulan. Jenis penelitiannya analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2020 di BPM Nurhasanah Bandar Lampung. Hasil uji statistik pada ibu bekerja, diperoleh Nilai p-value = 0,014 (p 0,05), sehingga ada hubungan yang signifikan antara ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif, OR = 5,98. Hasil uji statistik pada tingkat pendidikan diperoleh nilai p = 0,678 0,05, sehingga tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemberian ASI esklusif. Saran untuk tenaga kesehatan agar memberikan konseling ASI terutama persiapan ibu yang bekerja dalam memberikan ASI eksklusif.
Dukungan Bidan Dan Dukungan Keluarga Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif Novi Eniastina Jasa; Akma Listiana
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung (JKPBL) Vol 9 No 1 (2021): JKPBL Vol 9 No 1 2021
Publisher : LPPM STIKes Panca Bhakti Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47218/jkpbl.v9i1.112

Abstract

Pemberian ASI Eksklusif bagi bayi 0-6 bulan dapat menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi pertahun dari kesakitan dan kematian. Berdasarkan data penelitian WHO di 6 negara berkembang, bayi usia 9-12 bulan yang tidak di susui berisiko mengalami kematian sebesar 40%, dan angka kematian meningkat (48%) pada bayi berusia kurang dari 2 bulan yang tidak mendapat ASI. Demikian halnya di Indonesia, lebih dari 25.000 bayi dapat diselamatkan dengan pemberian ASI (Sri Astuti, 2015). Pada bulan Januari tahun 2021 dari 30 orang ibu yang memiliki bayi >6-24 bulan hanya 30% atau sebanyak 9 Orang ibu yang memberikan ASI pada bayinya. Dan dari hasil presurvey hanya 8 orang ibu dari 30 orang ibu yang memiliki bayi >6-24 bulan yang mendapat dukungan dari bidan dan mendapat dukungan dari keluarga untuk memberikan ASI eksklusif. Metode: Rancangan penelitian adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sample adalah 59 orang ibu yang memiliki bayi >6-24 bulan dari populasi yang ada. Tekhnik sampling yaitu accidental sampling dengan menggunakan analisa univariate dan bivariate. Hasil :Hasil penelitian diperoleh dukungan bidan terhadap keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di PMB.Rosbiatul, SST, M.Kes pada bulan februari tahun 2021 yang tidak mendukung 4 orang, yaitu 43,3 % sedangkan dukungan keluarga terhadap Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada bulan februari tahun 2021 yang tidak mendukung terdapat 12 orang, yaitu 23,3 %. Kesimpulan: kesimpulan dari penelitian adalah ada hubungan yang signifikan antara dukungan bidan dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Dari kesimpulan tersebut maka penulis memberikan saran yaitu bagi masyarakat, institusi pelayanan kesehatan, institusi pendidikan serta tempat penelitian untuk lebih meningkatkan dukungan bidan dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif.
PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEBERHASILAN INISIASI MENYUSUI DINI Akma Listiana; Novi Estiana Jasa
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung Vol 8 No 2 (2020): JKPBL Vol VIII No.2 2020
Publisher : LPPM Sikes Panca Bhakti Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47218/jkpbl.v8i2.101

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Inisiasi menyusui dini merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalisasi pemberian ASI secara eksklusif. WHO dan UNICEF telah merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan life saving karena dengan keberhasilan inisiasi menyusui dini 22 % angka kematian bayi usia 0-28 hari bisa diturunkan. Pada bulan januari – juli tahun 2018 di BPM Syifa amaliyah, AMd.Keb hanya 20 % atau sebanyak 4 orang dari 20 orang ibu bersalin yang berhasil melakukan inisiasi menyusi dini pada bayinya. Pada bulan juli tahun 2018 dari 4 orang ibu bersalin hanya 1 orang ibu bersalin mengetahui inisiasi menyusui dini dan mendapat dukungan dari suami untuk inisiasi menyusui dini. Metode: Rancangan penelitian adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sample adalah 30 orang ibu bersalin dari populasi yang ada. Tekhnik sampling yaitu accidental sampling dengan menggunakan analisa univariate dan bivariate. Hasil :Hasil penelitian diperoleh pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusui dini di BPM. Syifa Amaliyah, AMd.Keb pada bulan Juli – Desember tahun 2018 yang kurang terdapat 18 orang, yaitu 60 % sedangkan dukunan suami terhadap inisiasi menyusui dini di BPM.Syifa Amaliyah AMd.Keb pada bulan Juli-Desember tahun 2018 yang tidak mendukung responden terdapat 17 orang, yaitu 56,7 %. Kesimpulan: kesimpulan dari penelitian adalah ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan dukungan suami terhadap keberhasilan inisiasi menyusui dini. Dari kesimpulan tersebut maka penulis memberikan saran antara lain untuk masyarakat, institusi pelayanan kesehatan, institusi pendidikan dan tempat penelitian agar lebih meningkatkan pengetahuan dan dukungan suami terhadap inisiasi menyusui dini. Kata Kunci : Dukungan Suami, Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini, Pengetahuan Ibu
Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri di SMKN 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah Akma Listiana
Jurnal Kesehatan Vol 7, No 3 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.889 KB) | DOI: 10.26630/jk.v7i3.230

Abstract

Prevalensi anemia pada remaja putri menurut Depkes RI (2007) masih cukup tinggi yaitu sebesar 28%, angka ini tergolong masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya ≥40%. Data pra survei terhadap 100 remaja putri di SMKN 1 Terbanggi Besar pada bulan September 2011 diketahui sebanyak 30 (30%) remaja putri mengalami gejala anemia. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMKN 1 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012 yang meliputi pendapatan keluarga, pendidikan ibu, kebiasaan minum teh, indeks massa tubuh, pengetahuan, sikap, kejadian infeksi, keadaan menstruasi, asupan suplemen zat besi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan pada bulan februari 2012, jumlah populasi seluruhnya adalah 600 remaja putri sedangkan sampel yang diambil sebanyak 255, tekhnik sampling yaitu randome sampling dan alat pengumpulan data adalah dengan tekhnik angket. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan uji statistik menggunakan chi square, dan multivariat dengan regresi logisatic model prediksi. Hasil penelitian menyimpulkan dari 255 responden, yang anemia sebanyak 155 remaja putri (60,8%), dan dari 9 variabel yang diteliti didapatkan hasil: pendapatan keluarga (p-value 0,004 dan OR=2,442, pendidikan ibu (p-value 0,002 dan OR=2,349), kebiasaan minum teh (p-value 0,002 dan OR=2,554), indeks massa tubuh (p-value 0,002 dan OR=2,329), pengetahuan (p-value 0,002 dan OR=2,298), sikap (p-value 0,011 dan OR=2,047), keadaan menstruasi (p-value 0,004 dan OR=2,349) dan asupan suplemen zat besi (p-value 0,005 dan OR=2,344). Peneliti menyarankan bagi petugas kesehatan agar terus meningkatkan penyuluhan dan konseling serta bimbingan bagi remaja putri untuk dapat mencegah anemia.
PARITAS, PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA AKSEPTOR KB Novi Eniastina Jasa; Akma Listiana; Risneni Risneni
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 4 (2021): Vol.7 No.4 Oktober 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i4.5243

Abstract

Introduction : Long Term Contraceptive Method (MKJP) is a contraceptive method used to delay, space out pregnancy, and stop fertility that is used in the long term, which includes IUD (Intra Uterine Device), Implant (KB) and tubectomy. The MKJP failure rate is reported to be 0.2 per thousand users, while the non MKJP method is reported to be more than 10 per thousand users. From this, it can be seen that the MKJP method is more effective in preventing pregnancy in its users. The purpose of this study was to determine the relationship between parity, employment and education with the selection of Long-term Contraceptive Methods (MKJP) at PMB Rosbiatul.Method : The research design is correlational descriptive with a cross sectional approach. The population in this study were all MKJP and Non MKJP family planning acceptors who visited PMB Rosbiatul with a total of 194 respondents. The sampling technique in this study is total sampling where the entire population is used as a research sample, namely as many as 194 respondents. The variables in this study were parity, occupation and education with the selection of the MKJP Contraceptive Device. The measuring instrument used is a data collection format in the form of a checklist. This research was carried out from January to August in 2021. The data analysis used was quantitative analysis carried out through univariate analysis to see the distribution of each variable, bivariate analysis using Chi Square.Results : Of the 194 family planning acceptors, 82 people (42.3%) used the Long-Term Contraception Method (MKJP) and 112 people (57.7%) used the Non-MKJP Contraception Method. From 194 there were 123 multiparous (63.4%), and 71 primiparous (36.6%). From 194 people, 69 respondents (35.6%) worked and 125 people (64.4%) did not work. From 194 people, there are 133 respondents (68.6%) with higher education and 61 respondents (31.4%) with low education. From the results of the study, it is known that there is a relationship between the selection of the MKJP KB with maternal education with a p value of 0.002, there is a relationship between the selection of the MKJP KB with the mother's occupation, with a p value of 0.003, and there is a relationship between the selection of the MKJP KB with maternal parity with a p value. value 0.003.Conclusion :  The conclusion of the study is that there is a significant relationship between parity, education and mother's occupation with the choice of long-term contraceptive method (MKJP). Suggestion : Health workers are expected to be able to provide counseling and information about Long-Term Contraceptive Methods (MKJP) for effectiveness in preventing or spacing pregnancies. Keywords : parity, employment, education, MKJP ABSTRAK Latar Belakang: Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah metode kontrasepsi yang digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan yang digunakan dalam jangka panjang, yang meliputi IUD (Intra Uterine Device) , Implant (susuk KB) dan tubektomi. Angka kegagalan MKJP dilaporkan sebesar 0,2 perseribu pengguna, sedangkan metode non MKJP dilaporkan terjadi lebih dari 10 perseribu pengguna. Dari hal tersebut terlihat bahwa metode MKJP lebih efektif untuk dapat mencegah terjadinya kehamilan pada penggunanya.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan paritas, pekerjaan dan pendidikan dengan pemilihan Metode Kontrasepsi jangka Panjang  (MKJP)  di PMB Rosbiatul.Metode Penelitian: Design penelitian adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua akseptor KB MKJP dan Non MKJP yang mengunjungi PMB Rosbiatul dengan jumlah 194 responden. Tekhnik pengambilan sample pada penelitian ini adalah total sampling dimana seluruh populasi di jadikan sample penelitian yaitu sebanyak 194 responden. Variabel dalam penelitian ini adalah paritas, pekerjaan dan pendidikan dengan pemilihan Alat Kontrasepsi MKJP. Alat ukur yang digunakan adalah format pengumpulan data berupa checklist.  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Agustus pada tahun 2021. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dilakukan melalui analisis univariat untuk melihat distribusi masing-masing variabel, analisis bivariate menggunakan Chi Square.Hasil penelitian: Dari 194 akseptor KB sebanyak 82 orang ( 42,3%) menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan sebanyak 112 orang (57,7%) menggunakan Metode Kontrasepsi Non MKJP. Dari 194 ada 123 multipara (63,4%), dan 71 0rang primipara (36,6%). Dari 194 orang sebesar 69 responden (35,6%) bekerja dan 125 orang (64,4%) tidak bekerja. Dari 194 orang terdapat 133 responden (68,6%) pendidikan tinggi dan 61 responden (31,4%) pendidikan rendah. Dari  hasil penelitian diketahui terdapat hubungan antara pemilihan KB MKJP dengan pendidikan ibu dengan nilai p.value 0,002, terdapat hubungan antara pemilihan KB MKJP dengan pekerjaan ibu, dengan nilai p value 0,003, dan terdapat hubungan antara pemilihan KB MKJP dengan paritas ibu dengan nilai p.value 0,003.Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara paritas, pendidikan dan pekerjaan ibu dengan pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).Saran: Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan konseling serta informasi tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) untuk efektifitas dalam mencegah atau menjarangkan kehamilan Kata Kunci: paritas, pekerjaan, pendidikan, MKJP
Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Prodi D III STIKes Panca Bhakti Lampung Akma Listiana; Novi Eniastina Jasa
Jurnal Ilmu Gizi Indonesia (JIGZI) Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Mitra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57084/jigzi.v3i1.903

Abstract

AbstractAnemia is a global public health problem, especially in developing countries, which is estimated to occur in 30% of the world's population. According to WHO in 2008 the prevalence of anemia reached 24.8%, while in Indonesia it reached 21.7% and was included in the category of moderate public health problem so that it should receive special attention. Based on the 2004 SKRT, it was stated that the highest prevalence of anemia was found in adolescent girls aged 10-18 years at 57.1%. Riskesdas 2013 data shows that nationally, the proportion of anemia in adolescent girls aged 15-24 years is 18.4%. In May 2022, a presurvey for measuring hemoglobin levels using the Sahli method was conducted and knowledge measurement using a questionnaire was carried out on 10 level 1 female students of the DIII Midwifery Study Program and it was found that 7 people had anemia and lacked knowledge about anemia.  The research design is correlational descriptive with a cross sectional approach. The number of samples is 26 students of 1st semester 2 Midwifery DIII Study Program. The sampling technique is total sampling using univariate and bivariate analysis.  The results of the study obtained Knowledge of Young Women with the incidence of anemia in the DIII Midwifery Study Program of STIKes Panca Bhakti Lampung in June 2022, namely good knowledge of 20 people or 76.9%, poor knowledge of 6 people or 23.1%% and there is a relationship between knowledge and the incidence of anemia with a chi square value of 0.028.  The conclusion of the study is that there is a significant relationship between the knowledge of young women and the incidence of anemia. From these conclusions, the authors provide suggestions for the community, health service institutions, educational institutions and research sites to further increase adolescent knowledge about anemia. Keywords : Knowledge of Young Women, Anemia.
Parity, Age Related To The Incidence Of Anemia In Pregnant Women Novi Eniastina Jasa; Akma Listiana
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 9, No 3 (2023): Volume 9 No. 3 Juli 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v9i3.10646

Abstract

Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu, kematian ibu merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia. Menurut WHO (2017)  43,9 % kematian ibu berkaitan dengan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut. Di Indonesia Kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9%. Kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia dan menunjukkan angka mendekati masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas prevalensi anemia lebih dari 40%. Dampak anemia pada ibu hamil dapat diamati dari besarnya angkat kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah (Kementerian Kesehatan, 2022).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan usia dan paritas ibu hamil trimester III dengan kejadian anemia di PMB Wirahayu Panjang.Metode Penelitian: Design penelitian adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengunjungi PMB Wirahayu pada bulan juli-desember tahun 2022 dengan jumlah 221 responden. Tekhnik pengambilan sample pada penelitian ini adalah total sampling dimana        seluruh populasi di jadikan sample penelitian yaitu sebanyak 221 responden. Variabel dalam penelitian ini adalah usia dan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Alat ukur yang digunakan adalah data sekunder yang didapatkan dari rekam medik Pemeriksaan ANC pada ibu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Agustus pada tahun 2021. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dilakukan melalui analisis univariat untuk melihat distribusi masing-masing variabel, analisis bivariate menggunakan Chi Square.Hasil penelitian: jumlah ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 48 orang (21,7%) dari total 221 orang ibu yang sedang hamil di PMB Wirahayu, dengan kehamilan multiparitas yang mengalami anemia sebanyak 13 %, dan dengan umur beresiko yaitu <20 tahun dan >35 tahun yang mengalami anemia adalah sebanyak 92,5%. Pada Analisa terdapat korelasi yang signifikan antara paritas dan usia pada ibu terhadap kejadian anemia dalam kehamilan.Kesimpulan: Terdapat korelasi yang kuat antara anemia dalam kehamilan dengan paritas dan usia ibu.Saran: Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan  berupa konseling terhadap dampak  anemia dalam kehamilan, memberikan motivasi yang kuat agar ibu hamil memahami petingnya zat besi dalam kehamilan dengan selalu berupaya mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang dan teratur dalam mengkonsumsi tablet tambah darah dalam kehamilan. Kata Kunci: paritas, usia, anemia ABSTRACT Introduction : The Maternal Mortality Rate (MMR) is an indicator to see the success of maternal health efforts, maternal mortality is a health problem that is of global concern. According to WHO (2015) 41.8% of maternal deaths related to anemia in pregnancy are caused by iron deficiency and acute bleeding. In Indonesia, the incidence of anemia or lack of blood in pregnant women is still relatively high, namely as much as 48.9%. This condition indicates that anemia is quite high in Indonesia and indicates that the rate is close to a serious public health problem with an anemia prevalence limit of more than 40%. The impact of anemia on pregnant women can be observed from the magnitude of maternal morbidity and mortality, increased fetal morbidity and mortality, and the increased risk of low birth weight (Kementerian Kesehatan, 2022).The purpose of this study was to determine the relationship between the age and parity of third trimester pregnant women with the incidence of anemia at PMB Wirahayu Panjang.Method : The research design is a correlational descriptive with a cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women who visited PMB Wirahayu in July-December 2022 with a total of 221 respondents. The sampling technique in this study was total sampling where the entire population was used as the research sample, namely 221 respondents. The variables in this study were age and parity with the incidence of anemia in pregnant women. The measuring tool used is secondary data obtained from medical records of ANC examination on mothers. This research was conducted from January to August in 2021. The data analysis used was quantitative analysis carried out through univariate analysis to see the distribution of each variable, bivariate analysis using Chi Square.The results: the number of pregnant women who experienced anemia was 48 people (21.7%) out of a total of 221 pregnant women at PMB Wirahayu, with multiparity pregnancies who experienced anemia as much as 13%, and with a risk of <20 years and > 35 years who experience anemia is as much as 92.5%. In the analysis, there is a significant correlation between parity and maternal age on the incidence of anemia in pregnancy.Conclusion: There is a strong correlation between anemia in pregnancy with parity and maternal age.Suggestion: Health workers are expected to be able to provide services in the form of counseling on the impact of anemia in pregnancy, provide strong motivation so that pregnant women understand the importance of iron during pregnancy by always trying to consume foods with balanced nutrition and regularly taking blood-boosting tablets during pregnancy . Keywords: parity, age, anemia 
The Relationship Between Age and Parity With the Incidence of Chronic Energy Deficiency (KEK) in Pregnant Women Listiana, Akma; Jasa, Novi Eniastina
Jurnal MIDPRO Vol 14 No 2 (2022): JURNAL MIDPRO
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/md.v14i2.454

Abstract

 The World Health Organization (WHO) estimates that worldwide more than 585,000 women die each year during pregnancy or childbirth. The maternal mortality rate is used as an indicator to describe the level of awareness of healthy living behavior, nutritional problems and maternal health. Nutritional problems that commonly occur in pregnant women are nutritional deficiencies, both macro and micro nutritional deficiencies which are manifested in chronic energy deficiency status (KEK). Chronic Energy Deficiency (KEK) is a condition in which the mother suffers from chronic (chronic) food shortages, causing health problems for pregnant women. (Paramashanti, 2021). The average prevalence of pregnant women who experience CED in the world is 15-47% (WHO, 2012). Indonesia is a country that has moderate category of public health problems (5-9.9%) for pregnant women at risk of KEK. (Riskesdas, 2018).The design of this research is analytic with cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women who had their pregnancy checked at PMB. Wirahayu in January-August 2022 totaled 430 people. The sample taken is the entire population of 430 people. Data analysis techniques are univariate and bivariate. Based on the results of research from 430 pregnant women, it was found that 83 pregnant women (19.3%) experienced CED. Statistical test results obtained p-value 0.015, this means that there is a relationship between parity to the incidence of KEK. Based on the age of the respondent, the results of the statistical test obtained a p-value of 0.000, which means that there is a relationship between maternal age and the incidence of  KEK.In this study, because there are still many KEK incidence rates, regardless of parity and maternal age, it is better if pregnant women during ANC are given explanations, leaflets and descriptions of the dangers of Chronic Energy Deficiency (KEK), so that mothers can understand the impact of KEK.   
The Influence Of Health Education Using Video Education Media On Increasing Adolescent Women's Knowledge About Anemia Listiana, Akma; Jasa, Novi Eniastina
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 9, No 4 (2023): Volume 9 No. 4 Oktober 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v9i4.12610

Abstract

Pendahuluan: Data WHO (2015) menunjukkan bahwa 41,8% kematian ibu berhubungan dengan anemia pada kehamilan, dimana penyebab anemia adalah kekurangan zat besi sehingga menyebabkan perdarahan akut (Yankes Kementerian Kesehatan, 2022). Upaya pencegahan anemia pada remaja putri sangatlah penting, karena ketika perempuan sudah menderita anemia sejak remaja maka akan banyak resiko yang dihadapi pada saat hamil seperti aborsi, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, rahim tidak dapat berkontraksi. benar, pendarahan setelah melahirkan yang dapat mengakibatkan kematian (Alifah safira Amperatmako, 2022).Tujuan penelitian ini Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media edukasi video terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang anemia di SMPIT/SMAIT Al-Firdaus Kemiling.Metode: dimana desain penelitian adalah one group pretest-posttest tanpa kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri SMPIT/SMAIT Al-Firdaus tahun 2023 yang berjumlah 30 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh populasi yang dijadikan sampel penelitian yaitu 30 responden. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja putri tentang anemia. Alat ukur yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan angket yang diberikan kepada siswi SMPIT dan SMAIT Al-Firdaus pretest dan posttest. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2023. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji colmogrof-smimof dan hasilnya data tidak berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon untuk membuktikan hipotesis penelitianHasil: Rata-rata skor pengetahuan remaja putri sebelum diberikan edukasi pencegahan anemia menggunakan media video adalah 66,57 dan setelah diberikan video pengetahuan meningkat menjadi rata-rata 85,63. Dari hasil pengolahan data Asymp Sig (2 tailed) lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh video animasi yang diberikan pada remaja putri terhadap peningkatan pengetahuan tentang pencegahan anemia.Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian video animasi pencegahan anemia terhadap pengetahuan remaja. Dengan adanya video, remaja terbantu untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat sehingga pengetahuan tentang anemia pada remaja semakin meningkat.Saran : Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat melakukan sosialisasi kepada remaja dengan cara mengunjungi sekolah-sekolah agar seluruh remaja dapat terpapar informasi tentang pencegahan anemia sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku remaja sehari-hari, sehingga dapat membantu mereka. kegiatan menjadi lebih kreatif dan inovatif. Kata kunci pendidikan kesehatan, pengetahuan remaja, anemia ABSTRACT Introduction: WHO data (2015) shows that 41.8% of maternal deaths are related to anemia in pregnancy, where the cause of anemia is iron deficiency, which causes acute bleeding (Yankes Ministry of Health, 2022). Efforts to prevent anemia in adolescent girls are very important, because when women have suffered from anemia since they were teenagers, they will face many risks during pregnancy such as abortion, giving birth to babies with low birth weight, the uterus not being able to contract properly, bleeding after delivery which can result in death (Alifah safira Amperatmako, 2022).The purpose of this study The purpose of this study to determine the effect of health education using video educational media on increasing teenagers' knowledge about anemia at SMPIT/SMAIT Al-Firdaus Kemiling.Method: where the research design is one group pretest-posttest without control. The population in this study were all young women at SMPIT/SMAIT Al-Firdaus in 2023 with a total of 30 respondents. The sampling technique in this research was total sampling of the entire population used as a research sample, namely 30 respondents. The variable in this study is the knowledge of young women about anemia. The measuring instrument used is primary data using a questionnaire given to female students at SMPIT and SMAIT Al-Firdaus pretest and posttest. This research was carried out from September to October 2023. Data analysis was carried out using the colmogrof-smimof test and the results were that the data was not normally distributed, then the Wilcoxon test was carried out to prove the research hypothesisThe results: The average knowledge score of young women before being given anemia prevention education using video media was 66.57 and after being given the video knowledge increased to an average of 85.63. From the data processing results, Asymp Sig (2 tailed) is smaller than 0.05, so there is an influence on the animated video given to young women on increasing knowledge about preventing anemia.Conclusion: The conclusion of this research is that there is an effect of providing anemia prevention animation videos on teenagers' knowledge. With videos, teenagers are helped to get complete and accurate information so that knowledge about anemia in teenagers improves.Suggestion: It is hoped that health workers can carry out outreach to teenagers by visiting schools so that all teenagers can be exposed to information about preventing anemia so that it is hoped that there will be changes in the daily behavior of teenagers, which will help their activities to be more creative and innovative. Keywords health education, adolescent knowledge, anemia 
Breastfeeding Practices During The First 1000 Days And Their Long-Term Association With Stunting In Children Under Five: A Systematic Literature Review Widyantari, Kadek Yuke; Fatriani, Rully; Sari, Nirma Lidia; listiana, Akma
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 7 (2025): Volume 11, Nomor 7 Juli 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i7.21055

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih bertahan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dengan dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Praktik menyusui selama 1000 Hari Pertama Kehidupan telah diidentifikasi sebagai faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan linear, meskipun hasil penelitian sebelumnya menunjukkan temuan yang beragam.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meninjau secara sistematis bukti terkini mengenai hubungan antara praktik menyusui selama 1000 HPK dengan risiko stunting pada anak di bawah usia lima tahun.Metode: Tinjauan literatur sistematis dilakukan mengikuti pedoman PRISMA. Pencarian dilakukan pada database PubMed, ScienceDirect, dan ProQuest, dengan batasan tahun terbit 2020–2025. Seleksi artikel menggunakan kerangka PICOS, dan penilaian kualitas menggunakan instrumen dari Joanna Briggs Institute.Hasil: Sebanyak 12 artikel memenuhi kriteria inklusi. ASI eksklusif secara konsisten dikaitkan dengan penurunan risiko stunting. Inisiasi menyusui dini bersifat protektif, sementara menyusui lebih dari 12 bulan pada keluarga berpenghasilan rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko stunting akibat rendahnya keberagaman makanan. MP-ASI yang tidak memadai, berat badan lahir rendah, dan infeksi berulang turut memperburuk risiko.Kesimpulan: Praktik menyusui yang optimal selama 1000 HPK sangat penting untuk mencegah stunting. Keberhasilan menyusui perlu didukung oleh pendidikan ibu, pemberian MP-ASI yang sesuai, serta intervensi multifaktorial.Saran: Diperlukan program edukasi yang berkelanjutan bagi ibu mengenai praktik menyusui dan pemberian MP-ASI yang tepat, serta kebijakan yang mendukung intervensi lintas sektor untuk menanggulangi faktor risiko stunting secara komprehensif. Kata Kunci: menyusui, stunting, 1000 hari, MP-ASI, nutrisi dini, pertumbuhan anak ABSTRACT Background: Stunting remains a persistent public health issue in low- and middle-income countries, with long-term consequences for children's physical and cognitive development. Breastfeeding during the first 1000 days has been identified as a critical factor influencing linear growth, though previous studies have yielded mixed findings.Objective: This study aims to systematically review recent evidence on the relationship between breastfeeding practices during the first 1000 days and the risk of stunting among children under five.Methods: A systematic literature review was conducted using the PRISMA framework. Articles were retrieved from PubMed, ScienceDirect, and ProQuest, limited to studies published between 2020 and 2025. The PICOS model guided the inclusion criteria, and the Joanna Briggs Institute checklist was used for quality appraisal.Results: Twelve articles met the inclusion criteria. Exclusive breastfeeding was consistently associated with reduced stunting risk. Early initiation of breastfeeding had a protective effect, whereas prolonged breastfeeding beyond 12 months in poor households increased stunting risk, likely due to poor dietary diversity. Inadequate complementary feeding, low birth weight, and recurrent infections further compounded the risk.Conclusion: Optimal breastfeeding during the first 1000 days significantly reduces the risk of stunting. However, successful breastfeeding requires maternal education, appropriate complementary feeding, and multifactorial interventions.Suggestion: Sustainable maternal education programs and integrated policy support are essential to promote optimal feeding practices. Multisectoral interventions addressing nutrition, healthcare access, food security, and sanitation are recommended to effectively reduce stunting rates in vulnerable populations. Keywords: breastfeeding, stunting, 1000 days, complementary feeding, early nutrition, child growth